Quantcast
Channel: Olive's Journey
Viewing all 398 articles
Browse latest View live

Kepel, Buah Terlarang Rahasia Kecantikan Puteri Keraton Mataram

$
0
0

Awalnya ketika melihat buah serupa sawo bergerombol dan bergelantungan pada batang pohon yang menjulang di jalan masuk Rumah Ndekem beberapa bulan lalu, saya pikir itu semacam parasit yang menumpang hidup pada si pohon. Saya pun menebak – nebak buah itu tak bisa dikonsumsi karena yang sehari – hari melewati pekarangan itu sendiri tak menggubrisnya. Hingga minggu lalu saat kembali bertandang ke Rumah Ndekem dan melihat buahnya koq seperti menggoda untuk dipetik; saya jadi penasaran. Pun karena yang sehari – hari berkantor di situ menawarkan untuk mencoba mencicipi buah terlarang itu.

Stelechocarpus burahol, pohon kepel, pohon kepel, manfaat buah kepel, pohon langka di indonesia

Buah Kepel, sekepalan tangan dewasa

+ Kak, buah pohon itu dimakan?
– Iya. Aku pun baru tahu setelah bertahun di sini, baru tahun ini makan coba.
+ Rasanya gimana?
– Gak ada duanya. Gak bisa diungkapkan dengan kata – kata
+ Namanya buah apa kk, kepel?
– Iya, kepel.

Hmm .. kalau ada rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata, semacam orgasme donk? Eh, ini ngomongin apa sih? Kepel, buah terlarang yang bikin rasa melayang hahaha.

Jauh sebelum ibu Mooryati Soedibyo mengenalkan produk rahasia keraton yang dapat membuat tubuh semerbak dan kulit selembut puteri keraton, sedari dulu raja Mataram memerintahkan agar para perempuan keraton harus makan kepel agar tubuhnya selalu menebar wangi. Tapi, sejak Mataram masih bersatu, lalu terpecah oleh kesepakatan yang ditandatangani pada 13 Februari 1755 di Giyanti, hingga kekuasaan feodal masih melingkupi Jawa; kepel diharamkan ditaman dan tumbuh di luar pagar pekarangan istana. Begitu pula buahnya ketika matang, diperuntukkan bagi kalangan dalam keraton saja terutama para puteri keraton. Rakyat biasa tak layak untuk mencicipinya. Menanam pohonnya saja bisa terkena hukuman, apalagi memelihara dan menikmati buahnya; bisa kualat!

Harum tubuh perempuan keraton salah satu daya pikat bagi lelaki tak terkecuali para petinggi VOC yang dikenal dekat dengan keraton. Tidak bagi Raffles. Tawaran selir pribumi dari sultan sebagai pelicin agar Yogyakarta tak diusik tak menggoyahkan Gubernur Letnan Jawa itu. Hati Raffles bersetia kepada Olivia Mariamne. Ia memikirkan pandangan sekelilingnya jika sampai melakukan tindakan tak bermoral seperti itu. Pun bawahannya residen Yogyakarta, John Crawfurd. Inggris yang membawa pasukan Sepoy dari India, menggempur Yogyakarta hingga jatuh ke tangan Inggris pada Juni 1812.

Sir Joseph Dalton Hooker, Joseph Hooker, Hook.f. , Stelechocarpus burahol , manfaat buah kepel

Sir Joseph Dalton Hooker (dok. http://www.kew.org)

Jika Raffles tak tergiur oleh aroma kepel, berbeda dengan dua ahli botani Inggris Sir Joseph Dalton Hooker dan Thomas Thomson. Ketika melakukan ekspedisi ke Himalaya, mereka mendapati buah yang oleh masyarakat di tataran Sunda dikenal sebagai burahol. Nama inilah yang diadopsi saat memberikan nama ilmiah kepel Stelechocarpus burahol dan dipublikasikan dalam Flora of British India pada 1855.

Pohon kepel termasuk tanaman peneduh yang tingginya bisa mencapai 20 meter lebih. Tak serupa pepohonan lain yang buahnya menggantung di ranting atau dahan, buah kepel sangatlah bersahabat dan mudah dipetik di masa panen karena semua buah tumbuh bergerombol di batang besarnya. Kepel yang matang akan menjatuhkan diri ke tanah. Jika tak menemukan buah jatuhan di bawah pohonnya, sentuh dan goyang – goyanglah dengan lembut buah yang bergerombol pada batang pohon. Jika sudah matang, buahnya akan jatuh. Jika tidak, berarti belum waktunya panen.

Stelechocarpus burahol, pohon kepel, pohon kepel, manfaat buah kepel, pohon langka di indonesia

Tips memetik kepel yang matang pohon: digoyang pelan – pelan

Memakannya dengan membelah buahnya atau mengupas kulitnya. Buah yang matang, daging buahnya berwarna kuning dan harum. Keharuman yang terkandung dalam daging buah kepel inilah yang tak boleh dinikmati oleh masyarakat di luar keraton pada masa dulu. Daging buah kepel tak terlalu tebel. Kalah bersaing dengan 4 buah biji berwarna coklat dan besar – besar yang bersembunyi di balik daging buahnya.

Walau tipis, kandungan vitamin, nutrisi, dan antioksidan dalam daging buah kepel memberi manfaat bagi tubuh. Selain menghilangkan bau badan, memperlancar air kencing, dan membantu mencegah peradangan ginjal; ternyata kepel juga dari dipakai sebagai alat kontrasepsi alami perempuan keraton untuk mengatur jarak kelahiran. Fitoestrogen yang terdapat di daging buah kepel dapat membuat perempuan mandul dalam waktu tertentu.

Stelechocarpus burahol, pohon kepel, pohon kepel, manfaat buah kepel, pohon langka di indonesia

Bahagia itu sederhana, bisa menikmati buah terlarang 😉

Di masa kini, pohon kepel menjadi tanaman langka karena perlakuan istimewa yang diberlakukan di masa lalu. Beruntunglah saya bermain ke Rumah Ndekem yang jauh dari kawasan keraton dan di pekarangannya, mendapati pohon kepel yang sedang berbuah. Tanpa ragu saya menikmati harum dan manisnya beberapa buah kepel yang dipetik langsung dari pohonnya. Di lidah rasanya serupa gabungan mangga harum manis, sawo, dengan aroma bunga mawar.

Bersyukur menjadi perempuan kebanyakan yang lahir jauuhhh dari masa Mataram. Tak takut kualat untuk memetik dan menikmati kepel di luar tembok keraton, saleum [oli3ve].

Yang iseng dibolak – balik:

  • Raffles dan Invasi Inggris ke Jawa, Tim Hannigan, 2015
  • Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 Jilid 1, Peter Carey, 2011

Mengejar Tatung ke Singkawang

$
0
0

Turis tidak mau mengunjungi destinasi wisata yang jarak tempuhnya 3 (tiga) jam – [Arief Yahya, Menteri Pariwisata]

Lalu, apa yang membuat seseorang atau sekelompok orang rela meluangkan waktunya melakukan perjalanan jauh ke suatu tempat? Daya pikat, keunikan, pengalaman berbeda yang akan didapatkan di perjalanan. Rasanya itulah alasan yang meyakinkan saya melakukan perjalanan ke Kalimantan Barat minggu lalu demi melihat perayaan Festival Cap Go Meh Singkawang 2019. Mengejar Tatung!

tatung, tatung singkawang, cap go meh singkawang

Cap Go Meh (dari bahasa Hokkien) artinya hari kelima belas yang dihitung setelah memasuki Tahun Baru Cina atau Imlek. Dulu, di tempat asalnya di Tiongkok sana, perayaan Cap Go Meh yang dilakukan untuk menghormati Dewa Thai Yai diadakan tertutup hanya untuk keluarga istana dan kalangan tertentu saja. Namun setelah berakhirnya pemerintahan Dinasti Han, perayaan Cap Go Meh pun terbuka untuk umum.

Hal yang hampir sama terjadi di Indonesia. Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia baru merasakan kebebasan melakukan ritual keagamaan dan budayanya secara terbuka setelah pemerintahan Abdurrahman Wahid a.k.a Gus Dur mencabut aturan pemerintah terdahulu yang mengekang ruang gerak mereka selama 30 tahun. Sejak itu, perlahan Cap Go Meh mulai dikenal masyarakat luas dan menjadi perayaan yang meriah serta dinanti dimana – mana. Yang terbesar di Singkawang.

vihara tri dharma bumi raya, toa pe kong singkawang, cap go meh singkawang

Lautan manusia di Vihara Tri Dharma Bumi Raya

Kata Singkawang dalam bahasa Hakka dilafalkan sebagai San Khew Jong artinya kota di antara gunung dan laut. Sebuah kota di Kalimantan Barat yang mayoritas warganya keturunan Tionghoa Han (orang Hakka) sehingga saat berjalan kemana saja kuping akan selalu menangkap percakapan dalam bahasa Khek, bahasa keseharian orang Hakka. Nenek moyang mereka menapakkan kaki di wilayah Bengkayang sejak 1740 atas permintaan Sultan Sambas yang menginginkan tenaga terampil untuk dipekerjakan di tambang – tambang emas. Untuk sembahyang, pada 1878 mereka mendirikan sebuah pondok untuk menghormati Toa Pe Kong di tengah belantara di tempat sekarang berdiri Vihara Tri Dharma Bumi Raya, di simpang lima Singkawang. Dari pernikahan dengan warga setempat, para pekerja tambang dari Hakka ini pun beranak pinak, menjadi banyak, dan menyebar ke beberapa wilayah di Kalimantan Barat. Sehingga, di keseharian ritual agama dan kebudayaan yang dibawa dari tanah leluhur mereka pun berasimilasi dengan budaya lokal termasuk dalam perayaan Cap Go Meh.

vihara tri dharma bumi raya, toa pe kong singkawang, cap go meh singkawang

Kehadiran tatung membuat Cap Go Meh Singkawang berbeda. Tatung, orang pilihan yang menyediakan tubuhnya sebagai media untuk dimasuki arwah nenek moyang. Menjadi tatung adalah anugerah karena tatung pilihan dewa. Laki – laki, perempuan, orang dewasa bahkan anak – anak! Tidak diminta, tidak dipelajari tetapi diterima dan dijalani.

tatung anak - anak, tatung singkawang, tatung, cap go meh singkawang

Tatung anak – anak (dok. Syaiful Anwar)

Tatung ikon Cap Go Meh di Singkawang. Tak hanya satu, ada ratusan bahkan seribu lebih tatung akan berparade dan beratraksi pada puncak perayaan Cap Go Meh. Tak cuma keturunan Tionghoa, ada juga tatung Dayak dan Melayu. Membedakannya dari kostum, atribut, dan arak – arakan yang menyertainya saat berkeliling kota. Mereka mengenakan pakaian kebesaran seperti dewa dewi, pahlawan, kesatria tempo dulu meski ada juga yang mengenakan pakaian keseharian seperti jin sobek – sobek. Musik pengiringnya gong, krincingan, dan sorak penyemangat dari rombongannya.

tatung, tatung singkawang, cap go meh singkawang

Sehari sebelum Cap Go Meh, para tatung melakukan ritual bersih – bersih jalan. Pada hari itu, para tatung akan datang meminta restu Dewi Langit (Ket Sam Thoi) ke Toa Pe Kong  a.k.a Vihara Tri Dharma Bumi Raya agar jalan yang akan dilalui esok terbebas dari roh jahat dan kegiatan berjalan lancar. Jangan kaget, di prosesi bersih – bersih jalan dan saat parade para tatung akan beraksi menunjukkan kekebalan tubuhnya dari sayatan dan tusukan benda – benda tajam. Karenanya mereka pun harus menyiapkan tubuhnya selama seminggu jelang Cap Go Meh dengan berpantang daging termasuk tak boleh berhubungan badan. Mereka yang ingin menonton pun harus menyiapkan mental jika ingin melihat aksi – aksi tatung yang bikin begidik. Kalau pipi ditusuk jarum melihatnya mungkin bisa sedikit merem. Bagaimana jika melihat potongan besi masuk rongga mulut tembus ke pipi?  Saat menonton atraksi tatung, ingatlah untuk tidak membiarkan pikiran kosong agar tak kemasukan.

tatung, tatung singkawang, cap go meh singkawang

Tatung diarak menggunakan tandu yang dipasangi pedang atau paku sebagai tempat berpijak dan alas duduknya. Tak semua tatung ditandu. Ada juga yang berjalan kaki ditemani (bahkan dipegangi erat – erat) oleh pemandunya yang selalu siap membacakan mantera agar jalannya tetap terarah. Jika tidak, mereka bisa berjalan sesuka hati karena dirinya dikendalikan roh lain. Kalau berani cobalah perhatikan mata dan gerak – gerik tubuhnya.

tatung singkawang, tatung, cap go meh singkawang

Perhatikan matanya (dok. Syaiful Anwar)

Sebagian besar pandangan mereka kosong. Mulut mereka mengeluarkan air liur berlebih kadang terlihat sisa muntah menempel di sekitar mulutnya. Jika haus, minumnya darah segar yang diisap dari ayam hidup atau campuran air kembang. Kadang mata mereka merah menyala, memandang penuh amarah ke segala arah atau yang terlihat bola matanya putih saja. Menurut seorang kawan berjalan, tatung yang benar pembawaannya tenang karena yang dipanggil kan arwah – arwah orang baik pada masanya. Jika ada yang teriak – teriak dan ngamuk, itu kesurupan!

tatung, tatung singkawang, cap go meh singkawang

tatung, tatung singkawang, cap go meh singkawang

Para tatung yang datang dari vihara asalnya sedari subuh, harus mengakhiri parade ketika matahari tergelincir dari pucuk kepala. Saat dimana umat muslim bersiap untuk menjalankan salat zuhur. Jika aturan ini tak ditaati akan terjadi sesuatu yang tak baik bagi tatung. Secara nalar, di sinilah toleransi beragama dipertaruhkan. Akankah ego yang dikedepankan atau sikap saling menghargai? Parade tatung itu riuh dengan tetabuhan tambur dan gong serta kepulan asap dupa. Jika tak dihentikan, keriuhannya mengalahkan panggilan salat dari masjid. Ketika umat lain hendak menjalankan ibadahnya, baiknya kita saling menghargai dan memberi kesempatan untuk menikmati kekusyukannya. Di saat yang sama di tempat pelelangan yang didirikan terpisah dari jalur parade, panitia mulai mengadakan lelang persembahan Cap Go Meh yang diberikan para umat. Persembahan berupa kue keranjang, buah – buahan terutama jeruk dan pisang, babi yang sudah disembelih tapi masih utuh belum dipotong – potong hingga barang seperti kalung emas, sepeda motor yang sudah didoakan, dilelang dengan harga yang sangat tinggi. Pstt .. sekotak jeruk bisa dilelang 50 juta lho! Hitung sendiri berapa dana lelang yang terkumpul sehari itu. Hasil lelang ini nantinya dipakai untuk keperluan pembangunan kota Singkawang dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

tatung, tatung singkawang, cap go meh singkawang

Di ramainya manusia siang itu, saya bersua dua orang ibu yang datang dalam rombongan terpisah dengan membeli paket perjalanan Cap Go Meh Singkawang yang ditawarkan oleh biro perjalanan. Mereka datang dari Surabaya dan Jakarta. Paket perjalanan yang mereka beli meliputi tranportasi darat, penginapan, makan, dan tempat duduk di tribun untuk menyaksikan parade tatung.

tatung, tatung singkawang, cap go meh singkawang

Akulturasi budaya Tionghoa, Dayak, dan Melayu yang ditampilkan pada Festival Cap Go Meh di Singkawang menjadi lahan bisnis yang mumpuni untuk mendongkrak perekonomian dan pariwisata Singkawang. Momen ribuan tatung turun ke jalan adalah atraksi wisata menarik bagi warga lokal maupun pengunjung dari kota tetangga, luar pulau bahkan dari luar negara membanjiri Singkawang di keriaan Cap Go Meh yang tak dijumpai di tempat lain bahkan di negari asal Cap Go Meh, saleum [oli3ve].

Bertoleransi Lewat Keberagaman Rasa Kuliner Singkawang

$
0
0

Tingkat peradaban suatu bangsa dapat ditakar lewat perkembangan budaya yang bisa ditelusuri lewat seni, religi, bahasa, dan ilmu pengetahuan di dalam masyarakatnya. Agar tak lama berpikir dalam – dalam, jika waktu tak cukup banyak saat berkunjung ke suatu daerah, datanglah ke museum daerahnya. Kalau tak ada museum? Jelajahi saja kawasan kota tuanya. Cobalah berbincang dengan warga lokal yang usianya terlihat banyak dan matang berpikirnya. Tak bertemu juga? Nasibmu, Lip!

Oh, masih ada satu cara untuk meresapi makna perjalanan ke kota itu lewat seni mengecap rasa. Nikmati kuliner lokalnya! Belumlah lengkap berkunjung ke Singkawang bila lidah belum menikmati sajian lokalnya. Beberapa yang sempat dinikmati, yang sebagian saya jumpai di tenda kuliner Cap Go Meh karena tak punya waktu banyak untuk mengeksplorasi kota.

Che Hun Tiau
Kesejukan adalah kemewahan yang sangat didambakan saat sengat matahari teramat menusuk ubun – ubun. Karenanya Che Hun Tiau, cendol tradisional Tionghoa memanglah cocok dinikmati sebagai penganan pembuka untuk menyejukkan lidah dan kerongkongan. Tampilan cendolnya berbeda. Lebih serupa so’un, panjang – panjang berwarna putih. Rasa manisnya menambah energi untuk mencari sasaran berikutnya hahaa.

Kuliner Singkawang, Pesona Singkawang, Bubur Babi Singkawang, Kopi Singkawang, che hun tiau

Dalam semangkuk Che Hun Tiau berisi cendol, bubur ketan hitam, kacang merah, serutan es batu disiram kuah santan, gula aren, dan ditambahkan toping kue bongko (kue lapis berwarna hijau). Harganya tak mahal. Saya mendapatkannya di tenda kuliner Cap Go Meh dengan menukarkan 2 (dua) lembar kupon makan @Rp 5.000,-.

Choi Pan
Camilan kukus yang bentuknya serupa pastel ini biasa juga disebut Chai Kwe. Kulitnya terbuat dari campuran tepung beras dan sagu dengan 3 (tiga) pilihan isi bengkoang, kucai, dan talas. Choi Pan paling pas dinikmati selagi panas dicocol ke dalam kuah sambal.

Kuliner Singkawang, Pesona Singkawang, Bubur Babi Singkawang, Kopi Singkawang, Choi Pan

Rumah keluarga Thjia adalah tempat yang tepat untuk menikmati Choi Pan di Singkawang. Mereka membuka kedai di depan rumah dengan 2 (dua) meja panjang. Setiap pengunjung diperbolehkan masuk ke dapur melihat proses pembuatan Choi Pan. Sayang, saya baru mendapatkan informasi ini sepulang dari sana. Esok siangnya ketika kembali ke rumah itu usai melihat perarakan tatung, kedai mereka libur.

Bubur Babi Singkawang
42% warga Singkawang keturunan Tionghoa. Wajar jika di keseharian menu makanannya pun tak asing dengan daging babi. Sebagai penikmat kuliner non halal, tidaklah sopan jika ke Singkawang tak mencicipi seporsi Bubur Babi Singkawang.

Secentong nasi disiram dengan kuah air tajin yang sudah digunakan untuk merebus telur berkali – kali, diberi sayur hijau, potongan daging dan jeroan babi (tergantung selera), telur mata sapi rebus setengah matang, ditaburi bawang putih cincang, cacahan daun seledri, dan kerupuk kulit babi tentunya. Meski namanya bubur babi, boleh koq meminta dibuatkan bubur ikan atau sapi, atau menambahkan potongan ikan/udang/ daging sapi ke dalam bubur babi.

Kuliner Singkawang, Pesona Singkawang, Bubur Babi Singkawang, Kopi Singkawang, Bubur Babi Singkawang

Seporsi Bubur Babi dari Khian Hie yang saya dapatkan di tenda kuliner Cap Go Meh ini boleh ditukar dengan 4 (empat) lembar kupon makan @Rp 5.000,- jika dirupiahkan HANYA Rp 20.000,-. Murah banget dan wuenaaaaak!

Bakso Sapi Singkawang
Selain bubur babi, Bakso Sapi Singkawang juga wajib untuk dicicipi. Usai menonton arak – arakan tatung saya memilih duduk di Rumah Makan Yuin Lay 23 di belakang Masjid Raya Singkawang memesan seporsi Bakso Daging Sapi (mie-nya saya minta ganti dengan kwetiau) dan secangkir Jus Alpukat murni.

Kuliner Singkawang, Pesona Singkawang, Bubur Babi Singkawang, Kopi Singkawang

Meski bukan penggemar bakso, sajian siang itu tandas dalam sekejap. Rasa daging yang tersaji di semangkok Bakso Sapi 23 Singkawang sungguhlah nikmat untuk dilewatkan. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan pun tak terlalu besar. Semangkok bakso daging dengan tambahan babat seharga Rp 25.000,- dan jus murninya Rp 10.000,- saja.

Bubor Paddas a.k.a Bubur Pedas
Jika Manado punya tinotuan, maka orang Melayu di Sambas dan Serawak punya Bubor Paddas (sering disebut Bubur Pedas). Bubur berisi sayuran yang biasanya dinikmati di rumah – rumah kemudian merambah jadi jualan iseng di depan rumah untuk tetangga yang malas memasak. Jika ingin menikmatinya, Pontianak dan Singkawang, dua kota tempat Bubur Pedas mudah dijumpai.

Saya menampik ajakan makan Bubor Paddas ketika perut baru saja dipuaskan semangkok Bakso Daging Sapi. Tapi karena penasaran ingin tahu wujud dan rasanya, saat transit semalam di Pontianak saya melarikan diri ke Kedai Bubur Pedas Pa’ Ngah. Tempat yang banyak direkomendasikan pejalan sebagai tempat terbaik untuk menikmati Bubur Pedas.

Kuliner Singkawang, Pesona Singkawang, Bubur Babi Singkawang, Kopi Singkawang

Buburnya berwarna kecoklatan karena pengolahan beras sebelum dimasak menjadi bubur terlebih dahulu ditumbuk lalu disangrai bersama ketumbar dan lada. Ketika dimasak ditambahkan aneka sayuran seperti kangkung, tauge, daun kesum, daun pakis, wortel, dan potongan ubi jalar. Yang wajib hadir di semangkuk Bubur Pedas adalah daun kesum dan beras tumbuk yang disangrai. Tambahan sayuran dan bumbu pelengkapnya tergantung selera yang memasak. Bubur Pedas biasanya disajikan di piring atau mangkuk bersama teri dan kacang goreng.

Sayang, seporsi Bubur Pedas Pa’ Ngah seharga Rp 11.000,- di jelang siang itu menjadi pengalaman pertama berjumpa bubur pedas yang mengecewakan karena keterlaluan sekali asinnya. Entah karena tempat makannya sudah terkenal sehingga kualitas rasanya sudah tak diperhatikan lagi ataukah tekanan darah juru masaknya sedang tinggi.

Ngopi di Singkawang
Di perjalanan malam Pontianak – Singkawang, kami mampir meluruskan kaki di Warung Kopi Mekar di daerah Sui Pinyuh, Mempawah. Saya memesan secangkir kopi hitam. Menurut seorang kawan berjalan namanya Kopi Walet. Saya tak sempat bertanya ke pemilik warung, kopinya terbuat dari sarang walet ataukah mereknya walet karena rasanya tak serupa kopi pada umumnya. Jadilah saya membandingkannya dengan kebiasaan lidah menyesap arabika Toraja dan Gayo. Selain kopi, di warung kopi ini juga tersedia beberapa jenis penganan tradisional seperti Lepat Lau, Lemper, Ketupat Pedas, dan Pengkang sebagai teman ngopi.

Kuliner Singkawang, Pesona Singkawang, Bubur Babi Singkawang, Kopi Singkawang, Lepat Lau, Kantung Semar

Namanya tergantung bentuknya Lepat Lau, Kantung Semar, entah apalagi

Kuliner Singkawang, Pesona Singkawang, Bubur Babi Singkawang, Kopi Singkawang, Ketupat Pedas

Ketupat Pedas

Di pusat Singkawang, tak jauh dari Vihara Tri Dharma Bumi Raya ada beberapa kedai kopi yang bisa disambangi. Dari gerobak kopi abang – abang di pinggir jalan yang menyediakan bangku – bangku bakso, hingga warung kopi yang mengkhususkan menjual kopi dan kawan – kawannya.

