Quantcast
Channel: Olive's Journey
Viewing all 398 articles
Browse latest View live

Tentang Kita

$
0
0

Ibu menangis ketika saya memaksa pergi. Kakak tak mau bicara. Mereka menganggap keputusan saya mengada-ada. … Saya tahu keputusan saya mengecewakan Ibu. Tetapi tidakkah itu lebih baik buat semua: saya, kakak dan Ibu? Kalau rencana saya disetujui, kami bisa menjalani hari-hari lebih tenang. Satu-satunya rasa yang mengganggu cuma satu. Kami akan saling merindukan karena tak lagi bersama. – Dunia Kami, Tentang Kita hal. 164

tentang_kita_02Penggalan Dunia Kami karya Reda Gaudiamo di atas adalah bagian dari kumpulan cerpennya yang dirangkum dalam Tentang Kita.

Dunia Kami  berbicara tentang gejolak jiwa muda. Masa peralihan. Masa seorang remaja berupaya mengekspresikan dirinya sebagaimana angannya, berpedoman pada emosi dan imaji akan sosok idolanya. Masa dimana INGIN sangat dominan untuk diterima lingkunganya sebagai satu pribadi yang beranjak dewasa (secara fisik). Proses metamorfosis dilihat dari pilihan busana dan pergaulan.

Ada pula gundah ketika seorang perempuan bersitegang dengan ayahnya, lelaki yang padanya segala angan akan sosok pendamping digadang-gadang.

Tidak mudah bercerita pada Ayah. Tak tahu apa yang harus kuceritakan. Rasanya seperti berhadapan dengan orang asing. [Ayah, Dini dan Dia – hal. 7]

Pesan apa yang kamu harapkan dari cerita pendek yang diberi judul Ayah, Dini dan Dia? Awalnya yang terbayang adalah, usaha seorang anak perempuan dalam mendekatkan kekasihnya kepada ayahnya. Ya, sedikit mengarah ke sana. Tapi kisahnya tak sesederhana itu meski dirangkai dengan kata-kata yang sangat sederhana. Saking sederhananya, tanpa ampun menguliti (pemikiran sederhana) saya habis-habisan!

Pak, kami tak ingin saling mengalahkan. Tapi juga tak ingin bersikap saling mengalah dengan berlebihan hingga menghancurkan satu sama lain. Kami ingin dan akan berjalan seiring. [Ayah, Dini dan Dia – hal. 21]

Ahaaaa, pernah pada satu masa mengalami hal serupa. Jadilah sepanjang membaca cerpen ini judulnya diubah menjadi Ayah, Aku dan Dia. Berbeda dengan Dini dan Dia yang memperjuangkan pilihannya; aku dan dia memilih untuk mengalah. Mengalahkan rasa, mengalahkan ego, melupakan angan dan tetap melangkah. Hasilnya? Persahabatan dan persaudaraan sejati yang takkan lekang oleh waktu *semoga* #eeeehkoqmalahcurhat?

Mungkin Bib Benar. Kisah yang lebih sederhana yang kan membuatmu terpesona pada keluwesan penulisnya mengolah kata. Personifikasi Bib dan Jig menjadikan cerita ini sangat hidup.  Bib mengingatkanku pada Jaga yang matanya berkaca-kaca memandangi tubuh kaku Papa sepanjang minggu itu. Lagi-lagi, mbak Reda (tanpa sadar) mengulitiku!

Makin hanyut saat membaca Perjalanan sembari berdiri dalam Kopaja AC pada pagi menuju ke kantor. Lalu ketika mata mulai berair, pura-puranya flu, usap ingus lalu lanjut membaca lagi ;) Tak mau melewatkan cerita seputar Menantu, Cik Giok hingga menuntaskan Pada Suatu Pagi. O,ya. Maaf, sedikit berbeda dari kisah yang lain. Dikemas dengan apik dan baru tersadar di akhir kalau kisahnya … horor.

Tentang Kita, bangkitkan inspirasi dan motivasi, pula sedikit menghibur diri. Kalo seorang Reda Gaudiamo aja baru berhasil mengumpulkan kumpulan cerpennya dalam kurun 2 tahun untuk menjadi buku apalagi akuuuuu? *nimpuk diri sendiri yang malas* Meski ada typo kecil di beberapa bagian namun tak merusak isi cerita maupun pesan yang ingin disampaikan. Contoh sederhana dalam Potret Keluarga, nama Addo (semacam nama cover boy jaman jebot ya) mendadak berubah menjadi Tino.

Tentang penulisnya? Mengenal mbak Reda pertama kali karena alunan suaranya diperdengarkan seseorang di pertengahan 1997 lewat Jarak. Mengejarnya ke belakang panggung di GBB TIM di hari kasih sayang pada 2008. Dan karena fokus pada suaranya, lama berselang baru tahu kalau dirinya seorang penulis yang uhuiiiy.

Tentang Kita, bacaan bernutrisi tinggi untuk refleksi jiwa. Belajar menjadi bijak lewat kisah-kisah sederhana. Tentang keseharian yang ungkapkan bagaimana mengurai gejolak rasa, bercermin pada potret keseharian yang terlintas di sekitar kita, berinteraksi dengan kata hati, mengasah pola pikir hingga berujung pada satu langkah pengambilan keputusan; PILIHAN. Selamat membaca, saleum [oli3ve].



Seni Menikmati Hidup ala Artotel

$
0
0

Sebagai seorang pekerja kantoran yang setiap hari berangkat dan pulang bekerja berdesakan di dalam badan bus yang dijejali manusia beragam aroma, saya memerlukan semangat untuk bisa menikmati keseharian seperti itu. Bagaimana mengisi hari jika mengawalinya sudah setengah hati? Semangat itu bukan hanya dari lingkungan pergaulan tapi terlebih penting dari dalam diri! Ketika sumbu semangat itu melemah, diperlukan usaha untuk mengobarkannya kembali dengan bersantai, berkumpul bersama orang-orang yang menebar energi positif, traveling dan kegiatan lain yang menyenangkan hati.

artotel thamrin, artotel jakarta, artotel indonesia

Fasad Artotel yang diselimuti mural karya Darbotz (dok. Artotel Indonesia)

Traveling tak melulu harus pergi jauh dari rumah, beranjaklah sedikit saja keluar dari pekarangan dan nikmati anugerahNYA. Karenanya kala sebagian penghuni Jakarta beranjak ke luar kota untuk menikmati akhir pekan yang panjang, saya memilih menikmati sisa keriuhan yang ditinggalkan dengan berlibur di Jakarta. Pagi saya, saya isi dengan mengikuti seminar di gereja belajar bagaimana memahami penugasan dalam hidup. Siang harinya, saya memilih untuk bersantai dan beristirahat di Artotel Thamrin yang berada di tengah kota.

Life beats down and crushes the soul and art reminds you that you have one – [Stella Adler]

Urban boutique art hotel adalah konsep yang diusung Artotel, dimana seni tak sekadar pajangan yang menghiasi dinding kosong di setiap ruang yang ada namun menjadi satu kesatuan. Hal ini sudah tampak dari fasad gedung yang didominasi warna ungu dan diselimuti mural, membuat setiap mata yang memandangnya dari kejauhan, penasaran dengan isinya. Karenanya di antara salakan telepon sepanjang pagi hingga larut malam, saya menyempatkan memesan 1 (satu) kamar di Artotel Thamrin melalui Agoda sebelum meninggalkan kantor.

artotel studio 20, artotel jakarta, artotel indonesia

My room ;)

restaurant Roca, restoran artotel

RoCA (dok. Artotel Indonesia)

Usai check-in, siang itu saya turun ke lobi berbincang santai dengan Andri Meilani, Public Relation Officer Artotel sembari menyantap hidangan di RoCA (Restaurant of Contemporary Art). Melihat menu hijau, perut yang belum diisi dengan makanan berat sedari pagi, tergoda dengan Nasi Goreng Kemangi Teri. Sesuai namanya nasi goreng ini terbuat dari nasi yang digoreng dengan paduan daun kemangi yang digerus halus, virgin oil dan dibubuhi keju parmesan. Disajikan dengan potongan Tempe Goreng Katsu yang enak, Telor Mata Sapi, potongan tomat dan timun. Rasanya? Lupakan pesanan tetangga sebelah! lidah melebur dalam setiap suapan nasi yang menghasilkan bunyi krenyes-krenyes ketika dikunyah yang berasal dari butiran Teri Medan. Dan, yang penting untuk dicatat nasi gorengnya tak berminyak!

nasi goreng kemangi teri, menu artotel

Nasi Goreng Kemangi Teri

crab garlic noodle, menu roca, artotel indonesia

Crab Garlic Noodle

chicken grilled panini, menu restoran roca, artotel thamrin

Chicken Grilled Panini-nya menggoda ya *pengen goofod deh*

Untuk penyegar tenggorokan, saya memilih Hospital Hater yang terbuat dari campuran brokoli, jus nanas dan lemon. Bagi seorang penggemar sayuran, paduan rasanya kurang menggigit karena porsi buah serta sayurnya kurang banyak sehingga yang tersaji adalah minuman berwarna hijau yang terlalu bening. Menu lain yang diicip bersama adalah Grilled Chicken Panini, Crab Garlic Noodle yang rasanya masih tersisa di lidah, serta campuran rasa jus lemon, orange, nanas dan sirup grenadine a.k.a delima dalam segelas Pretty Cinderella yang menyegarkan.

pretty cinderalla, hospital hater, roca

Pretty Cinderalla & Hospital Hater

Sehabis bersantap, kami beranjak ke mezzanine menikmati beberapa karya seniman yang dipamerkan dalam Dwellings. Menurut Andri, tiga bulan sekali di tempat ini disajikan karya para artisan yang berbeda, karenanya lantai ini juga dikenal sebagai rotating gallery. Pepatah mengatakan buah apel jatuhnya tak jauh dari pohonnya. Artotel Thamrin adalah hotel kedua milik kakak beradik Christine Radjimin dan Erastus Radjimin yang dibuka pada 13 Oktober 2013 setelah hotel pertamanya dibuka di Surabaya pada awal Juli 2012 di bawah bendera Artotel Indonesia. Dua hotelier muda ini adalah anak dari pemilik JW Marriot Surabaya, James Rachman Radjimin.

tipe kamar artotel, artotel thamrin, artotel indonesia

Room 502 Studio 20 (dok. Artotel Indonesia)

artotel indonesia, tipe kamar artotel

Suka dengan pojok kecil ini, terutama dengan perangkat Dolce Gusto untuk menikmati kopi ;)

Sesuai dengan konsepnya, dinding setiap kamar di Artotel pun dihiasi dengan karya seni para artisan muda Indonesia yang berbeda di setiap lantainya. Karya Darbotz memenuhi fasad gedung, Eddie Hara di RoCA dan lantai 6, Marsio Juwono di mezzanine, lantai 2 diisi oleh karya Ykha Amelz, lalu lantai 3 oleh Zaky Arifin, Oky Rey Montha di lantai 4, karya Wisnu Ari pada lantai 5 dan lantai 7 menjadi bagian Ryan Tandya. Selain konsep, dari sisi marketing; ada perbedaan lain yang disajikan oleh Artotel dalam pilihan tipe kamar yang mereka jual. Di sini tak akan dijumpai tipe standard, deluxe atau superior. Yang ada Studio 20, Studio 25 dan Studio 40. Lalu saat melihat detail room amenities yang tersedia di kamar mandi, benar-benar disajikan dengan sentuhan seni dan pesan khusus pada setiap produknya.

amenities artotel, artotel indonesia

You never know what you have until you clean your room

Jelang petang, kami menikmati senja di BART (Bar At The Roof Top) di lantai 7 hotel ditemani Choco Nutty, Honeydew Creamy dan Fried Enoki Mushrom. Pk 21.00 saat pengunjung BART mulai ramai, saya memilih untuk turun dan beristirahat di kamar karena esok paginya mau menghirup udara pagi di Jakarta car free day.

honeydew creamy, bart, roof top bar artotel

Honeydew Creamy

fried enoki mushroom, menu bart

Fried Enoki Mushroom

choco nutty, minuman di bart, artotel indonesia

Choco Nutty

Artotel Thamrin menyediakan penyewaan sepeda untuk tamu yang menginap di hotel dengan biaya Rp 50,000 per jam. Kangen mengayuh, usai sarapan saya mencoba menanyakan ketersediaan sepeda. Sayangnya 3 (tiga) unit sepeda yang masih bertengger di luar lobi sudah ada yang pesan. Tak ada sepeda kaki pun jadi. Bagi penggemar jalan, berjalan kaki sepanjang Sudirman-Thamrin di hari bebas kendaraan adalah satu pilihan yang menyenangkan. Hanya saja, berhati-hatilah pada laju pengayuh sepeda yang sering melintas tiba-tiba.

bart artotel, roof top bar jakarta, artotel thamrin

BART

Nggak ingin capek jalan? Masih ada pilihan lain. Beranjaklah ke perhentian TransJakarta, nikmati Jakarta berkeliling dengan bus TransJakarta hanya dengan membayar Rp 3,500 saja. Ongkosnya masih terlalu mahal untuk isi kantong? Tenang, Jakarta menyediakan City Tour gratis bersama Mpok Siti menyusuri ikon wisata Jakarta. Mpok Siti akan mampir di beberapa perhentian besar untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, jika bosan di dalam bus kita bisa turun di satu perhentian dan berjalan-jalan dulu di museum. Pada hari Minggu, Mpok Siti baru keluar rumah pk 12.00 jadi sebelum si mpok datang, sebaiknya nikmati pagi dengan berjalan kaki. Perhentian bus TransJakarta dan City Tour terdekat dengan Artotel adalah halte Sarinah yang jauhnya hanya sepelemparan batu dari hotel.

roca artotel, artotel indonesia, artotel thamrin

Mau kemana?

Beberapa destinasi wisata yang bisa digapai dengan berjalan kaki dari Artotel dan juga dilalui oleh TransJakarta serta dimampiri Mpok Siti adalah Museum Nasional, Monas, Museum Taman Prasasti, Pasar Baru, Lapangan Banteng dan Bundaran Hotel Indonesia. Jika ingin menikmati kawasan kota tua Jakarta, naiklah TransJakarta yang menuju ke Stasiun Kota.

Artotel Thamrin
Jl Sunda No 3, Thamrin
Jakarta 10350
Telp (021) 31925888

Saat beranjak dari Artotel Thamrin , mata saya terpaku pada tulisan this World is but a canvas to our Imagination yang menempel di dinding luar hotel. Hidup di kota besar seperti Jakarta tidaklah mudah. Setiap orang yang bisa menikmati keseharian yang ramai dengan tekanan pastinya memiliki jiwa seni yang sudah diasah dengan baik. Jika tidak, maka hidupnya hanya akan diisi dan dihiasi dengan keluhan, nyinyir sana sini lalu putus asa karena tak juga mendapatkan apa yang didambanya. Hidup adalah proses, kenikmatan hidup akan terasa indah ketika kita bisa menikmati setiap proses dan pembelajaran dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Nikmati dan syukurilah setiap detik yang Tuhan anugerahkan dalam hidupmu, saleum [oli3ve].


Pasar Baru, Sepenggal Catatan Sejarah Negeri yang Sering Terlewatkan

$
0
0

Pasar Baru, … pada waktu saja masih ketjil sampai dewasa adalah sepi sekali. Belum ada kaki lima (trottoir). Di muka toko – toko terdapat pohon-pohon asam yang rindang meneduhi djalan. Belum ada rumah bertingkat.” Itulah penggalan kenangan yang ditulis oleh Tio Tek Hong, seorang pengusaha terkenal dari daerah Pasar Baru, Jakarta dalam bukunya yang diterbitkan pada 1959, Riwajat Hidup Saja dan Keadaan di Djakarta dari Tahun 1882 sampai Sekarang.

vihara sin tek bio, pasar baru

Sin Tek Bio, Anno 1698 Batavia

Sisa kejayaan masa lalu yang masih kokoh berdiri hingga hari ini, bisa kita nikmati bila bertandang ke kawasan Pasar Baru. Beberapa diantaranya Kantor Pos Filateli, Stadschouwburg (sekarang dikenal sebagai Gedung Kesenian Jakarta), Ursulint Zuster School (Santa Ursula), Gedung Antara, Toko Kompak dan lain-lain. Tak cukup waktu sehari untuk menyurusi daerah Pasar Baru yang cukup luas, apalagi bila ingin keluar masuk gedung yang ada. Mari kita persempit dengan menikmati kawasan di sekitar pertokoan Pasar Baru sembari mengembangkan imajinasi ke masa lampau.

