Quantcast
Channel: Olive's Journey
Viewing all 398 articles
Browse latest View live

De Art Seksyen 19

$
0
0

Saya mengenal Shah Alam ketika hendak berangkat mengikuti Eat Travel Write (ETW) 3.0 Selangor April lalu. Namanya tercantum di dalam agenda kegiatan sebagai salah satu destinasi yang akan dihampiri. Di hari pertama ETW, kami beranjak dari pelataran Malaysia Tourism Centre (MATIC), Kuala Lumpur ke Bangunan Sultan Salahuddin Abdul Azis Shah di Shah Alam sebagai tempat peluncuran program ETW 3.0. Lalu, di penghujung acara, pada hari keempat, kami kembali lagi ke kota itu untuk makan malam.

Hotel De Art Shah Alam, Hotel De Art Seksyen 19, Hotel di Shah Alam, Hotel di Malaysia

Selamat Datang di De Art Seksyen 19 (dok. Hotel De Art)

Jujur, saya buta dengan kota ini. Cuma tahu sebatas dirinya adalah ibukota Selangor berdasarkan maklumat Sultan Selangor pada 7 Desember 1978. Itu pun hasil bertanya ke Eyang Gugel menjelang keberangkatan. Tak berpikir untuk mencari informasi tempat-tempat seru di sini karena sedari awal yakin banget tak akan tinggal di Shah Alam. Jadi, meski di hari pertama ETW, Shamsoul sudah mengenalkan saya dengan Alia Nazlia, Public Relation Manager De Art, hotel yang nantinya akan saya inapi, namun otak saya sepertinya belum on. Lucunya, selama berkegiatan, saya pun nggak kepikiran untuk bertanya lebih detail kepada Alia tentang tempat kerjanya selain makan, jalan dan tidur eh maksudnya hmm … makan, jalan dan menulis (di dalam mimpi zzz … zz ..) #uppsss. Yaa, saya baru ‘ngeh De Art, tempat untuk beristirahat semalam selepas ETW itu adanya di Shah Alam pada saat turun dari Fraser’s Hill.

Malam itu, saya ‘nginap bersama Anazkia yang katanya masih mau jumpa dengan Ibunya (nggak tahunya dia mendrama dengan jadwal perjalanannya haha … ) dan akan dijemput esok hari sama saudaranya. Selepas makan malam di Eat and Repeat, sebagian peserta sudah pamit dan tak melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur (KL) termasuk saya dan Anazkia. Kami memindahkan barang ke kendaraan Alia, dan ‘nebeng ke De Art Seksyen 19. Di perjalanan, karena di beberapa simpangan melihat tulisan Seksyen 5, 6 dan seterusnya; saya baru tahu kalau pembagian wilayah di Shah Alam berdasarkan section atau bahasa setempat disebut seksyen, semacam kelurahan mungkin ya kalau di Indonesia. Ketahuan banget kan dudulnya?

Hotel De Art Shah Alam, Hotel De Art Seksyen 19, Hotel di Shah Alam, Hotel di Malaysia

De Art Seksyen 19 baru dibuka November 2015 lalu. Hotel kedua yang dikelola oleh De Art setelah cabang sebelumnya beroperasi di Seksyen 7. Hotelnya kecil saja. Hanya tersedia 33 (tiga puluh tiga) pilihan kamar artistik dengan tema berbeda di setiap tipe kamar Art Single, Art Queen, Art Twin, Art Queen Deluxe, Art Twin Deluxe, Art King Deluxe dan Art Family. Ketika awal memesan kamar, kita bisa memilih mau kamar dengan tema apa. Mau tidur di The Horse & The Barn, Swimming With Dolphin, Hedwig’s Letter, Harry’s Car, Star Dust, Leaning Tower of Pisa, The Snails Trail, atau menikmati A Night in Safari? Kami menempati Art Queen Deluxe yang dindingnya dihiasi lukisan kuda dengan istalnya sehingga serasa tidur di ranch. Untungnya nggak kaget saat terbangun dan mendapati ada kuda ‘nyengir di sisi pembaringan hahaha.

Hotel De Art Shah Alam, Hotel De Art Seksyen 19, Hotel di Shah Alam, Hotel di Malaysia

Art Queen Deluxe (dok. Hotel De Art)

Hotel De Art Shah Alam, Hotel De Art Seksyen 19, Hotel di Shah Alam, Hotel di Malaysia

Art King Deluxe (dok. Hotel De Art)

Setiap kamar dilengkapi dengan AC, TV layar datar dengan saluran satelit, sambungan nirkabel yang memudahkan tamu untuk selalu terkoneksi dalam jaringan (daring), peralatan untuk menyeduh kopi dan teh. Air pancuran panas dingin serta perkakas untuk mandi seperti handuk, sabun dan shampo pun tinggal pakai. Jika ingin melicinkan baju yang kusut, meja seterika tersedia di lantai 1 (satu). Beruntung banget, ditempatkannya di dekat kamar jadi nggak perlu jauh-jauh bawa kemeja kusut.

Di De Art, dinding antar ruang dari lantai dasar hingga lantai 2 (dua) dihiasi mural. Saat melangkah ke dalam lobi di lantai dasar hingga hendak beranjak ke lantai 1 (satu), tamu akan disuguhi suasana kota kecil di Perancis yang dilengkapi dengan ornamen menara Eifel di dalam lift.

Hotel De Art Shah Alam, Hotel De Art Seksyen 19, Hotel di Shah Alam, Hotel di Malaysia

Kamar mandi (dok. Hotel De Art)

Menurut Alia, bagi tamu yang ingin melancong, ada beberapa destinasi wisata yang tak jauh dari hotel seperti Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz, I-City, Panasonic Sport Center Shah Alam, Extreme Park, Sunway Lagoon Theme Park, Bukit Cahaya Taman Pertanian dan Wet World Shah Alam. Sedang untuk yang senang berbelanja mampirlah ke Kompleks Ole-ole di Sekyen 18, SACC Mall, Plaza Alam Sentral, Plaza Shah Alam, Pusat Konvensyen IDCC, AEON Bukit Raja dan Setia City Mall. Untuk kuliner, ada banyak tempat makan di Seksyen 7 yang bisa didatangi. Tapi bila sekadar mencari kebutuhan harian, di sebelah hotel ada swalayan 99 Speedmart yang buka hingga pk 22.00. Karena malam itu cuma ingin bermalas-malasan saja di dalam kamar, kami hanya keluar hotel sebentar untuk mencari pemuas lidah saat perut mendadak merintih tengah malam di Restoran De Maju, sebuah rumah makan India yang buka 24 jam kurang lebih sepuluh langkah di belakang hotel.

Hotel De Art Shah Alam, Hotel De Art Seksyen 19, Hotel di Shah Alam, Hotel di Malaysia

Sarapan saya pagi itu

Hotel De Art
No. 2, Jalan Nelayan 19/D, Seksyen 19, 40300 Shah Alam
Selangor, Malaysia
Telepon:+60 3-5888 7090
Website: http://hoteldeart.com.my/

Saat menginap di hotel, kita kan terbiasa sarapan dengan sajian prasmanan dan beragam pilihan makanan. Nah, De Art sedikit berbeda. Di ruang makan yang tak terlalu lega, hanya ada 5 (lima) meja kayu bulat yang masing-masing ditemani 4 (empat) bangku. Pagi itu menu utamanya berupa kue tradisional dan bihun goreng yang ditempatkan di dalam wadah sterefoam yang di luarnya diberi nomor kamar dengan pesan,”Place your number in the BOX.” Artinya, tamu yang sudah mengambil jatah sarapan akan ketahuan dari nomor makanan yang sudah diletakkan di dalam kotak nomor di samping tumpukan wadah makanan tadi. Untuk pelengkap sarapan, tersedia roti dan sereal serta minuman panas berupa Susu Coklat, Kopi dan Teh.

Hotel De Art Shah Alam, Hotel De Art Seksyen 19, Hotel di Shah Alam, Hotel di Malaysia

Camilan di malam hari😉

Usai sarapan, Anazkia bergegas meninggalkan De Art lebih awal karena dijemput saudaranya sedang saya masih setia bermalas-malasan di kamar hingga dijemput Alia ke De Art Seksyen 7 untuk makan siang di Hailam Kopitiam. Setelah kenyang ngobrol dan makan, Alia mengantarkan saya ke Stasiun Shah Alam. Siang itu saya bersendiri pulang ke KL dengan menumpang KTM. Selama 1 (satu) jam duduk manis sepanjang perjalanan Shah Alam ke KL Sentral, saya menikmatinya dengan menabung mimpi, Agustus nanti bila berkesempatan kembali ke Selangor, tak akan melewatkan untuk berdiam di Raja Tun Uda Library, saleum [oli3ve].



Agustus, Datanglah ke Toraja

$
0
0

Agustus sedang berbenah menyambut hari yang baru. Bulan puasa tak membuatnya lena dan bersantai-santai saja menanti bedug maghrib. Ada banyak rencana yang ingin diwujudkan, ada banyak harapan yang terus dipupuk, ada banyak mimpi yang ingin diraih, serta banyak cinta yang siap ditabur.

belhotel makassar, hotel di makassar, visit toraja, toraja heritage, toraja marathon

Agustus menjadi riuh sendiri melirik antrian jadwal ajakan pertemuan dari sana sini. Di dalam hati, Agustus ingin berlibur sebentar saja. Ia ingin memberikan waktu pada diri untuk bersantai sejenak dan menikmati kesenangannya. Ada rupa-rupa ajakan berjalan yang menyapa, tapi belum ada satu pun yang membuatnya tertarik untuk mengambil keputusan, hendak berlibur ke mana?

Agustus menyelami paginya, menyingkirkan sejenak godaan liburannya. Dia kembali asik memilah-milah ajakan pertemuan mana yang bisa disambangi, mana yang terpaksa dikirimkan permohonan maaf karena tak bisa dipenuhi ketika pesan itu menggetarkan gawainya. Semoga bukan ajakan pertemuan di waktu dekat lagi, pikirnya. Sudah terlalu banyak yang masuk antrian dikirimkan maaf dibanding dengan yang diiyakan.

+: Datanglah ke Toraja, Agustus.
-: Hmm … Toraja? Agustus? Maksudnya, ke Toraja di bulan Agustus?
+: Yup.  Agustus, datanglah ke Toraja
-: Ahaa, ide cemerlang!

Terkadang, ide itu datang secara tiba-tiba. Ketika ia sedikit dilupakan, ia menampakkan diri. Karenanya, bila ia muncul, dekaplah agar ia tak pergi tergesa-gesa dan kau kehilangan dirinya. Agustus tinggal sebulan lagi, Agustus bersemangat mengumpulkan informasi kegiatan-kegiatan menarik, menyenangkan dan mengenyenangkan jiwa raga untuk dinikmatinya selama liburan ke Toraja nanti.

Toraja Marathon, 13 Agustus 2016
Toraja mengajak pelari dan pejalan datang di Agustus mengikuti Toraja Marathon 2016. Kegiatan untuk mengenalkan sport tourism Toraja dengan 4 (empat) pilihan kategori lomba yang bisa diikuti sesuai ketahanan stamina peserta dan target jarak untuk berlari: 5 km, 10 km, 23 km dan 42 km. Toraja Marathon 2016 bukan sekadar lomba lari cepat-cepatan untuk menggapai garis akhir demi sebuah pengakuan, juara.

toraja marathon 2016, toraja marathon, lomba lari di toraja, toraja heritage

dok. Toraja Marathon

Tak percaya? tengoklah poin-poin menarik ini:

  • Kamu akan berlari bersama dengan pelari-pelari yang berasal dari berbagai daerah. Berkompetisilah dengan sehat, seusai lomba kembangkan jaringan pertemanan.
  • Treknya tak biasa, karena jalur lari sengaja dipilih melintasi kampung adat berusia ratusan tahun, persawahan, bebukitan bahkan tempat pemakaman kuno. Jadi, ini adalah ajang lomba lari sembari berwisata.
  • Jika kamu memilih kategori Semi Marathon (23 km) dan Full Marathon (42 km), kamu akan berlari melintasi 2 (dua) kabupaten yang ada di Toraja: Tana Toraja dan Toraja Utara dengan keindahan alamnya yang memesona.
  • Untuk registrasi, silakan daftarkan dirimu di www. torajamarathon.com/registration

Berlari untuk memenangkan hati adalah perjuangan yang tak biasa. Bersama Toraja Membaca dan Toraja Melada; gerakan sosial untuk membantu adik-adik dari pelosok Toraja mendapatkan buku-buku bacaan yang bermanfaat, membuka dan mengembangkan wawasan pengetahuan; Toraja Marathon adalah perpanjangan harap mereka mengajak setiap yang turut berlari serta siapa pun yang tergerak untuk berkontribusi. Bawalah minimal satu buku bacaan (dan/atau perlengkapan sekolah) untuk diserahkan kepada adik-adik di SDN 07 Rantebua, Toraja Utara.

toraja marathon 2016, toraja marathon, lomba lari di toraja, toraja heritage, toraja membaca, toraja melada

SDN 07 Rantebua (dok. @Kitorut1)

4th Toraja International Festival, 15 – 21 Agustus 2016
Apaaaa? di Toraja ada pentas musik dunia?
Yup, ini kali keempat Toraja International Festival (TIF) hadir di Toraja. Serupa dengan kegiatan di tahun – tahun sebelumnya, tahun ini TIF akan digelar di 3 (tiga) kampung adat: Ke’te Kesu, To’ Barana, dan Palawa. To’ Barana dan Palawa adalah sentra tenun Toraja sedang desa wisata Ke’te Kesu adalah perkampungan adat tertua di Toraja.

Mengenali Toraja lewat wisata kuliner dan berkesenian adalah salah satu cara mengakrabkan diri dengan budaya lokal. Karenanya, 4th TIF akan diawali dengan World Food Fiesta di Palawa pada 15 Agustus 2016 dan Art & Craft Fair selama 4 (empat) hari di To’ Barana pada 16 – 19 Agustus 2016.

toraja international festival, toraja heritage, etnik toraja, toraja marathon, toraja melada, toraja membaca

Kolaborasi etnik di Ke’te Kesu (dok. Toraja Internatinoal Festival)

Pada 19 Agustus pembukaan 4th TIF akan digelar di To’ Barana dengan ritual tahunan; Toraja Opera yang disutradarai oleh penggagas dan konseptor TIF, Franki Raden dan dimainkan secara kolosal oleh semua peserta TIF. World Music & Dance Performance akan menyajikan ragam musik dan tari etnik dari berbagai negara diantaranya: Amerika, Australia, Hungaria, Indonesia, Uzbekistan dan Zimbabwe. Pssstt, dari Indonesia ada Glenn Fredly lhoooo😉

Yang penasaran dengan kegiatan tahun sebelumnya, silakan cek di tautan ini www.torajainternationalfestival.com

Toraja Paralayang, 24 – 27 Agustus 2016
Pernahkah terpikir menikmati keindahan Toraja sembari melayang-layang di udara? Jelang akhir Agustus, di Toraja akan digelar Toraja Paralayang pada 24 – 27 Agustus 2016 dengan kegiatan: Lomba Paralayang, Forest Music Festival dan Kuliner.

Landasan pacu akan mengambil tempat dari teras Negeri di Atas Awan; Tongkonan Lempe, Kampung Lolai dan pendaratan di Lapangan Bakti, Rantepao, Toraja Utara. Bagi masyarakat umum yang ingin menguji adrenalin, dapat mengikuti Tandem Paralayang dengan jarak pendek dari Lolai ke Tikala. Untuk mendapatkan detail informasi mengenai kegiatan ini, dapat ditanyakan ke nomor ini: 0811-422-095

Ma’ Nene
Ritual bersih-bersih kubur yang hanya dijumpai di Pangala’ dan Baruppu’, Toraja Utara, dilakukan seusai panen pada akhir Agustus hingga pertengahan September setiap tahun. Pada saat ma’ nene, keluarga akan mengeluarkan dan membuka peti-peti mati dari dalam kuburan, membersihkan dan mendandani kembali rangka yang masih tersisa dengan pakaian yang baru sebelum disimpan lagi ke dalam kuburnya.

Pasar Hewan Bolu
Di Toraja, pasar menjadi tempat mendapatkan informasi terkini seputar pelaksanaan upacara adat yang berlangsung di kampung tertentu. Datanglah ke Pasar Bolu, Toraja Utara pada Selasa dan Sabtu, ketika hari pasaran tiba. Pada hari itu, warga dari segala penjuru kampung di Toraja dan tetangganya, tumpah di pasar. Pergilah ke bagian penjualan hewan, nikmati bagaimana proses transaksi jual beli seekor babi atau kerbau di sana.

kerbau belang, kerbau mahal toraja, toraja international festival, toraja heritage, etnik toraja, toraja marathon, toraja melada, toraja membaca

Bagaimana mencapai Toraja?
Berkendara dari Makassar selama 8 (depan) jam dengan bus atau pun menyewa kendaraan di pagi hari adalah pilihan yang menyenangkan mata untuk menikmati panorama alam yang menggiurkan sepanjang perjalanan. Tapi, kalau kamu ingin beristirahat sepanjang perjalanan, berangkatlah dengan bus di malam hari. Jika ingin menghemat waktu, 45 menit terbang dengan Gatari Airline ATR 42 yang memulai penerbangan perdana ke Toraja 28 Juni 2016 lalu tentu pilihan yang bijak.

Jadwal penerbangan Gatari Airline:
Senin, Rabu, Jumat
Makassar ke Toraja: pk 08.15, pk 13.45
Toraja – Makassar: pk 07.00, pk 12.30

Selasa, Kamis, Sabtu
Makassar ke Toraja: pk 08.15
Toraja – Makassar: pk 07.00

Untuk info penerbangan:
Adi (Travel): 0811-425-440
Lasma C. Nainggolan: 0823-4895-9515
Desi Mustafa T.A : 0823-4652-1988

Sebagai pengguna bus, saya punya beberapa rekomendasi bus yang nyaman:
Bus Primadona
Jl. Pelita no 12, Makale, Tana Toraja
Telp 0423-26202 / 085341547539
Jl. Diponegoro, Rantepao, Toraja Utara
Telp 0423-21093 / 085341547423
Pemesanan tiket bisa dilakukan lewat daring Primadona Bus atau unduh aplikasi Android Apps lewat HP.

Bus Manggala Trans
Jl. A. Mappanyukki No 55, Rantepao, Toraja Utara
Jl. Merdeka, Makale, Tana Toraja
Telp 085255906577 / 085342037005

Bus Bintang Prima
Jl. Ichwan No 108, Makale, Tana Toraja
Telp 0423-22797
Jl. A. Ahmad Yani No 100, Rantepao, Toraja Utara
Telp 0423-326866

Bus Kharisma Transport
Jl. A. Mappanyukki No 72 samping Bank Mandiri, Rantepao, Toraja Utara
Telp  082190737322

bus ke toraja, bus primadona, kerbau belang, kerbau mahal toraja, toraja international festival, toraja heritage, etnik toraja, toraja marathon, toraja melada, toraja membaca

Tinggal dan Makan  di Mana?
Banyak kawan yang masih saja khawatir ketika berencana untuk berjalan ke Toraja, pikir mereka, Toraja adalah sebuah daerah yang sepi di dalam hutan yang tak terjamah sehingga akan kesulitan untuk mendapatkan tempat beristirahat dan makan.

Wisma Maria 1 (backpacker)
Jl Dr Sam Ratulangi No
Rantepao, Tana Toraja
Telp 0423-21165

Luta Resort Toraja
Jl Dr Sam Ratulangi No 26
Rantepao, Toraja Utara
Telp 0423-21060
www.torajalutaresort.com/

Toraja Misiliana Hotel
Jl Pongtiku No 27 Rantepao – Makale, Toraja Utara
Telp 0423-21212 or 21575

Cafe Aras (tempat bersosialisasi yang paling menyenangkan)
Jl Mappanyuki No 64, Rantepao, Tana Toraja
Telp 0821-9036-2021

Rumah Makan Saruran
Jl A. Mappanyuki No 119A, Rantepao, Tana Toraja

Mambo Restaurant
Jl Dr Ratulangi No 34, Rantepao, Tana Toraja
Telp 0423-21134

pong buri, kuliner khas toraja, toraja marathon, toraja heritage, toraja international festival

Warung Pong Buri (kuliner khas Toraja)
Jl Emmi Saelan No 1 Rantepao

Untuk informasi terkini tentang pariwisata Toraja silakan kunjungi laman Visit Toraja dan Kabar Toraja.

Jadi, kapan waktu yang baik dan tepat untuk berjalan ke Toraja? Agustus, datanglah ke Toraja, saleum [oli3ve].


[Ketika] Ramadan Pamit

$
0
0

Coba tengok dan amati perilaku ibu-ibu rumah tangga dalam seminggu ini, ketika mereka bertemu satu dengan yang lain, apa yang mereka bincangkan? Obrolan yang menjadi highlight adalah pusing karena pekerjaan rumah menumpuk. Terjadi ketika seseorang yang kadang diomelin sepanjang hari tapi juga dikangenin ketika dirinya mudik walau hanya sebentar saja. Romansa ibu rumah tangga yang gelisah saat asisten rumah tangga satu-satu pamit seminggu, sepuluh hari hingga dua minggu; meninggalkan pekerjaan bebenah rumah dikerjakan sendiri oleh yang empunya rumah. Akan bertambah pusing ketika yang bersangkutan tak biasa menyentuh wilayah dapur dan bisanya hanya mengandalkan lidah.

Kabari kalau sudah sampai (di kampung), ya.
Kabari kalau kamu nggak akan balik lagi (ke sini, biar dicari gantinya).

Ramadan tersenyum dari balik pintu dapur memandangi kegelisahan ibu-ibu yang berputar-putar saja di dalam rumah. Kenapa bila para asisten rumah tangga pamit, dan ia pun bersiap pergi, ibu-ibu itu menjadi resah? Bukankah setiap tahun ada momen yang membuat mereka harus pamit sebentar meski ada pula yang diam-diam tak kembali lagi karena terbujuk tetangga di samping rumah?

Tahun ini saya menyambut Ramadan di rumah seorang sahabat yang menjalankan ibadah puasa. Layaknya hari yang lain, semua berjalan wajar-wajar saja. Tak terlihat hiruk pikuk di rumah itu, tak pula ada yang panik mondar-mandir berbelanja ke supermarket atau ke pasar. Hanya di hari datangnya Ramadan, waktu bangun pun harus disesuaikan dengan jam jelang sahur. Dan pada hari pertama bersama Ramadan, adalah yang sedikit rewel karena jam bangun tubuh harus disetel lebih cepat begitu pula di siang hari usai bermain; ketika mulut terasa kering, ada keinginan untuk membasahinya.

ramadan keliling, taman imani iqra, rumah ilmu

Meski bukan muslim, di beberapa hari bersama Ramadan; saya pun berpuasa. Misal, ketika mengikuti satu kegiatan yang tak menyediakan makan siang karena diganti menjadi berbuka puasa atau saat bepergian dan tak bersua dengan tempat makan. Lebih sering saat sedang bermain ke rumah kawan atau saudara yang menjalankan ibadah puasa; saya yang menyesuaikan diri meski tuan rumahnya nggak meminta dan tak pernah memaksa untuk turut berpuasa. Bahkan mereka tetap saja menyediakan makanan untuk sarapan atau makan siang ketika saya melewatkan sahur. Seorang kawan yang tahu saya berpuasa bukan di saat yang biasanya pun bertanya,”Dalam rangka apa loe puasa, Lip? Ada kaul?”  :)

Lho, memangnya puasa untuk mempercepat mimpi mewujud ya? Bukankah puasa salah satu cara melatih diri berproses untuk lebih bersabar dan mendekatkan diri pada Yang Empunya hidup?

Duluuuu, semasa kuliah saya pun sering berpuasa karena kantin tutup dan kedai-kedai makanan di sekitar kampus baru terlihat sibuk menjelang maghrib. Pun semasa bekerja di daerah Anyer, Banten, setiap Ramadan datang, bersama dua orang kawan kami selalu menyiapkan stok makanan cepat saji di lemari kantor bila tak ingin kelaparan saat perut meminta diisi. Kalau sekarang, puasanya di waktu-waktu tertentu, diam-diam saja tanpa perlu meminta semua warung makan memasang tirai karena ia diniatkan bukan sekadar menahan lapar sembari ‘ngeces kala melihat orang dengan lahapnya makan di depan mata, lalu marah-marah karena perbuatannya mengundang selera.

Bulan puasa tahun ini saya pun beberapa kali menghadiri acara buka puasa bersama (bukber). Dari bukber di rumah sahabat, bukber sembari reuni dengan teman-teman yang pernah sekantor, menikmati suasana bukber di hotel bintang hingga memenuhi undangan bukber di acara tertentu. Di setiap acara bukber itu, saya senang sekali memperhatikan perilaku makan yang hadir. Saya sering melihat ada tamu yang seperti orang tak pernah berjumpa makanan, menuangkan nasi dan lauknya ke dalam piring menyerupai gunungan, padahal kan puasanya sehari itu. Yang menyedihkan ketika makanan yang bertumpuk itu tak habis, dan dibiarkan bersisa di piring. Apa tidak bisa ditakar secukupnya dan bila memang perut masih ingin, kan bisa beranjak lagi ke meja untuk menambah ketika yang di piring sudah habis? Mungkin ini yang disebut lapar mata, ataukah karena takut tak kebagian?

Saya lebih menikmati berbuka puasa rumahan ketika sedang berada di rumah kawan atau saat pulang ke rumah Bandung. Duduk bersama di meja makan, mengucap syukur untuk sehari yang telah berlalu dan menikmati berkat yang tersedia. Bukankah ibadah puasa sejatinya seperti itu? Kalau pun ada yang mengajak makan bersama, tak ada salahnya dipenuhi bila memang tak berhalangan. Namun, belajarlah untuk mencukupkan diri karena hanya orang yang tahu menempatkan kata cukup pada posisi yang serendah-rendahnya yang akan mengerti maknanya bersyukur.

Ramadan sebentar lagi pamit. Dan kenangan saya akannya akan selalu terbawa ketika mengingat dan merindu sapa malaikat-malaikat kecil yang menemani selama bulan puasa ini:

Tante, ayo berbuka, sudah maghrib.
Tante kok nggak sholat?
Tante puasa? koq tadi nggak bangun sahur?

Sapa dan tanya sederhana yang sering makjleeeeeb dan nancep di hati  ;)

Sebulan ini saya lebih sering menclok sana menclok sini. Minggu lalu, saat pulang dan membuka lemari cuci untuk meletakkan pakaian kotor, saya mendapati sepucuk surat yang ditulis di guntingan kertas yang dibentuk menyerupai awan. Dari Mbak Nar, bibi cuci,”Mbak, bibi tanggal 2 pulang ya, baru balik lagi tanggal 10. Mohon maaf lahir bathin, takutnya nggak sempat bertemu.”

masjid kristal terengganu, lebaran, idul fitri, makna lebaran, makna ramadan

Lebaran sebentar lagi datang. Ia membuat saya tersadar, ada yang menanti sesuatu bukan sekadar kata maaf. Karena esok pagi-pagi saya sudah pergi lagi, malam itu, di tumpukan baju kotor saya selipkan selembar amplop putih sebagai balasan untuk surat Mbak Nar.

Ramadan melangkah ke gerbang, ia akan segera berlalu. Sudahkah hati dan pikiran kita siap memulai hari baru membawa nikmat yang dititipkan dan diresapi selama sebulan kita mengisi hari bersamanya? Ataukah hadirnya hanya sebatas basa-basi saja sehingga tak ada kesan yang menggetarkan jiwa hingga saatnya dia datang lagi tahun depan? Saya bersyukur diberi kesempatan menikmati ramadan yang berbeda tahun ini meski ada begitu banyak riak yang menyertai hadirnya. Selamat menyambut Lebaran, maaf  lahir batin, Tuhan berkati kita senantiasa, saleum [oli3ve].


War Room, Berperang dengan Kekuatan Doa

$
0
0

Ada satu pesan yang sering dikumandangkan para pemberita kabar baik dari atas mimbar: DOA, kekuatan untuk menjangkau dunia. Pesan yang ketika disampaikan akan disambut riuh dengan kata amin yang berkepanjangan. Tapi, seberapa percayakah dirimu dengan kekuatan sebuah doa? Seberapa seringkah meluangkan waktu untuk duduk diam dan berbincang denganNYA? Pernahkah mendoakan orang yang membenci dan sering membuat hatimu panas? Adakah waktu khusus yang disediakan untuk berkencan dengan TUHAN? Sedekat apa sih dirimu denganNYA? Ataukah diriNYA hanya sebatas nama yang disebut ketika lelah menghampiri dan putus asa sudah merubungi?

Pertanyaan-pertanyaan sederhana di atas menalu-nalu di hati sepanjang sampai usai menonton War Room hingga tanya penasaran malaikat kecil yang disuruh sholat di satu sore itu pun terngiang, “Tante nggak sholat?”

war room, review war room, film kristen, kekuatan doa

War Room, film drama kristen Amerika yang mengangkat tema keseharian ketika TUHAN dihadirkan hanya sebatas simbol agama di dalam rumah. Tiga karakter yang dijadikan tokoh sentral dalam War Room adalah Elizabeth Jordan (Priscilla Shirer), Tony Jordan (T.C. Stallings) dan Oma Clara (Karen Abercrombie).

Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada BAPAmu yang ada di tempat tersembunyi. Maka BAPAmu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu – [Mat 6:6].

Sukses dalam karir tak selamanya menjadi cermin keberhasilan menjalani kehidupan berumah tangga meski dari luar semuanya tampak baik-baik saja. Hal ini berlaku bagi keluarga Tony dan Elizabeth Jordan. Sebagai sales di sebuah perusahaan farmasi, Tony dipandang berhasil bila dilihat dari rumahnya yang cukup besar, kenaikan gaji, tunjangan, mendapatkan kendaraan dari kantor, dan perjalanan dinas yang tentu saja dibiayai oleh perusahaan.

Tony yang egois, angkuh dengan pencapaiannya dan keras kepala; tak menghargai keluarganya. Elizabeth yang juga sibuk dengan pekerjaannya sebagai agen penjualan rumah serta hubungan yang tak harmonis dengan Tony pun lebih sering membalas dengan keras kepala sikap Tony. Keseharian mereka diwarnai dengan amarah. Perbincangan sederhana di meja makan bisa berakhir dengan luapan emosi karena masing-masing mengedepankan ego, hingga Danielle, puteri semata wayangnya sering pula terkena tempiasan emosi.

Rumah tangga Elizabeth dan Tony mengalami masa suam-suam kuku. Serupa dengan kopi yang bila dinikmati tak panas atau dingin sekalian, rasanya sungguh berbeda. Pertemuan Elizabeth dengan Oma Clara mengantarkannya pada sebuah perubahan dalam menghadapi persoalan kehidupan. Elizabeth adalah jiwa yang dikirimkan TUHAN pada Oma Clara untuk dimenangkan hatinya. Padanya, Oma Clara berbagi tentang arti berserah, mendoakan dan mengasihi suami yang dibencinya, dan berperang lewat doa untuk melawan iblis yang mengacaukan hidup dan rumah tangganya untuk menyelamatkan perkawinannya. Syaratnya, pesan Oma  Clara pada Elizabeth, if you want victory you must first surrender. Jika kau menginginkan kemenangan, kau harus menyerah lebih dulu.

war room, review war room, film kristen, kekuatan doa

Meski awalnya ragu, Elizabeth mulai membangun menara doa di rumahnya. Dia menyadari kerengganan hubungannya dengan TUHAN. Dia mengubah lemari pakaiannya menjadi ruang doa, tempatnya berkomunikasi dengan TUHAN, tempat untuk berperang melawan iblis, dan tempatnya mencatat setiap pokok doanya.

Hubungan Danielle dengan ibunya pun membaik setelah Elizabeth menyadari selama ini dia hanya fokus pada diri dan masalahnya sendiri. Dia tak mengenal kegiatan keseharian putrinya itu, hingga satu siang, dia disadarkan oleh pertanyaan sederhana Danielle yang tak bisa dijawabnya: apa nama timku, apa trik lompat tali yang kupelajari kemarin, apa warna timku?

Tanpa kamu sadari, akan selalu ada orang di sekelilingmu yang memperhatikan apa yang kamu lakukan. Jika lakumu keliru, ia akan mengingatkan; bila lakumu baik, ia akan mencontohnya. Perilaku orang tua akan menjadi contoh baik atau buruk bagi anaknya, tergantung bagaimana kita menjalani keseharian itu. Perubahan Elizabeth diikuti pula oleh Danielle yang mulai pula menempelkan catatan harapan-harapan dan doanya di dalam lemari pakaiannya.

Tony yang ketahuan berbuat culas di dalam menjalankan tugasnya, akhirnya dipecat dari perusahaan. Dia kehilangan semua fasilitas yang selama ini dinikmatinya. Namun, yang membuatnya heran adalah ketika dirinya menyampaikan hal tersebut, Elizabeth menanggapinya dengan tenang, tak ada amarah apalagi menyerang dirinya meski istrinya tersebut tahu dirinya memiliki teman wanita lain.

If My people, who are called by My name, shall humble themselves and pray and seek My face and turn from their wicked ways, then I will hear from heaven, and I will forgive their sin and will heal their land. – [2 Chronicles 7:14]

Ketika kita mengangkat tangan, TUHAN  turun tangan. Tony dijamah TUHAN saat dirinya sedang sendirian di rumah dan mendapati potongan-potongan kertas doa Elizabeth di lemari pakaiannya yang kosong. Air matanya tumpah, kekuatan doa istrinya telah menyadarkannya, Elizabeth tak membencinya; malah setiap saat mendoakan keselamatannya. Keluarga mereka dipulihkan, kehidupan mereka diubahkan.

Moral of the story:

  • Doa dapat mengubah karakter seseorang yang berdoa
  • Tujuan berdoa bukan untuk mengubah pikiran TUHAN agar mengikuti kemauan kita tapi untuk mengubah hati kita agar mengikuti apa yang TUHAN kehendaki di dalam kehidupan kita.
  • TUHAN dapat memakai siapapun untuk mendekatkan kita padaNYA.
  • Doa, kekuatan yang menjangkau dunia. Percaya saja, kerjakan apa yang diinginkanNYA dan jangan lelah berdoa. PUSH! Pray Until Something Happen! Setidaknya, engkau akan merasakan damai, sukacita dan dirimu diubahkan olehNYA.
  • Doa bukanlah menyodorkan sejumlah permintaan kepada TUHAN, doa adalah sarana untuk berkomunikasi, mendekatkan diri dan berterima kasih pada DIA yang memberimu kesempatan untuk hidup di dunia ini.
  • Perbuatan jahat tak harus dilawan dengan kejahatan pula <– jadi ingat Left to Tell

War Room, film garapan Kendrick Brothers’ setelah Facing The Giant dan Courageous; salah satu tontonan siang di hari lebaran kemarin bersama teman-teman gereja. Meski temanya kehidupan kristen; Facing The Giant, Courageous maupun War Room tak dikhususkan untuk orang kristen saja karena ada banyak pelajaran dan pesan penting yang bisa dipetik dari film ini. Lha, Facing The Giant aja saya tonton ulang (lagi) sewaktu diputarkan si bos yang hindu dua tahun lalu dalam rangka ngumpul-ngumpul team building di rumahnya. Kalau pengen yang lebih touched, coba deh tonton Faith Like Potatoes (2006), film yang diangkat dari kisah hidup Angus Bunchan, seorang Skotlandia yang pindah ke Afrika Selatan untuk menjadi petani kentang yang berserah total kepada TUHAN, saleum [oli3ve].


Fantasy Rainforest: Kenyalang Nan Sayang

$
0
0

Pada satu masa ketika damai masih ramah dan ketenangan terjalin indah di rimba tadah hujan Malaysia. Ketika semua makhluk menikmati hidup dan bergirang mengisi hari-harinya tanpa ada cemas yang diam-diam membuntuti. Ketika tumbuh-tumbuhan tak pernah ragu menari dan hewan-hewan selalu riang ke sana kemari, hidup rukun bersama suku asli di hutan itu, orang Iban.

fantasy rainforest, putrajaya international convention center, discover selangor, teater di malaysia

Tak ada hari berlalu tanpa suka cita berdendang dan menari bersama. Hingga di satu masa, hidup mereka diliputi gelisah. Ketenangan itu terusik oleh hadirnya seorang pemburu yang berkeliaran menyampirkan dan menodongkan moncong senapannya untuk menakut-nakuti semua makhluk di hutan.

Di hutan itu pula hidup Kenyalang yang selalu senang menyapa dan menghibur penghuni hutan yang lain dengan tarian akrobatiknya. Satu hari saat Kenyalang sedang asik bermain, dirinya menjadi sasaran senapan si Pemburu. Pelurunya melukai Kenyalang. Cidera yang melukai rasa dan membuat semua warga hutan geram. Mereka berkumpul dan bermufakat untuk memberi pelajaran pada si Pemburu. Namun, belumlah sampai mereka membalaskan luka Kenyalang, si Pemburu sudah terlebih dahulu terperangkap pada jerat yang dipasangnya dan melukai dirinya sendiri.

suku Iban Malaysia, fantasy rainforest, putrajaya international convention centre, magical theatre malaysia, teater malaysia, discover selangor

Tarian suku Iban

Setelah menjalani perawatan di hutan dan mendapat petuah dari tetua di sana; si Pemburu menjadi sadar dan mengubah sikapnya menjadi manusia yang menghargai kehidupan lain yang ada di sekitarnya. Perubahan sikap si Pemburu disambut riuh seisi hutan. Bersama mereka bersuka, menari dan bernyanyi, mensyukuri kembalinya damai yang mereka rindukan serta pulihnya Kenyalang dari lukanya.

Fantasy Rainforest
Putrajaya International Convention Center (PICC)
Pk 14.00, 18.00
HTM: RM 120 (dewasa), RM 60 (5-12th), RM 200 (VIP)
Tiket Box: +603 8887 6000

suku Iban Malaysia, fantasy rainforest, putrajaya international convention centre, magical theatre malaysia, teater malaysia, discover selangor

Hati-hati memasang perangkap, bisa kejebak sendiri

Bumi, alam dan isinya adalah mata rantai kehidupan yang harus dijaga kelestariannya. Setiap makhluk hidup di bumi ini hendaklah hidup berdampingan secara harmonis, adalah inti pesan yang disampaikan lewat pentas seni teater Fantasy Rainforest. Kenyalang bintang utama pementasan ini. Ia tampil memesona dengan paruhnya yang berbentuk seperti tanduk berwarna kuning oranye. Di Indonesia, kenyalang dikenal dengan nama burung Enggang Badak (Lat. Rhinoceros hornbill); spesis burung yang dilindungi dan merupakan lambang negeri Serawak, Land of the Hornbill.

Satu pertunjukan seni yang memadukan gerak, tari, akrobat dan musik sepanjang 60 menit yang dipentaskan 2 (dua) kali sehari di Putrajaya International Convention Center (PICC) hingga 2019 nanti. Pentas spektakuler dengan biaya besar yang dimulai sejak 1 Februari 2016 lalu setelah melalui persiapan dan studi banding ke Cina, Hongkong, Kamboja, Perancis dan Singapura yang telah lebih dulu membuat konsep serupa. PICC adalah destinasi wisata menyenangkan dan wajib disambangi bila berkunjung ke Putrajaya, Malaysia. Saleum [oli3ve].


Tata Nurra, Creative Learner Rumah Ilmu

$
0
0

Kalau kamu disodori data berikut, kira-kira hal apa yang akan muncul pertama kali di dalam pikiran kamu? Bagian mana yang akan menarik perhatian untuk ditanggapi? Lalu, kalau data yang sama ditunjukkan ke anak usia 11 tahun; kira-kira bagaimana reaksinya? Disimak, dilihat-lihat saja, bingung ataukah dikritisasi?

kampanye anti korupsi, bahaya timbal, polusi udara

Sumber: Transparency International UK

Data di atas mengemuka dari penayangan film kampanye antikorupsi di aula Yayasan Taman Imani Iqra, Cipayung sembari menanti saat berbuka puasa pada pekan terakhir ramadan lalu. Data yang menunjukkan tahun dikeluarkannya larangan pemakaian TEL oleh sejumlah negara di ASIA.

TEL? Apa dan siapakah si TEL ini?

TEL (Tetraethyllead), paduan/ikatan kimia antara karbon (C) dan timbal (Pb). Para produsen BBM yang nakal mencampurkan TEL ke dalam bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan menghasilkan bensin yang murah serta aman untuk mesin kendaraan. Murah dan aman untuk mesin, tak berarti aman juga untuk lingkungan dan penghuni semesta. Pada 2005 pemerintah Indonesia mulai gencar memberangus produk BBM bertimbal yang tak ramah lingkungan dan berdampak pada kesehatan terlebih tumbuh kembang balita. Di saat bersamaan, terbongkar pula proyek pengadaan TEL yang dilakukan oleh Innospec Ltd., dengan menyuap sejumlah petinggi di Pertamina. Pada 2006 pemerintah Indonesia akhirnya menyatakan pelarangan pemakaian TEL sebagai campuran bensin.

Pernahkah terbayang, bagaimana pemikiran murid SD melihat data perusahaan Inggris sebagai kontributor terjadinya korupsi dan penyebab pencemaran udara di Indonesia, hingga membawanya menemui Laode Muhammad Syarif, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menggali informasi yang lebih detail?

AntiCorruption Transparency, Tata Nurra, Sha Ine Febriyanti, bahaya timbal

Nurra (kiri) dan Anabel (kanan) saat menemui Laode Muhammad Syarief, Ketua KPK (Sumber: Transparency International UK)

Saya tidak akan membahas tentang kasus suapnya yang sudah ditangani oleh KPK. Tapi, keterpukauan saya pada reaksi anak perempuan 11 tahun dengan pertanyaan sederhana nan kritis ketika disodori data tersebut.

Ini Thailand sudah [melarang timbal pada] 1996, Indonesia koq baru 2006 ya?
Menurutku negara seperti Inggris dan Amerika tidak bakal melakukan (korupsi) itu karena orang-orangnya (kehidupannya) sudah bagus

Hari sudah beranjak petang. Film singkat berdurasi 3 (tiga) menit itu telah usai. Saya masih duduk bersila bersama sekelompok anak di aula Taman Imani Iqra, mengikuti kegiatan #RamadanKeliling yang diadakan oleh Rumah Ilmu (Rumil) sebelum beduk maghrib bergema. Di depan kami kini berdiri 2 (dua) anak perempuan yang tadi muncul di film yang diproduksi oleh Transparency International UK dan ditayangkan perdana pada pertemuan pemimpin dunia di Anti-Corruption Summit 2016, London, 12 Mei 2016 lalu; Anabel dan Nurra Datau. Bergantian, mereka mengajak anak-anak yang ada di ruang itu mengulas apa yang baru saja ditonton serta memberikan contoh tindakan korupsi dalam kehidupan sehari-hari dan pentingnya menggalakkan gerakan antikorupsi.

CPI Report 2015, Corruption Perception Index 2015, Transparency International

Tingkat korup Indonesia pada data Corruption Perception Index 2015 (sumber: Transparency International UK)

Buah apel jatuh tak jauh dari pohonnya. Demikian pula kedua anak ini. Anabel adalah pendongeng cilik yang lahir dari keluarga pendongeng, ayahnya Sony Key dan ibunya Wiwin Windrati. Sedang Nurra, putri sulung sinematografer Yudhi Datau dan pekerja seni Sha Ine Febriyanti. Nurra dengan pandangan sederhananya yang kritis, acap kali membuat saya takjub sejak pertama mengenalnya. Pun tanya sederhananya yang dipenuhi rasa penasaran saat melihat tabel pelarangan TEL di Asia masih terus menggema di dalam kepala. Secara banyaknya angka usia, umur saya jauuuuuh di atas dirinya. Tapi secara pola pikir, terkadang dia lebih dewasa melihat dan memahami sesuatu hal dari orang yang menyebut diri dewasa.

Tak jauh berbeda dengan teman sebayanya, Nurra juga sering mengisi waktu senggangnya dengan bermain. Kalau lagi asik dengan dunianya, dirinya pun terkadang menggerutu bila diingatkan untuk belajar. Bukankah bermain itu menyenangkan di segala usia? Untuk menutrisi dan melatih daya pikir, nalar, toleransi, serta emosi; satu jam sehari, Nurra dan adik-adiknya wajib membaca buku. Jadi, jangan heran bila bertemu dan mendapati dirinya sedang tenggelam dengan Musashi di tangannya. Itu adalah bacaan yang harus diselesaikannya sebelum masuk SMP. Satu hari ketika saya bertanya sudah sejauh mana Musashinya? dengan merengut dirinya bersungut bosan membaca buku yang tebal, tapi saat itu dia sendiri sudah melampaui halaman 300. Dirinya tipe pembaca yang senang menerapkan teknik skimming. Di usianya, bukannya tak sanggup melahap Musashi setebal 1200an halaman itu; hanya saja rasa jenuh acap melintas di pikirannya ketika yang dilihat penampakan buku setebal bantal. Jadi, ketika dirinya bertanya berapa lama waktu yang disediakan untuk Musashi, saya mengajaknya menghitung banyaknya lembaran Musashi yang disantapnya di waktu membaca. Bagilah angka itu dengan jumlah lembar yang ada di dalamnya, jika jadwal membacanya tertib, waktu dari hasil pembagian itu akan tercapai.

tata nurra, nurra datau, sha ine febriyanti, musashi

Bacaan wajib yang harus diselesaikannya, semangat ya Ta  ;)  (dok. Sha Ine Febriyanti)

Benteng yang kokoh bagi seorang anak adalah keluarga, di rumah tempat dirinya bertumbuh. Saya percaya, seorang anak yang dibimbing dan dibekali dengan santapan rohani dan jasmani yang bernutrisi sedari kecil akan bertumbuh menjadi manusia yang berkualitas dan peka terhadap lingkungannya. Terberkatilah engkau Tata Nurra memiliki orang tua yang peka dan sangat peduli pada tumbuh kembang anaknya.

Dari dirinya terpancar aura seorang creative learner dengan bakat, daya imaji dan kreatifitas yang cukup tinggi. Meski mewarisi bakat seni yang diturunkan dari kedua orang tuanya, tak berarti dirinya dituntut untuk mengikuti jejak orang tuanya. Ia dan kedua adiknya diberi kebebasan untuk berkreasi mengikuti pertumbuhan jiwa seni mereka, orang tua sebatas mengawasi,  mengarahkan serta mengingatkan saja ketika jalannya tak beraturan. Karenanya, di sela kegiatan belajarnya, Nurra dan adik-adiknya ikut aktif di kegiatan Rumil; sanggar yang didirikan pada September 2012 oleh sekelompok pekerja seni kreatif yang dimotori oleh ibunya sebagai cikal bakal komunitas non profit yang mengemban misi untuk memberikan alternatif sarana pendidikan dan ruang interaksi khususnya bagi anak-anak agar menjadi pribadi yang mandiri, kreatif dan berakhlak baik dengan mengusung slogan “bermain sambil belajar”. Di Rumil, mereka bermain dan belajar berkreasi lewat  tari, teater, film, fotografi, dongeng, menggambar serta kegiatan lain untuk menumbuhkan dan mengasah minat serta kreatifitas dibimbing oleh penggiat seni.

Aisha Nurra Datau … perempuan cantik yang dinaungi cahayaNYA. Nurra adalah cahaya yang diberikan TUHAN disaat hati hanya bisa pasrah pada kehendakNYA. Lahir dengan tubuh membiru dibelit tali pusar. Dalam hitungan sepersekian detik jika tak segera diberi tindakan oleh dokter; mungkin saya tak akan pernah dibuatnya takjub. Teruslah berkarya Tata Nurra. Jadilah terang di mana pun engkau berada, hormati dan sayangi orang tuamu, jadi panutan buat adik-adikmu dan yang terutama selalu ingat sama TUHAN karena DIAlah sumber cahaya, inspirasi dan kekuatanmu

Taklah mudah untuk menebar cahaya, namun bila dijalankan dengan sungguh maka Sang Pemberi Cahaya pun akan senantiasa menyertai dan memberi kekuatan. Beduk maghrib telah bergema. Indahnya berpuasa dan berbagi seharian itu bisa diisi dengan kegiatan yang bermanfaat, saleum [oli3ve].

Dipublikasikan juga dan menjadi headline di Kompasiana, Rabu, 13 Juli 2016.


Bertutur Semarang dengan Om Jongkie Tio

$
0
0

Satu siang di Kota Lumpia, Semarang. Dalam kendaraan menuju Bandeng Juwana, sebuah informasi didengungkan dari bangku depan. Peringatan dini untuk tidak memenuhi perut dengan sajian icip-icip, karena makan siang yang sebenarnya akan digelar sejam lagi di destinasi berikutnya. Terpujilah Tuhan, meski jam makan siang sudah menjelang; perut masih berlaku manis. Ia tak merengek-rengek walau sepagian hingga siang itu dia hanya mendapatkan semangkok Soto Semarang Pak Man berikut 2 (dua) potong tempe goreng dan setusuk sate. Dia pun senang-senang saja ketika hanya mencicipi sepotong kecil Bandeng Asam Manis, setengah mangkok Bandeng Srani, dua suap Bandeng Garang Asem, secuil dua cuil Pepes Bandeng aneka rasa dan sekotak Teh Kotak. Lhoooo, icip-icipnya kalau digabung makan besar donk, Lip? Tapi kan makannya nggak pakai satu piring dan tak duduk diam di meja makan 😉 #ngeles

Lumpia Semarang, Restoran Semarang, Jongkie Tio, Semarang Hebat, Kuliner Semarang

Lumpia Restoran Semarang

Baiklah, acara icip-icp selesai, perjalanan dilanjutkan. Pk 12.30 saat kami memasuki pekarangan resto di Jl Gajah Mada 125 – 127, destinasi yang diberitakan sebagai tempat untuk makan siang; Restaurant Semarang. Meski telah dibuka sejak 1990, ternyata tak banyak yang tahu keberadaanya. Saya cukup familiar dengan tempat ini. Ia tak berubah, masih tampak seperti kala terakhir mampir ke sini 3 (tiga) tahun lalu. Saat membuka pintu, setiap tamu akan disapa oleh pasangan Jawa yang bersetia di depan pintu itu. Di bagian kiri ruangan tempat yang dikhususkan untuk memajang gambar dan potret Semarang Tempo Doeloe koleksi yang empunya resto. Di sebelah kanan kasir dengan meja pajangan berisi beberapa buku tentang Semarang yang ditulis Om Jongkie Tio sedang di bagian tengah ruangan; meja-meja bulat untuk makan. Di serambi belakang, juga dimanfaatkan sebagai tempat makan yang pada hari-hari tertentu ada pertunjukan kesenian. Tampak pula beberapa pernak-pernik serta buah tangan dari beberapa kegiatan yang dipajang di sana.

Restaurant Semarang adalah tempat yang serta merta menjadi destinasi wajib didatangi setiap kali  berkunjung ke Semarang sejak pertama menikmati makan malam di sini 2005 lalu. Salah satu tempat untuk menikmati dan terlebih mendengarkan tuturan masa, Semarang Tempo Doeloe, langsung dari penutur Semarang, Om Jongkie Tio, sang pemilik resto. Ketika yang lain sibuk memilih tempat duduk dan menikmati suasana di dalam ruang makan, saya mendekati meja kasir, berbincang dengan mbak yang berjaga siang itu menanyakan keberadaan Om Jongkie.

Kuliner Semarang, Restoran Semarang, Jongkie Tio, Semarang Hebat

Restoran dengan konsep tempat makan heritage ini terkenal dengan Lontong Cap Gomehnya, menu favorit yang selalu dipesan pengunjung sedari dulu. Ia disajikan dalam pinggan yang cekung, terdiri atas 12 – 13 macam sajian makanan, dengan potongan-potongan lontong sebagai alasnya. Di atasnya ditambahkan suwiran opor ayam, buncis, telur rebus,  serundeng, sambal goreng udang, tahu goreng yang dipotong dadu, docang (parutan kelapa + kedelai kukus), abing (campuran kelapa parut + gula jawa), kerupuk udang lalu disiram dengan kuah opor.

Om Jongkie muncul di resto saat Lumpia disajikan di atas meja. Berbeda dengan lumpia pada umumnya, Lumpia Restaurant Semarang tampak lebih padat. Rebung yang menjadi untinya pun padat menyatu sehingga tidak berceceran keluar ketika dimakan. Aroma rebung yang banyak dihindari orang tak lagi medok karena telah mengalami penyesuaian rasa. Setiap makanan yang tersaji di tempat ini memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Menjadi bagian dari perjalanan masa dan perpaduan rasa serta akulturasi budaya dari ratusan tahun silam. Jika kamu beruntung dan bertemu dengan Om Jongkie, beliau dengan senang hati akan menuturkan kisahnya. Itulah kelebihan tempat makan ini yang tak akan dijumpai di tempat lain.

Lontong Cap Gomeh, Restoran Semarang, Kuliner Semarang, Semarang Hebat, Jongkie Tio, Sejarah Lontong Cap Gomeh

Lontong Cap Gomeh

Menurut Om Jongkie, Lontong Cap Gomeh adalah kreasi contekan orang Tionghoa atas hantaran yang diterima dari tetangga mereka yang muslim seminggu usai lebaran. Dalam tradisi Jawa dikenal sebagai Hari Kupatan. Sebagai tetangga yang baik, mereka pun rindu untuk membalas hantaran tersebut. Maka pada peringatan Cap Go Meh, orang-orang Tionghoa pun mengirimkan hantaran berupa Lontong Cap Gomeh yang telah dimodifikasi dari hantaran Kupat dan Opor Ayam kepada tetangga muslimnya. Karena di dalam budaya Tionghoa kesempurnaan dan keindahan selalu diibaratkan dengan bulan purnama; untuk merepresentasikan bulan purnama dibuatlah kupat lonjong yang kemudian dikenal dengan nama lontong. Lontong yang dipotong-potong bentuknya bulat, nampak seperti bulan bukan?

Tentang Lumpia, ia pun punya kisah sendiri. Lahir dari akulturasi Tionghoa dan Jawa yang disatukan oleh rasa cinta. Adalah Tjoa Thay Joe sebagai pendatang di Semarang membuka usaha makanan yang diisi potongan daging babi dan rebung. Satu hari, dirinya bersua dengan Wasih, perempuan asli Jawa yang menjual makanan sejenis dengan isi berbeda, kentang dan udang. Benih-benih cinta tumbuh di hati mereka, hingga mereka memutuskan untuk menikah dan mengembangkan usaha dagangnya. Lumpianya pun mengalami paduan rasa, isinya berganti menjadi campuran udang/ayam dan rebung. Sekarang, lumpia menjadi kuliner khas Semarang.

Restoran Semarang, Kuliner Semarang, Semarang Hebat, Jongkie Tio

Bersama Om Jongkie Tio

Sebelum santap siang dimulai, saya menyempatkan untuk berbincang dengan Om Jongkie. