Terbiasa menyantap kuliner lokal di perjalanan Vietnam tempo hari membuat lidah kadang – kadang merindukan beberapa makanan khas yang dinikmati selama di sana. Seperti kemarin dulu, mendadak ingin sekali makan banh mi tapi isinya yang daging babi. Jadilah mencari – cari informasi rumah makan Vietnam di Jakarta yang menyediakan banh mi. Ketemu satu yang menyediakan banh mi (babi), sayang lokasinya jauh di Pantai Indah Kapuk #hikz.
![bahn mi, delicous bahn me in town, bahn mi di jakarta]()
Daripada terbawa mimpi, saya memesan Bahn Mi Ga di monViet Setiabudi yang terdekat dari rumah. Harganya? Rp 80K. Oh maaaak, TIGA KALI lipat dari harga bahn mi spesial di Saigon yang cuma VND 40K (kalau dirupiahkan kurang lebih Rp 25K). Yasudah pesan pakai GrabFood – bukan pesan berbayar – meski sudah menggunakan reward diskon 50%, masih tetap mahal juga wkwkw.
Makanan sejenis apa bahn mi ini yang bisa membuat lidah #TukangKuburan teringat – ingat rasanya?
Bahn mi – dalam bahasa aslinya ditulis bánh mì secara literal artinya roti – adalah sandwich ala Vietnam. Roti Prancis a.k.a baguette dibelah dua, diolesi dengan pate lalu ditambahkan potongan daging babi, cha lua (sosis babi Vietnam), irisan timun, serta serutan wortel & lobak, ditambahkan sedikit mayones lalu diberi toping irisan cabe dan ditutup berlembar – lembar daun ketumbar.
![bahn mi, delicous bahn me in town, bahn mi hong hoa, saigon best bahn mi]()
Bahn Mi Hong Hoa, salah satu yang terbaik di Saigon
Bahn mi diperkenalkan oleh misionaris Prancis ketika memasuki Vietnam pada abad 17. Kudapan yang tak disentuh orang Vietnam masa itu. Di samping karena bahan – bahannya mahal (jaman itu dimakannya pakai keju dan mentega), mereka juga beranggapan itu makanan penjajah. Bahn mi baru mulai dicicipi orang Vietnam seabad kemudian saat Prancis harus hengkang dari Vietnam dan stok makanan mereka yang melimpah, dijual murah sehingga terjangkau oleh kantung orang Vietnam. Bahn mi yang sekarang dengan mudah dijumpai di kedai – kedai makanan di pinggir jalan Vietnam, lahir dari kreatifitas leluhur mereka dalam membuat banh mi yang sesuai dengan lidah Vietnam. Tak lagi dilumuri dengan produk kolonial; keju dan mentega.
Cukup cerita asal muasal banh mi. Mari kita bahas eksplorasi rasa yang dinikmati selama hampir 4 (empat) minggu berjalan – jalan di 6 (enam) kota di Vietnam yang disusuri dari utara ke selatan: Hanoi, Sa Pa, Hue, Da Nang, Hoi An, & Saigon (Ho Chi Minh).
Chao Long
Lapar membuat saya memutuskan untuk turun dari Express Bus 86 yang saya tumpangi dari bandara Noi Bai di terminal bus Long Bien, satu perhentian dari tempat seharusnya saya turun; mencari warung untuk makan. Ketemulah satu warung yang terlihat bersih. Di depan pintu masuk ada etalase sepinggang orang dewasa, tempat meracik makanan. Di situ terlihat jeroan dan tulang yang sudah direbus tapi belum dipotong – potong, tergeletak di dalam baskom kecil.
Pada engkoh – engkoh yang berjaga di sana, saya memesan seporsi makanan entah apa namanya yang terlihat serupa bubur dengan toping jeroan (kata engkohnya “babi”, itu kesimpulan saya dari hasil bertanya dengan bahasa isyarat menirukan suara dan perangai binatang). Tak menunggu lama, si engkoh datang membawa nampan berisi mangkuk dan keranjang plastik berisi daun – daunan; diletakkan di atas meja.