Saya tak pernah lupa dengan Sin Lie Seng, toko sepatu yang saya datangi sepuluh tahun lalu ketika mencari sepatu murah dengan kualitas terjamin dan tahan lama untuk dikenakan setiap hari. Toko yang berdiri sejak 1941 ini, sampai sekarang masih ramai dan sering direkomendasikan bagi mereka yang mencari alas kaki.

sai ba ba, sin tek bio, pasar baru

Altar Sai Ba Ba

eyang sudjo, gunung kawi, pasar baru, gang kelinci

Yang suka ke Gunung Kawi pasti kenal dengan Raden Mas Imam Sudjono a.k.a Eyang Sudjo.

Pasar Baru adalah surga belanja bagi mereka yang mencari kain untuk bahan busana, sepatu, peralatan olah raga atau sekadar memuaskan mata dan mecoba membandingan harga dari satu toko ke toko lainnya sebelum mengambil keputusan untuk berbelanja dimana. Pernahkah terbersit dalam dalam benak anda untuk menikmati Pasar Baru tak sekedar keluar masuk toko yang menawarkan aneka diskon, menenteng tas belanja yang penuh lalu mencari makan saat perut lapar?

galeri antara, pasar baru, museum antara

Salah satu mesin tik tua koleksi Galeri Foto Jurnalistik Antara

Memasuki pusat pertokoan Pasar Baru, pengunjung akan disambut oleh sebuah gerbang tinggi bergaya Cina dengan tulisan besar di atasnya Passer Baroe, 1820. Pasar Baru adalah sebuah pasar yang terbentuk dengan sendirinya sebagai pelengkap perniagaan di Weltevreden (sekarang daerah Gambir – Pasar Baru – Senen), kawasan elit Batavia yang mulai berkembang pada abad ke-19. Ketika terjadi penumpasan etnis Tionghoa di Batavia yang dikenal sebagai Batavia 1740, etnis Tionghoa “diisolir” di luar benteng Batavia. Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan jam malam; etnis Tionghoa tidak boleh tinggal dan hanya diijinkan berada di dalam kota Batavia pada siang hari. Mereka inilah yang kemudian datang berdagang di Pasar Baru, membentuk komunitas, menjadi pengusaha sukses dan mengendalikan perniagaan di sana.

wayang potehi, sin tek bio

Jika kamu beruntung, bisa dapat sajian Wayang Potehi di dapur Sin Tek Bio

Satu Sabtu pagi berenam kami ngariung menikmati sajian teh dan kopi panas ditemani aneka camilan berupa keripik balado dari Padang, rempeyek kacang serta jajanan dari Monami di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA). GJFA menempati sebuah gedung lama yang masih terawat di jejeran gedung sebelah kiri gerbang masuk Pasar Baru, bekas kantor berita Belanda yang pernah berjaya pada awal abad ke-20; ANETA (Algeemen Nieros en Telegraaf Agentschap). Dari tempat inilah teks Proklamasi dikumandangkan oleh Adam Malik hingga ke seantero negeri pada 17 Agustus 1945. Sebuah tempat yang nyaman untuk bersantai sambil menikmati potongan sejarah berdirinya kantor berita Antara di lantai dua atau memuaskan mata menikmati pameran foto di lantai bawah gedung dengan interior art deco ini.

Saat matahari tepat di ubun-ubun, kami melangkah ke Gang Kelinci untuk menikmati santap siang di Bakmi Gang Kelinci yang tersohor sejak 1957. Semangkok Bakmi Pangsit menjadi pilihan saya untuk memuaskan lidah yang telah bertahun-tahun tak bertandang ke sini. Bagi penggemar daging merah, ada tempat yang lebih menggoda untuk menyantap bakmi. Masuklah ke gang kecil di samping Bakmi Gang Kelici dan anda akan menemukan kedai Bakmi A Boen di ujungnya, atau ke kedai Bakmi Ayam Soen Yoe di Gang Kelinci III.

kuliner pasar baru, bakmi babi

Bakmi Ayam dengan topping daging merah nan menggoda di kedai Soen Yoe

Usai bersantap langkah diarahkan ke Sin Tek Bio, salah satu kelenteng tua di Jakarta yang berdiri sejak 1698. Menurut catatan sejarahnya, kelenteng ini kemungkinan dibangun oleh para petani Tionghoa yang tinggal di sekitar kebun Cornelis Chastelein (sekarang Lapangan Banteng) untuk menjalankan ibadah dan kebudayaannya. Pada awal berdirinya kelenteng ini bernama Het Kong Sie Huis Tek dengan pintu utama menghadap ke Jl Belakang Kongsi. Pada 1812, pintunya berpindah ke bagian belakang dan namanya pun diganti menjadi Sin Tek Bio. Pada 12 Mei 1982, kembali terjadi perubahan nama menjadi Vihara Dharma Jaya. Nah, di bekas pintu utama itulah kita bisa menemukan kedai Bakmi A Boen. Jika dahulu kelenteng kecil ini berada di tengah-tengah hutan perkebunan, maka saat ini posisinya terdesak di dalam gang kecil dihimpit gedung tinggi yang menjulang di tengah Pasar Baru.

toko kompak, pasar baru

Toko Kompak dengan medali di atas pintunya

Setelah puas mengitari Sin Tek Bio, kami kembali ke pertokoan Pasar Baru dan duduk menikmati ruangan berpendingin di Restoran Tropik sembari menyegarkan tenggorokan dengan es krim jadul. Resto ini telah berdiri semenjak 1979, menempati bangunan yang dulunya rumah toko milik Tio Tek Hong seorang pengusaha dari Pasar Baru yang mempopulerkan sistem harga banderol/harga pasti dan pandai mempromosikan dagangan di tokonya dengan memasang iklan di koran Bintang Betawi. Salah satu contoh iklannya berbunyi seperti ini: “Zoner Binatu Lagi! Servet dari kertas (h)alus berkembang, lebih bagusdan pantas dari(pada) memakai servet biasa, yang membikin pusing mesti dicuci lagi sehabisnya dipakai. Tetapi servet ini kalau sudah dipakai satu kali boleh dibuang, sebab harganya ada lebih murah dari ongkos cuci.”

es krim tropik, pasar baru

Es krim Green Tea pilihan yang sesuai untuk lidah di Restoran Tropik

Tak jauh dari Tropik, ada sebuah bangunan tua yang masih bertahan dalam bentuk aslinya yang bergaya campuran Cina dan Eropa. Jika tidak diperhatikan dengan seksama ruko ini mungkin saja lepas dari pandangan. Toko Kompak, nama yang terpampang di atas pintu ruko yang menempati bekas rumah Majoor Tjina pada masa itu. Toko yang sering dikunjungi oleh Gubernur Jenderal Belanda pada saat perayaan imlek untuk melihat pertunjukan barongsai, bahkan pada 1908 dianugerahi penghargaan. Dua medali penghargaan dari Gubernur Jenderal itu sampai hari ini masih menempel di atas pintu masuk ruko.

sin tek bio, pasar baru

Jangan lupa menabung untuk jalan-jalan

Selepas senja, kami berpisah di depan GFJA tanpa menjinjing tas belanja namun masing-masing pulang membawa sekeranjang kepuasan dan kenangan indah di dalam hati. Hari ini telah menyusuri sejengkal pusat perbelanjaan abad 19, yang sekarang telah menjadi kawasan wisata belanja dan sejarah Jakarta, Pasar Baru. Salam wisata sejarah budaya! [oli3ve].

Sebelumnya dipublikasikan dan headline di Kompasiana, 27 September 2012. Diposting ulang di sini untuk dokumentasi.


Aku, Kau dan Traveloka

$
0
0

Masih ingat lonceng kapal yang menggantung di ambang pintu ruang opzichter di Kembang Kuning? Lonceng tua berwarna emas yang mengkilap bertuliskan Casablanca di ujung bibirnya itu terus memanggil langkah untuk kembali menjejak di kotamu. Kota yang tergesa kutinggalkan 3 (tiga) tahun lalu meski rindu kita belumlah tuntas diurai. Katamu, rindu jangan diumbar hingga luber. Simpanlah sedikit saja, agar tetap bertunas rasa untuk dipanen di satu waktu. Terkadang kamu cukup bijak, meski sering egomu yang berbicara.

surabaya heritage track, museum sampoerna

Surabaya Heritage Track

Kemarin, kulihat kembang-kembang rindu bermekaran di taman hatiku. Rindu tuk kembali menyapa kotamu. Rindu bercengkerama dengan mentari pagi di Ondomohen sembari menikmati Sate Klopo Ibu Asih. Dan tentu saja rindu pada lemper 168 yang mengenyangkan itu. Lemper raksasa, begitu kawanku menyebutnya ketika kubawakan sebagai buah tangan. Tetiba teringat potongan perbincangan malam itu.

“Lagi dimana Dul?” “Museum Sampoerna.” “Malam-malam gini? Ngapain? Sama siapa?” “Sendiri. Ketinggalan tur SHT sore tadi, jadi ya sekalian aja main dan makan malam di museum.” “Jangan lupa, besok pagi ketemu di Ondomohen ya.”

Ondomohen, guten morgen! Aku merindumu seperti penjaga malam merindukan pagi. Ingin bergegas menghampiri kotamu dan menyusuri jejak-jejak masa yang pernah ditinggalkan di beberapa sudutnya dengan SHT (Surabaya Heritage Track). Jangan kaget, bila nanti aku akan kembali memanen rinduku padamu bersama Traveloka.

lemper walikota mustajab, kuliner ondomohen

Lemper ondomohen, bukankah ini menggoda?

Bukan, dia bukan seperti yang ada dalam pikiranmu. Tak perlu kau tabur benih cemburu padanya. Traveloka memahami kerinduan kita. Dia yang memaksaku untuk segera berkemas dengan memberikan tiket perjalanan terbang pergi pulang ke Surabaya untuk menjumpaimu. Kamu pasti penasaran kan bagaimana dia berbaik hati memberikan tiket penerbangan itu?

Sudahlah, Traveloka tahu kamu pun ingin mendapatkan buah tangan darinya. Dia sedang bermurah hati berbagi #TiketGratisTraveloka terbang pergi dan pulang ke destinasi wisata impian di Indonesia yang diterbangi Citilink. Kamu suka menulis kan?

tiket gratis travelokaTulislah sebuah artikel menarik. Caranya? Kamu harus baca baik-baik petunjuk di SINI, secara singkat kamu bisa mengikuti petunjuk berikut:

  • Follow akun Twitter @Traveloka dan like Facebook Page Traveloka.
  • Buat artikel min. 400 kata dengan tema “Andai bisa terbang GRATIS, aku akan menemuinya
  • Ceritakan siapa dirinya yang ingin kamu jumpai dan apa yang akan kamu lakukan saat bersua dengannya?
  • Artikel ditulis pada media publik di internet menggunakan seperti WordPress, Blogspot, Forum, Kompasiana atau platform milik pribadi lainnya (BUKAN akun/blog duplikat).
  • Link (URL) artikel dikirim melalui formulir online di http://goo.gl/forms/GQxNhlLAqO.
  • Share artikel yang telah dibuat ke Facebook dan Twitter, dengan hashtag #TiketGratisTraveloka dan mention Traveloka.

Inga – inga! masa pengiriman artikel hanya sampai Senin, 8 Juni 2015 pk 18.00 wib. Pengumuman pemenang Rabu, 10 Juni 2015 di Facebook dan Twiter Traveloka.

traveloka app, tiket gratis travelokaEh sebentaaaar! Masih ada yang ingin aku bagi. Sebagai pejalan yang kekinian kamu pastinya melengkapi diri dengan gawai yang menunjang kegiatan perjalananmu kan? Traveloka sedang berbagi tiket GRATIS juga lewat promo Fly for Free.

Setiap pembelian tiket Citilink (rute dan periode terbang bebas) lewat Traveloka App, kamu berkesempatan ikut undian untuk mendapatkan 1 (satu) tiket PP Citilink. Pengundian dilakukan setiap Jumat dan diumumkan lewat Blog Traveloka. Coba deh unduh aplikasi Traveloka App terbaru di Android atau iOS kamu. Promo Fly For Free berlangsung sampai 26 Juni 2015.

ereveld kembang kuning, wisata sejarah surabaya

Ereveld Kembang Kuning, aku kan menjumpaimu di sini

Tunggu apalagi? Eh iya, tunggu aku di kotamu, Surabaya. Kan kubawa rindu ini tuk menjumpaimu, bersama kita susuri jejak-jejak masa yang pernah dan akan selalu melekat dalam kenangan, saleum [oli3ve].


Bukit Puteri

$
0
0

Dia memesona pandangan sejak pucuk kepalanya tertangkap ekor mata dari dalam bus yang melintas dari pangkalan jeti Shabandar pagi itu. Putih, bersih, berdiri gagah menjulang di atas sebuah bukit, menggelitik angan tuk mampir menyapa. Seisi kepala pun mulai berkonspirasi, mengalihkan perhatian dan diliputi tanya, bagaimana menuju ke tempatmu? Impian perlahan diasah, mencoba berharap, menyalakan semangat meski hanya setitik api agar tak hangus dilalapnya, bila nanti angan yang membara itu tak mewujud. Namun sebelum meninggalkan kota ini, hasratku ingin menjejak di bukitmu.

bukit puteri terengganuTak ada yang terjadi secara kebetulan. Tak pula kebetulan bila pagi itu setitik cahaya yang sudah dijaga dengan sangat hati-hati agar tetap tenang; membara, membakar semangat. Engkau tampak semakin dekat, sangat dekat ketika bus yang kutumpangi pagi itu merapat ke Pasar Kedai Payang hingga berhenti di depan Bazaar Warisan.

Tak sabar rasanya menunggu Francis, leader di bus menyelesaikan celotehannya, sebelum membiarkan isi bus tumpah ke jalan. Saat semua langkah bergegas ke pasar, aku dan Nopi pun bergegas mengambil arah yang berlawanan. Kami mencari jalan menuju Bukit Puteri.

bukit puteri terengganu

Abu Bakar bin Setia

Anak tangga menuju bukit kami jumpai di samping Tourist Information Center, Terengganu, tertutup seng dengan sebuah plang penanda sedang direnovasi tergantung di sana . Melihat ada tanda-tanda kehidupan di atas bukit, kami mencoba mencari informasi ke dalam kantor pelancongan. Oleh seorang perempuan yang bertugas pagi itu, kami mendapatkan petunjuk menuju bukit lewat tangga berjalan yang diam kepayahan di tengah Bazaar Warisan.

bukit puteri terengganu

Kamboja di belakang peristirahatan

Meski mendaki bersama, sesampai di bukit; usai berbincang dengan Abu Bakar, pakcik penjaga yang kami jumpai di pos penjagaan, kami berpencar menyusuri senyapmu.

Ah, ya penggalan kisahmu kujumpai kala kulangkahkan kaki ke Muzium Negeri Terengganu di malam yang bermandikan purnama. Semasa pemerintahan Sultan Mansur II (1831 – 1836) dan Sultan Umar (1839 – 1876), Bukit Puteri menjadi benteng pertahanan saat terjadi perang saudara. Ada banyak kisah sunyi yang kau simpan di sini dan tak banyak yang tergerak untuk sekadar menyapamu.

bukit puteri terengganu

Lobang untuk mesiu

Di pekaranganmu kujumpai Sri Johor, Sri Buih, Sri Jamior dan Laila Majnun, bersandar dalam diam yang sama denganmu. Mereka mengingatkanku pada Rambai yang selalu membuatku merindu kembali ke Cornwallis, Penang untuk menjumpainya.

bukit puteri terengganuSiang ini, di depan gerbang Istana Maziah aku kembali, berdiri mengagumi dan menyapamu dari kaki bukit. Engkau tampak gagah, menatap nanar setiap gerakan dari samudera di depanmu yang mendekat ke pelataran putri nan jelita, Kuala Terengganu. Saleum [oli3ve].