Dua tempat yang banyak dikunjungi pejalan adalah Toko Kopi Nikmat dan Kopi Tiam Rusen. Kalau kamu penikmat kopi sejati dan senang berimaji dengan rasa, mampirlah ke kedai kopi tempo dulu yang telah ada sedari 1930an; Toko Kopi Nikmat. Namun jika kamu penikmat suasana, Kopi Tiam Rusen pilihan yang baik. Rusen, kedai kopi kekinian bergaya tempo dulu yang dibuka pada awal Desember 2017 di sebuah gedung tua bekas penginapan Rusen. Siang itu saya mampir ke Rusen demi satu cup Es Jeruk Tiga Asam, campuran dari jeruk fermentasi, jeruk limau, dan jeruk kunci.

Kuliner Singkawang, Pesona Singkawang, Bubur Babi Singkawang, Kopi Singkawang, Kopi Tiam Rusen

Jeruk Tiga Asam, tersejuk di Kopi Tiam Rusen

Kedatangan saya ke Singkawang terlalu sebentar. Tak banyak waktu untuk menjelajahi kotanya dan menikmati kuliner lokal di kedai – kedai makannya. Semoga satu waktu nanti berkesempatan untuk kembali menyusuri jejak masa di kota ini, saleum [oli3ve].

Singkawang, Tiongkok Lalu di Masa Kini

$
0
0

Satu jam perjalanan meninggalkan Singkawang menuju Pontianak siang itu rasanya sudah diisi berjam – jam tidur tapi pemandangan di luar ketika mata terbuka tak jua berubah. Hamparan pohon kelapa dan kebun karet berlarian di kiri kanan jalan yang dilintasi. Tampak pula kelenteng dan rumah – rumah kayu sederhana yang berdiri berjauhan dengan tetangganya lalu pemandangan berulang lagi dengan pepohonan kelapa dan karet. Saat yang lain menikmati tidurnya, saya yang memilih duduk di bangku belakang beberapa kali terbangun karena goncangan. Jalan aspal yang mulus membuat sopir melajukan kendaraan dengan kecepatan di atas rata – rata. Ketika melalui jalan yang bergelombang lajunya tak dikurangi sehingga goncangan di bagian belakang terasa tak nyaman. Meski beberapa kali sengaja ber-aduh! aduh! sopirnya hanya melirik lewat kaca spion dan kejadian itu terulang beberapa kali. Mungkin dirinya lupa di belakang ada makhluk hidup, tak hanya tumpukan koper dan tas. Atau, bisa jadi memang tak terlihat sosok manusia hehe.

bundaran 1001 ai singkawang, ikon singkawang, pesona singkawang

Bundaran 1001 AI Singkawang dengan 3 patung yang mewakili 3 etnis besar di Singkawang: Tionghoa, Melayu, dan Dayak (dok. Syaiful Anwar)

Ketika terbangun untuk ketiga kalinya laju kendaraan melambat, terhalang sebuah bus antar kota yang berjalan lambat – lambat di depan. Kendaraan pun turut berhenti di belakang bus berwarna hijau yang menepi demi memberi sedikit jalan untuk kendaraan lain melintas saat ia menurunkan penumpang. Melihatnya, membawa ingatan pada kisah Phang Djun Phen, sopir bus Singkawang – Pontianak pada tahun 1960an yang pernah terbaca ketika melintas di linimasa media daring. Phang Djun Phen anak buruh kebun karet di Bengkayang. Untuk menunjang kebutuhan ekonomi keluarga, di sela pekerjaan menyadap karet ayahnya menyambi sebagai tukang jahit di Sui Bathong (sekarang Pasar Sungai Betung). Meski sudah bekerja banting tulang, sang ayah hanya sanggup menyekolahkan Phang Djun Phen hingga menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Nam Hua – sekolah khusus keturunan Tionghoa – di Singkawang masa itu.

Mata sudah enggan diajak terpejam. Ingatan pada Phang Djun Phen membuat saya pun mengingat – ingat perjalanan di Singkawang kemarin. Mencoba merunut kisah lalu dari kota seribu kelenteng lewat jejak – jejak tinggalan masa yang sempat dikunjungi selama 2 (dua) hari di Singkawang.

Rumah dan Kantor Dagang Xie Hiap Seng
Salah satu orang sukses yang tinggalannya masih bisa dijumpai dan dinikmati tak hanya oleh keturunannya tapi juga penikmat sejarah yang datang ke San Khew Jong (kini Singkawang) hingga hari ini adalah Xie Shou Chi (baca: Chia Siu Si). Seperti umumnya para perantau dari negeri Tiongkok masa itu, di awal abad ke-20, Xie datang ke Singkawang untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Bersama kawan – kawannya, Xie membabat belantara untuk dijadikan lahan pertanian yang ditanami dengan tumbuhan dan tanaman yang memiliki nilai jual.

rumah keluarga thjia singkawang, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang

Deretan tiga bangunan utama di komplek rumah keluarga Thjia

Kerja keras tak mengkhianati hasil! Keuletan dan ketekunan Xie lambat laun menunjukkan hasil. Dari petani, Xie merambah dunia dagang. Dikumpulkannya hasil kebun dan dijual hingga ke Malaysia dan Singapura. Namanya pun tersohor dan dihormati tak hanya oleh warga sekitar tapi juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Oleh Belanda, Xie mendapat hibah sebidang tanah di tepi Sungai Singkawang tempat membangun rumah dan kantor dagangnya. Pada 4 Februari 1902, komplek Xie Hiap Seng yang dirancang oleh arsitek dari Tiongkok yang memadupadankan desain klasik Tiongkok dan Eropa dengan bahan utama kayu ulin dibangun. Dilihat dari fungsinya, ada 5 (lima) bangunan di dalam komplek itu. Tiga bangunan dua lantai sebagai bangunan utama berderet di bagian depan terdiri atas 1 (satu) bangunan di tengah yang lantai bawahnya lapang sebagai gudang sementara untuk hasil bumi yang akan diangkut/diturunkan ke/dari kapal. Gudang diapit 2 (dua) bangunan kantor di kiri kanannya. Di bagian belakang bangunan kantor terdapat 1 (satu) bangunan serupa barak berbentuk huruf U dengan banyak pintu yang dihubungkan dengan lorong berlantai kayu untuk rumah tinggal keluarga. Tepat di belakang gudang, dibangun pula ruang rapat. Di antara lima bangunan itu terdapat taman – taman yang berfungsi sebagai resapan air.

rumah keluarga thjia singkawang, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang

Ruang rapat yang kini menjadi ruang sembahyang dilihat dari bekas gudang

Untuk memudahkan distribusi hasil pertaniannya, Xie pun membangun dermaga di depan rumahnya. Saya membayangkan pada masa itu dermaga Xie Hiap Seng disibukkan hilir mudik junk – junk yang mengangkut hasil bumi, bergantian membuang dan mengangkat sauh di sana. Tentulah keseharian di kawasan itu sangat ramai. Kini, semua itu hanya bisa dibayangkan lewat imaji. Tak ada lagi tumpukan hasil bumi di dalam gudang yang telah menjadi ruang pertemuan yang dibiarkan lowong. Dua bangunan di kiri kanannya menjadi rumah tinggal mengikuti fungsi bangunan huruf U yang berderet di belakangnya. Sedang ruang rapat menjadi ruang sembahyang keluarga.

rumah keluarga thjia, dermaga keluarga thjia, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang

Membayangkan dulu junk – junk berjejer mengantri untuk membuang dan mengangkat sauh di Dermaga Xie Hiap Seng

Di komplek yang telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya pada 2010 tersebut masih ditinggali keluarga Xie dari keturunan keempat hingga ketujuh. Meski sebagian besar anggota keluarganya sudah berpencar keluar kota, pulau hingga luar negeri; saat Imlek dan Cap Go Meh mereka biasanya berkumpul di rumah yang dikenal sebagai Rumah Keluarga Thjia.

Bila ke Singkawang, sempatkanlah berkunjung ke rumah keluarga Tjhia yang kini menyempil di ujung Gg Mawar No 36 di belakang deretan ruko – ruko di Jalan Budi Utomo. Mampirlah ke kedainya dan nikmati Choi Pan buatan keluarga Xie sembari berimaji ke masa –masa suara riuh memenuhi dermaga yang dahulu ada di depan kedai itu.

Toa Pe Kong
Sewaktu Sultan Sambas mengijinkan para pekerja dari Tiongkok datang bekerja di tambang – tambang emas di Monterado (kini wilayah Bengkayang), mungkin saja tak terpikir satu hari nanti mereka akan menetap, menyebar, serta beranak pinak di Kalimantan Barat. Pun kehadiran mereka tentu saja membawa serta kebiasaan – kebiasaan di keseharian seperti selera lidah ketika mengolah makanan,  adat istiadat, waktu untuk berdiam, mengingat, dan mendoakan leluhur.

Sebuah pondok sederhana yang mereka dirikan untuk tempat mengaso di tengah perjalanan ke tempat menambang, perlahan dipakai pula sebagai tempat sembahyang. Waktu itu mereka menjalankan ritualnya mengikuti dorongan hati saja. Hingga satu waktu datanglah seorang bernama Lie Shie yang memahami ritual keagamaan dari Tiongkok. Ia membawa serta patung Dewa Bumi Raya untuk ditempatkan di tempat sembahyang sehingga sebuah pondok baru yang disesuaikan dengan keperluan sembahyang dibangun menggantikan pondok yang lama pada 1878. Karena sebelumnya tak ada dewa lain yang ada di sana, Dewa Bumi Raya-lah yang kemudian menjadi dewa yang dipuja di kelenteng itu atau dikenal dengan istilah Toa Pe Kong.

vihara tri dharma bumi raya singkawang, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang, toa pe kong

Vihara Tri Dharma Bumi Raya dengan menara Masjid Raya tampak di belakang

Jika ingin menjumpai Toa Pe Kong yang dibawa Lie Shie lebih dua abad lalu itu, datanglah ke Vihara Tri Dharma Bumi Raya di simpang lima Singkawang. Jangan mencari pondok yang dahulu didirikan para penambang. Ia sudah digantikan oleh bangunan permanen yang dibangun awal 1930an. Serupa dengan Rumah Keluarga Thjia, bangunan ini pun ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2010.

Masjid Raya Singkawang
Berjalan sedikit ke belakang Vihara Tri Dharma Bumi Raya akan terlihat menara Masjid Raya Singkawang. Tanah tempat masjid itu berdiri dahulu milik Bawasahib Maricar, saudagar dari India yang awalnya datang berdagang ke Singkawang pada 1850 tapi kemudian memilih untuk tinggal. Dahulu seorang kaya yang punya pengaruh dalam komunitasnya diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menjadi pemimpin yang menjadi perpanjangan tangan Belanda dalam menjalankan aturan pemerintahannya. Karenanya, pada 1875 Bawasahib diangkat sebagai pemimpin orang – orang India di Singkawang dengan gelar Kapitan India.

masjid raya singkawang, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang

Masjid Raya Singkawang sekarang setelah direnovasi di 2008

Bangunan masjid raya yang ada sekarang sudah sangat jauh berubah dari bangunan awal yang didirikan pada 1885 oleh Bawasahib karena sudah beberapa kali mengalami perbaikan dan perubahan bentuk bangunan. Yang tampak sekarang bangunan yang selesai direnovasi pada awal 2008.

Paroki Santo Fransiskus Asisi
Ketika misionaris mulai masuk ke Singkawang, mereka mendirikan rumah ibadah, rumah sakit, dan sekolah untuk keperluan misi dan pelayanan dalam masyarakat. Kelompok misionaris pertama yang datang dari ordo Yesuit. Singkawang masa itu hanya dijadikan daerah kunjungan saja. Hingga pada 1874 setelah beberapa kali mampir, Pater de Vries berinisiatif mendirikan sebuah bangunan sederhana dari kayu yang diperuntukkan sebagai tempat ibadah. Umatnya, orang – orang Tionghoa perantau. Di kunjungan – kunjungan berikutnya Pater de Vries perlahan menambahkan ruang untuk pastor.

paroki santo fransiskus asisi singkawang, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang

Pada 1885 ketika Singkawang menjadi pusat paroki untuk kawasan Borneo Barat – Belitung, Pater W.J. Stall, S.J. diangkat menjadi pastor paroki pertama sebelum beliau ditarik kembali ke Batavia (sekarang Jakarta) dan menjadi Vikaris Apostolik Batavia pada 1893 hingga meninggal pada 1897. Di awal 1900 gereja sempat mengalami kekosongan pastor hingga gereja lama ambruk pada akhir 1904. Bangunan yang kini masih berdiri dan dipakai sebagai tempat ibadah umat katolik di Jl Diponegoro No 1 Singkawang adalah bangunan gereja yang direnovasi pada 1925.

Melangkah ke dalam ruang gereja umat akan melewati tiga pintu: pintu utama, pintu koboi, dan pintu pemisah antara ruang umat dengan foyer. Daun pintu koboi diikat ke dinding agar tak buka tutup dan menghalangi gerak orang keluar masuk, sedang pintu di bagian tengah daunnya sengaja dibuka lebar – lebar. Pintu ini menghadap langsung ke sanctuarium (ruang altar). Bangku – bangku kayu panjang tertata rapi di depannya. Di atasnya langit – langit yang melengkung tinggi dengan kisi – kisi lubang udara di bawahnya.

paroki santo fransiskus asisi singkawang, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang

Ruang umat dan sanctuarium dilihat dari lantai atas

Sepuluh pasang pilar menopang berdirinya ruang ibadah, padanya tergantung masing – masing satu buah kipas angin untuk menambah sejuk ruangan. Jika menyusuri dinding ruang ibadah, akan tampak relief jalan salib tergantung di antara dua jendela berdaun tinggi dan lebar. Bila tak salah merekam jejak, terdapat empat ruang pengakuan dosa yang masing – masing menempel di sisi kiri dan kanan ruang ibadah. Di ujung kanan dari pintu masuk, terdapat sebuah tangga ke ruang atas. Sebuah ruang yang diperuntukkan sebagai ruang tambahan untuk umat dan ruang kecil untuk membunyikan lonceng gereja yang menggantung di atas menara. Bangunan dua lantai yang terbuat dari kayu ulin dan diberkati pada 5 Desember 1926 ini telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kalimantan Barat pada 2010.

paroki santo fransiskus asisi singkawang, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang

Tangga ke lantai dua (dok. Syaiful Anwar)

Gedung Metropole
Ketika berjalan dari Vihara Tri Dharma Bumi Raya ke Paroki Santo Fransiskus Asisi, kami melewati sebuah bangunan yang dibiarkan tak terawat. Melihat wujudnya yang terbayang Bioscoop Metropool di Batavia (sekarang Metropole XXI Jakarta). Dua bangunan itu seperti kembar. Mungkinkah perancang bangunan bergaya art deco di Singkawang itu juga Liauw Goan Seng? Entah, informasi tentangnya tak banyak.

gedung metropole singkawang, bangunan cagar budaya singkawang, pesona singkawang

Di bagian atas gedung terdapat angka 1954, mungkin tahun berdiri atau selesainya dibangun. Satu tinggalan masa yang dibiarkan terbengkalai di tengah kota. Jika saja direnovasi dan dikembalikan ke fungsinya seperti dahulu, bisa jadi tempat yang menyenangkan buat warga kota untuk bersua.

Hari ini, siapa yang tak kenal dengan nama Phang Djun Peng? Gak ada!! Bagaimana dengan nama Prayogo Pangestu? Yup, Phang Djun Peng a.k.a Prayogo Pangestu, sopir bus Singkawang – Pontianak yang namanya telah menyibukkan pikiran saya beberapa siang lalu mencoba merunut kepingan masa di sisa perjalanan Singkawang – Pontianak, saleum [oli3ve].

Yang dibolak – balik:

  • Cina Khek di Singkawang, Hari Poerwanto, 2014
  • Kalimantan Tempo Doeloe, Viktor T. King, 2013

 

Hotel Paviljoen Soerabaia dan Keramahan Rumah Tempo Doeloe

$
0
0

Kadang – kadang kesalahan tak melulu berakibat fatal. Pasti dan selalu ada hikmah di balik setiap perkara asal kita mau menelaahnya dengan hati tenang dan lapang. Ini terjadi dua minggu lalu ketika saya melakukan kesalahan dalam memesan kamar untuk menginap di Surabaya. Entah karena terlalu banyak membaca referensi penginapan di sana – sini atau bisa jadi karena memori sudah kepenuhan dan hanya menyimpan ulasan terakhir yang dibaca. Niatnya menginap di rumah engkong di Kapasan malah memesan kamar di Hotel Paviljoen! Anehnya setiap ada yang bertanya nanti ‘nginap dimana? Jawaban yang terlontar pasti di rumah engkong!

hotel paviljoen surabaya, hotel murah di surabaya, bangunan heritage surabaya

Saya baru tersadar dari kekeliruan ketika kendaraan yang mengantarkan dari Juanda berhenti di depan gerbang Hotel Paviljoen. Lho, rumah engkong koq jadi begini? Ketika masih di beranda yang terpikir  mungkin bagian depan rumah ada perubahan. Namun makin melangkah ke dalam rumah, semakin jelas memang keliru! Tapi yasudahlah .. selagi suasana hati tenteram dan diri sedang ingin bersantai saja, saya memutuskan untuk menginap semalam di Hotel Paviljoen.

Kalaupun ada yang perlu disalahkan, mungkin ulasan seorang pejalan luar yang melekat di memorilah yang harus dikomplen. Kata dia, jika kamu tak sanggup untuk membayar tarf kamar semalam di Hotel Majapahit yang bersejarah itu, pergilah ke Hotel Paviljoen. Hotel tertua kedua di Surabaya yang dibangun pada 1917. Jaraknya hanya sepelemparan batu dari saudara sepupunya itu.

hotel paviljoen surabaya, hotel murah di surabaya, bangunan heritage surabaya

Bayarnya boleh pas check out koq 😉

Di sinilah saya sekarang. Mencocokkan data dengan menyerahkan KTP kepada mas – mas yang bertugas menerima tamu siang itu. Selagi menunggu masnya melihat – lihat KTP yang saya sodorkan, mata terantuk pada tulisan yang diselipkan di atas meja. Tulisan yang dicetak dengan huruf besar – besar, dilaminating, dan diselipkan di balik kaca: Maaf. Di tempat kami, Hotel Paviljoen, tidak menerima tamu menginap penduduk dari kota Surabaya. Tentu saja ada tujuan aturan itu sengaja dipajang di meja penerimaan tamu. Tahu kan kenapa?

Saya memilih kamar Superior A dengan fasilitas AC, TV, dan kamar mandi di dalam menggunakan hot shower. Tarif Rp 250.000,-/malam  sudah termasuk pajak, sarapan continental style ala Belanda untuk 2 (dua) orang berupa: roti tawar, selai, mentega, telur rebus, dan teh/kopi serta 2 (dua) botol air mineral ukuran 660 ml sebagai komplimen. Kamar lain yang setipe adalah Superior B dan Superior C, yang membedakan luas kamar dan tarifnya saja. Kamar paling murah Standard Rp 170.000,-/malam dengan kipas angin, TV, dan kamar mandi di dalam tanpa air panas. Khusus Superior B dan C boleh diisi 3 (tiga) orang tanpa dikenakan biaya tambahan. Oleh masnya (saya lupa bertanya namanya siapa), saya diberi kunci kamar nomor 11, dan diantarkan oleh mas – mas lainnya ke depan kamar.

hotel paviljoen surabaya, hotel murah di surabaya, bangunan heritage surabaya

Kamar saya menghadap ke taman – semua kamar di hotel ini dibuat mengitari taman kecil di tengah bangunan rumah, kecuali beberapa kamar tambahan berukuran kecil di belakang, menghadap pagar tembok – memiliki teras yang dilengkapi dengan meja dan bangku untuk bersantai. Walau sebenarnya, bila diperhatikan pintu kamar saya sedikit berhadapan dengan pintu kecil untuk menjangkau sumur. Gak pernah kan nginap di hotel yang punya sumur? Kalau di kampung sih punya sumur di belakang rumah 😉 Sumurnya untuk apa? Jadi kalau ‘nginapnya berlama – lama dan ingin mencuci pakaian sendiri, silakan mencuci di sumur. Aturan itu jelas tertulis di dalam kamar mandi, peringatan untuk tidak mencuci di wastafel 😉

hotel paviljoen surabaya, hotel murah di surabaya, bangunan heritage surabaya

Di dalam kamar terdapat ranjang double bed yang seprainya wangi juga selimut dan handuk. Sebuah meja kerja serupa meja belajar semasa sekolah dulu dengan sepasang bangku kayu ditempatkan di depan pintu masuk. Di samping pintu kamar mandi diletakkan lemari pakaian ukuran jumbo dengan cermin menempel di daun pintunya yang lebar. Untuk hiburan, sebuah TV layar datar ukuran 20” menggantung di dinding di depan ranjang. Tetangga kamar di samping kanan bule, dua kamar di samping kiri diisi mas – mas yang dari menguping dengar perbincangan pagi mereka saat sarapan adalah tenaga penjualan perkakas rumah tangga dari Jawa Tengah yang sedang mengadakan pameran di Surabaya.

hotel paviljoen surabaya, hotel murah di surabaya, bangunan heritage surabaya

 

hotel paviljoen surabaya, hotel murah di surabaya, bangunan heritage surabaya

Suasananya serupa di rumah nenek. Terlebih ketika malam, mas – mas sebelah kamar asik ngobrol di teras lalu semua berubah senyap pada pk 22.00. Pun secara letak, posisi kamar saya hampir serupa dengan kamar yang saya tempati di Majapahit pertengahan tahun lalu. Karena sore itu ada janji keluar makan bersama kawan, setelah beristirahat sebentar di kamar dan mandi; saya bergeser ke ruang tamu menanti jemputan.

Secara bentuk dan fungsi, bangunan hotel masih menyisakan bentuk bangunan lamanya dan juga fungsi awalnya dibangun dahulu sebagai hotel kelas melati. Ruang tamunya serupa ruang tamu rumah – rumah tempo dulu dengan 3 (tiga) set sofa, 1 (satu) set meja makan, serta beberapa lemari kayu untuk pajangan. Ruang resepsionis yang berada di ujung ruang tamu sepertinya tak banyak berubah. Tiga buah pintu ruang kamar yang besar – besar, aksesnya ke ruang tamu ini. Sayangnya, lantai dan dinding ruangan sudah berganti dengan ubin berwarna putih.

hotel paviljoen surabaya, hotel murah di surabaya, bangunan heritage surabaya

Hotel Paviljoen
Jl Genteng Besar No 94 – 98 Surabaya
Telepon +62-31-534-3449
HP (WhatsApp) +62-812-1670-7425

Menginap di sini tak akan membuatmu kelaparan. Hotel Paviljoen berdiri tak jauh dari Pasar Gubeng, di jantung Surabaya sederetan dengan toko – toko buah tangan. Jika sarapan yang disedikan hotel dirasa masih kurang, di samping kanan hotel ada warung kopi yang juga menjual bubur ayam. Bubur ayamnya enak, mereka juga menjual nasi bungkus. Kalau ingin berlelah sedikit, kamu bisa menyusuri jalan – jalan di sekitarnya untuk menemukan kedai – kedai makan yang berada di perkampungan di belakang hotel. Salah satu kedai yang selalu menjadi incaran saya adalah kedai Rujak Cingur dan Sop Buntut Genteng  Durasim. Rujak Cingur dan Sop Buntutnya juara!

hotel paviljoen surabaya, hotel murah di surabaya, bangunan heritage surabaya

Teringat sarapan masa kecil di rumah, roti dan selai nanas bikin sendiri 😉

Di malam hari jika mendadak lapar, di depan hotel ada tenda ikan bakar yang pengunjungnya selalu mengantre untuk makan. Boleh koq pesan makanan dari tenda depan dan minta ijin duduk makan di lobi. Tak hanya kuliner yang dekat dari jangkauan. Beberapa destinasi wisata sejarah Surabaya juga bisa disusuri dengan berjalan kaki dari Hotel Paviljoen, saleum [oli3ve].