![chao long pork congee]()
Chao Long
Inilah makanan pertama yang turun ke lambung setiba di Hanoi. Tekstur buburnya nyaris seperti bubur bayi, kentalnya pas, dan racikan bumbunya nikmat saat menyentuh di lidah hingga turun ke lambung. Cocok banget buat gigi yang lagi manja, gak bisa mengunyah makanan keras – keras. Masalah muncul ketika aneka potongan jeroan yang timbul tenggelam di dalamnya dipotong dengan garpu, alot. Saya coba pakai gigi, ala mak jaaang .. kelahi kita dibuatnya! Saya pun hanya menghabiskan buburnya dan meninggalkan yang alot itu di mangkuk.
Saat menunggu mamang grabbike menjemput, tampak sebuah tulisan digantung di pintu warung si engkoh; Chao Long artinya bubur jeroan babi. Karena dari kecil terbiasa melihat babi disembelih dan dibersihkan hingga jeroan – jeroannya, saya gak yakin kalau yang dijadikan toping Chao Long yang barusan saya makan itu jeroan babi. Bentuk, rupa, dan warnanya mencurigakan. Saya lebih senang menyebutnya Bubur Naga, seporsi VND 40K.
Tips: Chao Long termasuk Vietnam street food yang harus dicoba. Tapi kalau kamu bukan tipikal pejalan yang suka iseng icip ini itu dan tak ingin kena zonk, HINDARI masuk kedai – kedai chao long.
Pho
Pho (dibaca fuh), mi kuah Vietnam. Mi-nya putih, terbuat dari tepung beras dalam bahasa setempat disebut bun. Dikenal sebagai kuliner Vietnam dengan Hanoi sebagai tempat kelahirannya. Kalau dihitung dengan jari, saya baru dua kali makan pho di Jakarta dengan jarak yang sangaaaat lama. Rasa kuahnya agak manis, aneh di lidah. Di Vietnam saya baru paham kalau yang manis – manis itu pho ala Saigon (Vietnam bagian selatan).
![delicious pho bi in hanoi, where to eat pho bo in hanaoi,what is pho, apa itu pho]()
Pho Bo di depan Hanoi Backpacker Suite Hostel
Selain bun, semangkuk pho disajikan dengan irisan daging (ayam/babi/sapi) tipis – tipis dan irisan daun bawang disiram dengan kuah kaldu panas – panas. Di atas meja tersedia daun ketumbar, acar bawang putih, cabe yang dirajang, dan jeruk nipis untuk ditambahkan sendiri ke dalam mangkuk sesuai selera yang mau makan. Bagi saya, semangkuk pho dengan penampilan apa adanya lebih nikmat. Rasa gurih diperoleh dari kuah yang dibuat dari kaldu daging/tulang yang dituang panas – panas ke atas bun dkk.
Setidaknya ada tiga macam pho. Diberi nama berdasarkan campuran daging yang digunakan: Pho Bo (pho sapi), Pho Ga (pho ayam), dan Pho Hoe (pho babi). Saya menikmati sarapan dengan Pho Bo di depan Hanoi Backpacker Suite Hostel dan di seberang stasiun kereta di Hanoi tepatnya di depan pintu Higlands Coffee. Semangkuk pho yang dinikmati di pinggir jalan dihargai VND 30K.
![what is pho, apa itu pho, delicious pho in hanoi, where to eat pho near hanoi station]()
Subuh – subuh turun dari kereta, makan pho bo di seberang stasiun kereta Hanoi
Tips: kalau kamu bukan pemakan hoe, HINDARI untuk makan pho ayam/sapi di kedai yang menjual ketiga pho di atas. Kenapa? Karena kaldunya dibuat dari campuran ketiga daging itu dalam satu panci besar. Cara mudah memahaminya dengan memerhatikan tulisan jenis pho yang dijual di kedainya.
Bun Cha
Sajian mi legendaris Vietnam lainnya yang juga lahir dari utara adalah Bun Cha. Jika pho dengan mudah dijumpai sepanjang hari, maka Bun Cha hanya bisa ditemukan pada siang hingga jelang petang. Kenapa? Karena makanan satu ini memang dikhususkan untuk dinikmati sebagai menu makan siang. Sekitar pk 15.00, penjual bun cha menutup kedainya.