71% Pejalan Gunakan Informasi Daring Sebagai Panduan Wisata

$
0
0

Beberapa hari yang lalu saat membuka linimasa media sosial, saya dikejutkan oleh gambar nisan dengan tulisan RIP BLOG yang tersaji di depan mata. Tautan yang dibagikan di sana menuai komentar para penggiat daring dengan beragam minat. Penulis tautan tersebut mengklaim bahwa, dunia blog akan segera habis masanya. Itu sebabnya, dia melengkapi ulasannya dengan menambahkan gambar nisan.

Bobby Ertanto, seo, agoda

Kk Bobby Ertanto dok. Virus Traveling

Benarkah masa kejayaan blog akan usai? Saya menekuni dunia blog semenjak awal 2000, kala geocities masih ada, ketika tripod sempat berjaya hingga multiply yang booming dan menarik minat banyak pejalan memanfaatkan media gambar yang tersedia di sana untuk berbagi dokumentasi perjalanan. Pada 2012, secara mengejutkan multiply mengubah konsep dan tidak bersahabat lagi dengan para pejalan; banyak blog kemudian mati suri lalu hilang. Mereka yang tetap bertahan mengikuti passion berbagi di daring, pontang-panting mencari lahan baru untuk memindahkan hartanya dari rumah lama dan menatanya kembali. Mereka yang survive inilah yang tidak terima jika ada yang mengatakan blog akan berakhir.

Agoda.com, bagian dari Priceline Group, situs pemesanan hotel terdepan di Asia melakukan Travel Smart Survey terhadap lebih dari 5.500 responden yang juga pelanggan Agoda.com dari seluruh dunia. Salah satu pertanyaan survey yang dilakukan pada April – Mei 2015 ini untuk mengetahui sumber mana yang dijadikan panduan terpercaya saat para responden hendak melakukan perjalanan. Dari press release yang dikeluarkan Agoda.com (Kamis, 27 Mei 2015); sebanyak 34% responden masih mengandalkan forum daring serta 28% responden memilih blog dan situs perjalanan pribadi sebagai panduan wisata.  Jika sumber informasi yang di dalamnya mencakup forum daring, blog, aplikasi (mobile apps) digabungkan, maka 71% responden memilih sumber informasi daring sebagai panduan perjalanan mereka.

agoda, hotel murah, survey travel smart

cari hotel murah di agoda, survey travel smart

Menanggapi hasil survey tersebut, John Brown, Chief of Operation Agoda.com tidak heran apabila para pelaku perjalanan sekarang lebih banyak menggunakan panduan wisata daring. Disaat mereka mengeksplorasi internet dan mendapatkan beragam seumber informasi, mereka bisa mencari informasi apa pun yang diperlukan dan belajar dari pengalaman para pejalan lain yang dibagian di sana dalam waktu cepat.

Lalu, bagaimana para pejalan ini berbagi pengalaman wisatanya dengan publik? 79% responden menyatakan mereka mempublikasikan ulasan lewat daring, memberikan komentar di blog atau pun media sosial untuk berbagi cerita dan pengalaman perjalanannya kepada para pengikut dan pembaca situs-situs perjalan ataupun blog pribadi.

survey travel smart, hotel murah agoda, agoda

Hasil survey Agoda.com ini, bisa menjadi pertimbangan bagi para pejalan yang baru mulai membangun blog untuk mengambil langkah terus berbagi ataukah berhenti. Pilihan ada di tanganmu kawan! Semangat berjalan, teruslah berbagi inspirasi, saleum [oli3ve].

Sebelumnya dipublikasikan & headline di Kompasiana, Jumat, 29 Mei 2015


Chairul Tanjung si Anak Singkong

$
0
0

Kemarin sore, selesai meeting dengan bos mendadak ada kehebohan karena dapat jatah buku gratis. Kalau tiap bulan ada yang mau bagi buku enak juga ya, lumayan jatah beli buku bisa dialihkan ke pos yang lain. Sebenarnya tiap awal bulan saya sempatkan untuk menebus buku yang sudah diincar sebelumnya di toko buku langganan untuk menambah bahan bacaan. Jatahnya minimal satu buku sebulan, tergantung tebal tipis dan berat tidaknya isi buku karena hal ini akan berdampak pada niat serta proses membaca. Tapi kalau lagi kalap terlebih bila terdengar rayuan pulau kelapa belanja dengan kartu ini dapat diskon sekian, maka buku yang dibawa pulang bisa buat bantal ;). Dengan dapat satu buku gratis bulan ini, jadinya gak beli buku donk karena akhir bulan lalu sudah belanja buku.

anak singkong, chairul tanjung

Jujur buku ini belum masuk dalam daftar antrian belanja, tapi karena ada yang memberi masa ditolak? Sebuah buku otobiografi yang sekarang lagi heboh karena ghost writer-nya angkat bicara dan menuntut karena namanya tidak tercantum di buku tersebut. Setahu saya,ghost writer bekerja di belakang layar dan banyak dikaryakan oleh penulis kondang karena kejar target ataupun orang-orang top yang tak memiliki banyak waktu untuk menuliskan otobiografi mereka tapi kredit penulisnya diberikan kepada orang lain. Setelah membaca buku Chairul Tanjung, Si Anak Singkong, ternyata nama ghost writer-nya disebut sebagai sahabat dalam bersepeda penyusun yang telah membantu mentranskrip sebagian hasil wawancara. Jadi, memang namaghost writer tak akan tercantum sebagai penulis di buku itu. Karena saya tak banyak paham tentang ghost writer, maka tulisan ini bukan untuk meramaikan kasak-kusuk tersebut tapi akan mencoba mengulas isi buku tanpa melihat siapa penulisnya.

Penampilan buku ini, sama seperti otobiografi pada umumnya memamerkan gambar setengah badan Chairul Tanjung (selanjutnya akan ditulis CT), tebal buku 382 halaman, didominasi warna kecoklatan, menggunakan bahan kertas yang ringan, tulisannya besar-besar jadi kalau dibaca di bis masih terlihat dengan jelas dan dilengkapi dengan gambar berwarna. Kemarin sore karena penasaran iseng membuka sampulnya di meja kerja dan dilahap sampai bab 14 saja!! Andai tak ada laporan yang ditunggu bos, mungkin sudah kelar satu buku hahaha. Cara penulisan dan tata bahasa yang digunakan cukup ringan sehingga sehingga dengan menggunakan teknik skimming dan scanning, memanfaatkan libur pemilukada bukunya tuntas dalam sekejap.

CT lahir sebagai anak kedua dari enam orang bersaudara, ayahnya Abdul Gafar Tanjung berdarah Batak dan ibunya Halimah, seorang Sunda. Usaha percetakan ayahnya dibredel oleh Soeharto karena berbeda paham dengan pemerintah. Hal ini berdampak pada perekonomian keluarga, sumber penghasilan ditutup, ayahnya bangkrut! Setelah menjual semua aset termasuk rumah, mereka sekeluarga menyewa satu kamar di sebuah losmen. Tak kuat dengan beban sewa kamar, keluarga mereka akhirnya pindah ke kawasan kumuh Jakarta, Gang Abu, Batutulis, Kecamatan Gambir. Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga yang terpuruk, orang tua CT tetap mengedepankan pendidikan bagi anak-anaknya. Sejak di bangku SMP, CT mulai aktif berorganisasi dari kegiatan pramuka, olahraga, teater bahkan punya grup ngamen yang diberi nama Proletar. Dalam satu kepanitiaan study tour ke luar kota, CT dipercaya menjadi koordinator transportasi. Setelah semua urusan bus beres, CT melepas keberangkatan rombongan kawan-kawannya dengan hati perih. Upah sang ayah dari mengelola perusahan bus hanya Rp 5,000 sedang biayastudy tour Rp 15,000.

Bermodalkan hasil penjualan kain halus ibunya seharga Rp 75,000, selepas SMA CT melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Universitas negeri dipilihnya untuk menghindari biaya pendidikan yang tinggi dan diterima di fakultas Kedokteran Gigi,Universitas Indonesia. Dari segi biaya pendidikan murah tapi dari biaya peralatan yang digunakan untuk praktek tetap saja mahal. Untuk menyiasatinya, CT melakukan berbagai usaha dan tidak mau bergantung pada orang tuanya. Dari bisnis fotokopi diktat kuliah yang membuahkan hasil, dia merambah ke bisnis jual beli peralatan dokter gigi, jual beli mobil bekas hingga mendirikan perusahaan pada 1987. Sebagai penghargaan dan terima kasih kepada gurunya, alumni SMA Boedi Oetomo ini pernah mengumpulkan semua guru yang dulu mengajarnya semasa SMA di Gedung Menara Bank Mega, Jakarta. Bahkan ada satu guru yang dengan susah payah dibujuk hingga dijemput ke Medan agar mau datang ke reuni karena merasa tak punya masalah dengan bank dan tidak mengenal siapa CT.

Meski dua kali ditawari SBY untuk masuk jajaran pemerintahan, namun CT selalu menampiknya dengan halus. Menurutnya, cukuplah almarhum bapaknya saja yang begitu idealis memperjuangkan ideologi hingga dihentikan secara struktural di era Soeharto karena berseberangan pemikiran. Saya menempuh jalur perjuangan yang lain, menciptakan lapangan kerja untuk sesama. Membuktikan bahwa anak bangsa dari keluarga sederhana, dengan tekad yang kuat dan dengan latar belakang tidak relevan, bisa membuahkan keberhasilan.

Bagi pria berperawakan tinggi besar ini, ibu adalah segalanya dan istri adalah pilar rumah tangga. CT meminang adik kelasnya dari FKG-UI, Anita Ratnasari dan menikah pada 1994. Delapan belas tahun mengarungi bahtera rumah tangga, mereka dikaruniai dua anak Putri Indahsari dan Rahmat Dwiputra.

Dengan mengutip sebuah petuah yang acap kali dikumandangkan oleh CT kepada para sahabat dari masa SMP setiap kali mereka bertemu, secara pribadi saya berpendapat buku ini benar-benar menginspirasi siapa saja yang ingin meraih sukses lewat ketekunan dan usaha keras.

Kalau kalian mau menggunakan badan saya supaya kalian maju, silakan. Kalau pun mau menginjak kepala saya sebagai tolakan kalian untuk lebih maju, saya ikhlaskan, Tapi kalau sudah kalian injak, tapi malah tidak jadi apa-apa, saya pasti akan marah besar. Selagi saya masih bisa makan, tidaklah mungkin kalian kelaparan. Kecuali untuk makan sendiri saja saya sudah kesulitan, silakan urus diri masing-masing.- [Chairul Tanjung, si Anak Singkong, hal 80]

Pemuda kampung warga Gang Abu yang dulu punya kegemaran berlama-lama membaca koran di WC Umum di pojok kampung kumuh kawasan Batutulis, Gambir, Jakarta Pusat ini; kini tak lagi hidup di kawasan paling kumuh Jakarta. Bila kejujuran sudah tertanam pada diri seseorang, maka dengan sendirinya semua akan berjalan tanpa perintah bahkan tidak perlu ada pengawasan berlebih. Dari tiada menjadi ada, CT yang dulu tak dipandang sebelah mata; kini seorang pengusaha nasional di bidang keuangan, properti, perkebunan dan media di bawah payung Chairul Tanjung Corpora (CT Corp). Satu ambisinya yang belum terealisasi dan sedang dilirik adalah maskapai penerbangan, saleum [oli3ve].

Re-post, sebelumnya sudah pernah ditulis di Kompasiana, 11 Juli 2012.


Menguji Kesabaran di Ajang Candat Sotong

$
0
0

Matahari perlahan condong ke barat saat Laguna Redang yang kami tumpangi meninggalkan dermaga Pulau Redang. Raut penuh semangat terpancar dari muka peserta Terengganu International Squid Jigging Festival (TISJF) 2015. Mereka tak menghiraukan gejolak air laut yang mulai menunjukkan kegelisahannya. Yang mencoba menarik perhatian lewat goncangan yang disisakannya ketika riaknya menghempas badan kapal, namun tak cukup untuk mengalihkan semangat para pecandat sotong. Hari ini, sebagian dari mereka untuk pertama kalinya; ingin merasakan sorak para nelayan kala sotong-sotong tersangkut di ujung kail.

squidjiggingtgg, terengganu

Menuju ke Laut Cina Selatan

Sepuluh menit melaju dari dermaga, semua peserta harus berpindah ke perahu motor nelayan sesuai dengan kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 10 (sepuluh) peserta ditambah dengan seorang guard yang bertugas sebagai kepala regu dan 2 (dua) awak perahu.Saya menempati Boat 05 bersama Touzeau-Tosi (Perancis), Steven Howard (Hongkong), Sara Rodriguez (Spanyol) dan 6 (enam) orang peserta dari Malaysia Surendran, Dhevindra, Mawardi, Mohd Soleh, M. Asyraf dan Tengku Ibrahim. Goyangan laut mulai mengganggu. Hempasan gelombang yang meninggi memaksa seisi perahu mencari posisi yang nyaman untuk bersandar agar tak terhempas. Satu jam perjalanan ke tengah-tengah samudera, sauh pun dibuang. Dari kapal pemandu, terompet dibunyikan penanda dimulainya festival candat sotong 2015.

candat sotong, squidjiggingtgg, terengganu

Mala dari Women Anglers Club Malaysia mempersiapkan peralatan memancing

Squid jigging atau dalam bahasa setempat lazim disebut mencandat sotong adalah aktifitas memancing sotong (= cumi-cumi) yang dilakukan oleh para nelayan di Terengganu pada saat bulan purnama. Maret hingga Juli dikenal sebagai musim panen sotong yang banyak muncul ke permukaan karena daya tarik cahaya purnama sehingga mudah untuk dipancing. Cukup dengan menggunakan alat pancing sederhana, mata kail yang berbentuk roket mini ujungnya berwarna-warni dan dihiasi dengan bulu ayam. Mata kail lalu diikatkan pada tali senar yang panjang dan dililitkan pada gulungan plastik berbentuk seperti donat. Saat memancing, mata kail dibuang hingga menyentuh dasar laut. Untuk menarik perhatian sotong, talinya ditarik-ulur perlahan-lahan seperti bermain layangan. Jika terasa berat, angkat perlahan untuk melihat hasil yang didapat.

squidjiggingtgg, terengganu, candat sotong

Partisipan Indonesia di SquidJiggingTGG 2015

Untuk memperkenalkan kegiatan ini kepada masyarakat luas, Tourism Terengganu kembali menyelenggarakan TISJF yang kedua setelah kegiatan yang sama pada April 2014 lalu sebagai salah satu daya tarik wisata pesisir timur Malaysia, Terengganu. Ahmad Fathil bin Abdul Ghani, Manager Promotion Tourism Terengganu dalam sambutannya ketika menerima para peserta di Duyong Marina pada Selasa (02/06/2015) mengatakan, tahun ini sebanyak 120 perwakilan media (radio/tv, koran/majalah cetak/online serta blogger) dari 30 negara yang terdiri dari 60 peserta luar negeri dan 60 peserta Malaysia bergabung di TISJF 2015.

Hempasan gelombang dari perairan Cina Selatan tanpa ampun menggoyang perahu dengan hebat tanpa henti pada putaran pertama Rabu (03/06/2015) di perairan Redang, berhasil membuat hampir semua peserta di setiap perahu mabok laut. Saya mencoba bertahan. Namun begitu melihat Dhevindra limbung; kepala saya pun turut berputar disertai perut bergejolak mendorong isi lambung ditumpahkan ke laut.

Masih keliyengan, M. Asyraf dari Radio Televisi Malaysia (RTM) yang tadinya nepuk-nepuk pundak menangkan, mendadak muncul menyorongkan kamera sembari cengangas-cengenges,”Olive, interview ya?” *jika ada yang nangkap siaran RTM dan melihat wajah orang mabok sotong diabaikan saja ;)*

Tim Boat 08

Tim Boat 08 dok. Rachel Yeoh @shoutrageous

Sisa waktu untuk memancing, saya habiskan dengan tertidur lemas beralas papan di lambung perahu. Malam itu, kami kembali ke darat dengan gontai tanpa membawa seekor pun sotong.