A Private War: Perang Batin Jurnalis Sejati, Marie Colvin

$
0
0

Enam orang lelaki bersenjata mengendap – endap keluar dari hutan. Di tengah – tengah mereka berjalan seorang perempuan berambut pirang yang baru saja bersua dengan pemimpin mereka di sarang Macan Tamil – kawasan terlarang bagi jurnalis – di hutan Vanni, Sri Lanka. Malam mulai pekat. Di sebuah lahan terbuka yang tampak serupa kebun sayuran, langkah mereka dihadang oleh tentara pemerintah Sri Lanka yang meringsek dari depan. Tak ada jalan untuk menghindar karena hanya itu satu – satunya jalan yang harus dilalui untuk sampai ke tujuan. Perempuan itu berlari keluar dari barisan. Ia berdiri di tengah kebun sayur, mengangkat tangan, dan berteriak memperkenalkan dirinya,”Journalist!

a private war, marie colvin, war journalist

Teriakannya disambut salakan senapan dan .. booom!

Tubuh perempuan itu limbung, terjerembab mencium tanah. Granat yang dilontarkan tentara Sri Lanka tepat sasaran. Darah mengalir memenuhi mukanya. Di rumah sakit, meski mengalami luka serius ia berkeras mengejar tenggat waktu menuliskan apa yang telah dilihat, didengar, dan mengirimkan tulisannya pada editornya yang was – was menanti kabar terbaru darinya. Perempuan itu, Marie Colvin. Jurnalis Amerika yang bekerja sebagai Foreign Affairs Correspondent untuk koran London; Sunday Times. Minggu kedua April 2001 kala itu, ia berkeras ke Sri Lanka walau Sean Ryan (Tom Hollander), editornya, menugaskannya ke Palestina. Demi menyampaikan kebenaran untuk membuka mata dunia akan banyaknya korban dan kelaparan yang melanda warga sipil akibat perang saudara di Tamil; Marie Colvin (Rosemund Pike) harus merelakan kehilangan penglihatan pada mata kirinya.

a private war, marie colvin, jurnalis perang

Dua tahun kemudian, sepulih dari perawatan Marie Colvin kembali ke medan perang. Sebelah matanya ditutup bak bajak laut yang kemudian menjadi ciri khasnya. Senjatanya buku catatan, pulpen, keberanian (disertai kenekatan), dan tekad untuk menjadi saksi kebenaran yang terjadi di antara desing peluru yang sewaktu – waktu bisa mencabut nyawanya. Ia memilih Paul Conroy (Jamie Dornan), fotografer lepas untuk menemaninya meliput penggalian kuburan massal yang ditemukan di Fallujah, Irak. Emosinya diaduk – aduk bersama keluarga korban yang harap – harap cemas jasad siapa gerangan yang akan terangkat dari dalam tanah. Adakah mereka akan menjumpai ayah, ibu, atau saudara mereka yang telah menghilang lebih dari 10 tahun dari dalam sana?

Respect! Please respect! – [Marie Colvin]

Colvin mengalami post traumatic stress disorder (PSTD), trauma pasca kejadian di Sri Lanka yang selalu ia tampik. Peristiwa tragis yang dilihatnya di lapangan mengikutinya terus menerus. Ketika pulang ke apartemennya di London, ia sering melihat pemandangan yang dilihatnya di medan pertempuran. Di kamarnya, beberapa kali ia melihat jasad anak perempuan yang dilihatnya di Irak, terbaring di atas ranjangnya. Ketika mimpi buruk itu datang, Colvin menenangkan dirinya dengan menenggak banyak vodka dan lebih sering mengisap rokok. Kebiasaan yang membuat hati Rita Williams (Nikki Amuka-Bird), sahabat dekatnya; retak dan membujuk Colvin segera mencari psikolog yang dapat membantunya mengatasi PSTD-nya.

a private war, marie colvin, war journalist

You’ve seen more war than most soldiers, you have to take it seriously. – [Paul Conroy]

Sebagai mantan tentara, Conroy memahami apa yang dialami oleh rekan kerjanya. Ia mendatangi Colvin ke pusat rehabilitasi. Pada Colvin ia memberi pemahaman tak hanya tentara yang melihat dan mengalami peristiwa traumatik di medan perang seperti anggapan Colvin yang bisa mengalami PSTD. Sebagai jurnalis yang lebih banyak berada di daerah konflik, setiap detail peristiwa yang dilihat dan dirasakan Colvin, terekam dengan baik di memorinya.

a private war, marie colvin, jurnalis perang

It doesn’t matter what type of plane just bombed a village. What important is the human cost of the act. People connect with people! – [Marie Colvin]

Keluar dari pusat rehabilitasi, Colvin tetap berkeras untuk meliput di wilayah konflik. Tak digubrisnya permintaan Sean Ray untuk tidak lagi pergi ke tempat yang membahayakan dirinya. Baginya kabar dari medan perang bukan tentang pemerintah yang bertikai, jenis senjata dan kecanggihan peralatan perang yang dipakai, atau pasukan yang ada di sana. Colvin tak peduli dengan semua itu! Tapi warga sipil, laki – laki, perempuan, anak – anak hingga orang dewasa tak berdosa yang hidupnya diporak – porandakan oleh perang yang mesti diketahui dunia yang menggerakkan Colvin berada di garis depan meski untuk mendapatkan kisah itu ia harus mempertaruhkan nyawanya. Kepada Kate Richardson (Faye Marsay) rekan jurnalis yang sama – sama meliput di medan perang, Colvin yang terinspirasi Martha Gellhorn – istri ketiga Hemingway – dengan bukunya The Face of War; mengingatkan tentang hubungan antar manusia. Karenanya selalu ada cerita yang menarik baginya untuk diangkat dari kehidupan orang – orang yang ada di wilayah konflik.

a private war, marie colvin, war journalist

Sebelas tahun kehidupan Marie Colvin (2001 – 2012) dalam penugasan sebagai jurnalis dan koresponden perang di beberapa wilayah konflik diangkat ke layar lebar oleh sutradara Matthew Heineman lewat biopic, A Private War. Skenarionya ditulis oleh Arash Amel berdasarkan tulisan Marie Brenner di Vanity Fair pada 2012, Marie Colvin’s Private War.

No one in their right mind would do what you do. You have a god given talent for making people stop and care. – [Sean Ryan]

Colvin menikmati pekerjaannya yang penuh resiko di Timor Timur, Afganistan, Irak, Libya, dan Sri Lanka dimana ia terkena granat yang menyebabkan kerusakan pada mata kirinya. Di usia 35 tahun, Colvin menjadi jurnalis asing pertama yang berhasil mewawancarai Moammar Khadafy. Beberapa kali ia bersua dengan Khadafy hingga di salah satu scene, pemimpin Libya itu berseloroh Colvin adalah perempuan yang membuatnya nyaman berbincang. Lebih dari Condi Rice (Condolleeza Rice, mantan sekertaris negara AS), kata Khadafy.

a private war, marie colvin, muammar khadaffi

A Private War tak hanya menampilkan ketangguhan dan keberanian Colvin. Juga mengulas kepedihan dan ketakutan – ketakutan hingga depresi yang dialaminya karena masalah asmara pun kekalutan dalam dirinya. Keinginannya untuk memiliki anak setelah mengalami dua kali keguguran tak akan pernah kesampaian meski dirinya pernah berusaha dengan Patrick Bishop mantan suaminya yang juga seorang jurnalis untuk ikut program in – vitro fertilization (IVF). Colvin yang takut menjadi tua juga takut mati muda. Karena sering melihat orang – orang yang kelaparan, ia menghentikan program dietnya dan memilih menikmati serta menghabiskan makanannya.

a private war, marie colvin, war journalist

Gambar terakhir Marie Colvin didokumentasikan oleh Paul Conroy di Homs, Suriah pada 18 Februari 2012

A Private War ditutup dengan alunan suara Annie Lennox membawakan Requiem for A Private War dengan Conroy yang terluka menangisi tubuh Colvin dan fotografer Perancis, Remi Ochlik (Jérémie Laheurte) yang terbujur kaku setelah bangunan tempat para jurnalis asing dibombarbir pasukan Bashar al-Assad di Homs, Suriah. Marie Colvin mengakhiri tugasnya di tempat tugas yang selalu membuatnya “nyaman” pada 22 Februari 2012 beberapa jam setelah memaksa Sean mengatur agar ia dapat melakukan wawancara langsung dengan Anderson Cooper dari CNN yang juga disiarkan langsung melalui satelit di BBC, Channel 4, dan ITN News.

Faktanya:

  • Cepat atau lambat, kebenaran akan selalu dinyatakan. Pada Januari 2019 pengadilan Amerika Serikat menyatakan resim Bashar al-Assad bersalah dan harus membayarkan ganti kerugian sebesar 300 juta dolar Amerika kepada keluarga Marie Colvin. Meski pada saat kematian Colvin, Bashar al-Assad berkoar pada dunia bahwa Colvin dan rekan jurnalisnya mati karena mereka bekerja untuk teroris bukan tertembak pasukannya; pengadilan membuktikan tentara Suriah sengaja menjadikan jurnalis yang meliput di Homs sebagai target.
  • Marie Colvin penerima penghargaan British Foreign Correspondent Reporter of the Year, Foreign Press Association’s Journalist of the Year, dan International Women’s Media Foundation.

Sebuah film yang telah dinanti – nantikan dari penghujung tahun lalu. Bagi penggemar film aksi, jangan berharap akan menemukan scene kesukaanmu di film ini. Meski A Private War digarap berlatar perang, film ini dibangun dari rangkaian kisah humanitarian dari garis depan wilayah yang berkonflik dan lebih fokus ke sosok jurnalis; Marie Colvin. A Private War, film tentang jurnalisme yang jujur, perempuan yang tak kenal takut, passion/panggilan jiwa, persahabatan dan relasi kerja, hubungan antar umat manusia, bekerja untuk kemanusiaan, dan bagaimana mengungkapkan kebenaran pada dunia dari sumbernya langsung secara natural, saleum [oli3ve].

Memulihkan Skizofrenia dengan Kasih lewat Terapi Psikoreligius

$
0
0

Pk 12.30. Ibadah siang baru saja usai. Andri bergegas keluar dari ruangan. Di ruang tunggu, sebuah bangunan serba guna, Gisel, puterinya, telah menanti bersama bibinya, kakak ipar Andri.

skizofrenia, depresi, pengobatan gangguan jiwa, orang dengan skizofrenia

Gisel dengan telaten membukakan bekal makan siang dari sebuah gerai cepat saji yang ia bawakan untuk ayahnya. Berdua, mereka duduk berhadapan di lantai. Andri makan dengan lahap potongan ayam di tangannya sembari menyimak cerita yang keluar dari mulut puterinya. Matanya menatap lekat – lekat wajah puterinya. Sesekali, di sela mengunyah makanannya, ia memotong cerita Gisel dengan pertanyaan. Melihat keakraban ayah anak itu, tak terbayang betapa banyak sabar yang mereka kerahkan bersama sepanjang melewati masa – masa sukar hingga hari ini.

Gisel masih bayi merah ketika ibunya meninggalkan rumah. Ia ditinggalkan bersama ayahnya yang depresi karena kondisi ekonomi keluarga yang jatuh. Andri tak punya pegangan, sedari muda ia bergantung sepenuhnya pada orang tuanya. Tak dapat menerima perubahan keadaan, jiwanya terguncang. Ia menjadi pemarah, merusak apa saja yang tampak di depan mata, dan menumpuk hutang di beberapa toko yang minta ditagih ke rumah. Perawatan puterinya diambil alih oleh kokohnya. Saat Gisel 13 tahun, Andri yang sudah tak bisa mengendalikan dirinya sendiri, menambah repot keluarga; diantar dan dititipkan ke panti rehabilitasi jiwa di Kampung Sewan, Tangerang.

Bertepatan dengan datangnya Tahun Baru Cina kemarin, bertiga kawan, kami mengunjungi Yayasan Pelita Jiwa, panti rehabilitasi jiwa yang dikelola oleh Yogi Simanullang. Tak sulit untuk menemukan tempatnya. Arahan dari google maps memudahkan perjalanan dari Pasar Lama Tangerang hingga ke titik tujuan. Hanya saja karena nama tempat yang tertera di google maps asing bagi kuping warga setempat, kami pun kebingungan ketika tujuan akhir perjalanan diarahkan ke tempat penampungan sampah. Setelah bertanya ke warga di sekitar lokasi, petunjuk jelas didapatkan dari seorang ibu yang rumahnya berjarak 200 meter dari tujuan.

skizofrenia, depresi, pengobatan gangguan jiwa, orang dengan skizofrenia

Oooh tempat orang stres itu? Luruuus saja mbak sampai ketemu tempat sampah. Kendaraan dititipkan saja ke warga yang ada di sana. di tanah yang agak lapang di samping tempat sampah itu. Aman koq. Mbak ikuti jalan kecil di samping tembok, di situ ada jembatan kecil menuju kampung. Rumahnya ada di sebelah kanan persis di ujung jembatan itu. Warga di sini mengenal tempat itu sebagai rumah penampungan orang stres.

Benar saja. Dengan mengikuti petunjuk si ibu, kami sampai di depan gerbang rumah yang berdiri di pinggir sungai Cisadane. Bangunannya tampak berbeda dengan rumah di sekitarnya yang masih didominasi rumah – rumah sederhana berdinding gedek. Bangunan panti sudah permanen, berpekarangan cukup luas, dipagari pepohonan, dan kebun singkong.

Siang itu, 30 orang penghuninya sedang menunggu waktu sembahyang. Mendengar kata sembahyang, yang terbayang ritual seperti di kelenteng mengingat penghuni panti sebagian besar keturunan Tionghoa. Begitu mendapat penjelasan tata ibadahnya dilakukan secara kristen, saya meminta ijin pada Yogi agar dibolehkan ikut beribadah. Dua kawan saya sebenarnya ragu, apalagi setelah mengintip ke bakal ruang ibadah – kamar tidur besar dengan 20 unit ranjang besi dua susun berderet menempel ke dinding – tak seorang pun perempuan yang tampak di sana. Rio yang sehari – hari membantu Yogi di panti mempersilakan kami duduk di bangku kayu panjang di depan para lelaki yang duduk bersila dengan rapi di lantai dibatasi meja kayu dan keyboard yang siap mengiringi ibadah. Sebuah keranjang putih tergeletak di ujung kiri meja berisi beberapa buah alkitab.

Meski sederhana, ruangan tidur itu bersih. Lantai semennya mengkilap karena sering terkena kain pel. Kasur – kasur di dipan tertata rapi. Dan yang lebih penting lagi aromanya hampir serupa di rumah pada umumnya, tak tercium aroma lain seperti bau pesing mengingat siapa penghuninya. Di dinding depan kamar bercat kuning kehijauan itu menggantung spanduk bekas kegiatan amal dan sebuah papan putih kusam tergantung di pojok kanan dinding di seberangnya berisi kutipan ayat alkitab dari kitab Yesaya.

Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh – tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji – pujian di depan semua bangsa – bangsa [Yesaya 61:11]

Kikuk? Iya. Tegang? Sedikit.

Ibadah dimulai sedikit terlambat karena Yogi kedatangan tamu. Ditambah lagi kami yang datang menyela mengajaknya berbincang 😉 Mereka yang di ruang itu pun menatap kami dengan pandangan beragam. Ada yang melihat dengan mata penuh tanya, ada yang melirik lalu menunduk saat mata bertabrakan, ada yang tersenyum bahkan senyum – senyum sendiri dengan pandangan kosong.  Saat Yogi masuk ruangan dan menempati bangku di belakang keyboard, semua yang di ruangan serentak berdiri.

Selamat siang, shalom. Maaf ibadah kita hari ini sedikit lambat.
Kenapa semua diam? Malu ya ada tiga tamu perempuan di depan? Gak usah malu.
Semua sudah pegang alkitab? Yohanes, Hans, alkitabmu mana?

Seseorang sigap berdiri dan berlari menjangkau keranjang putih di meja, menumpahkan isinya ke atas meja, sebelum mengambil satu alkitab dan kembali duduk.

Nyanyi apa kita hari ini?

skizofrenia, depresi, pengobatan gangguan jiwa, orang dengan skizofrenia

Yogi membuka ibadah. Salah seorang dari mereka maju ke depan menjadi pemimpin pujian. Belakangan, saya mengenal namanya Yanto. Suaranya lebih nyaring dari yang lain. Dulu, ia masuk ke panti karena keadaannya sama seperti yang lain. Kalau sekarang dia masih di sini karena dia mendapat kepercayaan membantu Rio mengurus keperluan teman – temannya di panti. Ibadah berlangsung satu jam diisi dengan puji – pujan, melafalkan ayat hapalan – bila tak salah mengingat ada 10 ayat alkitab yang mereka hapalkan siang itu – membaca firman Tuhan bersama – sama, khotbah singkat, dan berdoa.

Tak bisa dipungkiri perubahan sosial yang melaju pesat karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; berdampak pada perubahan gaya hidup masyarakat. Mau tak mau, setiap orang pelan – pelan mesti beradaptasi. Mereka yang tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi, akan dihantui kecemasan, stres, hingga mengalami depresi. Depresi yang berkepanjangan menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa berat seperti skizofrenia.

Skizofrenia, gangguan kejiwaan yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.

Andri dan kawan – kawan di panti rehabilitasi Pelita Jiwa ini contohnya. Selain karena faktor sosial, mereka ada di panti karena tak kuat menghadapi tekanan ekonomi dan psikologis karena kehilangan orang terdekat, juga karena tak tercapainya harapan setelah mendalami ilmu hitam. Tepat bila warga sekitar panti menyebut mereka orang stres. Karena, mereka tidak gila seperti anggapan umum di masyarakat kita jika melihat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berkeliaran di jalan. Mereka, orang dengan skizofrenia (ODS), yang mengalami gangguan jiwa berat sehingga cara berpikir, emosi, dan perilakunya terganggu.

Gangguan jiwa merupakan penyebab utama disabilitas (ketidakmampuan, cacat) pada kelompok usia paling produktif yakni antara 15 – 44 tahun – [dr. Vijay Chandra, Health and Behaviour Advisor WHO wilayah Asia Tenggara (WHO-SEARO)]

Stigma dalam masyarakat yang memandang ODS disebabkan kutuk, dosa, dan guna – guna membuat penanganan ODS lebih sering dibawa ke orang pintar bahkan dipasung keluarganya daripada diajak ke psikiater atau psikolog.

Berdasarkan data WHO (2016), sekitar 35 juta orang di dunia terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Sementara di Indonesia, dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) yang masih relevan jadi acuan saat ini menyebutkan 14 juta orang usia 15 tahun ke atas mengalami gangguan jiwa. Data itu juga mengungkap 15,8% keluarga Indonesia memiliki penderita gangguan jiwa berat diobati maupun tidak diobati dengan perbandingan 1 dari 1000 orang Indonesia atau 400.000 orang mengalami skizofrenia.

skizofrenia, depresi, pengobatan gangguan jiwa, orang dengan skizofrenia

Dari data di atas terlihat bahwa masalah kejiwaan di Indonesia memprihatinkan dan butuh perhatian serius. Jika tak ditangani dengan baik, jumlah kasus ODGJ akan terus meningkat dan berdampak pada bertambahnya penurunan produktivitas manusia dalam jangka panjang.

Yayasan Pelita Jiwa yang berdiri pada 2004 ini hanya satu di antara sedikit panti rehabilitasi jiwa yang ada di Indonesia. Meski memiliki kapasitas 100 tempat tidur di dua ruang tidur besar, Yogi membatasi maksimal 50 orang saja yang bisa ditampung untuk memaksimalkan pelayanan. Sejak dibuka, panti yang dikelola secara swadaya ini, penghuninya tak hanya datang dari warga di sekitar Kampung Sewan tapi juga dari luar kota seperti Lampung, Palembang, dan Medan. Walau terapi  yang diberikan sesuai ajaran kristen, menurut Yogi, tak semua penghuni panti beragama kristen. Ada beberapa yang beragama lain. Untuk itu, ada aturan yang dibuat terutama bagi yang beragama Islam. Sebelum dititipkan, keluarga harus membuat surat pernyataan tidak akan menuntut jika anggota keluarganya yang dititipkan di panti mendapat bimbingan rohani kristen terlebih jika nanti mereka keluar dan sembuh lalu memilih untuk mendalami kekristenan, tak ada yang akan dituntut. Itu adalah pilihan, karena terapi yang diberikan pun tak memaksa mereka masuk kristen.

Mereka setiap hari hanya diwajibkan mengikuti ibadah dua kali sehari, bersih – bersih, olah raga, dan kegiatan keterampilan. Lagi kata Yogi, beberapa di antara mereka yang beragama lain tidak tergerak untuk membaca alkitab tetapi tetap duduk di ruangan saat ibadah. Kita tidak bisa memaksakan itu, Tuhan Yesus hanya menjamah hati yang terbuka untuk Dia masuk. Terapi psikoreligius berlandaskan kasih yang diterapkan dalam keseharian ternyata mampu membantu pemulihan ODS dengan cepat, asal mereka mau buka hati untuk dijamah Tuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari penghuni panti, ada biaya bulanan yang dibebankan kepada keluarga. Hanya saja biayanya tidak mengikat tapi disesuaikan dengan kemampuan keluarga. Ada yang malah tak membayar karena keluarganya sudah tak peduli, dan tak ketahuan lagi dimana mereka berada sehingga jadilah mereka penghuni tetap di panti.

Keluarga memegang peran paling penting dalam pemulihan skizofrenia. Karena keluarga adalah orang – orang yang paling dekat dan yang lebih tahu kondisi serta peranannya banyak memberi pengaruh pada ODGJ. Andri termasuk yang beruntung karena perhatian keluarga sangat besar untuk mendukung pemulihannya. Gisel puterinya yang memasuki tahun akhir kuliah di salah satu fakultas kedokteran di Jakarta berjanji seusai menjalani masa koas akan menjemput ayahnya pulang sehingga mereka bisa menjalani kehidupan normal seperti keluarga yang lain. Namun untuk saat ini, Andri yang sudah pulih harus bersabar sedikit lagi tinggal di panti. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah proses pemulihan dan rekonsiliasi keluarga. Kasih Tuhan nyata, waktuNya tak pernah terlambat.

skizofrenia, depresi, pengobatan gangguan jiwa, orang dengan skizofrenia

Hal utama yang dibutuhkan ODS adalah perhatian orang – orang di dekatnya. Perlakukanlah mereka dengan wajar. Mengasihi bukan hanya kepada orang yang mengasihi kita, tapi juga kepada mereka yang membenci, mencemooh, bahkan  mencaci maki kita. Teladani Tuhan Yesus. Jangan melihat konsepnya tapi lihat sosok Yesus dalam hidupmu.

Pk 14 lewat … kami pamit pada Yogi, melangkah dari pekarangan panti bersama Gisel dan bibinya. Mereka berbelok ke kiri, ke jalan besar. Kami mengambil arah yang berlawanan menyusuri gang kampung ingin menikmati suasana perkampungan Cina Benteng di Kampung Sewan pada hari imlek.

Tuhan tidak pernah memberikan ujian melebih dari yang dapat kita tanggung. Bukan suatu kebetulan jika keisengan mencari alamat ini membuat kami bertemu dengan Andri dan teman – teman di panti serta ikut beribadah bersama mereka. Ketika Tuhan menggerakkan hatimu untuk melakukan kebaikan kepada sesama, janganlah berlambat – lambat. Segera responi panggilan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati, saleum [oli3ve].

Ditulis untuk Buletin Oikoumene Persekutuan Gereja – gereja di Indonesia, dibagikan di sini sebagai dokumentasi.

Ratangga, Moda Transportasi dan Wahana Wisata Baru Jakarta

$
0
0

Ada keriuhan di Jakarta beberapa pekan ini yang mengarak banyak orang berlomba untuk tahu, melihat, dan menikmati sumber riuh. Tak hanya warga Jakarta tapi juga warga dari kota – kota  tetangga dekat seperti Depok, Bekasi, dan Bogor. Obrolan antar kawan, keluarga, rekan kerja di keseharian pun tak lepas dari sumber riuh sehingga pertanyaan “Udah nyobain em-ar-ti belum?” sepertinya menjadi tanya yang wajib ditanyakan saat bersua. Bila dijawab dengan IYA biasanya akan meluncur keluhan dari lawan bicara “katanya ribet ya, mau pesan tiket GRATIS untuk uji coba aja mesti donlot aplikasi bukalapak” Keluhan ini saya dengar tak hanya dari satu orang, tapi dari beberapa orang yang ditemui di tempat yang berbeda.