Bun Cha 34 menjadi pilihan tempat makan siang yang ditemukan dari hasil bertanya pada paman Gugel dengan mengabaikan rekomendasi Bun Cha Huong Lien tempat Barrack Obama menikmati bun cha sewaktu berkunjung ke Hanoi pada 2016 lalu. Alasannya sederhana, biasanya tempat yang sudah tersorot lebih ramai. Saya pun lebih senang mencari tempat yang tak heboh hehe.
Hal pertama yang terpikir ketika gulungan bun yang menggunung hadir bersama semangkuk potongan daging babi dan pork belly panggang yang disiram semacam kuah berminyak – belakangan saya baru tahu itu saus dari campuran minyak ikan dan bawang putih – dan setumpuk dedaunan dalam nampan di hadapan saya adalah .. GIMANA cara makannya? Bertanya pada mbak – mbak yang jualan, mereka gak paham bahasa Inggris. Tak lama, ada mas – mas yang datang duduk di bangku sebelah memesan bun cha. Biar gak terlalu kentara bingungnya, saya pura – pura saja motret makanan dulu. Setelah pesanan si mas datang, baru deh ngintip langkah – langkah menikmati bun cha.
![best bun cha in hanoi, must try bu cha, what is bun cha, apa itu pho, delicious pho in hanoi, bun cha 34]()
Teriknya Hanoi membuat lidah menikmati bia ![😉]()
Bun Cha 34
34 Hang Than, Nguyen Trung Tuc, Ba Dinh, Hanoi
Jadi si bun itu harus dicelupin ke dalam kuah daging panggang yang sebelumnya ditaburi acar bawang putih, irisan cabe, dan potongan dedaunan tadi trus dimakan dengan dagingnya. Berhubung bun-nya nempel satu sama lain, susah diambil dengan sumpit; sesekali saya tarik aja pakai tangan masukkan mangkuk wkwkw. Bun cha paling asik dinikmati dengan Saigon Bia (bir Vietnam) dingin. Untuk bun cha dan sebotol bir dingin 330ml siang itu, dengan hati senang saya menyerahkan lembaran VND 55K.
Tips: cha adalah buntelan daging babi panggang yang dibungkus daun xuang song (semacam daun sirih). Wanginya hmmm .. lupakan kolesterol! Kalau ada yang menawarkan atau mengulas bun cha dengan mengatakan dagingnya dari ayam atau sapi; yakinlah itu BUKAN bun cha. Bun cha itu nikmat karena ada paduan rasa dari daging babi dan bagian perut (pork belly) yang dipanggang di atas bara arang lalu disajikan selagi panas dengan siraman kuah saus ikan.
Bun Rieu
Saya menikmati semangkuk Bun Rieu untuk makan malam di Hue dan semangkuk lagi di sebelah apartemen – nanti saya buat ulasan tersendiri bagaimana bisa dapat apartemen dengan tarif VND 122K (setara Rp 75K)/malam – di Saigon. Bun yang satu ini kuahnya lebih bergairah dan berwarna.
Berbeda dengan pho yang kaldunya dibuat dari daging, kaldu Bun Rieu dibuat dari seafood. Kuahnya berwarna kemerahan berasal dari perpaduan tomat dan biji kesumba keling (anatto seed). Semangkuk Bin Rieu berisi bun, tofu goreng, otak – otak, dan potongan darah babi rebus yang dipotong besar – besar; disiram dengan kuah panas – panas.
![best bun cha in hanoi, must try bu cha, what is bun rieu, apa itu pho, delicious bun rieu in vietnam]()
Bun Rieu di sebuah gang gelap di Hue
Kalau yang saya perhatikan di Hue, kuahnya tak hanya dari seafood tapi juga dicampur dengan potongan daging besar – besar dan tulang. Saat hendak meracik Bun Rieu, biasanya penjualnya akan bertanya mau ditambahkan daging atau tidak? Sewaktu di Hue, saya meminta ditambahkan tulang daging. Ketika Bun Rieu saya datang, di mangkuknya selain ada irisan daging babi tipis – tipis, juga diberi bonus sepotong engsel babi ![🙂]()
Kedai Bun Rieu banyak dijumpai di emperan toko, di gang – gang sempit, dan di pinggir – pinggir jalan di Vietnam. Di Hue, karena ibu yang berjualan memahami bahasa Inggris, saya jadi enak bertanya ini itu dan ngobrol panjang dengan mas – mas pelanggan si ibu yang malam itu juga ikut makan di sana. Dari si mas saya dapat pengetahuan bagaimana menikmati Bun Rieu. Jangan sungkan untuk memberi tetesan jeruk nipis, irisan cabe atau sambal yang tersedia di meja, aduk pelan – pelan, dan seruput kuahnya. Rasanya? Asam, manis, pedas berpadu dengan lembut. Sukses membuat keringat mengucur dengan deras hahaa. Sangat pantas diganjar VND 40K
Tips: serupa dengan pho, jika kamu BUKAN pemakan segala, janganlah mampir ke kedai bun rieu yang jualannya ada pho hoe.
Hu Tieu Nam Vang
Mi satu ini diperkenalkan oleh Jamie, kawan baik yang asli Saigon saat kami membuat janji temu sebelum saya turun ke Kamboja. Dia bilang, this is the best pho in town, Phnom Penh pho. Dalam bahasa Indonesia Hu Tieu Nam Vang artinya Mi Kuah Babi Seafood, pho ala Nam Vang (= Phnom Penh).
![Hu Tieu Nam Vang, must try pho phnom penh, what is pho, apa itu pho, delicious phnom penh]()
Hu Tieu Nam Vang
Quynh (Hu Tieu Nam Vang)
A65 Nguyen Trai, Puong Nguyen Cu Trinh, Quan 1, Ho Chi Minh
Dari namanya sudah ketahuan isinya apa kan? Untuk pilihan makanan saya serahkan ke Jamie dengan pesan saya mau yang berkuah panas – panas. Dan, ternyata pilihannya tak salah karena yang datang Hu Tieu Nam Vang dengan kuah beningnya memang selaras dengan selera lidah saya. Pun daging dkk yang ada di dalamnya juga lembut. Entah berapa harga seporsi Hu Tieu Nam Vang yang kami nikmati sebagai brunch hari itu karena ditraktir oleh Jamie. Tebakan saya sih sekitar VND 80K.
Kabar baiknya, resto ini buka 24 jam. Jadi bila malam – malam lapar ingin makan pho, pergilah ke Quynh ![🙂]()
Bahn Canh Cua
Semangkuk Bahn Canh Cua menjadi menu sarapan spesial yang saya nikmati di pasar tradisional Thanh Toan, kampung Than Thuy Chan, 8 km sebelah timur Hue. Kira – kira 30 menit motoran dari pusat kota Hue. Mi yang digunakan untuk Bahn Canh Cua terbuat dari tepung tapioka yang kadang dicampur dengan tepung beras. Bentuk mi-nya sedikit tebal, pendek – pendek.
Selain bentuk mi-nya, hal lain yang membedakan Bahn Canh Cua dengan mi – mi lain yang sudah disebutkan di atas, mi-nya sudah digodok dalam panci besar bersama dengan kuah kepiting, bakso kepiting, dan telur puyuh rebus yang dibiarkan tetap panas dengan api kecil di atas tungku. Saat ada yang memesan, barulah Bahn Canh Cua diciduk dari dalam panci, dituang ke mangkuk, dan ditaburi potongan daun bawang.
![Bahn Canh Cua, pho khas dari vietnam tengah, iconic pho from central vietnam, thanh toan bridge, what to eat at thanh toan market]()
Bahn Canh Cua
Pasar Than Toan berada tepat di depan jembatan kayu legendaris dari masa dinasti Nguyen yang masih kokoh berdiri, Thanh Toan Bridge. Seporsi Bahn Canh Cua hanya VND 30K.
Tips: datanglah pagi – pagi ke Than Toan karena pasarnya hanya buka hingga pk 11.00. Meski Bahn Cahn Cua dapat kamu jumpai di beberapa kedai di Hue, seninya akan berbeda dengan menikmatinya di Than Thuy Chan dan membayangkan masa – masa pembangunan jembatan kayu di kampung itu, empat abad lalu.