Putaran kedua, dilakukan pada Sabtu (06/06/2015) di perairan Kapas. Mengingat pengalaman pertama, sebagian peserta diliputi ragu untuk melaut. Kali ini saya bergabung bersama Rachel (Malaysia), Raymond (Kanada), Hakim (Brunei) dan Mas Eka (Indonesia) di Boat 08. Meski awalnya enggan melaut, pengalaman mencandat sotong untuk keempat kalinya; menyadarkan diri akan makna dari kesabaran. Memancing terlihat sangat mudah dilakukan tapi ternyata diperlukan latihan kesabaran untuk menghalau bosan saat menunggu mata kail dihampiri oleh sotong.

candat sotong, squidjiggingtgg, terengganu

ouwww ternyata #TukangKuburan punya jiwa bahari, diturunkan dari mana hayooo? (dok. Mas Eka MQTV)

Pada malam penutupan TISJF 2015, YB Dato’ Mohd Jidin Shafee, Kepala Bagian Pelancongan dan Kebudayaan Negeri Terengganu dalam jamuan makan malam di Duyong Marina mengatakan candat sotong mulai diperkenalkan sebagai salah satu paket wisata Terengganu pada 1990. Festival candat sotong adalah salah satu langkah yang dilakukan oleh badan pelancongan Terengganu untuk menjual paket wisata andalannya. Pada 2014, angka kunjungan wisata Terengganu menunjukkan kenaikan sebesar 11,9% dengan 4,5 juta turis yang datang dari 5 juta yang ditargetkan. Dato’ Shafee berharap, di akhir 2015 Terengganu dapat mencapai target pendapatan RM 4,7 milyar dari sektor pariwisata dengan 5 juta turis yang datang.

squidjiggingtgg, terengganu, candat sotong

YB Dato’ Mohd Jidin Shafee, Kepala Bagian Pelancongan dan Kebudayaan Negeri Terengganu

Terengganu berada di pesisir timur Malaysia, dengan ibukota Kuala Terengganu yang menghadap langsung ke Laut Cina Selatan. Kuala Terengganu dapat dicapai dengan berkendara 6 (enam) jam dari Kuala Lumpur atau penerbangan 45 menit dari KLIA ke bandar udara Sultan Mahmud, saleum [oli3ve].

Sebelumnya diposting di Indonesiana dan headline di Kompasiana, 12 Juni 2015.



Jerman Fest 2015: Program Kebudayaan Kreatif Indonesia-Jerman

$
0
0

Jerman dan Indonesia merupakan negara penting di wilayahnya masing-masing dan menjadi bagian dari Kelompok 20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau yang dikenal sebagai G-20. Jalinan persahabatan di antara kedua negara telah terhubung dengan baik lewat tataran budaya, ekonomi maupun politik dalam waktu yang cukup lama. Karenanya, kedua negara sepakat, bersedia dan siap membentuk masa depan dengan menghadapi tantangan yang berada di depan.

Jerman Fest, kerjasama indonesia jerman, german season

Jerman – Indonesia Bersama Menuju Masa Depan

Hal tersebut disampaikan oleh Dr Georg Witschel, Duta Besar Jerman untuk Indonesia dalam pertemuan dengan media menjelang gelaran Jerman Fest 2015 di Goethe- Institut Jakarta, Selasa (09/06/2015). Lebih lanjut Witschel mengatakan, Indonesia akan menjadi Negara Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fairyang akan berlangsung pada Oktober 2015 mendatang. Dalam konteks ini, Goethe-Institut Indonesien, Kedutaan Besar Jerman Jakarta dan EKONID (Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman) mempertimbangkan bahwa sebainya ada sebuah acara di Indonesia yang mencerminkan hal di atas yang tidak hanya berfokus pada tataran budaya saja, akan tetapi juga menghadirkan gambaran yang komprehensif terhadap hubungan bilateral keduanya.

Tahun ini adalah tahun kedua penyelenggaraan Jerman Fest yang akan berlangsung selama 3 (tiga) bulan dan diisi dengan ragam rangkaian program menarik di beberapa kota di Indonesia. Pembukaan Jerman Fest 2015 diawali dengan pemutaran film bisu Metropolis karya Fritz Lang diiringi 78 musisi dari Film Orchestra Babelsberg di lapangan Monas pada 5 September 2015.

Pada kesempatan yang sama Heinrich Blomeke, Direktur Goethe-Institut Indonesien mengatakan bahwa moto program-program kebudayaan di Jerman Fest adalah kerja sama dan inovasi. Kegiatan ini sekaligus untuk menfasilitasi hubungan kerja langsung antara seniman-seniman Indonesia dan Jerman lewat kolaborasi antara musisi muda dan komponis Indonesia dengan Ensemble Modern yang sudah terkenal di dunia, kerja sama antara Teater Boneka Papermoon (Yogyakarta) dan Retrofuturisten (Berlin) serta proyek “100% Yogyakarta” yang merefleksikan masyarakat urban dan mengikutsertakan masyarakat umum selama pementasan di panggung yang merupakan kolaborasi antara Teater Garasi dengan Rimini Protokol.

jerman fest, german season, kerjasama indonesia jerman

Ki-ka: Dr Georg Witschel, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Heinrich Blomeke, Direktur Goethe-Institut Indonesien dan Jan Roennfeld, Direktur Pelaksana EKONID

Di bidang sastra, 4 (empat) penulis terkemuka Jerman; Leif Rand, Andreas Stichmann, Ulla Lenze dan Antje Ravic Strubel akan mengikuti Program Residensi serta melakukan pertemuan dengan penulis, jurnalis, pelajar dan seniman di Jakarta, Makassar, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Dari segi perekonomian, Jan Roennfeld, Direktur Pelaksana EKONID mengatakan Indonesia sedang berada dalam proses transisi menuju modernisasi dan urbanisasi. Teknologi modern akan dibutuhkan untuk mengembangkan lebih banyak lagi nilai tambah perekonomian dan untuk menghasilkan barang-barang berkualitas tinggi sesuai dengan standar internasional serta terciptanya lingkungan hidup yang termutakhir dan berkelanjutan. Perusahaan-perusahaan Jerman dapat memfasilitasi kebutuhan tekhnologi untuk proses transformasi dan pengambangan masa depan Indonesia.

Jerman Fest adalah sebuah inisiatif dari Kementerian Luar Negeri Jerman dan diselenggarakan berkat kerja sama antara Goethe-Institut Indonesien, Kedutaan Besar Jerman Jakarta dan EKONID. Jerman Fest dirancang untuk mendorong pertukaran informasi yang bermanfaat antara Indonesia dan Jerman serta memperkuat hubungan antara kedua negara sehingga menjadi pondasi yang kokoh untuk masa depan yang kreatif.

Program Jerman Fest serta informasi menarik lainnya yang berhubungan dengan kegiatan tersebut, dapat diunduh melalui situs resmi Jerman Fest, Deutsche Saison dan German Season yang diluncurkan sesaat setelah konferensi pers. Salam budaya [oli3ve].

Sebelumnya dipublikasikan dan headline di Kompasiana, Jumat, 12 Juni 2014.


Tergoda Agoda

$
0
0

Surat listrik yang dikirimkan oleh Steve dari UK pertengahan Mei lalu kembali dibaca sesaat setelah keluar dari Simultankerk. Aaaggh, untuk kesekian kalinya langkah kuayun ke tempat ini, memenuhi panggilan jiwa, dan menunaikan tugas yang baru diemban dari Commonwealth War Graves Cemetery (CWGC) sebagai, Tukang Potret Kuburan Perang.

Good evening Olive, I have now returned home after a few days working away in Plymouth. I have just email the Office of Australian war graves to obtain permission for you to enter Ambon. I have attached a letter from us asking assistance in letting you photograph which may help in Ambon and Jakarta. Attached is the sort of picture we need

aws mallaby, pertempuran sepuluh nopember, mallaby

Di depan peristirahatan Brigadir AWS Mallaby

Menepi di bangku taman di depan gereja, kukeluarkan botol air dari dalam kantong Onye dan meneguk isinya hingga habis setengah, demi menghalau dahaga yang merongrong. Kuhapus peluh yang membanjiri muka dan beranjak ke gerbang Jakarta War Cemetery. Tak ada siapa-siapa di sana. Heiiii, ini kuburan Lip! Upzzz … o, iya lupa ;)

Aku harus memaksimalkan sisa waktu satu setengah jam untuk mengambil beberapa gambar di tempat ini jika tak ingin absensi kotor karena datang terlambat ke latihan choir di gereja. Beruntunglah si Lasma mau kugeret untuk menemani didera panasnya surya, sehingga ada yang berkicau setiap kali diriku keasikan berteduh di samping pagar taman kehormatan. Namun dirinya tetap tak bisa melarang ketika diriku berlama-lama di depan peristirahatan Opa Mallaby.

Karenanya langkahku kembali ke taman peristirahatan ini, sebelum melanjutkan penyusuran jejak ke Surabaya. Masya Tuhan! Mendadak tersadar, aku belum melakukan reservasi kamar hotel sama sekali untuk tempat meluruskan badan selama bertandang ke kota pahlawan akhir pekan ini. Mau nginap dimanaaaa? Mau nginap GRATIS? hehe, tentu nggak ada yang menolak jika diberkati bukan?

hotel murah agoda, agoda, artotel surabaya

Godaan Agoda

Sayangnya, nggak semua orang mau berbagi berkat ketika mereka berkecukupan bahkan berkelimpahan. Kita sering mendendangkan Count Your Blessings tapi suka lupa mempraktekkannya karena kita terpesona pada pencapaian orang lain dan merasa apa yang kita punya belum mencukupi untuk diri sendiri apalagi mau dibagikan secara cuma-cuma … hitung berkatmu satu-satu, ingat semua dari TuhanMU, bilang semua satu persatu dan kau akan lihat cinta TuhanMU.

Sudah cukup lama nggak menginjakkan kaki di Surabaya, kota penuh kenangan itu. Kali ini ingin kunikmati udara panasnya sembari memanjakan diri di tempat yang tak biasa, meski nantinya akan melangkah dan menyusuri jejak di beberapa tempat yang sudah lekat di hati.

Aku tergoda dengan tawaran Agoda, bantu teman menginap gratis di musim liburan. Bukankah misinya sejalan dengan panggilan yang sedang dikerjakan? Binggo! Terkesan pada Artotel Thamrin, membuatku memutuskan mencari kamar di Artotel Surabaya untuk 2 (dua) malam. Jadilah malam ini usai bersih-bersih meluncur mencari program KAWAN-KAWAN di ruang Agoda.

artotel_agoda_kawan_1

Isi semua data dengan jelas, dan lihat ada potongan harganya kan?

artotel_agoda_kawan_2

Pakai kode ini untuk mendapatkan potongan harga

Pemesanan selesai. Jangan lupa untuk melakukan pembayaran agar sebuah kode unik pribadi dikirimkan dan kamu terima lewat surat listrik. Nah, kode pribadi ini sudah dipasangi pelacak khusus, sehingga bila ada 5 (lima) orang kawan atau keluarga melakukan pemesanan kamar hotel dengan menggunakan kode unik ini, aku akan mendapatkan hadiah menginap GRATIS sesuai hotel pilihan. Masih ada keuntungan lain, dengan menggunakan kode unik saat memesan kamar di Agoda, kamu juga bisa dapat diskon 5% harga kamar hotel. Asik kaaaaan? *tuink-tuink*

Semua printilan untuk keberangkatan dan urusan perjalanan selama di Surabaya selesai. Tinggal light packing dan menunggu hari keberangkatan. Kamu mau jalan-jalan dan pengen nginap GRATIS? Pakai kode pribadiku aja KWOBENDON untuk memesan dan mendapatkan diskon kamar hotel di Agoda. Dan yesssss, lihat gambar berikut donk ;)

agoda_freeProgram KAWAN-KAWAN diluncurkan pada 1 Juni lalu. Suatu bentuk apresiasi yang diluncurkan khusus bagi para pelanggan Agoda.com yang berlokasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah salah satu pangsa pasar terbesar dan terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan bagi Agoda.com semenjak situs ini menapakkan kakinya di Indonesia 7 (tujuh) tahun lalu. O,ya catat baik-baik, program ini berlaku sampai 31 Agustus 2015, silakan baca detail programnya di SINI.

Dan kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu dan kau tak tahu jalan mana yang harus kau ambil, janganlah memilih dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah sesaat. Tariklah napas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernapas di hari pertamamu di dunia ini. Jangan biarkan apa pun mengalihkan perhatianmu, tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi.

Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkan hatimu. Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke mana hati membawamu… va dove ti porta il cuore – [Susanna Tamaro]

ereveld menteng pulo, makam belanda

@Ereveld Menteng Pulo (candid by Lasma Novida)

Apa sih yang kamu cari Lip? Kayak orang nggak ada kerjaan aja, main koq ke kuburan? Nggak ada kegiatan lain yang lebih bagus?

Bagimu, baginya dan bagi sebagian mereka, apa yang kulakukan tak ada artinya. Merelakan kulit disengat matahari, membiarkan tapak kaki melepuh dan permukaannya belang-belang; hanya sebuah kebodohan dan pemborosan waktu luang. Ah sudahlah, setiap jiwa punya panggilannya masing-masing. Tak perlu kupusingkan ceracaumu. Aku kan tetap berjalan, mengikuti tuntunan hatiku, saleum [oli3ve].


Big Lost, A Tribute to Mr Gaylord

$
0
0

Without the people like you and the ship that rescued us at sea. We the boat people surely would not make it.  Many of us live is the direct kindly from people like you.  You guys will also be a hero in our eyes.  therefore,  I want to say thank you and hope someday I can meet you.  [Jamie to Mr Gaylord, 27 Februari 2015]

Engkau tak akan pernah tahu apa artinya memiliki jika engkau tak pernah merasakan kehilangan, Lip. Pesan yang disampaikan oleh seorang pendeta dalam satu ibadah di Minggu pagi yang sebenarnya ingin kuhindari beberapa tahun lalu kembali terngiang. Tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, tidak pula kebetulan meski terjadi seperti kebetulan.

pulau galang, pengungsi vietnam

Lukisan di Museum Pulau Galang

Tanggul itu kembali jebol dua hari lalu, airnya deras menerjang ke segala arah. Secara fisik kita belum pernah bersua, secara waktu pertemuan kita hanya sesaat. Itu pun berbalas surat elektronik yang bila dihitung tak mencapai sepuluh jari tanganku. Namun, percakapan yang tertuang di sana telah menautkan potongan kisah perjalanan masa meski hanya berbagi lewat dunia maya.

Kubaca lekat-lekat pesan yang dikirimkan Jamie pada saat ayam masih enggan untuk berkokok, yang telah menghalau kantuk dan membuat mata tiada henti basah.

Olive, I just found out Mr Gaylord Wayne Barr passed away Jun 4, 2015. Big lost. Go to his website, you will see the info.

BIG LOST. Kata yang terus berputar memenuhi kepalaku sepanjang hari itu. Ingin rasanya menyepi di Tin Lanh, dan berlari ke Youth Center untuk mengenang setiap kenangan dan asa yang telah kau sematkan pada mereka yang pernah ada di Pulau Galang.

My job was training Vietnamese refugee volunteers who then taught English classes.  It was a wondertful job, and I worked with many great people – [Gaylord W. Barr, 27 Februari 2015].

Seorang guru yang baru saja kukenal, yang darinya banyak asa yang masih ingin kudengar, telah berpulang. Have a safe journey Mr Gaylord, sakitmu telah sembuh. Beristirahatlah dengan tenang dalam pelukanNya. Kita tidak pernah bersua, namun kehilangan itu menyakitkan. Bersyukur pernah mengenalmu, terima kasih untuk persahabatan sesaat yang membuahkan kenangan yang sulit untuk ditepis.

Semoga harapmu dan asa Jamie, bisa kuteruskan seperti pesan Jamie dalam suratnya beberapa waktu yang lalu:

Olive I want to thank you for keeping this story going.  If you have any infomation of the people that help us like Gaylord Barr,  please let me know. I hope someday, you and I can meet in Vietnam or Galang or Kuku and I can tell you more on the journey of the boat people. – [Jamie]

***

Perjalanan ke pulau Galang pada Februari 2015 lalu membuahkan “pertemuan” dengan mereka yang pernah berada di kamp pengungsi Vietnam yang dibangun atas dana dari UNCHR pada awal 1980. Saya mengenal Jamie dari nama-nama mantan manusia perahu yang saya temukan di blog Mr Gaylord dan secara acak mengirimkan pesan kepada mereka.