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Katanya .. kata si A, B, C .. kesannya jadi orang koq malas sekali mencari tahu informasi yang valid dan lebih senang mendengar kata orang? Bagaimana kalau mencoba langsung agar lebih nyata pengalamannya?

Mass Rapid Transit a.k.a Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, buah bibir yang ramai dibincangkan sebulan ini. MRT Jakarta diresmikan Joko Widodo, Presiden Indonesia, pada 24 Maret 2019 lalu. Sebelum tarif resmi diberlakukan, pengelola MRT Jakarta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati perjalanan dengan Ratangga, nama moda transportasi baru di Jakarta itu TANPA dipungut ongkos perjalanan. Minggu lalu, selama 4 (empat) hari saya pun mencoba menumpang Ratangga dengan sengaja memilih waktu yang berbeda untuk melihat suasana pada jam – jam tertentu: pagi, jelang siang, siang (di waktu istirahat pekerja kantor), dan di akhir pekan dengan naik/turun di stasiun yang berbeda.

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Stasiun Dukuh Atas BNI

MRT Jakarta fase pertama menghubungkan Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia (dan sebaliknya) dengan waktu tempuh 30 menit saja melewati 7 (tujuh) stasiun layang dan 6 (enam) stasiun bawah tanah. Hari pertama mencoba MRT Jakarta, serupa calon penumpang lainnya WAJIB mencoba perjalanan dari ujung ke ujung, saya pun naik dari Bundaran HI, stasiun terdekat yang mudah digapai dari rumah dengan Transjakarta. Waktunya di saat anak sekolah masih belajar dan karyawan kantor baru mulai berkutat di meja kerja sehingga suasana di stasiun dan saat masuk ke dalam Ratangga pun terasa lega. Pulangnya, saya turun di stasiun Bendungan Hilir. Kali kedua, saya mencoba rute Blok M – Fatmawati – Bendungan Hilir, lalu Dukuh Atas – Lebak Bulus – Bendungan Hilir, dan yang terakhir Bendungan Hilir – Fatmawati – Dukuh Atas.

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Pintu keluar Stasiun KCI Sudirman (pintu masuk Dukuh Atas BNI)

ratangga, mrt jakarta, stasiun mrt

Memanfaatkan fasilitas publik artinya harus memerhatikan marka yang ada

Tentu ada alasan kenapa memilih naik/turun di stasiun – stasiun tersebut. Bundaran HI adalah stasiun di jantung Jakarta dan menjadi stasiun incaran para calon penumpang MRT yang beraktifitas di tengah kota. Lebak Bulus selain menjadi stasiun paling selatan juga merupakan depo MRT; pusat kontrol, tempat parkir, dan perawatan Ratangga. Fatmawati ini stasiun yang dari peronnya bisa menikmati Ratangga berbelok dari/menuju Cipete. Di Blok M, stasiun MRT nyaris berdempetan dengan Blok M Plaza dan memiliki tiga peron. Stasiun MRT dan mal terintegrasi sehingga memudahkan penumpang yang baru turun dari MRT keluar dari stasiun masuk ke mal dan sebaliknya. Bendungan Hilir salah satu tempat mencari kuliner di Jakarta Pusat, karenanya saya memilih turun dan naik di stasiun Bendungan Hilir bertepatan dengan waktu makan siang.

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Ram untuk difabel di Stasiun Dukuh Atas

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Haus? Bisa minum di sini

Dukuh Atas adalah stasiun tempat banyak moda transportasi publik terintegrasi: MRT Jakarta, Transjakarta, commuter line, kereta ekspres bandara, dan angkutan umum reguler. Di pelataran atas stasiun juga memiliki taman yang tak terdapat di stasiun lainnya.  Saran bagi yang hendak berpindah ke stasiun kereta bandara, gunakanlah pintu keluar ke stasiun KCI Sudirman. Dari pintu keluar ini ada eskalator naik sedang di pintu keluar ke stasiun kereta bandara yang seharusnya, HANYA tersedia tangga yang merepotkan penumpang yang menggeret koper. Tak apa kan jalan berputar sedikit daripada kaki gempor mendaki tangga yang menanjak 😉

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Lift prioritas

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Meski tata cara menumpang MRT pada prinsipnya serupa dengan penggunaan fasilitas publik yang lain, tetap saja muncul keriuhan karena pola tingkah beberapa penumpang yang di luar kewajaran. Banyak kelucuan – bahkan ada yang mengaku berlaku sedikit norak – yang tampak dan diperlihatkan warga ketika pertama kali mencoba MRT yang juga baru hadir di Jakarta (dan Indonesia). Dari yang senyum lebar – lebar ketika menuruni tangga stasiun dan melihat Ratangga muncul di peron, bersorak girang kala Ratangga keluar dari perut bumi dan pemandangan dari jendela menjadi terang menjelang stasiun ASEAN (Sisingamangaraja), yang tarik – tarikan sambil berlarian berganti peron ketika sampai di stasiun ujung karena takut tertinggal Ratangga hingga yang semangat mengajak keluarga besar piknik dengan menggelar tikar sembari menikmati bekal makan siang di pelataran stasiun. Euforia!

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Yang hendak berpindah peron di Stasiun Lebak Bulus

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Segala yang tampak baru menjadi incaran untuk bergambar 😉

Antusias masyarakat mencoba Ratangga, mengingatkan pada masa awal dibukanya koridor pertama Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta jurusan Blok M – Kota yang dioperasikan PT. Transportasi Jakarta pada 2004 lalu. Gairahnya serupa, ingin tahu, penasaran untuk menikmati, dan mendapatkan pengalaman menumpang Transjakarta, moda transportasi baru di Jakarta masa itu.

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Ratangga pada pk 10.00 .. ruangnya masih lega

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Ratangga pk 12 lewat .. piknik dengan rombongan TK 😉

Ternyata di pagi hari, penumpang MRT umumnya para pekerja yang berangkat dari tempat tinggal ke kantor atau ke tempat pertemuan yang lokasinya tak jauh dari stasiun MRT. Pada siang hari, giliran pekerja kantor yang lokasi kantornya di sekitar stasiun MRT berjalan berkelompok mengisi jam istirahat untuk mencoba MRT. Beberapa malah sengaja mencari tempat makan siang yang sedikit jauh dari kantor yang dilintasi jalur MRT. Sedang di akhir pekan dimanfaatkan oleh keluarga – keluarga yang mengisi liburan akhir pekan dengan mengajak orang tua, anak, keponakan, dan cucu piknik dengan Ratangga.

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Ratangga di akhir pekan

ratangga, mrt jakarta, stasiun mrt

Salah satu gerai jajan di stasiun MRT Bendungan Hilir

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Setiap stasiun dilengkapi mushola, toilet, dan ruang ibu menyusui

Oh iya, karena sudah masuk April, masa uji coba GRATIS tidak berlaku lagi. Programnya diganti dengan pemberlakuan tarif perjalanan dengan DISKON 50%. Pembayarannya menggunakan kartu uang elektronik seperti e-Money Mandiri, Flazz BCA, Brizzi BRI, Tapcash BNI, dan Jakcard Bank DKI. Bisa juga menggunakan kartu JakLingko atau Kartu Jelajah MRT yang dapat dibeli langsung vending machine (mesin tiket otomatis) atau loket di stasiun MRT sebelum naik Ratangga.

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Mesin ini ada yang untuk TOP UP dan ada yang untuk beli tiket.

ratangga, mrt jakarta, moda raya transportasi jakarta, stasiun mrt jakarta

Terintegrasi dengan Transjakarta

ratangga, mrt jakarta, stasiun mrt

Stasiun Dukuh Atas

MRT Jakarta dibangun dengan pemikiran, tenaga, waktu, uang, dan pengorbanan demi tersedianya sarana transportasi publik yang moderen dan dapat mempercepat waktu perjalanan warga ke tujuan. Tinggalkanlah kebiasaan – kebiasaan egois di rumah ketika menggunakan sarana transportasi publik.  Termasuk fasilitas publik yang disediakan di setiap stasiun untuk dimanfaatkan bersama. Ingat orang lain juga! Saleum [oli3ve].


Padzilah Enda Sulaiman, Ibu Rumah Tangga yang Sukses Menjadi Pengusaha Berkat Kesabaran Berinovasi dengan Mukena

$
0
0

Bunyi sirene yang kencang menghentikan langkah saya di depan pintu kaca berbingkai merah yang sudah terdorong sedikit. Munzir, lelaki yang berjalan di depan saya pun turut diam. Jangan – jangan pintu ini dipasangi alarm yang otomatis berteriak ketika disentuh, kode bagi mereka yang berada dalam ruang di belakangnya untuk bersiap kedatangan tamu.

telekung siti khadijah, memilih mukena yang nyaman

Pk 04 petang ni, orang tu rehat satu jam-lah.

Tiga perempuan berhijab dan berbaju kurung Melayu yang berpapasan dengan kami di depan pintu memberi jawab pada Munzir. Rupanya kami datang bertepatan dengan waktu istirahat. Tapi tak apa, kami boleh masuk karena lelaki yang mengajak kami mengunjungi ruang berpintu kaca dengan bingkai merah itu salah seorang penting di sini. Maka di Jumat pertama di jelang petang pada bulan April 2019 kunjungan ke pabrik telekung (= selanjutnya akan disebut mukena, bhs. Indonesia) nomor satu di Malaysia pun dimulai dengan dipandu Mohammad Munzir Aminuddin, Chief Executive Officer, Siti Khadijah Holding Sdn Bhd.

Ruang pertama yang kami masuki adalah ruang berdinding merah darah dengan loker – loker berwarna putih menempel ke dinding. Ruang yang dibatasi  pintu berwarna putih dengan ruang kerja berukuran besar yang berisi meja, mesin – mesin jahit, dan berbagai perlengkapan penunjang kerja yang tertata rapi. Kami menghampiri meja lebar beberapa langkah dari pintu berwarna putih. Di meja itu duduk berkeliling empat perempuan muda tengah asik menisik kain putih di tangannya. Mereka memanfaatkan waktu istirahat menyelesaikan pekerjaan menambahkan manik – manik pada mukena.

telekung siti khadijah, mukena premium, pengusaha mukena, mukena yang nyaman

Di seberang mereka berderet meja – meja tempat dudukan mesin jahit Juki dan Jack. Dua puluh empat mesin jahit berderet dalam dua barisan, berhadap – hadapan. Masing – masing meja terhubung dengan Euratex Unit Production System, gantungan berjalan yang diatur untuk memindahkan mukena dari penjahit satu ke penjahit berikutnya. Mesin yang memudahkan pekerjaan para penjahit sehingga tak perlu repot berdiri, berjalan, dan mengambil mukena di meja lainnya. Demikian juga ketika hendak mengoper hasil kerjanya ke bagian lain. Tinggal diselipkan saja ke gagang mesin gantung berjalan dan mukena akan berjalan sendiri mendekati penjahit yang dituju. Setiap bagian itu diberi nomor dari 1 hingga 24, jenis pekerjaan menjahit, dan nama pekerjanya. Di belakang mereka berderet enam meja untuk bagian menyetrika. Ujung kiri kanannya ditutup meja besar untuk bagian quality control dan bagian melipat. Setiap pekerja ditempatkan sesuai keterampilan yang dikuasainya.

telekung siti khadijah, mukena premium, pengusaha mukena, mukena yang nyaman

Siapa sangka keisengan seorang perempuan di pertengahan 40 tahun yang memiliki kesenangan menjahit dan mengutak – atik mukena yang nyaman untuk dikenakannya sendiri, berbuah pabrik konfeksi yang menghasilkan mukena premium yang menjangkau pasar global?

Sepuluh tahun lalu, Padzilah Enda Sulaiman (56) hanyalah ibu rumah tangga yang sehari – hari mengurusi suami dan 6 (enam) orang anak laki – laki yang beranjak dewasa. Kreatifitasnya terasah karena tuntutan diri akan perlengkapan sholat yang nyaman untuk perempuan, melahirkan beberapa lembar inovasi mukena yang ditawarkan kepada kenalan. Tak mudah, karena sejak awal ia telah mematok kualitas prima pada mukenanya. Sementara pasar masih menimbang – nimbang harga yang ditawarkan apakah benar sesuai dengan kualitas produknya?

telekung siti khadijah, mukena premium, mukena yang nyaman

Mohammad Munzir Aminuddin

Pada 2009 bermodal niat baik dan keyakinan, dibantu 3 (tiga) orang penjahit; ia menyiapkan 200 pasang mukena rancangannya untuk dipasarkan dengan bantuan Aminuddin Mohd. Nasir, suaminya. Padzilah tetap mempertahankan desain klasik serupa dengan mukena pada umumnya. Hanya saja Padzilah menambahkan sentuhan kenyamanan yang dirancang dari hati pada bagian dahi dan dagu mukena yang sering meninggalkan tanda usai dikenakan dalam jangka waktu sedikit lama. Pilihan bahan pun yang berkualitas tinggi seperti spun polyester, signature poplin, dan sutera sehingga menghasilkan mukena yang ringan, adem, dan nyaman saat dikenakan. Mukena rancangan Padzilah kemudian dipasarkan dengan merek dagang Siti Khadijah (SK).

telekung siti khadijah, mukena premium, pengusaha mukena, mukena yang nyaman

Pelanggan memilih mukena SK (dok. Siti Khadijah)

Keisengan Padzilah Enda Sulaiman dalam kurun sepuluh tahun telah memberikan lapangan kerja bagi ibu – ibu rumah tangga yang lain.  Kini, SK memiliki 300 lebih karyawan yang bekerja di kantor, gerai, dan pabrik. 95% pekerja di pabrik adalah perempuan. Sebagian besar telah ditinggal suami dan kini menjadi motor pencari nafkah di dalam keluarganya yang diberi kesempatan oleh SK untuk bekerja di sana. Latipah, seorang di antaranya. Ia telah bekerja hampir sepanjang usia perusahaan ini berdiri. Ia mengerjakan jahit tindih, menyambungkan kain pada bagian kepala mukena. Di seberang Latipah duduk Aminah. Bagiannya jahit cantum. Pekerjaan mereka yang kelihatannya sederhana menyambung bagian ini itu adalah bagian penting dalam menghasilkan mukena yang sesuai dengan standar kualitas SK.

padzilah enda sulaiman, telekung siti khadijah, mukena siti khadijah

Padzilah Enda Sulaiman melayani seorang pelanggan di Mega Sale SK (dok. Siti Khadijah)

Pada kesempatan bersua dengan Padzilah Enda Sulaiman dan tim di pabrik SK, perempuan dengan penampilan bersahaja dan sangat keibuan itu menjelaskan, 70% pengerjaan mukena SK dikerjakan oleh penjahit di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia. 30% pengerjaan akhir pada bagian kepala hingga menjadi mukena yang siap dipasarkan dikerjakan di Malaysia. Di 2019 ini target produksi mukena SK dalam sehari sebanyak 2.000 pasang dengan target penjualan sebesar RM 70 milyar.

telekung siti khadijah, mukena premium, mukena yang nyaman

Selain mukena yang menjadi produk utama, saat ini SK juga menambah koleksinya dengan memproduksi busana muslim untuk laki – laki dan anak – anak, hijab, gamis, aksesoris, sepatu, dan perlengkapan busana muslim lainnya. Produk SK hanya dapat dijumpai di 30 (tiga puluh) butik SK yang tersebar di Malaysia, 2 (dua) butik di Indonesia di FX Sudirman dan PVJ Mall Bandung serta melalui penjualan daring di Siti Khadijah. Tahun ini SK berencana untuk melebarkan sayap di Indonesia dengan membuka 4 (empat) butik di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Pekanbaru. Tak ada yang tak dapat dilakukan asalkan diniatkan dari hati, saleum [oli3ve].

Mampir Sebentar di Tugu Khatulistiwa Pontianak

$
0
0

Besok, kita jalan siang ke Pontianak,” titah kepala suku pemburu tatung sebelum pertemuan malam itu bubar dan semua beranjak ke kamar untuk packing. Kabar baik yang berkumandang pada malam terakhir di Singkawang itu membuat hati senang. Dia bersiap melompat kegirangan ketika didengarnya lanjutan pesan itu. Pk 03.30 kita bergerak ke kota. Jangan lupa semua barang langsung dimasukkan ke kendaraan. Heee? Apa tak sebaiknya malam ini kita dirikan saja tenda di kota om? #cegluk

tugu khatulistiwa pontianak, titik kulminasi tugu khatulistiwa, waktu berkunjung ke tugu khatulistiwa

Meski tidur hemat karena baru lelap di jelang pagi, kami meninggalkan penginapan saat tamu – tamu lain yang semalaman begadang (sebagian) baru saja lelap di balik selimut. Demi menghalau kantuk, sesampai di kota, secangkir kopi hitam panas dipesan di gerobak kopi yang buka 24 jam di samping vihara Tri Dharma Bumi Raya. Siang masih panjang. Pagi pun bergerak sangat lambat. Untunglah sesuai rencana awal, usai Mengejar Tatung; pk 14 lewat kami meninggalkan Singkawang menuju Pontianak.

Tak banyak yang dilakukan di perjalanan selain tidur, tidur, dan tidur lagi. Hitung – hitung membayar waktu tidur yang sedikit di malam – malam sebelumnya meski tak tuntas. Masih ada sedikit harap yang diam – diam dirapalkan dalam hati semoga tersedia waktu untuk mampir sebentar di Tugu Khatulistiwa sebelum masuk Pontianak. Sayang sekali jika di perjalanan bolak – balik melewati ikon sebuah kota tapi tak diniatkan untuk mampir kan? Jika itu terjadi, akan kusalahkan hujan yang menderas dan gelap yang turun tergesa – gesa di awal perjalanan yang membuat kami urung mampir!

tugu khatulistiwa pontianak, titik kulminasi tugu khatulistiwa, waktu berkunjung ke tugu khatulistiwa

Terpujilah TUHAN, kesempatan itu menghampiri sebelum waktu berkunjung ke Tugu Khatulistiwa habis. Akhirnya bisa melihat dari dekat dan memegang tonggak Tugu Khatulistiwa yang selama ini hanya dibayangkan semenjak pertama kali mendengar tentangnya dari cerita ibu guru di ruang kelas semasa SD dulu. Senang. #makasihom

Menurut catatan Opzichter Wiese yang saya sederhanakan dari tulisan yang ditulis dengan tata bahasa menggemaskan – atau mengenaskan? – dan dipajang di salah satu bagian dinding di dalam Monumen Tugu Khatulistiwa;

tugu khatulistiwa pontianak, waktu berkunjung ke tugu khatulistiwa, titik kulminasi

Bahasanya campur – campur kek es campur 😉

pada 31 Maret 1928, satu ekspedisi internasional yang dipimpin seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda, datang ke Pontianak untuk menentukan titik /tonggak garis ekuator di kota Pontianak yang diikuti pembangunan konstruksi berikut:

  • Tahun 1928 dibangun tugu pertama berbentuk tonggak dengan anak panah
  • Tahun 1930 tugu disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan tanda panah
  • Tahun 1938 tugu asli dibangun kembali dengan penyempurnaan sesuai rancangan  Frederich Silaban. Tugu asli hasil rancangan Silaban disimpan dan bisa dilihat di dalam bangunan Tugu Khatulistiwa yang ada sekarang
  • Tahun 1990 tugu direnovasi dengan pembuatan kubah dan duplikat tugu yang ukurannya 5 (lima) kali lebih besar dari tugu aslinya. Bangunan ini diresmikan pada 21 September 1991 oleh Parjoko Suryokusuma, Gubernur Kalimantan Barat masa itu.
tugu khatulistiwa pontianak, waktu berkunjung ke tugu khatulistiwa, titik kulminasi

Tugu Khatulistiwa asli sesuai rancangan Frederich Silaban pada 1938

Silaban yang disebutkan di atas adalah Silaban yang juga merancang Masjid Istiqlal Jakarta, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Monumen Nasional a.k.a Tugu Monas, Makam Raden Saleh, Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dan masih banyak lagi karyanya. Sayang, namanya tak disebut dengan lengkap di informasi yang dipajang di Tugu Khatulistiwa.

Monumen Tugu Khatulistiwa
Jl Khatulistiwa, Batu Layang
Siantan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78244
Telepon : +62 – 561 – 881643

Jam Operasional: pk 08.00 – 16.30 wib
HTM: GRATIS

tugu khatulistiwa pontianak, waktu berkunjung ke tugu khatulistiwa, titik kulminasi

Jika kamu pemburu momentum, datanglah ke Tugu Khatulistiwa disaat matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu kamu bisa menyaksikan sebuah fenomena alam terjadinya titik kulminasi, peristiwa ketika matahari berada tepat di atas kepala membuat bayangan benda yang berada di sekitar tugu “hilang” sesaat dari permukaan bumi. Titik kulminasi terjadi dua kali setahun: pada 21 – 23 Maret dan 21 – 23 September.

tugu khatulistiwa pontianak, titik kulminasi tugu khatulistiwa, waktu berkunjung ke tugu khatulistiwa

Ulah tangan tak bertanggung jawab

Tugu Khatulistiwa tak jauh dari pusat kota Pontianak, sungguh sayang bila terlewatkan. Sebagai bukti telah berkunjung ke Tugu Khatulistiwa, kamu bisa meminta dibuatkan Sertifikat Perlintasan Khatulistiwa kepada petugas yang berjaga di sana, GRATIS. Saleum [oli3ve].

Capsule Transit Hotel: Pilihan Menyenangkan untuk Meluruskan Badan Saat Transit di KLIA2

$
0
0

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Setiap perjalanan memberikan banyak pelajaran yang memperkaya pengalaman untuk belajar menjadi lebih baik. Orang yang banyak melakukan perjalan, pasti pandangannya lebih luas (kecuali dirinya berjalan tanpa berinteraksi dengan sekelilingnya dan hanya fokus pada dirinya sendiri). Setelah kejadian ketinggalan pesawat di Kuala Lumpur (KL) beberapa tahun lalu, saya jadi belajar mendisiplinkan diri, mematuhi jadwal perjalanan dengan berangkat lebih awal ke bandara saat hendak bepergian.

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Tapi tak semua orang berpandangan serupa. Karena bagi sebagian besar makhluk di dunia, menunggu adalah pekerjaan paling membosankan. Sehingga sering mengukur waktu terlalu mepet, lalu lupa memperhitungkan kemungkinan – kemungkinan yang bisa saja dijumpai di perjalananan.

Contoh kasus ketika saya ketinggalan penerbangan Jakarta – KL di Soekarno Hatta beberapa bulan setelah ketinggalan pesawat dari KL. Meski sudah berangkat 4 (empat) jam lebih awal karena waktu itu ke bandaranya naik Damri, tetiba terkunci kemacetan di sepanjang tol bandara. Gemes banget baru turun dari bus hendak melewati pemeriksaan terdengar nama saya disebut – sebut dari pengeras suara .. “panggilan terakhir kepada ibu Olyvia penumpang bla .. bla .. bla …“ Pasrah. Langsung cari tiket murah untuk penerbangan berikutnya. Yang termurah, terbangnya 5 (lima) jam lagi. Terus, menunggu selama itu ‘ngapaian aja? Makan dan tidur! Hahaha. Sejak kejadian kedua, saya memilih menunggu lebih lama di bandara daripada berdebar – debar memerhatikan pergeseran waktu di jalan karena tersendat di padatnya lalu lintas.

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan saat menunggu keberangkatan di bandara misal jalan – jalan keliling bandara, cuci mata, makan, membaca, atau tidur! Hal terakhir ini yang saya lakukan ketika tiba lebih awal di KLIA2 beberapa waktu yang lalu. Karena berangkat dengan penerbangan paling pagi, saya hanya tidur 30 menit sebelum beranjak ke bandara. Tiba di KLIA2 pk 08.00 kurang dengan mata berat dan harus mengantri 2 (dua) jam di imigrasi baru bisa keluar.

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Dengan kondisi serupa zombie, saya memilih tempat yang nyaman untuk meluruskan badan di Capsule Transit Hotel di Level 1 KLIA2. Menemukan tempatnya sangat mudah, keluar dari terminal kedatangan lurus saja ke Gateway@KLIA2 lalu turun ke Level 1 di dekat tempat menunggu bus. Dari situ sudah kelihatan koq hotelnya. Saat menunggu check in, saya baru memerhatikan kalau Capsule Transit Hotel ini berada dalam satu manajemen dengan Container Hotel di KL, di bawah Container Hotel Group.