Cao Lao
Cao Lao adalah mi kering yang hanya bisa dinikmati di Hoi An. Karena hanya di sanalah makanan ini tersedia. Dibanding dengan mi Vietnam lainnya, mi yang digunakan di Cao Lao memiliki tekstur yang lebih kenyal. Konon, menurut cerita para pemburu makanan; hal ini dikarenakan proses pembuatan mi-nya HANYA bisa menggunakan air sumur yang ada di Hoi An.
Saya memesan Cao Lao untuk makan malam di Bup Cafe, kedai makan yang menyempil di gang sempit di kota tua Hoi An. Ketemunya gak sengaja karena pas melewati gang itu hendak melihat orang – orang pacaran di malam minggu ke tepi sungai Hoai.
![cao lao, noodle of hoi an, special noodle from Hoi An, must eat in hoi an]()
Cao Lao
Sayang, kekenyalan Cao Lao memberi kerja ekstra buat gigi yang sedang sensitif dengan makanan yang sedikit keras. Untung malam itu juga memesan seporsi Grilled Eggplant with Minced Pork jadi ada hiburan di lidah. Oya total kerusakan malam itu VND 80K saja.
Bup Cafe
132B Nguyen Thai Hoe, Hoi An
Esok siangnya, sebelum ke Da Nang; saya kembali ke Bup Cafe memesan Grilled Fish in Banana Leaves dan Grilled Eggplant with Minced Pork (lagi) dengan seporsi nasi dan segelas Passion Fruit Juice yang segerrrr. Untuk makan sebanyak itu saya hanya membayar VND 135K. Senangnyaaaa.
![grilled eggplant with minced pork, grilled fish in banana leaves, bup cafe hoi an, must eat in hoi an]()
Makan siang yang menyenangkan di Bup Cafe
Semua masakan di Bup Cafe dimasak oleh istri Bup di dapur kecil mereka yang nyempil di dalam kedai. Ajaibnya, ruangan tak berasap dan tak bau. Btw, di waktu – waktu tertentu mereka juga membuka cooking class untuk pejalan yang berminat belajar memasak makanan khas Hoi An (dan Vietnam).
Tips: jika ingin ngopi usai makan, tinggal geser tempat duduk ke bangku di kedai kopi yang ada di ruang sebelah, hanya dibatasi tanaman bambu hias tapi pengelola kedainya berbeda. Bila ingin yang segar – segar, pergilah ke pinggir sungai di sana ada banyak jajanan yang menggoda mata.
Chao
Hoi An terkenal dengan kulinernya yang murah dan enak – enak. Selain pho, bubur menjadi sarapan di keseharian orang Vietnam. Dalam bahasa setempat bubur disebut chao. Tapi, maafkan saya tidak tahu apa nama bubur beras merah yang menjadi sarapan paling nikmat selama di Vietnam ini. Si ibu yang berjualan pagi – pagi menggelar dagangan di trotoar di sebarang hostel saya di Hoi An. Jadi saya namakan saja Chao Hoi An.
![special cao in hoi an, porridge in hoi an, must eat in hoi an, breakfast in hoi an]()
Karena penasaran dengan antrian panjang di seberang jalan, saya mendekat. Melihat dagangannya bubur, buru – buru duduk di bangku kosong di depan si ibu. Bubur disendok ke dalam mangkuk lalu diberi toping ikan dan sayur pepaya yang rasanya kayak sarden. Makannya bisa langsung haaap, atau jika mau ditambah kecap, sambel, dan bubuk kacang tanah; silakan ditambahkan sendiri.
Chao Hoi An
Trotoar sudut jalan Tran Cao Van & Thai Phien, Hoi An
![special cao in hoi an, porridge in hoi an, must eat in hoi an, breakfast in hoi an]()
Bubur yang yummmy
Untuk seporsi Chao seharga VND 10K, rasanya ingin dibungkus dan dibawa pulang ke Da Nang siang itu sebagai bekal di perjalanan panjang berkereta turun ke Saigon. Sayang, saat kembali ke hostel, ibunya sudah tak tampak dan tempat berjualannya sudah bersih. Dari seorang petugas di hostel saya dapat info ternyata si ibu hanya berjualan di pagi hari dan cepat sekali habis.
Oc Luoc Xa
Ini makanan kesukaan saya semasih kecil di kampung. Keong sawah – orang Sunda menyebutnya tutut – direbus dengan serai diberi sedikit potongan cabe. Makannya sembari duduk di meja dan bangku kecil di trotoar. Menemukannya di Saigon serasa kembali ke masa kecil aja melihat mbaknya masak. Biasanya orang – orang sana makannya sembari minum bir, saya malah ingin pakai nasi tapi gak tersedia karena di Vietnam, Oc Luoc Xa semacam camilan di antara waktu makan besar. Seporsi Oc Luoc Xa yang dimakan dengan dicocol ke saus cabe ditawarkan VND 30K.
![Oc Luoc Xa, snail food in hanoi, must try in hanoi, street food must try in hanoi]()
Oc Luoc Xa
Makanan Rumahan
Yang saya sebut makanan rumahan adalah makanan yang mudah dijumpai di rumah – rumah, bahkan bisa dimasak sendiri di rumah jika ada niat. Saya menjadikan makanan ini sebagai menu makan siang dan malam selama di Sa Pa serta sarapan atau brunch selama di Saigon.
![where to eat in sapa, what to eat in sapa, must try in sapa, lunch in sapa]()
Menu makan siang dan malam di Sa Pa
![what to eat in sapa, lunch in sapa, homemade dish in sapa]()
Seger – seger kaaaan?
Di Sa Pa saya tak sengaja menemukan satu kedai makan yang berada persis di sudut jalan Nguyen Van Troi dan Thach Son, tak jauh dari danau Sa Pa ketika mencari tempat untuk makan malam. Sejak itu, tiap hari dikunjungi hanya untuk makan menu yang itu – itu saja. Kedainya tak punya nama, sekali makan VND 50K.
Sewaktu di Saigon, saya terlanjur jatuh hati pada rasa yang disajikan di rumah makan di sebelah apartemen. Hari pertama sempat miskom dengan ibunya yang mengatakan (dengan bahasa isyarat) mereka buka sampai malam. Hari itu saya tahan – tahanlah gak makan malam di tempat lain, tapi sesampai di depannya TUTUP.
Quan 35
35 Nguyen Van Trang, Ben Thanh Ward, District 1, Saigon
![what to eat for breakfast in saigon, must try in saigon, lunch menu in saigon]()
Brunch di Quan 35, Saigon
![Hu Tieu Nam Vang, best pho in saigon, must in saigon]()
Hu Tieu Nam Vang versi Quan 35
Setiap pagi di Quan 35 saya tak akan melewatkan semangkuk Sup Pare Isi Daging Babi Cincang, menu tambahan lainnya tergantung yang sudah siap dan menggoda mata. Sekali makan VND 40K – 80K, tergantung makanan apa yang dipilih.
Terakhir, sebelum ngeces karena mengingat – ingat perjalanan rasa kemarin; kembali ke perkara bahn mi yang telah membuat lidah merindu. Bahn Mi Hong Hoa menjadi langganan saya membeli Bahn Mi Roasted Pork buat kudapan di apartemen tiap malam di Saigon. Antrian pembeli di kedainya sejak subuh menjadi pemandangan sehari – hari saat membuka jendela kamar di pagi hari. Pun di malam hari ketika menyikat gigi di kamar mandi dan iseng mengintip ke jalan, masih saja ada yang berkerumun di depannya.
![where to eat bahn mi in hanoi, special bahn mi in vietnam, highlands coffee in hanoi]()
Bahn Mi Tuna Higlands Coffee VND 19K
Bahn Mi Hong Hoa
62 Nguyen Van Trang, Ben Thanh Ward, Distric 1, Saigon
Sebagai penyuka ikan, saya sempat mencicipi Bahn Mi Tuna sebagai bahn mi pertama yang menyentuh lidah di Highlands Coffee di sebelah Hanoi Flag Tower, Hanoi. Namun perjalanan rasa membuat saya menyadari satu hal. Ternyata, beli bahn mi yang benar itu ya .. di pinggir – pinggir jalan di tempat asalnya; Saigon. Saleum [oli3ve].