Secara mengejutkan, Jamie langsung menanggapi pesan yang saya kirim dan jalinan komunikasi lewat email pun tiada henti mengalir. Tanya singkat saya, dijawab dengan kisah panjang perjalanan dirinya bersama para manusia perahu meninggalkan Vietnam demi menemukan 2 (dua) pintu HARAPAN dan KEBEBASAN.

… every boat people has a little different details , everyone our jouney is a tragedy of its own.  No two is alike.  But in the common analysis are: cold, hurry, sickness, pirates, death. But at the end of this tunnel is “hope and freedom”.  These two words is all we need to take the chance at sea. The two words were our motivation.  Even we know sudden death is in front of us.  

Orang baik, akan selalu meninggalkan kenangan yang mendalam di hati mereka yang dekat bahkan mereka yang hanya selintas mengenalnya.

Wherever he lived, in Morocco, Indonesia, the Philippines, Roanoke, he was on the side of the less powerful, the refugees and immigrants. So many loved him, and he loved them back. I will miss my friend but forever be thankful for the time we shared, and for all he taught me. Horseman, pass by. – [John Duffy, 30 Mei 2015]

Mr Gaylord lahir pada 21 Mei 1947 di Yakima dan bergabung dengan Peace Corps menjadi volunteer di Sefrou, Maroko, Filipina, Indonesia dan kembali ke San Diego menjadi pengajar di Patrick Henry High School. Sesuai permintaan terakhirnya, Mr Gaylord yang meninggal di rumahnya di Roanoke pada 30 Mei 2015 meminta dikremasikan dan abunya disebar di kota tempatnya dibesarkan; Yakima, Washington.

Kita tidak pernah tahu kapan jam kehidupan ini akan berhenti, hanya DIA sang pemutar jam itu yang dapat memastikannya. Yang bisa kita lakukan adalah, selama masih diberi kesempatan olehNya untuk menghirup udara segar ketika pagi menyapa bumi, ucaplah syukur padaNya dan teruslah tersenyum kepada siapa saja yang engkau jumpai dalam perjalanan hidupmu, saleum [oli3ve].


Analisa Gonjang Ganjing Gojek

$
0
0

Lalu lintas Jakarta tak terlalu padat pagi itu. Pemandangan ke ruang penumpang dalam bus, moda transportasi umum yang lalu lalang di jalan pun tampak longgar. Tak seperti di hari biasa dijejali penumpang, yang berbagi ruang gerak di antara punggung yang berdesakan, saling menempel satu dengan yang lain.

“Jakarta kalau begini asik ya, Bu,” Agus (sebut saja begitu), pengendara ojek yang motornya saya tumpangi membuka percakapan saat kami mengantri di lampu merah Kuningan. Minggu pagi itu, saya memang sengaja memilih memanggil jasa ojek untuk mengantarkan ke Stasiun Beos. Obrolan kami terus berlanjut sepanjang perjalanan 10 km menuju pusat kota. Agus menjelaskan, dirinya bergabung dengan PT. GoJek Indonesia sejak Desember 2014.

pengendara gojek, gojek

Firsta – Discover Your Indonesia, senang sekali naik GoJek ;)

“Bulan pertama bergabung manfaatnya belum kerasa Bu, tapi setelah berjalan 3 (tiga) bulan hasil ‘narik (ojek) sangat terasa,” kata Agus di sela-sela desah cempreng knalpot kopaja yang melintas di sisi kanan kami. “Maaf ya Bu, motor saya nggak bisa diajak ‘ngebut, ”lanjutnya. Efisiensi waktu juga dirasakan oleh Agus karena dirinya bisa dengan leluasa mengatur sendiri kapan mau mengambil orderan dan mengisi waktu dengan keluarga serta melakukan kegiatan lainnya.

Dalam kurun waktu 4 (empat) bulan setelah meluncurkan program aplikasi mobile pada awal 2015, GoJek yang sudah berdiri sejak 2011 mulai dirasakan sebagai pesaing yang dituding akan mematikan rejeki pengojek pangkalan. Bahkan, dalam sepekan ini banyak isu seputar gonjang-ganjing GoJek yang berkembang dan disebar melalui media sosial, disambut dengan ragam tanggapan dari berbagai sudut oleh warga Jakarta. Maka, salahkan Nadiem Makariem si penggagas GoJek karena aplikasi mobile GoJek-nya marak diunduh dan jasa GoJek lebih banyak dilirik oleh warga Jakarta yang memiliki ketergantungan pada teknologi, tidak mau ribet dan mengharapkan hasil yang instan sesuai kebutuhan. Bukankah itu sejalan dengan tuntutan jaman? Coba perhatikan hasil survey dari MarkPlus di bawah.

Ketika ditanya persyaratan menjadi pengendara GoJek yang konon ribet dan memberatkan pengojek pangkalan untuk bergabung di GoJek, Agus berpendapat itu karena ketidakpahaman rekan-rekan pengendara ojek. Setiap calon pengendara GoJek diwajibkan oleh perusahaan untuk menyerahkan dokumen penting sebagai jaminan berupa kartu keluarga, akta kelahiran dan surat nikah ketika lolos seleksi menjadi pengendara GoJek. Hal yang lumrah pada proses penerimaan karyawan suatu perusahaan.

gojek indonesia, tarif gojekpenetrasi media online, survey gojek“Untuk kebaikan kita juga koq Bu, kalau terjadi sesuatu pihak kantor gampang menghubungi keluarga.” Agus juga menjelaskan, ketika diterima menjadi pengojek di GoJek dia dan rekan-rekannya mendapatkan pelatihan singkat pengenalan dan panduan menggunakan aplikasi GoJek serta peraturan yang mesti ditaati. Ditambahkannya pula, setiap Kamis para pengendara GoJek dibagi kelompok dan dijadwalkan untuk mengikuti pelatihan tertib lalu lintas yang diberikan oleh Polda Metro Jaya.

Ditilik dari sisi marketing, berhasil tidaknya satu produk yang ditawarkan ke pasar, bergantung pada beberapa faktor berikut: pemilihan dan penerapan strategi pasar, keunggulan produk, harga yang ditawarkan serta kepuasan konsumen yang membeli/menggunakan produk tersebut. Dalam menjajal pasar; GoJek telah menerapkan First-In Strategy yang mengundang reaksi para pesaing yang bergerak di bidang yang sama, jasa angkutan. Tak hanya itu, sebagai pionir di bidangnya, GoJek juga menawarkan jasa layanan antar barang, jasa belanja dan yang terbaru jasa pesan antar makanan yang diminati oleh pasar. Paket jasa layanan yang sangat diminati oleh warga Jakarta, yang bisa dinikmati hanya dengan membuka smartphone di tangan tanpa perlu meninggalkan kegiatan mereka.

Selain Jakarta, saat ini GoJek sudah beroperasi di Bali, Bandung dan Surabaya dengan 10.000 pengendara ojek; 50 diantaranya adalah perempuan. Setiap pengendara GoJek akan mendapatkan masing-masing 2 (dua) buah jaket dan helm serta perlengkapan masker dan tutup kepala untuk penumpang. Jika ada di antara pengendara yang tidak mematuhi prosedur yang disepakati bersama perusahaan, pengguna jasa GoJek dapat segera melaporkan yang bersangkutan ke layanan pelanggan GoJek.

Tak lebih 30 menit perjalanan, kami sampai di depan Stasiun Beos, Jakarta. Karena penasaran selama dua hari berturut-turut hanya membayar Rp 10,000 setiap menggunakan jasa GoJek, saya pun bertanya kepada Agus, “Mas, tadi di aplikasi saya Mampang ke sini tarifnya hanya Rp 10,000. Mas tidak rugi?”

“Oh, nggak Bu, tarif promosi ramadhannya memang segitu, sisanya ditransfer sama kantor ke dompet GoJek saya. Kalau mau, cobain jarak jauh sekalian Bu, asal nggak lewat 25 km bayarnya sama sepuluh rebu.”

gofood, tarif gojek

Layanan GoFood membuat mas-mas GoJek sering terlihat berseliweran di pusat jajanan seperti di Pasar Santa

Sebagai pelanggan setia ojek, saya tentu pernah bersitegang dengan tukang ojek, ketika tawar-tawaran tarif tak menemui harga yang wajar atau kala si abangnya kebut-kebutan. Punya langganan ojek dari referensi teman yang akan menjemput ke kantor bila hendak menghadiri satu acara usai jam kerja, juga punya langganan di pangkalan dekat kost semasa tinggal di Bendungan Hilir yang sering dimintai tolong ketika ada keperluan mendesak seperti mengantar ke satu tempat di pagi buta, atau ketika mengejar waktu untuk ke gereja atau malam-malam minta diantarkan ke rumah sakit. Sehingga, ketika dipanggil di waktu-waktu tertentu, abang ojeknya sudah hapal,”ke gereja mbak, telat ya?” atau “mau jalan kemana lagi mbak? pagi-pagi bawa gembolan ke stasiun?” Dengan mereka, saat melaju di jalan, saya sering berbincang tentang kehidupan sehari-hari atau sekadar berbagi kisah tentang pertumbuhan dan pendidikan anak mereka.

Para pengojek pangkalan punya peraturan tak tertulis mengenai pembagian jadwal menarik pelanggan. Pengojek yang mangkal di komplek perumahan biasanya lebih tertib namun sebagian besar yang berada di sekitar jalur perhentian bus akan berebutan calon penumpang tanpa peduli pada kenyamanan calon pengguna jasanya. Bagaimana tidak, disaat bus baru memberi tanda menepi untuk menurunkan penumpang, mereka sudah meraung-raung di sisi bus, menghalangi di depan pintu. Belum lagi kalau mereka mengeluarkan kata-kata kasar dman tak sopan karena dorongan kompetisi untuk mendapatkan penumpang. Pengojek pangkalan juga memiliki ikatan yang kuat satu sama lain termasuk dengan pelanggan setianya. Contoh, ketika bermain ke Bendungan Hilir misalnya, dari jauh ketika melihat saya turun dari bus para tukang ojek yang mangkal di bawah JPO (=jembatan penyeberangan orang) sudah hapal siapa yang akan saya dekati. “Langganan De!” teriak mereka ke bang Ade, tukang ojek langganan saya. Mereka tidak protes dan hanya tersenyum ketika saya memilih untuk berjalan kaki.

Kegiatan di pasar akan berjalan ketika ada 3 (tiga) faktor penentu ini produsen, produk serta konsumen. Jika ingin berhasil menjual produknya, produsen tentu akan menawarkannya lewat promosi dengan strategi yang jitu agar dipilih oleh pembeli. Sedang, di sisi konsumen, mereka tentu akan membandingkan keunggulan satu produk yang ditawarkan di pasar sebelum menentukan produk mana yang sesuai dengan kebutuhannya. Kepuasan terhadap satu produk atau jasa dari brand tertentu, tidak menutup kemungkinan untuk terus membeli atau menggunakan jasa tersebut bukan? Hal yang sama berlaku pada jasa angkutan umum, saya memilih menumpang moda transportasi yang dapat dipercaya dan aman. Bagaimana dengan Anda? Salam pelanggan ojek [oli3ve].

Sebelumnya dipublikasikan dan headline di Kompasiana, 17 Juni 2015


Hendra Gunawan, Ciputra dan Saya: Melihat Indonesia

$
0
0

Foyer lantai 2 Lotte Avenue, tak terlalu sibuk. Saya sedang duduk-duduk saja di salah satu bangku yang tersedia memperhatikan pengunjung lain yang bergegas lalu mendadak memutar badan 180 derajat, setengah berlari kembali melangkah ke arah darimana mereka tadi datang. Hmm, sepertinya ada yang terlupa. Tak tahu mau kemana lagi, saya pun hanya mengedarkan pandangan ke segala arah hingga hinggap pada tulisan Art Museum di pilar gedung. Penasaran, saya mengikuti petunjuk dan melangkah ke tangga berjalan sampai di lantai 11 yang dipadati manusia berpakaian resmi. Lelaki dengan setelan jas, dan beberapa perempuan yang menyambut tetamu dengan busana Betawi. Di sekeliling lantai itu bertebaran tulisan New World Cities Summit 2015.

hendra gunawan, museum ciputra

Ruang untuk Hendra Gunawan di Museum Ciputra

Entah karena disangka peserta pertemuan (meski nggak mengenakan tanda pengenal dan berpakaian santai), oleh petugas keamanan yang berjaga di depan pintu museum, saya diperbolehkan masuk dan diijinkan memotret, padahal, di sisi kiri pintu terdapat tanda larangan memotret ;)

Maaf, mbak dari mana? Museum ditutup untuk umum 2 (dua) hari ini karena ada kegiatan summit,” sapa mas-mas yang masih muda, yang senyumnya manis melihat kesibukan saya mengutak-atik kamera. Namanya George, asisten kurator museum yang baru selesai mendampingi seorang peserta summit berkeliling di dalam museum. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, saya mengajukan diri untuk mereview museum dengan menyodorkan kartu nama.

George meminta ijin untuk menelpon atasannya dan membiarkan saya tetap berada di dalam museum, sedang dirinya beranjak keluar. Saat kembali, ada sedikit harapan yang menyejukkan hati, pimpinannya akan turun bertemu dengan saya.

Hallooo, mbak Olive sepertinya saya pernah baca tulisannya deh,” sapa Sally Texanie, Head of Art Museum yang muncul dengan senyum cerahnya. Satu pertanda yang menyegarkan, hati pun semakin melebarkan harap, dan … ijin itu pun diberikan. Sally mempersilakan saya untuk menikmati koleksi museum, mengambil gambar yang diperlukan ditemani George.

rina ciputra, anak ciputra, museum ciputra, pengusaha ciputra

Rina Ciputra, Direktur Ciputra Grup; putri Ciputra sedang meeting di ruang galeri

Menempati lantai paling atas Lotte Avenue, di dalam kawasan Ciputra World 1, di segitiga emas Jakarta, dan terintegrasi dengan hotel, mal dan sarana publik lainnya. Art Museum adalah bagian dari Ciputra Artpreneur, satu destinasi untuk menemukan, mengeksplorasi, mendalami dan memaknai Indonesia dan seni kelas dunia. Selain museum, di tempat yang didedikasikan untuk seni ini, terdapat pula galeri, ruang teater berskala internasional serta ruang serba guna.

Ruang museum, dibagi atas 2 (dua) ruang besar: ruang merah dan ruang biru. Pada ruang merah yang dindingnya di cat berwarna merah, dipajang karya para seniman kontemporer Indonesia. Di sana terdapat pula lukisan Ali Sadikin mantan gubernur DKI serta luksan diri Ciputra. Sedang ruang biru, adalah tempat yang didedikasikan oleh Ciputra untuk sahabatnya, Hendra Gunawan. Sebuah ruang yang diberi tajuk Hendra Gunawan dan Saya: Melihat Indonesia.

Di salah satu sudut ruangnya terdapat sebuah patung perunggu yang diinterpretasikan dari lukisan karya Hendra Gunawan, Berebut Topeng. Pada dinding di belakangnya terdapat tulisan berikut:

Kekaguman saya terhadap Hendra Gunawan terus berkembang. Satu hari, saya putuskan untuk menerjemahkan karya Hendra Gunawan ke dalam bentuk tiga dimensional, mengingat sejak tahun 1990an saya mulai mematung di waktu senggang saya sebagai arsitek. Dibantu pematung Moenir Pamuntjak, 1993 saya kembangkan proyek transformasi lukisan Hendra Gunawan kepada bentuk patung. Patung-patung ini kemudian menjadi bagian dari Ciputra World, Perumahan Citra Raya di Jakarta, Jonggol Jawa Barat, juga Hotel Ciputra Jakarta, Semarang serta proyek Ciputra yang lain. – [ Ir Ciputra].

hendra gunawan, museum ciputra

Visualisasi perjalanan hidup Hendra Gunawan di dalam penjara

Hendra Gunawan lahir di Bandung pada 11 Juni 1918, seorang pelukis dan pematung. Bersama Affandi, Hendra mendirikan sanggar Pelukis Rakyat pada 1947 yang banyak melahirkan pelukis kaliber seperti G. Sidharta dan Fajar Sidik. Hendra adalah salah seorang penggagas berdirinya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Saat meletusnya G30S, Hendra yang masa itu adalah salah satu aktivis dan tokoh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), ditangkap dan mendekam Kebon Waru, Bandung selama 12 tahun. Meski kebebasannya dipasung, Hendra tak pernah berhenti berkarya dan menuangkan apa yang dia rasakan lewat lukisan. Perjalanan hidup Hendra, divisualisasikan melalui sebuah karya yang diproyeksikan di dalam sebuah ruang berbentuk bilik penjara. Hendra meninggal di Bali pada 17 Juli 1983.

Kekaguman, persahabatan dengan seseorang yang kita banggakan, tak dapat dinilai dengan sejumlah uang atau materi. Ia, nilainya tak terhingga. Kedekatan Ciputra dan Hendra, sangat terasa pada pesan-pesan yang tersampaikan lewat sejumlah surat yang mereka kirimkan dan menjadi bagian dari koleksi museum.

hendra gunawan, ciputra, museum ciputra

Salah satu surat Hendra Gunawan untuk Ciputra

Niat tulus yang disampaikan oleh Ciputra lewat suratnya kepada sahabatnya, Hendra Gunawan pada 8 Maret 1983; yang kini terpampang di depan saya, membuat mata memanas.

“… Mudah-mudahan saya bisa kelak menjadi salah satu kolektor yang cukup banyak dari lukisan Bapak, sehingga suatu waktu dapat saya pamerkan atau dapat saya jadikan musium pribadi.”

Sangat menginspirasi. Kurang lebih 130 karya Hendra Gunawan, yang menjadi koleksi pribadi Ciputra; termasuk lukisan Diponegoro Terluka yang tak sempat dipamerkan di Aku Diponegoro, dapat dinikmati oleh publik di Ciputra Art Museum.

Ciputra Artpreneur, Ciputra World
Jl Prof Dr Satrio Kav 3-5 Lt 11
Jakarta Selata 12940

Waktu Operasional: pk 12.00 – 18.00
HTM:
Wisman Rp 50,000
Umum Rp 30,000
Anak-anak dan Pelajar  Rp 15,000

lukisan diponegoro terluka, lukisan diponegoro, hendra gunawan

Lukisan Diponegoro Terluka yang belum selesai

Pusat perbelanjaan bagi sebagian besar kaum urban adalah tempat yang menyenangkan untuk berbelanja, bersantai, bersosialisasi dengan teman/kerabat atau sekadar mencuci mata. Namun, akan berbeda bagi seorang pejalan yang tidak suka berlama-lama tersendat di hiruk-pikuk dan lalu-lalang pengunjung mal yang terkadang terlihat arogan. Rasa bosan akan menghinggapi ketika tujuan utama sudah terselesaikan. Hal berbeda saya temukan ketika melangkah ke Lotte Avenue, dan menemukan kesenangan di sana, mengeksplorasi Ciputra Artprenuer. Salute dengan visi pak Ci, membangun Ciputra Artprenuer untuk mendekatkan seniman dengan masyarakat pecinta seni Indonesia dan mendedikasikan tempat ini untuk masyarakat Indonesia. Saleum [oli3ve].

Dipublikasikan juga dan headline di Kompasiana, Jumat, 26 Juni 2015


Artotel, Menyeni dan Mengayuh Sejarah Surabaya

$
0
0

Suara pletak-pletok seat bealt terdengar dilepas satu per satu. Pesawat belumlah berhenti dengan sempurna. Masih melaju menuju perhentian. Penumpang yang duduk di sisi lorong serempak berdiri, berlomba membuka tempat penyimpanan barang. Tang tung tang tung, bunyi handphone diaktifkan, bersaing dengan suara pramugari yang berusaha untuk meminta perhatian agar penumpang kembali duduk manis hingga pesawat berhenti dengan sempurna.

jalesveva jayamahe, monumen jalesveva jayamahe, monjaya

Monumen Jalesveva Jayamahe, destinasi wisata Surabaya

Kelakuan penumpang Indonesia, yang tak juga jera meski banyak kejadian yang telah dibaca dan ditonton lewat media. Dilihat dari penampilan, mereka bukanlah warga Timbuktu. Lucu-lucu sedih melihat kebiasaan ini, seperti sedang naik bus kota saja. Tak sabaran, berebut ingin turun terlebih dahulu. Apa yang mereka kejar?

Saya berjalan lambat-lambat, memberikan ruang untuk mereka bergegas. Langit jingga merona menyambut langkah menjejak kembali di kota ini dengan senyum lebar terkenang kenangan. Surabaya selepas maghrib, serasa berada di jelang pekatnya malam.

Malam mas, ke Artotel ya.”
Koq milih Artotel mbak? Tempatnya jauh dari mana-mana, mau cari makan susah,” celoteh supir taksi yang mobilnya saya tumpangi dari Juanda menuju Artotel, tempat untuk menginap selama 2 (dua) malam menyeni dan mengenang di Surabaya. Enggan untuk menanggapi komentar si mas-mas yang tampaknya usai membaharui energi setelah berbuka (puasa), saya hanya merespon dengan jawaban pendek basa-basi. “Oh, gitu mas?”

sewa sepeda artotel, artotel surabaya

Godaan di Artotel

Tawarannya untuk melaju di jalan bebas hambatan pun diiyakan saja, teringat beberapa tahun lalu pernah terjebak cukup lama di kepadatan bundaran Waru. Pilihan yang kemudian diakuinya agak melenceng dari perkiraan karena ternyata lalu lintas di jalan biasa sangat lengang.

Mbak nggak menyesal nginap di sini? jam segini sudah sepi, seperti sudah jam sepuluh malam.”
Hotelnya dipesanin toh mbak? Nggak bisa minta ganti?

Ceracaunya tak mengenal koma apalagi titik. Tanya penasaran terus mengalir meski hanya dijawab dengan senyum. Duh, si mas ini, saya kan memilih Artotel karena Program Kawan-kawan Agoda. Pula sudah menikmati seni ala Artotel Thamrin, jadikan tempat yang dituju semakin menggoda. Maka, biarkan saja rasa penasaran terus menghantui dirinya terlebih melihat mulut ternganga saat mobil berhenti tepat di depan tangga lobi Artotel dan mata terantuk pada tulisan di atas pintu kaca.

the EARTH without ART is just EH

Tulisan yang meyakinkan diri tak salah memilih tempat untuk menyeni di kota pahlawan. Angga Arya, Public Relations & E-Commerce Manager Artotel Surabaya menyapa dengan senyum lebarnya. Seperti sudah bertahun kami berkawan, obrolan menarik seputar Surabaya heritage, perjalanan, destinasi yang diminati membuat bincang kami mengalir hingga larut malam di RoCA (Restaurant of Contemporary Art). Selama bulan puasa, RoCA menyediakan Ramadhan Breakfasting Buffet dengan sajian yang menggoyang lidah dan harga yang menggoda Rp 70,000/pax. Di samping itu, harga kamar Artotel Surabaya selama Ramadhan Festive pun menggiurkan. Coba aja lirik di Agoda, pasti menggoda kaaaan?

3 devide, live music artotel surabaya, artotel surabaya

Hanyut oleh 3 Device

roca artotel surabaya, artotel surabaya

Salah satu pojok RoCA

Karena datang di Jumat malam, ada persembahan live music dari 3 Device dengan lagu kenangan yang sepertinya hanya untuk dinikmati berdua hingga Rendy Laurens, General Manager Artotel Surabaya beserta keluarga kecilnya juga hadir menikmati malam di lobi. Andai tak mengingat badan yang butuh istirahat, ingin rasanya berlama-lama menikmati sajian kenangan di RoCA yang buka 24 jam. Terlebih saat melirik sebuah tulisan berwarna-warni, pk 23 – 03 ada promo LNS (Late Nite Supper) sebesar 50%. Saya pamit pada Angga, saat RoCA memulai riaknya.

Kamar saya di lantai 6, daun pintunya biru laut, corak serta dekorasi dinding di atas pembaringan karya Faisal Habibie melayangkan hayal pada masa kanak-kanak, mengingatkan pada jaman batunya Mr Flinstone. Terpujilah nama Tuhan, kamar ini membuat lelap hingga matahari menyapa dari balik tirai yang semalaman dibiarkan sedikit terbuka.

artotel surabaya, artotel indonesia

Room 603

Amenities

Amenities

Pagi pertama di Surabaya. RoCA menjadi sasaran untuk mengisi tanki pembakaran sebelum beranjak menyusuri jejak kenangan dan sejarah kota. Bangku yang menghadap tangga pun dipilih demi menikmati mural yang menyelimuti anak tangga dari lantai dasar hingga lantai tiga hotel. Setelah semalam diajak Angga berolah raga naik turun tangga, pagi ini cukup memandangi karya Dalbotz. Ya Dalbotz yang karyanya juga membungkus fasad Artotel Thamrin. Pk 07, sebelum beranjak dari hotel, saya memastikan pesanan sepeda untuk Minggu pagi sudah aman.

roca artotel surabaya, menu artotel

Sarapan cantik ;)

Hari ini kegiatan berjalan cukup padat. Destinasi yang dipilih pun mudah dijangkau dari Artotel. Ereveld Kembang Kuning, Monumen Jalesveva Jayamahe, Monumen Kapal Selam, House of Sampoerna, Makam Sunan Ampel ditutup dengan keliling kota di jelang petang. Andai bapak sopir taksi yang semalam ada di depan mata, akan saya tunjukkan tak sulit untuk menemukan tempat memanjakan lidah di dekat hotel. Saya menutup malam dengan duduk manis di pekarangan Bon Amie menikmati Salmon Steak, ditemani suara gemericik air dari pancuran mini di tengah taman. Ketika pijar mata meredup, saya pun melangkah menyeberangi jalan kembali ke Artotel dengan menenteng roti dari Bon Ami Bakery. O,iya bagi yang gemar dengan healthy food, di samping Artotel ada restoran organik, D’Natural.

Artotel Surabaya
Jl Dr. Soetomo No 79-81
Surabaya, Jawa Timur, 60264
Telp 031-5689000

patung sura dan baya, sejarah surabaya, ikon surabaya, monumen surabaya

Akhirnya, foto wajib di ikon Surabaya

Pagi kedua di Surabaya, diisi dengan berolah raga. Yuk, Mengayuh Sejarah Surabaya. Pagi ini saya berkeliling ditemani juragan candi Surabaya, ci Dewi. Keasikan ngobrol, sepeda baru dikayuh dari Artotel saat matahari mulai sedikit menyengat. Mengayuh ke salah satu destinasi wisata favorit kota pahlawan, Kebun Binatang Surabaya adalah keriaan tersendiri ditambah dengan berlama-lama berkunjung di Gedung Juang 45.

Dengan berpeluh kembali ke hotel sebelum matahari menyengat ubun-ubun. Surabaya, kota yang bangkitkan semangat untuk kembali mengayuh setelah nyaris setahun kaki dibiarkan menganggur. Ah, Surabaya kan selalu dikenang, dengan Artotel, tempat pilihan untuk beristirahat para pecinta seni. Satu hari nanti, saya pasti kembali lagi, saleum [oli3ve].


Hamilton’s Affect

$
0
0

Peluhku menderas, kaos yang kukenakan basah, menempel dan lekat di badan. Makin malam, suasana semakin riuh dan ruang gerak pun semakin sempit. Semua turun ke jalan, ingin melihat arak-arakan dan atraksi barongsai. Badanku terdesak di antara kerumunan manusia di pelataran depan Ho Ann Kiong. Berhimpitan di jalan yang dipenuhi manusia dari berbagai usia membuat dadaku sedikit sesak. Saat mencoba menggerakkan badan sedikit untuk menghirup udara segar, sosok lelaki  itu menjulang di sebelahku. Tanpa ba bi bu, ditariknya pergelangan tangan, menyisipkan selembar kertas ke dalam genggamanku.

Mulutku mendadak gagu, tapak tanganku terkepal. Ingin melawan namun tenaga rasanya tersedot habis hingga badan tak bisa kugerakkan. Belumlah usai keterkejutan yang mulai merambat ke sekujur tubuh, lelaki itu tersenyum, suara baritonnya mengalun ke dalam gendang telinga,”I come to see you, meet me at jetty.” Dirinya lalu menghilang di tengah lautan manusia sesaat sebelum tanyaku pecah di dalam kerongkongan. Uwaaaaat?? Arrghhhhh, kutu kupreeeeet! Siapa manusia berkulit putih yang sok akrab ini? Aku sangat yakin dirinya bukan salah satu dari sotongers bule yang ikut keriaan di Terengganu.

squidjigging, terengganu, alexander hamilton, us change image $10

Mural di pecinan Kuala Terengganu

Kutepis rasa penasaran yang mulai menjalari pikiranku, aku hanya ingin menikmati riuh yang semakin ramai di sini. Maaf ya mas bule, pergi jauh-jauh dari ruang hayalku. Berlama-lama aku tenggelam dalam keriaan. Berbagi tawa dan menikmati bising yang menggerakkan badan untuk turut bergoyang. Panggung di samping kelenteng bergantian disorot warna-warni cahaya lampu, mengikuti setiap penampil yang muncul untuk menghibur.

Sejam … dua jam, hiruk pikuk itu berangsur surut. Tak terdengar lagi tetabuhan dan kerincingan yang memekakkan malam. Yang tersisa hanya sepi dan wajah-wajah layu memaksa tersenyum meski langkah mulai gontai, tertatih kembali ke rumah usai mendapatkan tontonan dan hiburan. Kuikuti saja arus itu, mencari lorong Penyu, kembali ke depan kanal tempat bus akan menjemput.

Di mulut lorong langkahku tertahan gerobak kecil yang dikerubungi warga. Rupanya mereka berebut memesan secangkir minuman dingin yang ditawarkan dengan harga miring. Dahaga mengantarkanku mendekati kerumunan untuk mencari tahu, minuman apa yang membuat mereka merubungi si gerobak.

Ah well, here you are. Aku tahu kamu selalu menghindari minum es karena tenggorokanmu sering sekali meradang.

Oh maaaaak, suara bariton itu lagi. Dia berdiri tepat di belakangku, dan tangannya mulai iseng menjawil-jawil ujung rambutku.

Hi bro, who are you? Maunya apa sih, dari tadi gangguin orang saja?
Hmmm just want to walk with you. Bulan di atas lagi tersenyum tuh, asik buat jalan-jalan.

Kulirik seulas senyum menggoda tersungging di bibirnya. Tanpa sadar aku menengadah ke langit, bulan memang terlihat sangat indah. Bulat, kuning dan bercahaya.

Teringat seseorang?

Yeaaaah, bulan selalu membuatku teringat padamu, membuatku ingin berlama-lama memandangnya. Tapi, berjalan dengan orang asing di tempat yang meski pun tak terlalu asing, membuat rasa asing itu berkeliaran dan menggoda rasaku. Energi itu terlalu kuat untuk kutepis. Dia menyorongkan tangannya, lebih tepat meraih paksa tanganku dan menggenggamnya dengan erat.

Alexander, panggil saja Alex. Aku sudah berkelana selagi usiaku masih sangat muda. Bukan untuk mencari sesuatu tapi memang sudah digariskan untuk menjalani perjalanan itu. Kapalku baru kembali dari Aceh dan kami dalam perjalanan ke Malaka.

us change image $10, alexander hamilton, graffiti terengganu

Mural Capt. Alexander Hamilton di pecinan Kuala Terengganu

Tak dilepasnya tanganku. Belum tuntas pula tanya dalam hatiku. Namun dirinya tak bisa kuhentikan untuk terus berceloteh tentang perjalanannya pergi jauh meninggalkan negerinya bahkan sebelum Raja William menjadi raja. Bukan sekadar mencari petualangan tapi juga untuk belajar berdagang.

Dia berbagi kisah Dona Maria, perempuan yang melarikan diri dari Rio, membawa kabur cintanya, mengubah sosoknya menjadi Balthazar da Couto Cardoso, yang dikenal sebagai prajurit gagah berani dalam setiap pertempuran kemana dirinya ditugaskan. Pada akhirnya, setelah 13 tahun, Dona Maria kembali membuka diri. Ia menerima  pinangan dan menikah dengan Kapten de Melo, lelaki yang diselamatkan Balthazar dalam satu pertempuran di Goa, India.

Aaah, kisah yang membuatku ingin berlari ke Lisbon dan menyusuri jejaknya hingga ke India. Melihat aku hanya berjalan dalam diam dan sesekali manggut-manggut di sampingnya, Alex terus saja bertutur tentang pertemuannya dengan Joan van Hoorn di Batavia yang tak pernah dibayangkan, rempah-rempah Maluku yang membuatnya takjub, perjalanan menyusuri India, Arab, dan jejaknya mengarungi lautan demi mencumbui daratan di berbagai negeri yang membuat mulutku ternganga.

Tuhan menciptakan keragaman budaya agar manusia belajar saling menghormati dan menghargai. Menjumpai kepercayaan yang berbeda dengan kepercayaan yang dianutnya di setiap tempat yang dijejaki, menjadikan dirinya belajar membuka diri dan memahami indahnya perbedaan, tentang perjuangan dan keyakinan serta keberanian yang muncul dari dalam diri ketika terjadi sesuatu di luar dari kehendak sendiri.

The proof of the pudding is in eating it, so according to your taste or appetite, you may either condemn or commend – [Captain Alex Hamilton]

Kami terus melangkah hingga di depan jembatan yang melintang di atas sungai Terengganu. Kudengar teriakan awak kapal pesiar menawarkan jasa untuk menikmati Kuala Terengganu dengan menyusuri sungai di bawah terang purnama.

Esok pagi, aku tunggu kamu di sini. Di tempat ini, di tempat aku berdiri ini. Ingat ya, aku tunggu di sini.

Dia memberi penekanan pada setiap kata yang mengalir dari bibirnya. Maunya apa sih mas bule ini? Aaah tapi aku suka kisahnya, cara bertuturnya membawa anganku melambung bersama suara baritonnya. Siapa gerangan dirinya? Tanya itu terus menghantui pikiranku.  Di bawah terang purnama, kami berpisah. Dia melepasku dengan senyum yang tiada henti menghiasi wajahnya hingga badanku tenggelam ke dalam bus. Aku masih memikirkannya, ketika bayangannya muncul di samping bus, melambaikan tangan dari balik kaca. Mulutnya komat-kamit, tangannya memberi isyarat mengingatkan pertemuan esok hari. Kulambaikan tangan padanya, semoga esok adalah milik kita, Alex. Alex who? Kamu telah membuat hayalku mengembara tak tentu arah.

us change image $10, alexander hamilton, terengganu

Gambar Hamilton di lembaran U$ 10 sejak 1929 (dok. Chandra Christrianti)

Matahari sudah meninggi ketika kami kembali diturunkan di pecinan keesokan paginya. Aku sudah mulai melupakan pertemuan semalam kalau saja kaki tak memaksaku menyusuri jejeran mural yang menghiasi tembok kota. Di jelang ujung tembok itu, biji mataku nyaris melompat menemukan sebuah gambar dengan sebait tulisan di sana.

Trangano … about one thousand houses in it, not built in regular streets, … The Town is above half-peopled with Chinese, who have a good trade for three to four Jonks yearly, … The product of the country are pepper and gold, which are mostly exported by the Chinese. About 300 tons are the common export of pepper … [Capt Alexander Hamilton].

Teka-teki itu terjawab sudah. Pertemuan pagi itu dimaksudnya untuk menunjukkan gambar dirinya di sini. Di tempat ini, di tempat kini aku berdiri memandang takjub pada karya seseorang di depan mata. Tak ada bulan purnama, karena hari itu sangat terik. Alex … mas bule itu? Muka yang tergambar di sana mengingatkanku pada mas bule penuh senyum yang semalam menemaniku melangkah di bibir kanal. Dia, Kapten Alexander Hamilton, dan dia pernah mampir ke Terengganu pada 1719 – 1720.

Kertas ituuuu? Pening melanda, tanganku merogoh semua saku yang ada, dari saku celana hingga saku Onye. Kertas yang semalam dia selipkan ke tangan itu ada dimana? Bergetar kukeluarkan kertas itu dari saku depan Onye. Ohhhh maaaaak! selembar U$10! Apa lagi ini??? Otakku berusaha menemukan jawaban atas teka-teki baru yang merangkak ke permukaan ketika sebuah nama yang sama kutemukan di lembaran itu, HAMILTON.

padlock lovus change image $10, alexander hamilton, gembok cinta,

i left my heart in Kuala Terengganu

Kepalaku semakin pening. Pening tersengat matahari dan pening karena dipaksa berpikir sangat keras demi memecahkan teka-teki si mas bule. Mataku mulai berkunang-kunang, semua menjadi berbayang ….aku …

Kaaaaak! Fotoin aku donk di sini.

Kenapa suaranya berubah manja seperti bayi? Belum sempat kujawab, pinta manja itu kembali terdengar.

Kaaaak, aku mau donk di fotoin di sini.
Eh, iya kak, sebentar ya.

Apakah aku berhalusinasi? Tapi mereka benar ada. Hamilton’s affect! aku melayang.

faktanya:
Kapten Alexander Hamilton (1688 – 1733) adalah seorang pelaut Skotlandia, pengelana, pedagang, penulis kisah yang kemudian bergabung dengan kongsi dagang Inggris (East India Company) saat berada di Mumbai (sebelumnya dikenal juga sebagai BombayIndia. Tak banyak  yang menuliskan tentang beliau, semoga satu hari nanti bisa menemukan potongan kisahnya yang lain.

Sedang, Alexander Hamilton yang mukanya terpampang di lembaran U$10, adalah tokoh visioner Amerika, keturunan Skotlandia dan orang terdekat George Washington. Dirinya menjadi Menteri Keuangan Amerika yang pertama dan karena jasanya gambar dirinya diabadikan pada lembaran U$10 sejak 1929. Pada 17 Juni 2015, Jacob Lew, Menteri Keuangan Amerika Serikat mengeluarkan pengumuman rencana mendesain ulang lembaran U$10 dan menggantikan gambar Hamilton dengan gambar diri seorang perempuan. Penentuan pemilihan “penggantinya” dilakukan melalui media sosial dan yang digadang-gadang akan menghiasi lembaran U$10 pada 2020 nanti adalah wajah Harriet Tubman.

Referensi:
A New Account of East Indies : being The Observation and Remarks of Capt. Alexander Hamilton, 1727.

Ada banyak kisah menarik di Kuala Terengganu yang tiada habis untuk digali. Terima kasih #TourismTerengganu, semoga kita kembali berjumpa di tahun depan, saleum [oli3ve].



GoJek Street Smart Program

$
0
0

Tinggal dan bekerja di Jakarta membutuhkan trik tersendiri agar tidak menimbun stres karena berpapasan dan terjebak di antrian panjang kemacetan setiap hari. Ojek pun menjadi pilihan alternatif sebagian besar warga Jakarta ketika hendak bepergian, menghindari kemacetan dan menghemat waktu. Sayangnya, dari sekian ribu pengendara ojek yang beroperasi di Jakarta, hanya sebagian kecil yang benar-benar memahami cara berkendara dengan baik dan benar, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dari sebagian kecil ini, beberapa di antaranya karena desakan ekonomi, mau tidak mau, belajar kilat mengendarai motor agar bisa ngojek.

aplikasi gojek, gojek, gojek indonesia

Inovasi mengikuti perkembangan teknologi

Dalam sebulan ini, media diramaikan dengan gonjang-ganjing seputar moda transportasi berbasis aplikasi yang sedang naik daun. Salah satu yang akrab dibahas adalah GoJek, pionir pemesanan ojek lewat aplikasi. Tak ayal, di koran, televisi, media online, kantor, warteg dan di mana pun orang berkumpul, GoJek menjadi topik yang hangat dibincangkan.

Menurut Nadiem Makariem, CEO PT Gojek Indonesia, sejak diluncurkan pada Januari 2015 lalu, aplikasi GoJek telah diunduh sebanyak 500,000 pengguna dengan 10,000 pengendara yang bergabung sebagai mitra GoJek yang tersebar di Jabodetabek, Bali, Surabaya dan Bandung. Hal ini disampaikan Nadiem di tengah peluncuran GoJek Street Smart Program di Jakarta, Selasa (30 /06/2015).

nadiem makarim, rifat sungkar, gojek

Nadiem Makarim, CEO PT Gojek Indonesia dan Rifat Sungkar, founder Rifat Drive Labs

Lebih lanjut Nadiem memaparkan bahwa, GoJek Street Smart Program adalah program pelatihan berkendara yang diwajibkan bagi semua pengendara GoJek bekerja sama dengan Rifat Drive Labs (RDL). Program ini dilansir oleh GoJek sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan penguasaan teknik berkendara para pengendara GoJek. Sehingga diharapkan dalam melayani pelanggan, mereka selalu berupaya untuk memperhatikan ketertiban dan keselamatan berkendara.

Pada kesempatan yang sama Rifat Sungkar, Founder RDL yang juga Duta Safety Driving Indonesia menjelaskan, RDL bertugas untuk mengajarkan safety driving dan defensive riding untuk para pengendara ojek agar bisa memberikan kontribusi rasa aman bagi pelanggan GoJek melalui pelatihan bermanuver serta etika berlalu lintas. RDL telah menyiapkan 120 orang instruktur yang akan mendampingi pengendara GoJek dalam pelatihan yang akan dimulai pada 9 Juli 2015 di bilangan Jakarta Selatan.

Ketika ditanyakan mengenai program pelatihan untuk para pengendara ojek tersebut, Trio salah seorang mitra GoJek sangat antusias dengan program tersebut. Dirinya juga berharap ada semacam mediasi antara mitra GoJek dengan manajemen GoJek untuk mereka bisa berinteraksi dan menyampaikan kendala yang ditemui di lapangan saat melayani pelanggan. Trio yang bergabung dengan GoJek sejak 5 (lima) bulan dan menarik ojek selepas jam kerja utamanya sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta mengakui, pendapatannya dari mengojek sangat membantu dalam menunjang kebutuhan ekonomi keluarganya.

komplen gojek, gojek, cs gojek

Tata cara menyampaikan keluhan terhadap layanan GoJek

Ditanya ramainya perbincangan seputar layanan GoJek serta sulitnya prosedur penyampaian keluhan pelanggan, Pingkan Irwin, VP Marketing GoJek secara terpisah menjelaskan selain disampaikan melalui Customer Service, semua pengaduan pelanggan dikonsentrasikan melalui media sosial, twitter @GojekIndonesia. Ingin menjadi mitra/pengendara GoJek, baca prosedurnya di SINI. Untuk yang ingin berkeluh kesah memberi masukan atau kritik seputar GoJek, silakan ikuti prosedur pada gambar di atas, saleum [oli3ve].

Sebelumnya dipublikasikan dan Highlight di Kompasiana, Rabu, 1 Juli 2015


BerHoliday Inn Express Pluit CityGate, Jakarta

$
0
0

Terkadang dihinggapi rasa malas untuk menjawab tanya berulang yang mengemuka tentang kesenangan berjalan ke tempat yang tak biasa. Andai saja kau bersedia meluangkan sedikit waktu untuk mengintip satu dua jejak yang ada di sini, kan kau temukan, perjalanan ini tak melulu menyusuri #JejakSunyi.

holiday inn jakarta, holiday inn pluit citygate, hotel murah di jakarta

Welcome to Holiday Inn Express Jakarta Pluit CityGate

Menelaah lebih sering yang bertanya seakan lebih tahu dari yang ditanya dan demi menghindari berargumen yang tak perlu; lebih baik memasang strategi lewat TULISAN. Jadi, sewaktu-waktu jika kau bertanya, doyan banget sih ke tempat itu lagi, itu lagi? Tinggal sodorin tautan tulisan sebagai jawabannya. Malas, kesal, sebal tak perlu dibalas dengan amarah kan? Ingat Lip, ingat dan selalu ingat pesanNYA;

Lihat, AKU mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati – [Matius 10:16]

Saya terlalu percaya bahwa tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan meski hal itu terjadi seperti kebetulan. Bingung dengan kalimatnya? Saya pun. Ehm, intinya gini segala sesuatu terjadi karena seijinNYA yang memberikan  kepercayaan kepadamu dan ku untuk mengambil keputusan.

popeye, olive, emporium pluit mall, holidy inn pluit

Yeeeiiyy ada Popeye & Olive di Emporium Pluit Mall ;)

Karenanya, akhir pekan terakhir Juni lalu saya sengaja memilih untuk berHoliday dengan cara tak biasa. Hanya ingin menyusuri sepotong Jakarta di bagian utara, menikmati nyanyian burung, gemericik air, buaian bayu serta desah dedaunan dengan bermain ke Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk. Puas diterpa panas di Angke, lanjut berdingin-dingin menikmati Teluk Jakarta sembari mengisi perut di Baywalk Green Bay Pluit. Di penghujung hari, saat penat mulai menggoda, yang dirindukan hanyalah siraman air pancuran untuk menyegarkan badan dilanjutkan dengan gegoleran di atas pembaringan yang empuk di dalam ruang yang nyaman. Kemana? Kencan dengan Popeye di Emporium Pluit Mall!!

I’m Popeye the Sailor Man. I’m Popeye the Sailor Man.
I’m strong to the finich, cause I eats me spinach.
I’m Popeye the Sailor Man.

Sebelum berjumpa dengan Popeye, cuci muka dululah sedikit biar segeran di Holiday Inn Express Jakarta Pluit CityGate. Sempat bingung cari resepsionis karena ternyata adanya di lantai 10 (ketahuan sekali bukan anak mal!).

holiday inn express, hotel murah di jakarta

Yang haussss, ada vending machine di lobi Holiday Inn Express Jakarta Pluit CityGate

Memasuki hotel ini, teringat bincang siang dengan Sidd Ketkar, Managing Director, Ketkar Group; konsultan MICE InterContinental Hotels Group saat menikmati santap siang di Café G, Holiday Inn Pattaya setahun yang lalu. Sidd banyak berbagi tentang proyek Holiday Inn Express yang sedang digarap saat itu. See, tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, Lip!

Ada yang unik dari Holiday Inn Express. Dari pilihan kata express, dalam bayangan saya kalau mau ini itu, ujung-ujungnya pasti pakai plus ini plus itu, ternyata nggak lho! Dapat sarapan untuk 2 orang, terus kalau buru-buru bisa Grab & Go alias bungkus dan bawa deh tuh makanannya. Lucunya nih, masa di kamar disediakan daftar restoran terdekat? jadi, kalau mendadak kelaparan tinggal angkat telepon untuk pesan antar makanan dari luar hotel. Kehabisan baju untuk ganti? pergi aja ke lantai 2 di dekat lift ada ruang laundry, tinggal cuci, keringin dan seterika sendiri bajunya tanpa harus menambah biaya! di hotel lain mana boleeeeh?

holiday inn pluitgate, hotel murah jakarta

Kamar yang adem

holiday inn pluit, holiday inn express, hotel murah jakarta

Pilihan bantal Soft dan Firm

Ehhhmmm … buat pejalan yang nggak bisa lepas dari kekinian, free WiFi bisa dinikmati di area hotel dari lobi hingga ke kamar dengan 3 (tiga) koneksi untuk seorang lho! Mau mengencangkan otot, ada ruang fitness untuk latihan angkat beban yang buka 24 jam. Buat gegoleran di kamar, tempat tidurnya dilengkapi 2 (dua) jenis bantal Soft & Firm, tinggal sesuaikan dengan kenyamanan kepala.

Bagi pebisnis lokasinya sangat strategis, pula bagi pejalan yang senang berjalan ke tempat tak biasa terlebih yang suka cuci mata di mal. Ingin bepergian atau sekadar pindah dari mal ke mal pilihannya ada free shuttle bus ke Bywalk atau menikmati moda transportasi publik yang murah meriah dengan TransJakarta.

holiday inn express pluitgate, holiday inn, hotel murah jakarta

Yang paling penting iniiii, ada hairdryer! ;)

laundry service holiday inn, hotel murah jakarta

Layanan cuci gosok yang seru untuk belajar jadi inflan ;)

Holiday Inn Express Pluit CityGate
Emporium Pluit Mall, Lantai 10
Jl. Pluit Selatan Raya
Jakarta Utara 14440
Telp (021) 29602960

Ingin irit di ongkos, jangan jauh-jauh dari TransJakarta karena dengannya kamu bisa menggapai Kota Tua Jakarta, jalan-jalan ke Pantai Indah Kapuk, Ancol, Monas, Senayan dan destinasi wisata lainnya yang ada di Jakarta. Mau lanjut ke Bogor? Tinggal naik Comutter Line dari Stasiun Jakarta Kota. Gampang banget kan?

Stay Smart, Enjoy Your Holiday. Hidup ini terlalu indah untuk tidak disyukuri, jangan dibuat susah nikmati anugerahNYA yang kau terima hari ini. Selamat berakhir pekan, saleum [oli3ve].


Nenek Moyangku [Ternyata] Seorang Pelaut

$
0
0

Bagi yang mengenyam pendidikan dasar hingga menengah pada era 80an, pastinya tak akan lupa bahwa pada masa itu di sekolah diajarkan bahwa negara Indonesia adalah negara agraris. Karena hidup di negeri yang senang diiming-iming, kita tidak pernah senang mengupas sejarah bamgsa karena lebih suka melahap makanan yang disodorkan di depan mata. Meski lahir dan dibesarkan di dataran tinggi, sedari kecil kuping terbiasa dengan lagu anak-anak karya Ibu Sud ini.

jalesveva jayamahe, monjaya, bung tomo, perjuangan surabaya

KRI Bung Tomo (357) bersandar di depan Monumen Jalesveva Jayamahe, Surabaya

nenek moyangku seorang pelaut
gemar mengarung luas samudera
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

Dari lirik lagu di atas, jelas sudah kalau nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut. Artinya, negara ini adalah negara maritim dari jaman Majapahit pula Sriwijaya. Memang dulu pernah ramai iklan yang saban hari muncul di kotak televisi yang menyerupai lemari itu, gambar bergerak yang menunjukan seorang bapak beruban memanen padi dengan senyum khasnya. Tapi tak pernah ada penyair yang menulis kisah Nenek Moyangku Seorang Petani. Yang ada, lagu yang mengajak kawan bersama untuk menanam jagung.

Jika ingin membahas seluk beluk maritim, Surabaya adalah destinasi yang wajib untuk didatangi. Kota yang pada masa revolusi kemerdekaan dijadikan pangkalan angkatan laut sekutu setelah jatuhnya Singapura dan Manila; sampai hari ini pun sejarah mencatat Markas TNI Angkatan Laut di kawasan Armada Indonesia Timur (Amaritim) Surabaya merupakan pangkalan militer laut terbesar di Asia Tenggara.

Sayangnya, meski Soekarno pernah mengingatkan kita untuk tak meninggalkan sejarah; karena ketidaktahuan (atau pura-pura tidak tahu?), beginilah cara kita menghargai mereka yang pernah merelakan darahnya tertumpah demi generasi sesudahnya dapat menghirup kemerdekaannya hari ini.

Untuk berkeliling di Monumen Kapal Selam (Monkasel) seorang pengunjung dikenai biaya masuk Rp 10,000 hanya untuk pulang ngedumel. Coba bandingkan apa yang bisa kamu dapatkan jika berkunjung ke House of Sampoerna sampai pegal ditambah ikut tur keliling beberapa destinasi sejarah dengan Surabaya Heritage Track tanpa membayar sepeser pun. Di Monkasel, saya menjumpai Yos Sudarso yang kisah heroiknya memimpin KRI Macan Tutul sebelum ditembak HMS Eversten di Laut Aru ternyata ditugaskan untuk menjaga warung teh botol.

yos sudarso, monumen kapal selam

Rugi bandar, bayar 10ribu hanya untuk melihat ini ;)

Kalau Yos Sudarso yang masih dalam jangkauan memori terlupakan, bagaimana dengan jejak perempuan ini? Pemilihan sosoknya untuk menghiasai pelataran Monkasel banyak menuai tanya, mungkin itu sebab dirinya disudutkan di dinding berbau pesing, dekat bak sampah. Meski jejaknya terlupakan, bagiku, dia tetaplah perempuan yang selalu membuat hati bangga terlahir sebagai perempuan Indonesia. Dia, Laksamana Malahayati.

laksamana malahayati, laksamana wanita pertama dunia

Sosok kebanggaan, IBU laksamana wanita pertama dunia

Saya masih di Surabaya Minggu pagi itu, tak punya rencana hendak kemana sebelum beranjak dari kota ke Juanda; akhirnya iseng mampir ke TPU Ngagel. Saat berjalan santai di belakang penjaga makam yang mengantarkan untuk melihat tempat peristirahatan Dr Posch, tempat ini menarik perhatian. Sehari sebelumnya, saya hanya bisa puas memandangi KRI Bung Tomo yang bersandar di Amaritim karena dipaksa petugas untuk bergegas, waktu kunjungan sangat dibatasi karena tak membawa surat sakti. Melihat tempat peristirahatan Bung Tomo tanpa ada rencana untuk mencari, menjadikan penemuan ini bonus perjalanan.

makam bung tomo, pertempuran 10 nopember

Nggak sengaja melewati makam Bung Tomo di Ngagel ;)

Hal yang jauuuuuuuuuh sekali berbeda dijumpai dan mulai terlihat ketika mengayun langkah memasuki gerbang taman kehormatan di Kembang Kuning. Di tempat ini, mereka yang pernah ada, jasanya dikenang agar generasi yang lahir jauh setelah mereka, dapat memahami apa yang pernah terjadi sebagai pembelajaran dan bekal untuk melangkah ke depan.

pertempuran laut jawa, karel doorman

Monumen Karel Doorman di Kembang Kuning, Surabaya

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b’rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai

Tak perlu menuding siapa yang keliru dalam membenahi ini itu, sore itu di perjalanan pulang, dalam hati hanya berharap dan berdoa semoga mereka tenang di sana. Mari bersama menjaga warisan bangsa, saleum [oli3ve].


Ketap Ketip Kutip Kepah

$
0
0

Saya sedang tak bernapsu turun ke air, sebisa mungkin ingin menghindar bermain dengan air. Bukan, bukan karena takut air terlebih takut basah karena sedang menerima tamu bulanan. Ragu diam-diam merayap di dalam hati ketika perahu motor yang saya tumpangi bersama Angela (Belanda), Nina (Rusia), Jamie (Australia) dan Aan (Malaysia) mulai meraung-raung menerabas kali Setiu menuju muara Kuala Baru.

Terengganu, SquidJigging, Wisata Malaysia

Melaju ke Kuala Baru

Ia melaju semakin kencang, berkejaran satu dengan yang lain. Nasi sudah menjadi bubur, pantang undur untuk merengek pulang. Mari menuju muara, sembari berdoa air di sana tak sedada meski yang terbayang saat itu adalah pengalaman menjaring ketam dua tahun lalu di perairan Port Dickson

Perahu motor kami berhenti menderu usai melewati jejeran pohon kelapa, barisan bakau, menggapai muara. Sesaat setelah sauh di buang ke air, Angela, Nina dan Jamie berlomba ikut turun ke air. Tak ingin basah konyol, terlebih membuat kehebohan di Kuala Baru; adalah bijak menanti sejenak di dalam perahu.

Kuala Terengganu, SquidJigging, Destinasi Wisata Malaysia

Angela & Jamie

Mendengar keriaan, tergoda untuk mencoba peruntungan, lalu perlahan ujung celana mulai digulung, mengibas-ibas permukaan air dengan ujung jemari kaki sebelum menenggelamkan tapaknya ke dalam  lumpur pasir payau.

Saya belum pernah mengutip kepah (=kerang), sepertinya ini akan menjadi pengalaman menarik. Layaknya hendak berbelanja ke pasar, keranjang merah diraih dari perahu, ditenteng berjalan ke tempat yang agak lowong sembari mencermati bagaimana cara peserta yang sudah terlebih dahulu turun ke air mengumpulkan kerangnya.

mengutip kepah, kuala terengganu, destinasi wisata malaysia, squidjigging

Thanana (Thailand) sibuk mengabadikan Rachel (Malaysia) yang semangat banget mengutip kepah

Dari seorang jurumudi perahu, saya menguping dengar apa yang disampaikannya kepada seseorang di sebelah perahunya. Gunakan tapak kakimu untuk mengais-ais pasir. Resapi setiap gerakan yang terjadi di telapak kaki, sampai kau rasakan ada benda licin yang menggelitik permukaan kulit. Coba rasakan lebih seksama, bisa jadi itu adalah cangkang kepah yang sedang kau cari. Merunduklah sedikit dan masukkan tanganmu untuk mengutip benda tadi dan angkat ke udara. Jika keberuntungan sedang memihakmu, maka benda yang kau kutip pastilah kepah. Jika tidak, binatang muara lainnya yang telah menggodamu.

kutip kepah, destinasi wisata malaysia, terengganu, squidjigging

Dapat kepahnyaaa (dok. @ruggedmom2)

Sebagian pengutip kepah mulai bermain air, saling melempar air hingga kecibak-kecibung berendam di air payau. Tak semua peserta turun ke air, beberapa asik bercengkerama di atas perahu bahkan ada yang asik sendiri bermain dengan smartphone mungkin sembari berkhayal mengutip kepah dan membagikannya ke linimasa seperti abang ini ;)

kuala terengganu, squidjigging, destinasi wisata malaysia

Si abang doyan selfie juga ternyata :)

Bisa jadi pekerjaan mengutip kepah ini gampang membuat bosan beberapa orang karena butuh kesabaran, ada baiknya sebelum berangkat bawalah earphone untuk mendengarkan lagu-lagu kesukaan. Tapi hati-hati, jangan sampai perlengkapan lenong jatuh ke dalam air.

mengutip kepah, destinasi wisata malaysia, kuala terengganu, squidjigging

Lumayan untuk seorang pemula :)

Tak terbayangkan sama sekali, ajang mengutip kepah yang sungguh sangat sederhana ini dikemas sebagai paket wisata Tourism Terengganu untuk memikat pelancong dari luar. Semoga di kampung saya, keseharian sederhana semacam ini tak dilupakan karena tergoda puding enak yang jauh dari jangkauan, saleum [oli3ve].


Merindu di Victoria Fountain

$
0
0

… Merdeka Square pagi itu …

Seorang lelaki tuna wisma masih terbuai mimpinya ketika kaki melintas di depan bangku taman tempatnya lelap, di sisi lapangan berumput hijau. Tak terganggu cekikikan perempuan yang tampak saling memotret di seberang Gedung Abdul Samad. Kaki terus  kuayun hingga ke depan Kuala Lumpur City Gallery, dimana sekelompok pelancong sedang berkerumun, mengantri untuk bergambar di ikon I Love Kuala Lumpur.

merdeka square, dataran merdeka, kuala lumpur

Dataran Merdeka di minggu pagi

Senyumku mengembang, teringat senyummu saat bergambar di tempat itu beberapa waktu yang lalu. Apa kabar dirimu? Aku merindu kebersamaan itu, menikmati secangkir kopi hitam pengusir dingin selepas hujan menyirami bumi, sebelum kaki diayun menikmati kota ini. Adakah engkau juga memiliki rindu yang sama? Rindu berjalan bersama, bercanda dan berbagi tawa, menertawakan kebodohan dan ketololan diri, membangun mimpi dan terus saja meminta berkatNYA, berpura-pura tak paham hingga mencoba berkompromi dengan laranganNYA?  Aaah, rasaku semakin nelangsa.

Masih 15 menit sebelum pintu galeri dibuka sesuai jadwal yang menempel di pintu kaca itu. Kutanya lelaki muda yang melangkah ke dalam galeri apakah aku boleh turut melangkah masuk? Ia tak menggubris pintaku, ditunjuknya penanda waktu;  OPEN DAILY 9.00am – 6.30pm. Aku juga tahu arti kata itu, yang kutanyakan adalah pengecualian!

KL City Gallery, Victoria Fountain, Merdeka Square

Gambar Victoria Fountain di KL City Gallery

Kugeret langkah kembali ke Merdeka Square, duduk di bangku taman di depan Victoria Fountain, menikmati buaian bayu. Menatap ujung tiang bendera yang ada di sisi belakang air mancur, di pucuknya; Jalur Gemilang mengangkasa dan menari dengan riangnya. Tarian kebebasannya membuatku iri. Melambungkan angan tuk menjumpaimu di ujung perjalanan ini. Sampai kapan engkau kan menyepi, sampai kapan engkau kan menghindari pertemuan yang dirindukan?

Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu – [Sapardi Djoko Damono]

Kuteguk air mineral dari botol terakhir yang semalam aku raih dari jatah minum yang tersisa di bus yang menghantarkanku dari Penang. Setan-setan yang berdiri berderet di depan air mancur tersenyum melihat mukaku yang kusut. Mungkin pikir mereka aku ini perempuan bodoh dan gila yang rela menanggung bebannya, menumpuk kerinduannya demi sebuah janji untuk tetap menyayangi dan mendoakan keselamatanmu. Aku tak peduli dengan cemoohan mereka, aku hanya peduli pada jiwamu, pada Kasih yang ditanamNYA di relung hatimu.

Seperti syair yang sering kau senandungkan yang menyadarkanku hari ini adalah hari Minggu, dan menggerakkan bibirku untuk melantunkan pujian yang sama di tempat ini.

Kasih past lemah lembut,
Kasih pasti memaafkan,
Kasih pasti murah hati,
KasihMU, KasihMU TUHAN

Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini KasihMU ya TUHAN
KasihMU tulus tiada batasnya

Detail of Victoria Fountain di Merdeka Square

Winged Lion yang menghiasi Victoria Fountain di Merdeka Square

victoria fountain malaka, Malaka attraction

Kebetulan atau kebetulan? Saat melewati Victoria Fountain yang tegak di depan Stadthuys Malaka pada 2013, air mancurnya juga mati ;)

Victoria Fountain adalah monumen yang dibangun sebagai persembahan untuk seorang perempuan yang sangat dihormati oleh masyarakat Inggris. Dia perempuan hebat, Queen Victoria Regina namanya. Dirinya dinobatkan menjadi ratu ketika usianya masih 18 tahun. Ia menggantikan pamannya, William IV, yang masa kontraknya di bumi habis, mangkat saat menjadi raja.

Monumen ini dibawa langsung dari Inggris pada 1897, dan dipasang di tempat ini pada 1904. Apakah suatu kebetulan bila puncak monumen ini serupa dengan puncak KL tower yang bisa terlihat berbayang di belakangnya? Dan, apakah kebetulan juga jika rinduku teramat menusuk saat berdiam di sini?

queen victoria, victoria fountain

Queen Victoria dan keluarganya (sumber: wikipedia)

O,ya … tahukah kamu, air mancur yang enggan memancurkan air di depanku ini, memiliki kembaran di Malaka. Lebih seabad Malaka dikuasai Inggris, 1826 – 1946. Saat perayaan 60 tahun kekuasaan Queen Victoria pada 1901, di tahun dirinya wafat; warga Malaka membangun sebuah monumen air mancur untuk mengenang sang ratu. Hebat ya mereka, tetap bisa menunjukkan tanda bakti dan hormatnya pada seseorang yang memiliki kekuasaan meski sebagian mungkin saja berada dalam tekanan. Apa yang dikerjakan dari hati, takkan pernah bisa mendustai keabadian. Ketahanannya diuji oleh waktu. Dan waktu jua yang kan membuktikan, rindu ini tak ‘kan pernah usai.

Aku pun selalu ingin memberikan yang terbaik sebagai balas KasihMU padaku. Dan di tempat ini, aku tak kuasa menahan rindu akan perjumpaan yang kuselipkan di antara doa yang terangkai setiap malam, di jelang ayam berkokok.

jalur gemilang, merdeka square, victoria fountain

Menggila di antara tarian Jalur Gemilang dan senyapnya Victoria Fountain

Asaku, satu hari nanti bila hatimu telah luluh; kan kuajak kau menikmati keindahan tempat ini. Hei, bukankah dirimu punya cita untuk menyusuri perjalanan waktu ke Malaka? Kabari aku bila telah kau putuskan waktumu, dengan senang hati aku kan mengawanimu melangkah, selalu. Saleum [oli3ve].


Viewing all 398 articles
Browse latest View live