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Ini kali ketiga menginap di hotel kapsul dengan fasilitas yang lebih baik dibanding dua tempat sebelumnya di Surabaya dan Bandung (jadi ingat belum mengulas dua ini). Lebih mahal sudah pasti. Tapi ketika badan benar – benar ingin beristirahat maka harga sebuah kenyamanan tak akan menjadi perdebatan isi dompet. Lagi pula fasilitas kenyamanan yang tersedia berbanding lurus dengan tarif.

Kamar – kamar berbentuk kapsul dibangun dari kontener yang ditata sedemikian rupa sehingga tak terlihat sumpek dan dindingnya dicat dengan warna jreng: merah, kuning, dan biru. Satu kontener terdiri dari 3 – 4 kamar tergantung ukuran kontener dan tipe kamar yang luasnya berbeda: Female Single Capsule, Mixed Single Capsule, Queen Capsule, dan Private Capsule Suite.

Capsul Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Jika di hotel pada umumnya waktu menginap tamu dihitung 24 jam dengan batas waktu chek in dan check out; Capsule Transit Hotel menawarkan 3 (tiga) pilihan durasi menginap yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan istirahat dan masa menunggu keberangkatan pejalan: 3 (tiga) jam, 9 (sembilan) jam, dan 12 (dua belas) jam. Waktu untuk check in bebas sedang waktu check out diperhitungkan dari waktu check in dan durasi menginap. Harga setiap tipe kamar dan pilihan masa tinggal silakan cek di SINI.

Saya datang pada saat tamu yang lain justru berhamburan keluar mengejar penerbangan pagi mereka ke kota tujuan. Setelah mendapatkan kunci berupa kartu untuk membuka pintu dan menyalakan listrik di kapsul serta sebuah tas hitam berisi handuk, air mineral, dan dental kit – sabun dan shampo tersedia di kamar mandi; saya masuk mencari kamar di area Female Single Capsule di blok A lantai 2. Saat check out, tas hitam berikut handuk dan kunci harus dikembalikan ke resepsionis.

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Saya mendapatkan kamar yang bersih meski kapsul kiri – kanan dan depan berantakan ditinggal penghuni sebelumnya yang baru saja beranjak. Sementara mbak yang bertugas merapikan kamar hanya satu orang yang saya lihat sedang membereskan kapsul – kapsul di blok tetangga. Selain perlengkapan tidur, di dalam setiap kamar tersedia gantungan baju, meja kecil yang bisa dibuka tutup dilengkapi dengan cermin di belakangnya, wi-fi, lampu baca, colokan listrik,  dan telepon yang berguna sebagai alarm untuk membangunkan. Untuk menjaga privacy penghuni kamar, setiap kamar dilengkapi dengan tirai sebagai penutup kapsul.

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Karena waktu saya terpangkas antrian panjang di imigrasi, maka masa menginap yang seharusnya bisa sampai 3 (tiga) jam hanya terisa sejam untuk beristirahat dan beberes sebelum beranjak dari KLIA2.  Meski tersedia loker dan ditawari untuk menyimpan koper di tempat penyimpanan, dengan waktu tinggal yang pendek; saya memilih membawa si Oneng ke kamar. Pertimbangannya, rugi amat bayar RM20 sementara hanya dititip kurang dari sejam he .. he … Di kamar, si Oneng saya letakkan di ujung dipan, tutup tirai, set alarm untuk tidur 30 menit, dan pingsan!

Capsule Transit Hotel
Level 1 Lot 1 – 5, Gateway@KLIA2
64000 Sepang Selangor Malaysia
Phone: +60 376102020
Email: reservations@capsuletransit.com

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Bangun tidur, saya turun mencari kamar mandi yang kosong. Kamar mandi yang tersedia adalah untuk dipakai bersama, namun dipisahkan untuk laki – laki dan perempuan. Di ruang bersih – bersih itu, kamar mandi dengan shower panas dingin, toilet, dan ruang wastafel juga terpisah sehingga tak perlu tunggu – tungguan dengan pengguna fasilitas urusan belakang. Di kamar mandi tersedia juga pengering rambut elektrik yang di hotel – hotel aja sering tak tersedia di kamar. O,ya .. untuk ke kamar mandi, ada sandal jepit yang bisa diminta di resepsionis. Karena malas mesti ke depan lagi, saya main comot sandal bekas tetangga kamar yang sudah pergi hahaha.

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Bagi pejalan yang malas berkeliaran di bandara selama menanti jadwal terbang, bisa memanfaatkan ruang duduk di perpustakaan mini sembari membaca koleksi buku yang tersedia di Capsule Transit Hotel atau sekadar duduk – duduk santai melihat bus – bus yang bergantian datang menjemput penumpang di luar.

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Selain fasilitas di atas, tersedia Luggage Storage yang bisa dimanfaatkan oleh pejalan yang tak ingin ribet dengan bawaannya ketika hendak berjalan – jalan di dalam atau ke luar bandara dengan menitipkan di Capsule Transit Hotel dengan membayar biaya sewa sebesar RM20 (3 jam), RM25 (6 jam), RM35 (12 jam), dan RM45 (24 jam).

Capsule Transit Hotel KLIA2, hotel transit di klia2, hotel kapsul di kuala lumpur, capsule hotel klia2

Jika kamu butuh tempat untuk menyegarkan diri setelah perjalanan jauh; bisa memanfaatkan fasilitas Shower On-The-Go. Tarifnya sejam RM29, lebih dari cukuplah untuk mandi. Saya aja yang mepet sejam, waktunya terpakai dengan baik untuk tidur, mandi, plus masih sempat – sempatnya mengambil beberapa gambar sebelum check out, saleum [oli3ve].

Kawan Berjalan

$
0
0

Dulu sekali seorang kawan pernah menyarankan begini, ”Lip, kalau kamu ingin tahu karakter asli kawanmu, lakukanlah perjalanan bersama.” Perjalanan dapat menguak rahasia – rahasia kecil yang biasanya ditutupi di keseharian. Dan semua itu bisa muncul ke permukaan karena dipicu oleh perkara sepele dan kejadian – kejadian tak terduga yang dijumpai di perjalanan.

millennium monument, harga villa, tempat wisata putrajaya

Saya memiliki teman – teman berjalan yang dipertemukan dari beberapa perjalanan, lalu kemudian menjadi dekat, dan membentuk kelompok berjalan sendiri. Di antara teman – teman ini ada yang di keseharian terlihat sangat dewasa tapi ketika berjalan bersama – sama berubah kolokan dan selalu minta diperhatikan. Ada pula yang serupa ibu yang penuh perhatian menyiapkan perbekalan, senang memasak untuk dinikmati bersama – sama, dan lain – lain.

Perjalanan juga menjadi ajang uji kesabaran dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan ketika timbul gesekan dan benturan dengan kawan berjalan. Di perjalanan; ketenangan, kedewasaan, dan sifat kekanakan seseorang akan tampak dengan jelas.

Pernah di satu perjalanan bersama dengan kelompok yang lain, sebotol air mineral menjadi sumber gesekan yang menghadirkan suasana tak nyaman. Usut punya usut, rupanya ada kawan kehausan tapi tidak membawa bekal air minum sementara untuk bergerak ke kedai terdekat dirinya enggan. Saya berpikir, mungkin saja di rumah dirinya terbiasa tinggal minta dan semua tersedia di depan mata. Kebiasaan yang terbawa ketika berjalan dengan orang lain, bukan orang rumah. Lalu, salah siapa kalau dirinya haus dan tak ada yang mau berbagi air minum?

Perkara lain yang bisa membuat perjalanan tak nyaman adalah pemilihan tempat menginap. Akomodasi salah satu yang perlu dipertimbangkan dalam pengaturan biaya perjalanan di samping biaya transportasi yang angkanya lebih besar dari biaya lainnya. Jika ditilik dari fasilitas, bentuk, dan lokasi ada beberapa jenis penginapan yang bisa dipertimbangkan seperti: hostel, losmen, guest house, villa, hotel, dan resort untuk tempat tinggal. Kalau berjalan sendiri sih bebas merdeka, kalau tak masuk hotel ya hostel. Jika ikut tur terima jadilah  😉

harga villa, sewa villa di bali, villa di bandung

Pilihan tempat menginap tentu saja disesuaikan dengan tipe perjalanan yang ingin kita lakukan dan nikmati. Jadi sebelum berjalan, baiknya disepakati dahulu hendak menginap dimana? Biaya yang disiapkan untuk penginapan berapa? Buatlah perbandingan dari beberapa pilihan penginapan yang diincar. Misal, tahun lalu saya ada pekerjaan ke luar kota bersama beberapa orang kawan. Setelah membandingkan biaya yang dikeluarkan jika memesan kamar hotel dan villa, kami memutuskan untuk menginap di villa. Kenapa? Harga villa jatuhnya lebih murah dibanding mengeluarkan biaya untuk beberapa kamar hotel.

Selain pertimbangan harga villa, sebagai yang dipercaya memegang uang dan mencari penginapan; saya tetap mencari pembanding lain dengan membandingkan fasilitas yang ditawarkan dari beberapa villa yang menarik. Lumayan kan jika mendapatkan yang lebih murah dengan fasilitas lebih baik, selisih anggaran bisa untuk menambah biaya makan hahaa. Enaknya sekarang tak perlu angkat telepon untuk menanyakan ini itu, cukup membuka laman web dan melihat – lihat dari daring.

Perkara selesai? Tidak juga. Ada kawan berjalan yang ketika sampai di tempat penginapan meminta keistimewaan untuk melihat dan memilih lebih dahulu tempat tidurnya. Kadang mengganggu, kadang juga tidak. Tergantung suasana dan sikap.

harga villa, sewa villa di bali, villa di bali, villa di bandung

Kurang lebih seseorang akan terkuak pada satu perjalanan bersama – sama. Bisa diterima atau tidak, kembali kepada tujuan dan atas dasar apa pertemanan itu dibangun. Bukankah gesekan dan benturan, pemanis sebuah perjalanan? Perjalanan dapat merekatkan atau merenggangkan suatu hubungan tergantung bagaimana kita menyikapi setiap gesekan dan benturan yang kita jumpai selama melakukan perjalanan bersama. Baiknya ketika melakukan perjalanan sendiri atau berkelompok, bekali diri dengan kebutuhan sendiri agar tak membuat repot teman berjalan, saleum [oli3ve].

Jelajah Negeri Sembilan Susuri Jejak Pagaruyung

$
0
0

Bus yang saya tumpangi dari Kuala Lumpur pagi itu baru saja memasuki kota Seremban, ibu kota Negeri Sembilan ketika sebuah pesan membuat layar gawai di tangan berkedip – kedip.

Negeri Sembilan? Kampung mana lagi itu?

Tanya penasaran seorang kawan membalas pesan di WhatsApp ketika diberitahu keberadaan saya hari itu. Mungkin (memang) tak banyak yang tahu tentang negeri satu ini meski jaraknya hanya satu jam berkendara dari KLIA, bandar udara internasional Kuala Lumpur. Namanya pun mungkin terdengar asing, tak seperti tetangganya Johor, Malaka, atau Pulau Pinang yang lebih akrab di kuping para pejalan karena lebih sering disebut – sebut. Meski begitu, negeri ini telah memikat hati sejak menjejak di Bukit Gajah Mati, Port Dickson enam tahun lalu.

sejarah minangkabau di malaysia, galeri diraja tuanku ja'afar, museum di negeri sembilan, yang dipertuan agung malaysia, yang dipertuan besar negeri sembilan

Apa yang ada pada Negeri Sembilan yang membuat hatimu terpikat?

Negeri yang dahulu berada di bawah kekuasaan Malaka dan Johor, yang menginginkan kemerdekaan dan meminta seorang pemimpin dari negeri asal leluhur mereka; Pagaruyung (kini Minangkabau). Meski harus melalui perjalanan panjang yang berliku hingga mimpi mereka mewujud. Raja Pagaruyung mengirim puteranya, Raja Melawar yang kemudian diangkat oleh Sultan Johor sebagai raja Negeri Sembilan yang pertama dengan gelar Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan pada 1727. Selama seabad, tiga raja pertama Negeri Sembilan didatangkan langsung dari Pagaruyung. Barulah pada masa Raja Lenggang, ia menuturkan keinginannya kepada datuk – datuk undang, dewan kepala suku yang memilih raja agar kelak jika ia mangkat, puteranya Tuanku Raden-lah yang akan menggantikannya.

galeri diraja tuanku ja'afar, sejarah negeri sembilan, jejak minangkabau di malaysia, yang dipertuan besar negeri sembilan

Catatan sejarah Negeri Sembilan di Galeri Diraja Tuanku Ja’afar

Pada 1824, Tuanku Raden diangkat menjadi Yang di-Pertuan Besar  Negeri Sembilan ke-4 menggantikan ayahnya. Sejak itu pula sejarah mencatat Negeri Sembillan dipimpin secara turun temurun oleh raja yang dipilih oleh kesepakatan datuk undang. Ia harus laki – laki dari garis keturunan laki – laki Raja Raden ibni Raja Lenggang yang sah.

Nukilan perjalanan perantau Minangkabau yang mengukir sejarah lahirnya Negeri Sembilan dan kekerabatan yang terjalin dengan Pagaruyung di atas dapat dijumpai di Galeri Diraja Tuanku Ja’afar, Seremban, Negeri Sembilan. Galeri tiga lantai ini merupakan museum biografi Tuanku Ja’afar, Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan ke-10, yang pernah pula menjadi Yang di-Pertuan Agung Malaysia ke-10 pada 1994 – 1999. Tuanku Ja’afar adalah putera dari Tuanku Abdul Rahman, Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan ke-8, raja Malaysia pertama yang dipilih setelah kemerdekaan Malaysia dengan gelar Yang di-Pertuan Agung Malaysia pada 31 Agustus 1957.

galeri diraja tuanku ja'afar, sejarah negeri sembilan, jejak minangkabau di malaysia, yang dipertuan besar negeri sembilan

Potret Tuanku Ja’afar semasa muda

Tidak diketahui secara pasti kapan awal kedatangan orang Minangkabau ke Negeri Sembilan. Yang pasti penamaan negerinya mengacu pada akarnya. Kata negeri berasal dari bahasa Minangkabau nagari dalam bahasa Melayu menjadi negeri. Lalu sembilan menunjukkan 9 (sembilan) negeri yang didiami perantau Minangkabau.

galeri diraja tuanku ja'afar, sejarah negeri sembilan, jejak minangkabau di malaysia, yang dipertuan besar negeri sembilan

Galeri Diraja Tuanku Ja’afar
Jl. Taman Bunga, 701005 Seremban
Negeri Sembilan, Malaysia
Telp  : +606 761 9102
Email: admin@gdtjns.com

HTM: RM10 (umum), RM5 (usia 7 – 12th, usia 55th ke atas, penyandang disabilitas)
Jam Operasional: pk 10.00 – 17.00 (Selasa – Minggu)

Dari Galeri Diraja Tuanku Ja’afar kami beranjak ke Museum Negeri Sembilan yang bentuk bangunannya menyerupai rumah gadang dengan atap bergonjong yang ujungnya meruncing seperti tanduk kerbau. Kami tak masuk ke museum tapi berjalan ke Istana Ampang Tinggi sebuah bangunan bersejarah yang berdiri di pekarangan sebelah kanan museum.

Sesuai namanya, Istana Ampang Tinggi dibangun di Ampang Tinggi pada 1865 atas permintaan Tuanku Imam, Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan ke-5 sebagai hadiah pernikahan untuk puterinya Tunku Chindai dengan Tengku Muda Chik, putera Tuanku Raden, Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan ke-4. Istana yang dibangun dari kayu ulin (balian) ini menjadi kediaman keluarga kerajaan hingga 1930.

sejarah negeri sembilan, jejak minangkabau di malaysia, yang dipertuan besar negeri sembilan, istana ampang tinggi

Istana Ampang Tinggi

Siang itu di Istana Ampang Tinggi, kami dijamu makan siang oleh YAB Dato’ Seri Haji Aminuddin Bin Harun, Menteri Besar Negeri Sembilan. Menteri Besar adalah kepala pemerintahan yang menjalankan roda pemerintahan sehari – hari di Negeri Sembilan. Kami duduk bersila di lantai ruang depan istana, berkelompok 4 – 5 orang mengelilingi nampan bulat berisi lauk pauk yang disajikan sebagai menu siang itu. Ada Ikan Keli Berlado, Ayam Masak Lemak, Tumis Buncis, Sambal Ikan Bilis Gilas, dan Lalapan Sayur untuk teman makan nasi serta pisang. Untuk minum tersedia Es Sirup dan Janda Balik. Kegiatan makan dengan duduk bersila ini dikenal sebagai tradisi bersilo.

Di sela obrolan santai usai makan siang, YAB Dato’ Seri Haji Aminuddin Bin Harun mengatakan Kerajaan Negeri Sembilan sangat mendukung dan menyambut baik kegiatan menjelajahi Negeri Sembilan bertajuk #TeghojahN9 yang diselenggarakan atas kerja sama Lembaga Pelancongan Negeri Sembilan, Majlis Perbandaran Seremban, Majlis Perbandaran Port Dickson, dan Majalah Gaya Travel. Lewat program ini, Menteri Besar berharap awak media perwakilan dari stasiun televisi, majalah perjalanan, media daring, blogger, dan influencer; dapat menikmati destinasi – destinasi wisata Negeri Sembilan yang dikunjungi selama 4 hari 3 malam pada 30 April – 3 Mei 2019 di wilayah administrasi Kuala Pilah, Seremban, dan Port Dickson serta membagikan pengalaman mereka kepada publik.

istana ampang tinggi, sejarah negeri sembilan, museum negeri sembilan, menteri besar negeri sembilan

Bergambar bersama YAB Dato’ Seri Haji Aminuddin Bin Harun, Menteri Besar Negeri Sembilan (keempat dari kanan) usai makan bersilo (dok. WAG #TeghojahN9)

Istana Ampang Tinggi
Komplek Taman Budaya Seremban
Jl. Sungai Ujong, 70200 Seremban,
Negeri Sembilan, Malaysia
Telp : +60 6 7631149

HTM: GRATIS
Jam operasional: pk 10.00 – 18.00 (Selasa – Minggu)

Jika ingin menikmati makan bersilo di Istana Ampang Tinggi, kamu bisa memesan paket makan siang untuk minimum 20 orang melalui Museum Negeri Sembilan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari kunjungan.

Untuk melengkapi penyusuran sejarah Negeri Sembilan, kami pun mengunjungi komplek Istana Seri Menanti, tempat kediaman Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan. Di Seri Menanti ada 3 (tiga) istana yaitu: Istana Besar, Istana Lama, dan Istana Tasik. Dari ketiga istana ini yang terbuka untuk dikunjungi publik adalah Istana Lama Seri Menanti.

istana seri menanti, istana lama seri menanti, sejarah negeri sembilan

Istana Lama Seri Menanti

Bangunan empat tingkat yang dibangun dari kayu ulin dan kayu penak selama 6 (enam) tahun (1902 – 1908) tanpa menggunakan sebiji paku besi ini, ditopang 99 tiang berukuran panjang 67 kaki yang melambangkan 99 orang hulubalang raja.

Museum Diraja Istana Lama Seri Menanti
71550 Seri Menanti,
Kuala Pilah, Negeri Sembilan
Telp: +606-497 9653
Email: mdrsmn9@gmail.com

HTM: GRATIS
Jam Operasional: pk 09.30 – 18.00

Istana Lama Seri Menanti dipakai sebagai kediaman kerajaan hingga Istana Besar selesai dibangun dan siap ditempati pada 1932 yang kemudian menjadi kediaman resmi Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan hingga hari ini. Pada 1992 Istana Lama dijadikan museum kerajaan yang menyimpan berbagai koleksi kerajaan dan bisa dikunjungi publik.

istana seri menanti, istana lama seri menanti, sejarah negeri sembilan

Sayangnya saat berkunjung kami tak leluasa untuk menikmati isi Museum Diraja Istana Lama Seri Menanti yang ditutup sementara karena renovasi. Menurut informasi dari petugas yang berjaga, museum rencananya akan dibuka kembali untuk publik setelah renovasi dan penataan koleksi museum pada September mendatang.

Negeri Sembilan, satu dari 13 (tiga belas) negara bagian federasi Malaysia. Terletak di sebelah barat Semenanjung Malaysia, dekat Selat Malaka. Destinasi wisata yang menyenangkan bagi penikmat sejarah dan budaya. Menyusuri jalan – jalannya, melongok rumah dan bangunan dengan atap bergonjong, menikmati sajian kuliner pun jejak – jejak sejarahnya; serasa berada di Minangkabau, Sumatera Barat. Sejarah tak mengenal jalan pulang meski ia bisa saja terulang di masa yang berbeda, saleum [oli3ve].

Beralasan ke Sai Gon

$
0
0

Pagi datang sedikit murung. Serupa wajah masam perempuan yang terbangun karena angin dari pendingin ruangan tiba – tiba menampar mukanya. Dilihatnya lelaki berkulit putih, satu – satunya makhluk yang tidur tak jauh darinya masih meringkuk dalam selimut biru di seberang bangkunya. Diliriknya tanda waktu di pergelangan tangan kanan, pk 05.30. Penerbangannya masih 2 (dua) jam lagi. Dan dia baru lelap 2 (dua) jam setelah berpindah tidur ke ruangan ini pk 03.00 usai menikmati setangkup roti di restoran cepat saji yang buka 24 jam karena kelaparan. Sewaktu ia datang ruangan hanya diisi sepasang pejalan berkulit putih yang masih asik berbincang di lantai dekat toilet, dua lelaki berkulit putih lainnya menguasai bangku tak jauh dari pintu keluar keberangkatan, lalu seorang perempuan yang juga berkulit putih yang menyusul turun di belakangnya, serta dua lelaki bermuka Jawa berbahasa asing yang hilir mudik seperti setrika di depan kedai kopi. Oh, dan lelaki itu. Ia iri padanya yang lelap sedari dirinya memilih tidur di bangku ini.

vietnam airlines, vietnam now, flying to vietnam, boat people

Vietnam Airlines, bukan pesawat yang ditumpanginya 😉

Siapa yang mengutak – atik pendingin ruangan sehingga arah anginnya berputar 180 derajat jika semua yang ada di ruangan ini masih bersidekap di bangku yang dijadikan tempat tidur?

Aaah … mungkin arah anginnya sudah disetel otomatis berputar dan menjadi lebih kencang ketika pagi mulai datang dan ruang tunggu di bangunan lama yang tak selega ruang tunggu lain di atasnya menjadi riuh dengan suara calon penumpang yang mengambil jadwal penerbangan pagi. Simpulan pemikiran itu membuatnya bergegas melipat kain alas tidurnya dan beranjak ke kamar kecil untuk membasuh mukanya yang berminyak. Perutnya yang mulai rewel diajaknya mampir ke kedai makanan yang buka pagi – pagi. Satu cup bubur instan dan teh panas rasanya cukup untuk menenangkan dan menghangatkan perut. Butuh sedikit lagi sabar duduk di ruang yang mulai hangat sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan sembari mengamat – amati perangai orang – orang yang menyesaki ruang tunggu keberangkatan bandara internasional Don Mueang (DMK), Bangkok.

Woylaaa .. pk 07.15 nomor penerbangannya dipanggil. Ringkihan roda koper dan alas kaki yang diseret – seret di lantai terdengar pilu saat tubuh – tubuh yang tadinya duduk terkantuk – kantuk serentak bergerak ke pintu keberangkatan. Mereka tak langsung masuk pesawat. Harus bersesakan ke dalam bus yang menanti di depan pintu lalu diajak tur singkat berputar – putar hingga tiba di depan tangga pesawat disambut rinai yang menderas.

Puji Tuhan, dirapalkannya doa di dalam hati. Penerbangan dari DMK ke bandara internasioal Noi Bai (HAN) tepat waktu. Jika dalam penerbangan sore dari Jakarta ia duduk di bangku pojok paling belakang, kali ini ia duduk di lorong pada bangku nomor 6D. Lebih leluasa lagi karena bangku di tengah kosong sehingga ia bisa berbagi ruang untuk menempatkan tas dengan perempuan di sebelahnya.

Di depannya duduk lelaki yang sedari masuk pesawat tak tenang. Lelaki itu membawa serta 2 (dua) orang anaknya yang usianya tak melampaui 10 tahun dan seorang lelaki paruh baya yang mukanya mirip dengannya. Mereka mendapatkan bangku terpisah – pisah, kecuali dua anak kecil itu mendapat bangku bersebelahan di urutan kelima. Di seberang mereka duduk seorang perempuan berambut pirang yang membungkus tubuhnya dengan kain panjang, melepas sandal, dan duduk mengangkat kaki serupa orang menunggu pesanan makanan di lapo. Kulitnya kecoklatan hasil berjemur berlama – lama di pantai, mungkin di Pattaya, Phi Phi Island? entahlah dia tak bertanya. Sekadar ingin pun tidak melihat mukanya yang ditekuk – tekuk meski ia berusaha menghadirkan senyum pada lelaki yang duduk di seberangnya. Perempuan itu tampak menahan hasratnya pada bangku di pinggir jendela yang kini diduduki oleh anak perempuan dari lelaki yang anak lelakinya tak henti merengek agar ayahnya tetap duduk di sebelahnya.

Gerak – gerik perempuan itu mengingatkannya pada seorang sahabat baik yang dirindukannya. Sahabat yang memintanya menjauh dan belajar (lagi) banyak sabar agar bisa legowo dan sumeleh. Aaah, kadang hal – hal kecil di perjalanan membuatmu terkenang dan merindukan yang pernah lekat dan ingin kau lepas. Karena nasihat sahabatnya pulalah ia memutuskan untuk melakukan perjalanan berlama – lama dan sedikit lebih jauh dari biasanya. Ia berharap seusai perjalanan ini dirinya akan menjadi manusia yang lebih memahami arti hidup sabar dan banyak bersyukur meski selama ini orang – orang di sekeliling menyebutnya manusia penyabar.

Dua hari sebelum memulai perjalanan, ia mengurung diri di kamar membaca ulasan pejalan lain dan membandingkan harga kamar di beberapa penginapan murah, bersih, dan nyaman yang diincarnya. Juga memesan tiket bus dan kereta yang akan digunakannya berpindah di 3 (tiga) kota pertama yang akan disinggahinya di utara Viet Nam: Hanoi, Sapa, dan Lao Cai. Tiket penerbangan pulang pun baru dipesannya semalam setelah menimbang – nimbang waktu dan di kota mana ia akan menyudahi perjalanannya.

Ia memutuskan untuk berjalan TURUN dari utara. Hmm .. kenapa bukan NAIK dari selatan? Dan … kenapa ia memilih Viet Nam? bukan Eropa atau .. pedalaman Afrika biar sekalian hilang dari peradaban? Kalau pun ia tak pulang dari perjalanan mungkin hadirnya tak akan dirindukan.

noi bai international airport, vietnam airlines, vietnam now, flying to vietnam

Welcome to Noi Bai Internantional Airport, Hanoi

Barangkali alasan ini bisa membantumu memahami proses yang ia tekuni hingga memutuskan untuk melakukan perjalan selama 21 hari mengikuti kata hatinya dengan menyiapkan itinerary sehari jelang keberangkatan! Itinerary yang terus saja dirapikannya selama terbangun di DMK kemarin karena eksekusi perjalanan yang diundur – undur bahkan nyaris dibatalkannya!  😉

… every boat people has a little different details , everyone our jouney is a tragedy of its own.  No two is alike.  But in the common analysis are: cold, hurry, sickness, pirates, death. But at the end of this tunnel is “hope and freedom”.  These two words is all we need to take the chance at sea. The two words were our motivation.  Even we know sudden death is in front of us.  – [Jamie of The Boat People]

4 (empat) tahun lalu, dirinya berkunjung ke Pulau Galang, Batam. Galang pada 1979 – 1996 dijadikan sebagai Kamp Pengungsi Vietnam yang ditangani United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR), lembaga kemanusiaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang khusus mengurusi pengungsi. Sepulang dari sana, ia iseng mengirimkan email ke beberapa nama yang didapatkannya secara acak dari sebuah laman yang dibuat oleh seorang guru bahasa Inggris, volunteer di kamp – kamp UNHCR; Gaylord Wayne Barr – may your soul rest in peace, sir! Thank you for a short brief.

Pernah dengar istilah manusia perahu? Atau perang saudara yang pecah di Viet Nam pada 1975 dan membuat warganya berduyun – duyun berperahu selama berhari – hari keluar dari negerinya? Kisah itu tak akan didapatkan di dalam kelas sejarah di sekolah.

Kisah pilu manusia perahu yang diceritakan Jamie, satu – satunya yang membalas email isengnya; jadi salah satu alasan kuat dirinya melakukan perjalanan ini. Kalau pada akhirnya tak hanya Sai Gon (kini Ho Chi Minh), kota kelahiran dan tempat tinggal Jamie di selatan Viet Nam yang menjadi tujuannya; itu karena keliaran pikirannya yang dijejali banyak kisah Vietnam lalu dan kini yang dilahapnya sebelum berjalan. Hati – hati dengan buku bacaanmu!!

.. cabin crew, prepare for landing

Penerbangannya tiba lebih awal 10 (sepuluh) menit dari perkiraan waktu tempuh yang dijadwalkan. Setelah melewati pemeriksaan di imigrasi, dicarinya tempat penukaran uang dan gerai telekomunikasi untuk membeli kartu seluler demi menghidupkan jaringan di gawainya. Perutnya sempat tergoda melihat deretan banh mi – sandwich Viet Nam – isi daging babi panggang yang dipajang dalam lemari kaca di seberang gerai telekomunikasi namun imannya segera mengingatkan perbandingan harga makanan di bandara dan di luar sana.

Dari perempuan di tempat penukaran uang, ia mendapatkan kepastian tempat untuk menunggu bus Express 86 yang melayani rute Noi Bai – Hanoi. Untuk menyelami keseharian di Viet Nam harus diawali berbaur dengan warga lokal dengan menggunakan layanan transportasi publik dari bandara menuju ke pusat kota, bukan? Tarifnya murah! busnya pun cukup nyaman meski dirinya hanya mendapatkan tempat duduk di atas ban. Sela antar bangku yang keras setelah melirik perempuan lokal yang berdiri di hadapannya mengawali duduk di sisi seberang.

bus express 86, bus dari Noi Bai ke Hanoi, transport from Noi Bai to Hanoi, public bus in hanoi

Tiket Bus Express 86

Usai menyerahkan ongkos bus ke kondektur dan mengamati suasana di dalam bus yang mulai berjalan, ia merasa nyaman untuk membuka gawai. Pesan – pesan yang tertahan selama jaringan dimatikan berlarian masuk. Satu yang membuat hatinya bunga, pesan pendek dari seseorang yang muncul di pikirannya saat melihat perempuan berambut pirang di udara tadi.

Makasih Lip … Maaf lahir bathin

Aaah, iya di Indonesia masih suasana lebaran. Saat yang tepat untuk bermaaf – maafan meski kata yang terbentuk dari empat huruf itu sering hanya terlontar dari ujung jari dan dengan cepat kita kirimkan ke siapa saja. Ia lalu melihat ke dalam dirinya yang duduk di dalam bus dikelilingi orang asing, bermil – mil jaraknya dari orang – orang yang dikasihinya. Ia sengaja kabur dari Jakarta di hari lebaran, saleum [oli3ve].

5 Penginapan Pilihan yang Nyaman di Negeri Sembilan

$
0
0

Mendengar (dan membaca) cerita perjalanan ke Negeri Sembilan, Malaysia beberapa waktu lalu, beberapa kawan – baik yang di Indonesia maupun yang di Malaysia tapi belum sempat ke Negeri Sembilan – penasaran. Apakah Negeri Sembilan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi? Jauh gak dari Kuala Lumpur? Bagaimana dengan transportasi ke sana? Nginapnya dimana?

klana resort, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

Bagi warga Kuala Lumpur, mengunjungi Negeri Sembilan jadi tujuan berlibur ketika hendak menikmati pantai tanpa harus pergi jauh dari rumah. Karena salah satu pantai tercantik di Malaysia ada di Negeri Sembilan, tepatnya di Port Dickson (di keseharian, orang Malaysia biasa menyingkatnya PD). Tak perlu jauh – jauh ke Terengganu. Langkawi, atau Sabah. Cukup satu jam melajukan kendaraan dari Kuala Lumpur di jalan bebas hambatan. Bila tak ada kendaraan pribadi, naik bus dari Terminal Bersepadu Selatan (TBS) atau Kereta Tanah Melayu (KTM) dari KL Sentral dan turun di Stasiun Seremban jadi alternatif pilihan. Sesampai di Seremban, pesanlah taksi daring melalui aplikasi GrabId untuk berkeliling.

Selain wisata bahari, Negeri Sembilan juga menjadi tujuan wisata budaya dan sejarah. Jika waktu berjalan – jalan tak banyak, ada beberapa destinasi wisata yang dapat dikunjungi dalam satu hari. Pilihan destinasi tinggal disesuaikan dengan minat dan waktu yang ada untuk untuk berkeliling sepert membuat rencana perjalanan:

Bagaimana jika ingin berlama – lama dan perlu tempat untuk menginap? Usah khawatir! Di Negeri Sembilan tersedia penginapan dari homestay hingga resort mewah yang bisa jadi pilihan untuk menginap. Ya, disesuaikan saja dengan anggaran perjalanan.

Setelah tiga kali – mungkin malah empat kali – bertandang ke Negeri Sembilan, berikut beberapa pilihan tempat menginap yang bisa dijadikan acuan memilih penginapan di Negeri Sembilan.

Resort Lexis Hotel Group
Lexis Hotel Group mengincar Port Dickson, kota pantai, salah satu distrik di Negeri Sembilan sebagai lokasi untuk membangun jaringan bisnis penginapan Lexis Port Dickson, resort pertama mereka pada 2003 bekerja sama dengan KL Metro. Tiga tahun kemudian, Grand Lexis Port Dickson hadir di samping Lexis Port Dickson dan yang terbaru Lexis Hibiscus Port Dickson yang mulai beroperasi pada 2017.

lexis hibiscus, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

dok. Lexis Hibiscus Port Dickson

Lexis Hotel Group yang didirikan pada 1995 telah mengukuhkan dirinya sebagai penyedia fasilitas penginapan premium di industri perhotelan. Dari merek dagang, sudah bisa ditebak target pasarnya kan? Bersyukur, pernah menikmati tidur di Grand Lexis Port Dickson dan Lexis Port Dickson. Sedang di Lexis Hibiscus Port Dickson cuma sempat ikut menari Gemu Fa Mi Re di lobi dan menikmati camilan sorenya yang membuat bolak – balik ke meja makan pada awal Mei lalu.

lexis hibiscus, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

Lexis Hibiscus Port Dickson adalah resort terbesar di PD dengan 639 pool villa (522 villa berada di atas air dan 117 villa di bangunan tinggi yang menghadap ke laut). Setiap villa memiliki fasilitas kolam renang pribadi dan ruang sauna. Selain menyediakan kegiatan dalam dan luar ruang yang menyenangkan, hal pertama yang menarik perhatian di Lexis Hibiscus Port Dickson adalah proses check in tamunya yang dilayani di dua buah meja panjang berbentuk perahu dengan dibuatkan jalur antrean berdasarkan tipe kamar: Executive Pool Villa, Premium Pool Villa, Premium Pool Villa (Sea View), Panorama Pool Villa, Panorama Pool Villa (Sea View), Sky Pool Villa, Royal Suite, Imperial Suite, atau Presidential Suite.

Lexis Hibiscus Port Dickson
12th Mile, Jalan Pantai,
Pasir Panjang 71250,
Port Dickson, Negeri Sembilan,
Malaysia

Telp +606-660-2626
Fax +606-660-2628
Email reservations@lexishibiscuspd.com

Klana Resort Seremban
Klana Resort Seremban menyediakan 236 kamar yang dibagi atas 6 (enam) tipe kamar dengan balkon pribadi: Deluxe Room, Premium Room, Garden Premium & Deluxe Room, Pool Premium & Deluxe Room, Family Suite, dan Presidential Suite.

klana resort seremban, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

klana resort seremban, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

Di Klana Resort Seremban, saya menempati Premium Room di lantai empat. Kamarnya sangat lega dengan balkon menghadap ke kolam renang. Setiap malam sebelum tidur dan di pagi hari sebelum berjalan, saya yang tak terlalu suka memandangi televisi malah senang mencari – cari tontonan yang menyenangkan lewat kanal youtube dan Netflix yang memang disediakan untuk diunduh GRATIS di setiap kamar.

Klana Resort Seremban
Jalan Penghulu Cantik
Taman Tasik Seremban, 70100 Seremban
Negeri Sembilan, Malaysia

Tel : +606-766-7888
Fax : +606-766-7999
Email reservations@klana-resort.com.my

Tasik Villa International Resort
Usai menikmati jamuan makan malam, saya menumpang buggy menuju ke kamar karena sudah sangat lelah untuk menggeret koper dan masih harus mencari nomor kamar.  Oleh abang buggy, saya diturunkan di depan kamar – kamar yang berjejer di tepi tasik sembari berteriak,”6061 room at the corner!” sebelum dirinya mengantarkan tamu lain ke kamar mereka.

tasik villa international resort, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

Meski jalannya lurus – lurus saja, malam itu rasanya dari lobi hingga diturunkan di depan kamar yang berjejer di tepi tasik, buggy–nya berjalan cukup jauh. Esok paginya saat hendak sarapan, ternyata kamarnya hanya menyeberang satu ruas jalan!

Tasik Villa International Resort
Jalan Tasik Villa, Pusat Pelancongan Antarabangsa Kota Lukut
71010 Port Dickson, Malaysia

Tel: +606 – 644-8888
Email: reservation@tasikvilla.com.my

tasik villa international resort, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

Ruang mandi, toilet, dan cuci tangan terpisah

Find yourselves a home away from home, motto Tasik Villa Internasional Resort, sangatlah tepat menggambarkan perasaan ketika memasuki kamar di Chalet VIP. Kamar berberanda di tepian tasik. Jika hendak ke restoran bisa menumpang perahu dari beranda belakang atau jalan kaki ke depan.

Setiap penginapan di atas menawarkan fasilitas, kegiatan, dan layanan yang menyenangkan. Namun bagaimana bila ada pejalan yang ingin lebih banyak berinteraksi dengan menikmati keseharian dan suasana kampung di Negeri Sembilan? Jika kamu tipe pejalan seperti itu, baiknya memilih untuk tinggal di homestay.

Di Kampung Telok Pelanduk kamu dapat menemukan Homestay The Pelanduk Best yang dikelola oleh Pak Mistam. Di sana terdapat 3 (tiga) rumah kayu yang dilengkapi dengan dapur yang siap untuk ditinggali selama berlibur di Negeri Sembilan. Pekarangannya luas, tak jauh dari pantai. Di Homestay The Pelanduk Best, kamu bisa memilih kegiatan kerajinan tangan seperti membatik, menganyam keranjang, belajar memasak, atau bersepeda keliling kampung.

homestay the pelanduk best, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

Homestay The Pelanduk Best
Kampung Telok Pelanduk
71050 Port Dickson, Negeri Sembilan
Malaysia
Telp : +6013-6206-708 (Mistam)

Ingin menjauhkan diri sejenak dari keterikatan dengan kemajuan teknologi? cobalah tinggal di KG Jekin Resort dan nikmati tidur di rumah pohon atau rumah hobbit. Di KG Jekin Resort, pengunjung dapat menikmati suasana hutan yang baru dibuka sebagai tempat tinggal baru. Pengelola pun menyediakan fasilitas outbond di sekitar tempat tinggal untuk pengunjung yang ingin uji nyali. Tak lepas sama sekali dengan perkembangan teknologi karena kamu bisa menikmati bermain ATV, main ayunan di atas pohon, meluncur di ketinggian dengan flying fox, atau mencoba menjadi petani karet.

kg jkin resort, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

KG Jekin Resort
361, 70400, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia
Telp: +60 17-883 3674/ +6 011 2089 3883
Email kgjkinresort@gmail.com

Satu kenikmatan tinggal dekat dengan warga lokal adalah makanan yang disajikan lekat dengan budayanya. Bagi yang tak bisa jauh – jauh dari makanan rumah, lidahnya akan terpuaskan. Saya sangat menikmati camilan – camilan sederhana yang disajikan di Homestay The Pelanduk Best dan KG Jekin Resort seperti ubi rebus, tahu/tempe goreng, pisang goreng kampung, dan air kelapa segar.

homestay the pelanduk best, hotel di negeri sembilan, penginapan di negeri sembilan, hotel di port dickson

Oh, jangan lupa jika lapar melanda sesuai berkegiatan di KG Jekin Resort, pesanlah Nasi Goreng Kampung dengan topping Kambing dari Dapor Pompuan Chantik. Alamak, nasi gorengnya lezat pun daging kambingnya lembut dan enaknya terbawa terus di lidah.

Sudah terbayang kan pilihan destinasi wisatanya, perjalanan ke sana, dan tempat tinggal selama di Negeri Sembilan? Bila ke Negeri Sembilan, berkabarlah, saleum [oli3ve].


Dilema Turisme Massal vs Mentalitas Tenti Anak – anak di Sapa

$
0
0

Tenti! kata yang akrab di kuping saat berada di Sapa. Kata yang akan terlontar dari mulut bayi yang baru mulai belajar bicara hingga perempuan setengah baya yang dijumpai di perjalanan ketika mereka tersadar dijadikan obyek gambar. Tenti! kata yang meluncur dari mulut seorang anak perempuan yang sebelumnya saya ajak bermain (dan bergambar tentunya haha) di Cat Cat Village. Dibisikkan oleh seorang perempuan dewasa – ibu dari anak perempuan itu – yang duduk bersembunyi di balik pohon tak jauh dari tempat anaknya bermain lewat bahasa isyarat serupa suara burung hantu. Ketika siulan burung hantu terdengar, kata tenti pun akan meluncur dari mulut si anak.

hmong kids, ethnic hmong, suku minoritas sapa, cat cat village, perjalanan ke sapa

Saya mengunjungi Cat Cat (baca: kat kat) Village – kampung etnis Black Hmong, salah satu etnis minoritas yang tinggal di lembah Muong Hoa, Sapa, Lao Cai, Vietnam bagian utara yang berada dekat dengan daratan Tiongkok – di jelang sore pada hari pertama di Sapa. Cat Cat telah dikelola menjadi kampung wisata ekoturisme dan jadi destinasi favorit bagi pejalan karena letaknya tak jauh dari pusat kota Sapa. Jika berjalan kaki dengan langkah panjang – panjang dari Quang Truong Square dan sesekali berhenti untuk memotret, hanya memerlukan waktu 30 menit saja untuk sampai di gerbang kampung Cat Cat. Sebelum turun ke perkampungan, setiap pengunjung harus membayar tiket masuk (HTM) sebesar VND 70K/orang. Menurut informasi, HTM itu diperuntukkan bagi warga di kampung Cat Cat yang telah membuka kampung (dan rumahnya) untuk dikunjungi orang asing.

Salah satu pesan penting yang saya ingat baik – baik tercantum di selebaran berisi informasi dan jalur trekking di Cat Cat yang dibagikan kepada setiap pengunjung ketika membeli tiket masuk Cat Cat jelas tertulis, please do not give money or candy to the local children as this may encourage them to drop out of school. Di saku celana saya ada beberapa lembar VND 10K. Sengaja diselipkan di situ untuk memudahkan ketika diperlukan dengan cepat tanpa harus membuka dompet. Tapi sebagai pengunjung yang taat pada aturan, hati saya tak tergerak sedikit pun dengan belas kasihan untuk merogoh kantung celana dan memberikan apa yang diminta anak perempuan itu.

hmong kids, ethnic hmong, suku minoritas sapa, cat cat village, perjalanan ke sapa

Ikrib dong 😉

Dengan muka yang sering dituding serupa pembunuh berdarah dingin, saya punya cara tersendiri untuk meluluhkan hati anak – anak. Anaknya saya ajak bercanda. Karena dia hanya paham bahasa Hmong, saya pun mengajaknya berbincang dengan bahasa .. INDONESIA dong! Tentu saja dia tak paham rentetan kata yang keluar dari mulut saya, sehingga kami pun mulai menjadi pusat perhatian pengunjung lain karena tempat kami bermain berada tepat di sisi kanan jalur trekking. Dua anak ini  memang sengaja didandani dan ditempatkan ibunya di ayunan untuk menarik perhatian pengunjung. Saya pegang tangannya, mendekatkan muka ke mukanya agar dia dapat memerhatikan gerak mulut, dan mendengar suara saya dengan jelas. Sesekali mata kami bersirobok. Tak lama, dia luluh. Senyumnya melebar. Di saat yang sama, suara berisik serupa siulan burung hantu makin nyaring terdengar dari balik pohon. Ibu si anak mulai gelisah.

Dari tangan kanannya anak perempuan itu menyodorkan gelang. Trik kedua dia keluarkan, menawarkan suvenir untuk barter jasanya sebagai cameo. Tenti! Kata itu kembali terlontar dari mulutnya. Apaaan tenti, tenti? Si anak tak tahu, saya telah melakukan survey kecil – kecilan secara acak di pasar dan kios – kios suvenir. Harga wajar untuk seutas gelang Hmong VND 5K. Tak sampai hati, saya beri dia VND 10K untuk satu gelang yang diikatkannya langsung di pergelangan tangan kiri. Tak lupa kembali mengingatkan dirinya untuk tidak asal meminta uang pada pengunjung yang gemas melihat mereka. Kepalanya mengangguk – angguk, entah mengerti entah pula karena ke dalam tangannya sudah diselipkan uang.

ethnic hmong, suku minoritas sapa, trekking di sapa, perjalanan ke sapa

Tentiiiii!

Malamnya sebelum kembali ke penginapan saya mampir menikmati secangkir kopi di sebuah kedai kopi di jantung Sapa, dua orang anak Hmong lainnya bolak – balik mendatangi kedai tempat saya duduk. Saya menebak usia anak yang paling besar tak lebih dari 8 tahun, adiknya tentu lebih muda darinya. Di punggung mereka masing – masing memanggul tas serupa ransel, di dalamnya tertidur adik mereka yang masih bayi. Apa yang mereka lakukan hingga masih betah berkeliaran pada malam hari di jalanan? Apakah orang tuanya tak mencari?

Sapa, rumah bagi 5 (lima) etnis minoritas Vietnam: Hmong, Red Dao, Tay, Giay, dan Phu La. Mereka (terutama perempuannya) dengan mudah dikenali dari pakaian tradisional yang dikenakan. Misal orang Hmong pakaiannya didominasi warna gelap terutama hitam, sedang Red Dao dengan mudah ditandai dari tutup kepalanya yang berwarna merah. Di keseharian mereka hidup dari bertani. Namun sejak pariwisata menyentuh Sapa, roda kehidupan mereka pun berubah. Perempuan – perempuannya yang gigih, banyak yang turun ke jalan menjadi penjaja suvenir dan/atau pemandu wisata. Sedang kaum lelakinya tetap tinggal di rumah bertani meski ada juga yang menjadi ojek motor.

Anak – anak mereka pun tak ketinggalan menjadi pencari nafkah buat keluarga, dibawa ibunya ke kota. Tak jarang ada anak di bawah 10 tahun yang terlihat berlarian di taman, menyeberang jalan tanpa tengok kiri kanan, atau hilir mudik di tempat – tempat yang ramai dikunjungi pejalan sembari memanggul bayi di punggungnya dari pagi hingga malam.  Melihat booming-nya pariwisata Sapa, para orang tua pun melihat peluang yang baik dengan memanfaatkan anak – anaknya sebagai pengais rejeki dari kantung turis yang ramai berdatangan ke Sapa. Dan tenti (= twenty), tarif dua puluh ribu dong (VND 20K); angka yang sepertinya telah “disepakati” untuk dikenakan sebagai “balas jasa” mereka ketika sadar dijadikan sasaran kamera pejalan di Sapa. Angka yang sama mereka patok ketika menawarkan suvenir kecil kepada turis yang mereka jumpai.

ethnic hmong, suku minoritas sapa, trekking di sapa, perjalanan ke sapa, bus sapa lao cai

Bersama Mama Ca & Mama Lili. Karakter orang Hmong itu baik – baik, coba saja jalan kaki 4 jam ke kampungnya di lembah Muong Hoa.

Di hari lain ketika berjalan – jalan di Xuan Vien Park, saya bersua dengan Mama Ca dan Mama Lili, dua perempuan Hmong yang menawarkan jasa sebagai pemandu untuk trekking dan melihat lebih dekat kehidupan di perkampungan Hmong yang masih natural di lembah Muong Hoa. Karena saya memilih untuk ikut Mama Lili, ia harus membayarkan sejumlah DONG sebagai pengganti jasa Mama Ca – yang notabene sahabat dan tetangganya – karena Mama Ca yang pertama mengajak saya ngobrol. Persahabatan dan bisnis macam apa lagi ini?

Kami berjalan 4 (empat) jam dari Sapa untuk sampai di Hau Thao, kampung Mama Lili. Melalui jalan beraspal hingga menyusuri jalan kampung yang becek, jalannya naik turun, melewati kebun teh, tembakau, kebun bunga milik orang Vietnam – di Sapa penduduk mayoritasnya adalah etnis Kinh yang disebut sebagai orang Vietnam asli – sawah terasering, sesekali melewati kandang kerbau, dan sesekali bertemu dengan warga lokal yang pulang dari sawah. Ketika sampai di satu ketinggian, Mama Lili berhenti. Dia menunjuk ke arah Sapa dan mulai bercerita bagaimana Sapa yang tenang sebelum wisatanya booming dan Sapa sekarang yang bising. Di satu sisi, ia bersyukur kehidupan ekonomi keluarganya terdongkrak dari pemasukan yang dia peroleh sebagai pemandu wisata dan hasil mengelola homestay di rumahnya. Namun di sisi lain, ia khawatir melihat gencarnya pembangunan yang mulai meringsek ke kampung – kampung etnis minoritas. Dilema.

ethnic hmong, suku minoritas sapa, trekking di sapa, perjalanan ke sapa

Mama Lili yang gelisah

Sapa dengan mudah dapat dijangkau dari Hanoi, naik bus atau kereta api. Saya memilih untuk mencoba kedua moda transportasi ini. Berangkat dengan sleeper bus pk 21.45 dari Hanoi, tiba di Sapa pk 04.00 kurang lalu pulangnya dengan sleeper train pk 20.55 dari Lao Cai turun di stasiun Hanoi pk 04.30. Saran saya, jika tak mau repot, saat berangkat ke Sapa; pilihlah sleeper bus. Bus akan berhenti di Sapa, sedang kereta api hanya akan sampai di Lao Cai. Untuk sampai ke Sapa, dari Lao Cai masih harus menyambung sejam perjalanan dengan minibus (atau grabcar, taksi, minta jemputan dari hotel) yang tentu menambah biaya lagi kan? Jadi, jika ditilik dari segi ongkos, tentu lebih irit naik bus! Dari segi waktu, lebih hemat juga dengan bus. Baik tiket bus maupun kereta api saya pesan lewat daring seminggu sebelum terbang ke Vietnam. Tiket bus lewat Klook dan kereta api lewat Baolau. Satu lagi, e-ticket kereta harus ditukarkan dengan tiket fisik di stasiun Lao Cai sebelum berangkat.

Pariwisata Sapa berkembang pesat dalam 20 tahun ini. Awal 2016 SunGroup mulai mengoperasikan Fansipan Legend Cable Car yang menghubungkan Sapa dan the roof of Indochina; Fansipan, gunung tertinggi di Indochina. Dengan cable car, perjalanan mendaki gunung yang biasanya ditempuh 2 – 3 hari untuk sampai di ketinggian 3.143m, bisa dipangkas menjadi 20 menit saja. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak pejalan yang penasaran untuk menjajal cable car terpanjang di dunia. Lalu di akhir 2018, SunGroup membuka The Hotel de la Coupole – MGallery by Sofitel, hotel bintang lima pertama di Sapa yang terkoneksi  dengan Sun Plaza, mal megah yang berdiri gagah di seberang Museum Sapa yang lusuh. Semakin memudahkan lagi perjalanan pengunjung untuk sampai ke Sapa Station – stasiun awal untuk menuju ke Fansipan – karena di dalam mal ini, dibuka tiket box untuk perjalanan ke Fansipan sehingga pengunjung tak perlu lagi berkendara ke Sapa Station. Cukup masuk mal, beli dan bayar tiket perjalanan sebesar VND750K, lalu ikuti saja petunjuk arah di dalam mal. Adem.

fansipan cable car, harga tiket fansipan cable car, fansipan mountain, perjalanan ke sapa

Sekali angkut, 1 cable car ini bisa muat hingga 35 orang

Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Rough Guides pada 2018, Sapa berada di urutan keenam dari daftar 10 destinasi terbaik di Asia Tenggara. Suatu pencapaian yang wajar jika melihat antusias pejalan berdasarkan data stastistik yang dikeluarkan oleh pemerintah Lao Cai, pada 2016 angka kunjungan turis asing ke Sapa sebanyak 970.000 sementara penduduk Sapa pada saat itu tak sampai 60.000 jiwa. Wow, emejing? Kejadian deh apa yang disebut sebagai over tourism a.k.a turisme massal, fenomena yang terjadi ketika jumlah pengunjung destinasi wisata menurunkan pengalaman berwisata dan berdampak pula pada kualitas hidup warga lokal.

ethnic hmong, suku minoritas sapa, trekking di sapa, perjalanan ke sapa, bus sapa lao cai

Minibus Sapa – Lao Cai – Sapa, ada wifi-nya 😉

Sapa tak sendirian. Beberapa daerah di Indonesia pun mengalami hal yang sama kan? Yang menjadi pekerjaan rumah bagi pelaku wisata adalah apa yang akan diharapkan di masa datang bergantung pada apa yang dimulai dan dilakukan di hari ini. Bagi saya, ada alasan untuk kembali ke Vietnam dan menyapa Sapa tahun depan, saleum [oli3ve].

Lebih Dekat dengan The Royal Town, Klang

$
0
0

Secangkir kopi hitam baru saja diantarkan ke meja. Kopi itu dipilihkan Lesley Lee, kawan berjalan yang tinggal di Klang. ”Olive, you should try their coffee. First you are taste it, it will stay for last”, katanya saat kami baru saja memilih meja kosong di antara meja – meja yang  telah penuh terisi untuk duduk di Chong Kok Kopitiam. Ini kali kedua kami bersua setelah sebelumnya di akhir April lalu, kami menikmati perjalanan bersama di Negeri Sembilan. Di meja pualam bundar yang berada di tengah kedai itu kemudian bergabung Robert Lee, suami Lesley dan Phil disusul Dhani dari MQTV juga Lily Riani, blogger Malaysia.

chong kok kopitiam, kopi klang, royal town klang, eat travel write, legend coffee in klang

Sebagai penikmat kopi yang paginya tak selalu bergantung pada secangkir kopi, ketika bertandang ke kedai kopi legendaris di satu kota; wajib hukumnya untuk mencoba secangkir kopi pilihan di kedai itu. Karena tak suka yang manis – manis saya pun memesan kopi hitam, panas. Cangkir – cangkir berisi kopi lainnya tersaji di meja. Datang bersama roti bakar dengan selai kaya dan butter yang sengaja dipesan Lesley dan Phil untuk dinikmati bersama – sama, juga beberapa potong penganan tradisional yang disediakan  untuk dikudap.

Duduk di kedai ini, harus bisa menahan diri tak silap memesan segala penganan yang menggoda di meja tetangga untuk diicip seperti roti bakar yang di atasnya bertengger telur ayam setengah matang yang membuat air liur nyaris tumpah. Aroma Kopi O-Kaw menguar dari dalam cangkir berwarna kuning yang dihiasi tulisan Chong Kok Kopitiam yang terduduk di atas meja, merangsang hasrat untuk segera dinikmati. Saya menyesapnya sekali. Maaaaak, enak bangeeeeet!

Kisah Klang berawal pada 1857 ketika Sultan Abdul Samad, Sultan Selangor meminta Raja Abdullah, anak menantunya, mengawasi perluasan area penambangan timah yang akan dibuka di Lembah Klang. Raja Abdullah meminta para penambang Cina yang masa itu dipekerjakan di Lukut (sekarang wilayah Negeri Sembilan) turun ke Lembah Klang, membabat hutan, dan membuka area tambang baru di sepanjang aliran sungai Gombak dan Klang. Untuk memantau kerja para pekerja Cina tersebut, dipercayakan kepada kapiten Cina, Yap Ah Loy.  Pada 1886 semasa koloni Inggris, jalur kereta api Lembah Klang dibangun untuk menghubungkan Kuala Lumpur dan Klang.

chong kok kopitiam, kopi klang, royal town klang, eat travel write, legend coffee in klang

Dari Uncle Foo Cher Ming saya mendengar cerita tentang usaha kedai kopi keluarga Foo yang dibuka sejak 1940 di seberang stasiun kereta api Klang. Sekarang, kedai kopi itu dikelola oleh Uncle Foo dan adiknya, Auntie Foo Mee Meay.

Chong Kok Kopitiam
Jl Stesen No. 5, Kawasan 1,
41000 Klang, Selangor, Malaysia
Telp +60 3-3371 0996
Buka setiap hari pk 06.30 – 17.00

Terpujilah nama Tuhan! Sungguh pagi yang menyenangkan. Bersua kawan berjalan, berbagi cerita sembari ‘ngopi, dan memulai kegiatan Eat, Travel, & Write 9: Selangor International Culinary Adventure  2019 yang diadakan oleh Selangor State Economic Planning Unit (UPEN Selangor) dan Gaya Travel Magazine. Dari Chong Kok Kopitiam dengan perut yang tak henti tersenyum, kami berjalan riang ke Galeri Diraja Sultan Abdul Aziz.

Pada 1873 Klang menjadi tempat kedudukan Kesultanan Selangor sekaligus sebagai pusat pemerintahan sebelum dipindahkan ke Kuala Lumpur pada 1880. Ketika Sultan Abdul Samad mangkat, pada 1898 Alaeddin Sulaiman Shah, cucunya, diangkat sumpahnya menggantikan kakeknya menjadi Sultan Selangor V dan menjadikan Klang sebagai ibukota Selangor. Meski Klang tak lagi disebut sebagai ibukota Selangor sejak beralih ke Shah Alam pada 1978, Klang tetaplah disebut sebagai The Royal Town.

galeri diraja sultan abdul aziz, sultan abdul aziz royal gallery, royal town klang, the history of selangor sultanate, kesultanan selangor

Di beranda depan Galeri Diraja Sultan Abdul Aziz, kami disambut oleh Chang Sui Yong a.k.a Julie, pemandu wisata dari Tourism Selangor yang akan menemani berkeliling Royal Klang Town. Ia memulai kisah Klang dengan menceritakan seluk beluk gedung Sultan Suleiman hingga menjadi Galeri Diraja Sultan Abdul Aziz atau museum biografi Sultan Abdul Aziz.

Galeri Diraja Sultan Abdul Aziz diremikan oleh Sultan Sharafuddin Idris Shah, Sultan Selangor ke-9 pada 19 Oktober 2007 sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap masa pemerintahan ayahnya Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, Sultan Selangor ke-8 dan Yang di-Pertuan Agung Malaysia ke-11. Galeri menempati bangunan peninggalan Inggris yang dirancang oleh Arthur Benison Hubback pada 1909.

Di ruang pertama galeri ini terpampang asal – usul berdirinya Kesultanan Selangor. Berawal dari kedatangan orang – orang Bugis ke Johor hingga pengangkatan Raja Lumu – anak Opu Daeng Chelak, Yam Tuan Muda Johor – pada 1757 sebagai pemimpin pemerintahan di Kuala Selangor yang menjadi tonggak berdirinya Kesultanan Selangor dengan Raja Lumu (Sultan Salehuddin) sebagai Sultan Selangor I.

galeri diraja sultan abdul aziz, sultan abdul aziz royal gallery, museum di klang, sejarah kesultanan selangor

Sayang, Julie terlalu tergesa – gesa mengajak berpindah ruang (mungkin karena dibatasi oleh waktu) sehingga saya memilih melepaskan diri dari kelompok dan menikmati sendiri alur cerita dari satu ruang ke ruang lainnya. Saya tak sendiri karena di ruang lain, saya melihat Megumi Kariwa dari Malaysia Magazine pun masih asik menyasar koleksi galeri untuk didokumentasikan.

Galeri Diraja Sultan Abdul Aziz
Jl Stesen No. 3, Kawasan 1,
41000 Klang, Selangor, Malaysia
Telp +60 3-3373 6500

HTM: GRATIS
Jam Operasional: pk 10.00 – 17.00 (Selasa – Minggu)
Senin & Libur Nasional: TUTUP

Usai berkeliling di Galeri Diraja Sultan Abdul Azis, kami beranjak ke sebuah kedai makan di tepi Sungai Klang. Kami duduk di meja panjang yang menghadap Jembatan Kota, salah satu ikon Klang. Datang pada jam istirahat kantor, kedai ini dipenuhi oleh para pekerja yang beristirahat untuk makan siang. Sebagian besar lelaki berbadan gempal dan berkulit gelap, keturunan India pastinya. Meski lapar, harus sabar menunggu karena di dekat dapur antrian pengunjung lain yang hendak makan pun mengular.

kari kepala ikan tepi sungai klang, kari kepala ikan, kuliner klang, royal town klang

Siang itu kami menikmati menu spesial Nasi Kandar Tepi Sungai di hari Jumat yang diantarkan Salim Khan, pemilik kedai, ke meja berupa Nasi Briyani, Kari Kepala Ikan, dan Ikan Goreng yang masih panas dan sedap. Sebagai pencuci mulut, saya memilih Teh Tarik Panas-nya yang juara.

Nasi Kandar Tepi Sungai
Gerai Makan Pekalan Batu, Kawasan 1,
41100 Klang, Selangor

Malaysia adalah rumah bagi 3 (tiga) etnis besar Melayu, Cina, dan India. Karenanya di setiap kota – kota sejarahnya akan selalu dijumpai kampung Melayu, pecinan, dan kawasan India. Restoran – restoran India terbaik di Selangor adanya di Klang. Meski perut masih penuh, kami pun mampir ke Restoran Mohana di kawasan Little India.

Di Mohana, saya menjumpai cara penyajian makanan yang berbeda dari tempat makan lain. Ketika pengunjung sudah duduk, pramusaji akan mengalasi meja makan dengan daun pisang. Lalu mereka akan bergantian keluar dari dapur membawa nampan berisi aneka lauk berikut kuah kari dan kawan – kawannya yang sudah ditata di wadah kecil – kecil, ditawarkan ke meja. Pikirkan kapasitas perut sebelum tangan bergerak mengambil lauk, karena apa yang sudah diletakkan di meja akan dihitung dan ditagihkan kepada pengunjung! Jangan lupa cuci tangan sebelum makan, karena makannya tak pakai sendok garpu!

mohana restoran, little india klang, kuliner klang, royal town klang

Untuk memuaskan rasa penasaran, saya mengudap Roti Pisang dan Teh Masala (teh rempah India) yang rasanya serupa minum jamu yang diberi susu. Sedap. Saya bahkan menambah secangkir dari jatah yang tak disentuh di meja.

Restoran Mohana
Jl Tengku Kelana No. 119, Kawasan 1,
41000 Klang, Selangor, Malaysia
Telp +60 3-3372 7659

Tak lengkap rasanya bila sudah di Klang tak melihat Port Klang! pelabuhan yang dibangun semasa Frank Swettenham menjadi Residen Selangor karenanya pelabuhan Klang dikenal pula dengan nama Port Swettenham. Maka di malam hari kami beranjak ke Tanjung Harapan menikmati suasana di sekitar pelabuhan sembari makan ikan bakar di Muara Ikan Bakar.

Muara Ikan Bakar
Lingkaran Sultan Hishamuddin, Kawasan 20,
42000 Pelabuhan Klang, Selangor
Telp +60 3-3176 6929
Buka pk 17:30 – 01.00

Sesuai dengan nama tempatnya, yang disajikan di meja malam itu pun makanan yang didominasi oleh ikan. Muara Ikan Bakar buka dari petang hingga pagi, jadi kalau ada yang ke Klang dan mendadak lapar tengah malam, pergilah ke pelabuhan Klang.

port klang,muara ikan bakar tanjung harapan, kuliner klang, royal town klang

Wajah pelabuhan Klang hari ini sudah banyak berubah. Lebih moderen mengikuti perkembangan jaman serta kebutuhan jasa angkut penumpang dan barang. Menurut Lesley, pelabuhan Klang terbagi 3 (tiga) dan diberi nama sesuai letaknya Northport di utara, Southport di selatan, dan di barat ada Westport.

Pk 23.00 kami meninggalkan Tanjung Harapan. Kembali ke kota untuk beristirahat. Dalam hati saya berjanji pasti akan kembali ke Klang untuk menyusuri jejak masa dan rasanya agar lebih dekat dengan Klang. Saya sudah berencana akan memilih cara paling gampang untuk mencapai Klang dengan menumpang KTM Komuter dari KL Sentral, duduk manis sekitar sejam hingga turun di stasiun Klang. Dari depan stasiun menyeberang ke Chong Kok Kopitiam untuk sarapan sebelum berkeliling Royal Town Klang.

Tertarik dengan sejarah Selangor? Baca juga:

Jika memerhatikan tempat – tempat yang dikunjungi dari pagi hingga jelang petang, letaknya masih di satu kawasan. Bisa dikunjungi dengan berjalan kaki. Untuk membantu pejalan lebih dekat dengan Klang, Tourism Selangor membuat program Royal Klang Town Heritage Walk yang dipandu oleh pemandu profesional. Kegiatan ini diadakan setiap Sabtu dan Minggu, GRATIS. Pendaftaran peserta dilakukan langsung ke situs Tourism Selangor. Ada yang mau menyusuri Royal Town Klang bersama – sama? saleum [oli3ve].

**

Yang dibolak – balik:

  • Klang! In and Around The Royal Town, 2011, Dreamagic Publication

7 Tempat Bermain yang Bikin Betah di 1 Utama Shopping Centre

$
0
0

Tiga bulan lalu ketika dua orang kawan berjalan pamit bermain ke 1 Utama Shopping Centre sebelum beranjak ke bandar udara internasional Kuala Lumpur (KLIA), dalam hati saya bertanya, koq 1 Utama? Kenapa tidak ke Kuala Lumpur City Center (KLCC), destinasi impian yang pasti dilirik pejalan – meski sekadar bergambar di depan menara kembar atau cuci mata di mal – saat datang ke Malaysia? Kebetulan, siang itu saya hendak ke KLCC bersua kawan. Lumayan kan bisa berbagi ongkos Grabcar? 😉

1 utama shopping centre, camp5, indoor rock climbing

Salah satu dinding tempat latihan memanjat di Camp5

Kami mau rock climbing. Sampai jumpa di KLIA, mbak.” Mendengar jawaban mereka sebelum kabur masuk taksi daring yang menjemput di lobi hotel, saya senyum – senyum melihat keriaan mereka. Juga sedikit penasaran. Waktu menuju bandara sisa tiga jam, tapi mereka memilih untuk pergi memanjat batu ke mal!!

Rasa penasaran saya terjawab minggu lalu sewaktu membolak – balik selebaran yang saya dapatkan sembari menunggu makan siang di Saji Nusantara, salah satu restoran di lantai dasar 1 Utama. Pada selebaran itu dipasang gambar dan informasi singkat tempat – tempat bermain yang menjadi daya tarik 1 Utama. Salah satunya Camp5: Asia’s largest indoor rock climbing gym.

Oooh, jadi mereka waktu itu main ke Camp5!

1 Utama (dibaca: wan utama) merupakan mal terbesar di Malaysia yang dibangun dengan mengusung konsep eco friendly shopping centre di Petaling Jaya. Sejak dibuka pada 1995, mal milik Bandar Utama City Centre Sdn Bhd yang terdata sebagai WORLD’s 7th Largest Mall ini terus saja mengembangkan diri, melengkapi sarana belanja dan hiburan untuk memanjakan pengunjung. Segmentasi pasarnya keluarga ekonomi menengah ke atas yang datang ke mal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dari keperluan rumah tangga bulanan hingga kebutuhan akan hiburan.

promenade 1 utama, walking street, 1 utama mall

Promenade, ada bangku empuk untuk duduk – duduk dan mengakses wifi 😉

Pengelola 1 Utama membagi area mal dengan mengatur penempatan tenan di 5 (lima) lantai yang diperuntukkan untuk ritel demi memudahkan pengunjung mengenali sasaran yang dituju seperti Highstreet, Oval, Rainforest, Promenade, Lakeside Promenade, Centre Court, Courtyard, Food Street, dan Entertainment Zone. Dua lantai lainnya diperuntukkan sebagai area parkir.

patrick so, general manager 1 utama, 1 utama mall, camp5 1 utama, must do in 1 utama

Patrick So, General Manager 1 Utama Shopping Centre

Meski sering tersesat bila masuk mal, di 1 Utama yang luasssss itu, saya tak sampai tersasar karena keliling malnya ditemani Patrick So, General Manager 1 Utama Shopping Center dan timnya ke 7 (tujuh) tempat bermain yang bikin  betah di 1 Utama berikut:

1. Rainforest
Hutan tada hujan yang dibangun ditengah – tengah mal sebagai salah satu bukti kontribusi untuk menjaga alam. Memasukinya lewat jalan setapak yang tepiannya dialiri sungai kecil tempat ikan – ikan koi berlarian ke sana kemari. Pengunjung akan disambut pohon – pohon yang menjulang ke langit dengan jembatan gantung terentang di atasnya. Di ujung hutan, di seberang kolam tempat berkumpulnya air sungai tadi, dibangun sebuah jembatan kayu yang menghubungkan jalan setapak ke air terjun. Di jembatan itu pengunjung rainforest boleh duduk – duduk sembari bercanda dan memberi makan ikan koi. Makanan ikan dapat dibeli langsung di luar sebelum masuk hutan.

rainforest 1 utama, 1 utama shopping centre, rainforest

Santai – santai di Rainforest

Di hutan ini tinggal 100 spesies tumbuhan. Hutan yang ramah karena tak dihuni oleh tumbuhan liar ataupun binatang buas yang membahayakan keselamatan makhluk lainnya. Rainforest berada di lantai dasar, dapat dikunjungi setiap hari sepanjang waktu operasional mal dan GRATIS.

2. The Secret Garden
Sebuah taman yang dipersiapkan selama 5 (lima) tahun dengan bantuan konsultan dan ahli pertanaman, tertutup dari pandangan pengunjung di rooftop 1 Utama. Pada 25 Mei 2009 ketika taman siap untuk menerima pengunjung, pengelola 1 Utama menamainya The Secret Garden.

rainforest 1 utama, 1 utama shopping centre, the secret garden, roof top garden

Mau masuk taman aja disambut petugas yang siap grak begini 😉

The Secret Garden disebut – sebut sebagai the largest rooftop garden in South East Asia! Rumah bagi 500 spesies tanaman tropis yang jarang dan langka dijumpai di pekarangan rumah termasuk Victoria amazonica, bunga teratai raksasa yang jenisnya mudah dijumpai di kolam Kebun Raya Bogor kini hadir di atap gedung! Ada juga tanaman kopi (Coffea arabica, Coffea canephora, & Coffea libberica), pisang, alpukat, dan lain – lain, juga beragam bunga hutan yang kembangnya berwarna – warni.

Tempat ini menyenangkan bagi yang menyukai foto macro dan yang suka difoto. The Secret Garden yang terletak di rooftop lantai UR 1 Utama juga membuka pintu bagi yang ingin menjadikannya sebagai lokasi foto prewedding. Untuk diperhatikan, The Secret Garden HANYA bisa dikunjungi pada Sabtu, Minggu, dan hari libur pk 10.00 – 22.00, GRATIS.

3. Camp5
Bagi penyuka olah raga luar ruang dan senang memanjat, datanglah ke Camp5! Camp5 menempati lantai lima 1 Utama sejak 2005. Camp5 membuka pintu bagi semua pengunjung baik yang sudah mengakrabi rock climbing maupun yang baru ingin mencari tahu apa itu rock/wall climbing dengan melihat (dan langsung mencoba) latihan panjat memanjat di ruangan itu.

camp5, indoor rock climbing, 1 utama destination

Silakan dipilih program di Camp5-nya kakak

Bagi yang baru ingin belajar panjat tebing, dapat mengambil program Basic Wall Course tapi sebelumnya disarankan untuk mengikuti program Try Climbing Session dengan biaya RM55 untuk 1 (satu) jam latihan. Tertarik? silakan dicek detail programnya ke Camp5 ya.

Camp5
EZ501, 5th Floor, 1Utama Shopping Centre
Phone: +603 7726 0410
Email: 1utama@camp5.com
Jam operasional: pk 14.00 – 23.00 (Senin – Jumat), pk 10.00 – 20.00 (Sabtu, Minggu, hari libur)

4. FlowRider
Rindu berselancar tapi tak punya waktu banyak untuk bermain ke pantai? FlowRider memberikan solusinya. FlowRider adalah arena bermain air di dalam mal yang diperuntukkan bagi surfer maupun yang ingin senang – senang bermain papan selancar. Untuk bermain di FlowRider tersedia paket – paket yang bisa dipilih dan aturan yang harus diikuti, lengkapnya bisa dicek langsung di SINI.

1 utama shopping centre, flowrider, indoor surfing, indoor surf centre

Atraksi di FlowRider

FlowRider
Lot LG601, Lower Ground Floor, 1 Utama E
Telp: +603-77100833
Email: marketing@flowrider1utama.com.my
Jam Operasional pk 10.00 – 22.00 (Minggu – Kamis), pk 10.00 – 22.30 (Jumat, Sabtu)

5. AirRider
Bekerja sama dengan Indoor Skydive Australia Group (ISA Group), 1 Utama membangun fasilitas olah raga skydiving dalam ruang yang tercatat sebagai the 1st indoor skydiving di Asia Pasific. Tak ada batasan umur maupun jenis kelamin untuk terbang di dalam tabung angin selama punya ‘nyali, sehat, serta tahan pusing & mual, silakan mencoba AirRider – Bringing You The Dream of Flight To All Ages and Abilities.

1 utama shopping centre, airrider skydiving

Adam (3th) ingin terbang seperti spiderman 😉 (dok. Gaya Travel)

Sebelum terbang, setiap calon penerbang harus mengenakan pakaian khusus berikut helm untuk melindungi kepala dari benturan, sepatu khusus, kaca mata, & tutup kuping serta akan diberi arahan oleh instruktur.

airrider, indoor skydiving. airrider 1 utama

Instrukturnya bule lho

Tarif yang dikenakan untuk terbang dibagi berdasarkan paket terbang yang dipilih. Harga paling rendah untuk pemula RM89/orang akan mendapatkan kesempatan 2xterbang. Bagi yang sudah berpengalaman ada paketnya juga yang tentu saja tantangannya akan berbeda. Detail paketnya bisa dicek di SINI.

AirRider Indoor Skydiving
S601, 1Utama E, 1 Utama Shopping Centre
Telp: +603-77285588
Email: info.kl@airrider.my
Jam operasional: pk 10.00 – 22.30

6. Its a Hit!
Bila sementara berjalan di 1 Utama lalu kangen main kasti, bermainlah ke Its a Hit. Tempat yang tepat dan baik untuk melatih kepekaan memukul bola. Dengan membayar RM5, pengunjung sudah dapat mencoba memukul 15 bola yang akan dilontarkan satu per satu secara otomatis dari mesin pelontar bola di lapangan basebal yang terletak di rooftop 1 Utama.

its a hit operating hours, its a hit, baseball at 1 utama

Kangen main kasti  😉

Its a Hit
Upper Roof (via High Street Lift), 1 Utama Shopping Centre
Tel: +603 7727 2576
Jam operasional: pk 12.00 – 22.30 (Senin – Kamis, Minggu) pk 10:00 – 24:00 (Jumat, Sabtu)

7. Food Street
Usai bermain yang seru – seru tenaga perlu dipulihkan lagi donk. Caranya? Makan (lagi) yang enak – enak 😉 Bermainlah ke Food Street di lantai dasar, tempat berderet rumah makan yang menyediakan makanan beragam rasa: Jepang, Cina, Korea, India, ataupun selera lidah Melayu. Pilihannya disesuaikan dengan selera lidah saja. Kalau tak mau jalan terlalu jauh, di depan AirRider ada sushi bar juga di Its a Hit ada cafe kecil untuk menyejukkan lidah.

Karena lapar (lagi) meski tak ikut bermain dan hanya memotret, sewaktu teman – teman mengantre masuk tabung angin di AirRider, saya sempatkan berlari sebentar ke sushi bar (lupa namanya haha) dan membeli beberapa potong sushi yang enak dan murah.

ketan melaka, cendol melaka, saji nusantara 1 utama

1 Utama Shopping Centre
1, Lebuh Bandar Utama, Bandar Utama City Centre
Bandar Utama, 47800 Petaling Jaya,
Selangor Darul Ehsan, Malaysia

Customer Service Centre
Tel: 03-7710 8118 | Email: custserv@1utama.com.my

how to get 1 utama from Kuala Lumpur, mrt to 1 utama, transport ke 1 utama

Informasi untuk pengunjung

1 Utama berjarak 20 menit perjalanan dari Kuala Lumpur dengan menggunakan mobil atau taksi daring/grab. Bila menggunakan transportasi publik lainnya bisa menggunakan Kereta Tanah Melayu (KTM) dari KL Sentral ke Puchong dan disambung dengan taksi ke 1 Utama. Atau naik MRT dari KL Sentral dan turun di Bandar Utama lalu berjalan kaki sedikit ke 1 Utama. Sesuai slogannya Its All in One, 1 Utama menjadi destinasi wisata keluarga yang menyenangkan untuk melepas penat dan bersenang – senang. saleum [oli3ve].

Solilokui Kamar 1011

$
0
0

Aku tiba di Klang, the Royal Town, julukan bagi kota yang pernah menjadi ibukota Selangor dan tempat kediaman Sultan Selangor pagi tadi. Kota yang pernah kuceritakan sangat ingin kudatangi beberapa tahun lalu ketika kita masih bisa bercanda tanpa ada rasa saling curiga.

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Welcome drink

Seperti yang ada di benakku selama ini, kotanya tertata rapi. Di pinggir – pinggir jalan yang kulewati seharian tadi, rumah – rumah berdiri dengan tertib. Dan dari ketinggian, di depan jendela kamar tidurku yang berada di lantai 10, deretan atap rumah yang apik itu tampak indah terpapar sinar matahari senja yang pelan – pelan beranjak ke barat. Tak bisa dipungkiri keapikan Klang salah satu yang diwariskan Opa Frank Swettenham. Hasil jerih lelah dan sabarnya menata kota – kota di bawah pengawasannya ketika menjadi Residen Jenderal Federasi Melayu dan dipercaya sebagai warga penasihat Selangor.

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Pemandangan dari jendela kamar 1011

Bersyukurlah negeri ini, meski pernah di-keukeupin Inggris, jejak tinggalannya terpelihara dengan baik. Aku pun bersyukur, inginku menjejak di Klang mewujud. Sebagai awal perkenalan, selama 2 (dua) hari di sini aku tinggal di Premiere Hotel, mendapatkan kamar tipe Superior bernomor 1011 berjendela kaca yang lebar. Kamar yang nyaman dan bersih, langsung membuatku jatuh hati dan betah berlama – lama di dalamnya.

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Serupa dengan rumah, untuk mengetahui tingkat kebersihan dan seberapa peduli pengelola sebuah penginapan terhadap kebersihan; paling gampang lihatlah toiletnya. Hiruplah udaranya. Jika sirkulasi udara di dalamnya baik, aromanya tak akan membuat perut mules. Premiere Hotel terbilang penginapan yang sudah lama di Klang (meski tak lama – lama sangat), namun terpelihara dengan baik. Teringat tahun lalu saat menginap di sebuah hotel di Jakarta, aroma dari ruang belakangnya semerbak sampai minta ganti kamar 3 (tiga) kali! Terakhir kamar di-upgrade dengan kondisi tak lebih baik dari 2 (dua) kamar sebelumnya. Masakan kamar non smoking bau rokok?!

Aku pun teringat senandika di Bukit Jugra siang itu, ketika angin sepoi – sepoi menepuk – nepuk pipiku, dan tutur katamu perlahan – lahan menyembul dari lembah kenangan .. Kesabaran diuji lewat perkara – perkara yang kau jumpai dalam setiap perjalanan, yang kan mengasah pikirmu dan sikapmu menjadi dewasa atau bahkan menjadi kerdil dalam pandangan. Semua itu tergantung bagaimana dirimu menyerap berita yang terhembus, menelaah bacaan yang ditawarkan pada mata dan menyaring kata lewat pendengaran. Belajarlah bersyukur atas setiap perkara yang kau jumpai dan rintangan yang harus dilalui kakimu – [Senandika dari Bukit Jugra]

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Hari beranjak gelap. Aku menutup tirai kamar. Berapa banyak sabar lagi harus ditabung agar bisa memeluk dan mengurai rindu yang setiap hari bertambah berat? Jika matahari yang garang di siang hari mau memberi kesempatan malam untuk memeluknya, bagaimana dengan kita?

Di kamar 1011, tersedia fasilitas yang tak jauh berbeda dengan kamar setipenya di hotel bintang 4 (empat) seperti: ketel listrik untuk menjerang air panas, kopi/teh dan gula, air mineral, dan perlengkapan mandi. Meski rambut di kepala tak panjang – panjang amat, menemukan pengering rambut elektrik di dalam lemari pakaian itu hadirkan kesenangan tersendiri.

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Untuk sarana hiburan tersedia saluran tv kabel dan jaringan Wi-Fi yang berlari cepat. Sedang untuk kebugaran tubuh, di lantai bawah tersedia kolam renang dan Gym. Sayangnya selama menginap di Premiere Hotel Klang, kolam renang ditutup sementara dikarenakan gangguan air sedang terjadi di seantero Klang. Syukurlah di kamar mandi air masih mengalir meski pada jam tertentu air panas tak mengucur dari pancuran. Untuk keadaan ini pun pihak hotel telah mengirimkan pemberitahuan ke setiap kamar.

Sebelum masuk kamar, aku pun sempat berkeliling ke beberapa lantai melihat kamar – kamar lain yang ditawarkan di Premiere Hotel Klang. Selain tipe Superior, ada Deluxe dan Executive. Juga ruang – ruang pertemuan besar yang bisa disewa untuk rapat, pernikahan, dan kegiatan – kegiatan lain. Hal pokok yang membedakan setiap kamar tersebut adalah luas dan isi kamarnya yang tentu saja menentukan besaran tarif kamar semalam. Perbedaan lain, adanya ruang temu khusus untuk kamar – kamar Executive di lantai 18.

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Saat pagi datang, sarapan disiapkan di The Buzz dengan label kandungan kalori diletakkan di depan setiap makanan/minuman yang tersaji di meja. Kembali kunikmati kesenangan ketika menemukan sarapan kesukaanku tersaji di pojok ruangan, oatmeal! Ini hotel kedua yang kutandai menyediakan bubur gandum di menu sarapannya setelah Northam All Suites di Georgetown, Penang.

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, the buzz premiere hotel

Yang membedakan, di Premiere Hotel Klang bubur gandum disajikan dalam 2 (dua) mangkuk besar. Pagi pertama Cheese Oat (bubur gandum yang dimasak dengan susu dan keju) dan Muesli Oat (bubur gandum dengan campuran buah kering). Sedang di pagi berikutnya Oat (bubur gandum yang dimasak dengan susu, sarapan sehari – hariku empat bulan ini) dan Muesli Oat. Kamu pasti sudah bisa menebak bubur gandum mana yang membuatku mondar – mandir menyendoknya ke mangkuk makanku. Yup, Muesli Oat!

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Sarapan pagi pertama

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Sarapan pagi kedua

Tentu saja aku tak melulu menyantap bubur gandum itu. Ada kawan – kawan lainnya yang ikut turun ke dalam perut setiap pagi. Terlebih di pagi kedua, Chef Rosnan memasakkan 2 (dua) menu favorit di The Buzz; Ikan Bakar Tepian Tebrau dan Carbonara Chicken Spring Roll di depan mata. Jadilah dua makanan itu dijadikan camilan penutup.

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Carbonara Chicken Spring Roll ini enak banget dicamil hangat – hangat

Premiere Hotel Klang
Bandar Bukit Tinggi 1/KS6,
Jalan Langat 41200 Klang,
Selangor Darul Ehsan, Malaysia
Tel: +6 03-3325 6868

Email: enquiry@premiere-hotels.wct.my

Hari itu, kutinggalkan hotel dengan hati senang menenteng tas berisi buku bergambar Klang! In and around the Royal Town tentang Klang dalam gambar disertai catatan sejarahnya dan kartu pos Klang bergambar ikon – ikon Klang. Pengalaman pertama menginap di sebuah hotel, pulang dioleh – olehi buku hard cover sejarah kotanya. Terima kasih Premiere Hotel!

premiere hotel klang, rekomendasi hotel di selangor, hotel terbaik di klang

Lagi satu hal mengesankan yang kuingat baik – baik sejak memasuki Premiere Hotel Klang adalah keramahan para pekerjanya. Dari penjaga keamanan hingga jejeran manajernya melayani dengan selalu tersenyum. Senyum yang tak dibuat – buat membuat tamu senang disambut dengan ramah, sehingga ingin rasanya tinggal berlama – lama di sana, saleum [oli3ve].

Mengamati – amati Bumi Manusia

$
0
0

Apa yang kamu harapkan dari sebuah film yang diadaptasi dari buku karya sastrawan besar yang menuai banyak hujatan ketika rumah produksi yang akan menggarap film tersebut menentukan aktor yang akan menjadi tokoh utamanya? Sebuah film yang hadirkan kontroversi antara netizen garis keras pecinta buku sastra karya Pramoedya Ananta Toer (Pram) dan penggemar Iqbal, salah satu bintang utama film tersebut di media sosial sebelum film diproduksi? Apa yang ada di pikiranmu tentang Bumi Manusia, film yang gala premier-nya sangat wah, mengalahkan ajang festival film terbesar di Indonesia, FFI!?

poster film bumi manusia, review film bumi manusia, pemeran film bumi manusia, pramoedya ananta toer

Ulasan ini dibuat berdasarkan pengamatan seorang pembaca buku Pram yang membebaskan pikiran dari isi buku Bumi Manusia yang sudah dilahapnya bertahun – tahun lalu sebelum melangkah ke dalam studio. Tak mudah, tapi cara itulah yang harus dilakukan agar bisa melihat dan menangkap pesan – pesan penggarap film yang bertajuk sama dengan bukunya, Bumi Manusia.

Mari kita mulai dengan mengamati poster film yang dirilis Falcon Pictures, rumah produksi yang menggarap Bumi Manusia pada 19 Juni 2019 lalu. Poster yang terpampang penuh di layar studio dua Epicentrum XXI. Poster salah satu media komunikasi berisi gambar dan tulisan yang digunakan oleh produsen sebagai bagian dari strategi pemasaran produknya. Lewat poster film, rumah produksi berusaha untuk menarik perhatian calon penonton yang sesuai dengan target pasarnya melalui gambar sesuai yang ada di film.

Pada poster Bumi Manusia, terlihat ada 3 (tiga) tokoh utamanya. Mereka yang gambarnya dipajang lebih besar dari gambar lainnya. Di sana ada Iqbal Ramadhan, Mawar de Jongh, dan Sha Ine Febriyanti. Bagi yang sudah membaca Bumi Manusia dan yang mengikuti kontroversi filmnya, pasti sudah bisa menebak ketiga karakter yang diperankan bintang utamanya yang ditonjolkan di film Bumi Manusia: Minke, Annelis Mellema, dan Nyai Ontosoroh.

Siapa mereka?

Minke adalah sosok pribumi yang memiliki kesempatan bersekolah di Hogere Burgerschool (HBS), sekolah menengah umum pada jaman Hindia Belanda yang diperuntukkan bagi orang Eropa, peranakan Eropa, serta pribumi dari golongan bangsawan dan pribumi yang orang tuanya termasuk pejabat di pemerintahan Hindia Belanda. Ia pintar. Pengetahuannya luas. Cita – citanya ingin hidup di bumi sebagai manusia yang bebas. Tidak diperintah dan tidak memerintah. Nama aslinya Tirto, lengkapnya Raden Mas Tirto Adhi Soerjo. Ayahnya – diperankan Donny Damara – adalah seorang bupati. Di kehidupan nyata, Tirto Adhi Soerjo adalah Bapak Pers Nasional. Sosok yang menginspirasi Pram menuliskan kisah Minke, tokoh utama yang bertutur dalam Tetralogi Pulau Buru dengan Bumi Manusia sebagai buku pertamanya.

Minke jatuh cinta pada Annelis Mellema, perempuan peranakan Belanda pada pandangan pertama. Annelis puteri Herman Mellema – diperankan Peter Sterk – dan Sanikem, perempuan Jawa yang dijual ayahnya untuk ditukar dengan jabatan Juru Bayar di pabrik gula seharga 25 gulden kepada Mellema yang kemudian dijadikan gundik. Ketika keluarga Mellema pindah ke Wonokromo, Sanikem yang telah belajar banyak hal dari Herman Mellema, dipercaya untuk mengurus usaha suaminya di Boerderij Buitenzorg. Dikarenakan lidah pribumi kepayahan melafalkan sebutan Nyai Buitenzorg, jadilah nama yang melekat padanya Nyai Ontosoroh. Naskah Bumi Manusia yang ditulis oleh Salman Aristo dan divisualisasikan ke layar lebar terkait erat pada tiga tokoh ini dengan bumbu kisah asmara Minke dan Annelis.

Pemilihan Iqbal sebagai pemeran Minke tentu tak lepas dari strategi pasar Falcon mengingat film Bumi Manusia adalah film industri yang dilemparkan ke pasar, menyasar generasi milenial agar melek sejarah. Meski sempat diragukan oleh sebagian netizen, Iqbal cukup baik memerankan tokoh Minke.

poster film bumi manusia, review film bumi manusia, pemeran film bumi manusia, makam pramoedya ananta toer, sha ine febriyanti

Dari ketiga tokoh utama tersebut yang mencuri perhatian penonton tetaplah Sha Ine Febriyanti. Pemain watak yang sudah mengalami tempaan di dunia teater ini menghidupkan sosok Nyai Ontosoroh, perempuan pribumi yang cerdas; karakter yang diincarnya 20 tahun lalu dengan pengelolaan emosi yang sangat baik. Karakter Nyai Ontosoroh sangat kuat terpancar lewat kerlingan dan sorot matanya, bahasa tubuh, terlebih setiap kata yang keluar dari mulutnya. Karena totalitas peran pula pada 8 Agustus 2018 sebelum berangkat shooting dan dikarantina selama sebulan di Yogyakarta, Sha Ine Febriyanti menyempatkan ziarah ke makam Pram. Bisa jadi dirinya satu – satunya pemain yang melakukan itu karena ziarah bersama para pendukung dan kru Bumi Manusia dilakukan sehari sebelum gala premier dengan berkunjung ke Monumen Makam Pahlawan Tak Dikenal di Tugu Pahlawan, Surabaya pada 8 Agustus 2019 lalu.

Hmm … kenapa tidak ke makam WR Soepratman yang lagu ciptaannya, Indonesia Raya, menjadi pembuka film Bumi Manusia?

Masih seputar poster. Di bawah gambar ketiga tokoh utama di atas ada 3 (tiga) sosok lelaki berkulit putih. Tak apa ya saya bocorkan namanya dari kiri ke kanan: Dokter Martinet, dokter keluarga Mellema yang diperankan oleh Jeroen Lezer, Jean Marais pelukis, veteran tentara Perancis yang dulu ikut di Perang Aceh; sahabat baik Minke diperankan oleh Hans de Kraker, dan Rob Hammink sebagai Maarten Nijman, kepala redaksi koran berbahasa Belanda di Surabaya tempat tulisan – tulisan Minke yang mengangkat kesenjangan sosial dipublikasikan. Mereka adalah orang – orang yang setia berdiri di belakang Nyai Ontosoroh, Annelis, dan Minke ketika badai melanda dan memporak – porandakan kehidupan mereka.

Setelah membahas karakter tokoh lewat poster; Set, Properti, dan Artistik adalah bagian berikutnya yang menarik untuk dicermati. Falcon mengeluarkan biaya yang tak sedikit guna mendesain dan membangun set untuk memvisualisasikan suasana di akhir abad ke-19 seperti yang digambarkan Pram di Studio Alam Desa Gamplong, Sleman yang dipilih sebagai lokasi shooting utama film Bumi Manusia.

Meski desain set dan pemilihan properti dilakukan dengan detail, mata saya terganggu melihat ada yang bocor dalam pengambilan gambar dengan bird eye view. Pemandangan Boerderij Buitenzorg dari udara serupa maket yang dibuat masa sekolah dulu. Selokan di tepi persawahan menuju Wonokromo pun sudah dilapisi semen. Lalu gerbang di mulut Wonokromo tampak baru didirikan, warnanya pun tampak baru dicat agar kinclong menyambut 17-an. Sama halnya dengan rumah Nyai Ontosoroh, rumah keluarga Telinga – induk semang Minke di Surabaya, dan rumah pelesir Baba Ah Tjong. Rumah Nyai Ontosoroh dan rumah pelesir Baba Ah Tjong berdekatan, dibatasi oleh kuburan. Kuburannya sih sudah kelihatan tua, tapi pagar pembatasnya dengan jalan yang terbuat dari patok – patok kayu yang tampak baru dipotong dan dipasang.

poster film bumi manusia, review film bumi manusia, pemeran film bumi manusia, pramoedya ananta toer, sha ine febriyanti

Durasi film ini memang panjang, TIGA jam! Sejam pertama masih menikmati jalannya cerita, detail set, dan memerhatikan kualitas gambar dekat yang blur dan lari terutama ketika diambil di dalam ruangan, siang pun malam. Tiga puluh menit berikutnya dua perempuan yang duduk di samping kiri mulai bisik – bisik, yaa .. baru satu setengah jam .. lalu mereka mulai menebak – nebak adegan yang akan muncul selanjutnya. Saya, sesekali mulai menguap juga melihat adegan yang melambat. Mendekati dua jam pertama, mata kembali membandingkan kualitas gambar close up yang lebih tajam dibanding di awal – awal tadi. Apakah Ipung Rachmat Syaiful sebagai sinematografer melakukan pergantian kamera? Atau dampak penyuntingan yang dilakukan dengan efek pencitraan komputer?

Eh, jangan diambil hati. Kalau mau nonton, nonton aja  😉

.. kita telah melawan Nak, Nyo. Sebaik – baiknya, sehormat – hormatnya .. [Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia]

Film ditutup dengan kutipan di atas yang keluar dari mulut Nyai Ontosoroh, seorang ibu yang hatinya hancur. Dengan kekuatan yang tersisa, ia masih menguatkan anak mantunya ketika mereka harus dipisahkan secara paksa dengan orang yang sangat disayangi. Suasana melo pun dibangun sebagai anti klimaks. Annelis yang berhari – hari tertidur lemas di kamar mendadak kuat berdiri dan mulai berkemas. Ia tak ingin menatap ke belakang, kepada ibu dan suaminya yang menjadi tawanan di dalam rumahnya sendiri. Perjalanan Annelis dengan andong keluar dari Boerderij Buitenzorg diiringi lagu Ibu Pertiwi menjadi bagian paling emosional dari film Bumi Manusia. Sebuah penutup yang baik yang membuat beberapa penonton teraduk emosinya dan berurai air mata.

Sebagai sutradara, Hanung Bramantyo telah mempertimbangkan gempuran netizen sehingga naskah Bumi Manusia cukup mewakili isi bukunya. Perlu dipahami bahasa tulisan dan visual itu berbeda. Tak semua bagian dalam buku dinaikkan ke layar. Yang pasti tokoh – tokoh penting dalam buku Bumi Manusia ada di sana. Komunikasi para tokoh dalam film Bumi Manusia dijalin lewat bahasa Belanda, Indonesia, dan Jawa serta terjemahan dalam bahasa Inggris yang terpampang di layar.

poster film bumi manusia, review film bumi manusia, pemeran film bumi manusia, pramoedya ananta toer, sha ine febriyanti

Film Bumi Manusia

Semoga film Bumi Manusia benar – benar bisa menggerakkan kaum muda untuk belajar sejarah bangsanya sesuai tujuan pembuatan film ini untuk mengedukasi dan mengenalkan sastra terutama siapa Pram kepada generasi milenial. Juga agar mereka tergerak mencari tahu siapa Minke, sosok yang diperankan oleh bintang idolanya, tak sekadar ikut euforia.

Mari belajar menghargai sebuah karya yang dibuat dengan susah payah. Jangan ragu untuk mengayun langkah ke studio terdekat karena film Bumi Manusia sangat layak untuk ditonton. Pula kutipan pesan yang dituangkan Pram dalam bukunya bertebaran di sepanjang film. Jika setelah menonton masih ada ganjalan karena tak mewakili harapanmu, buat sendirilah film yang sesuai inginmu, saleum [oli3ve].

Viewing all 398 articles
Browse latest View live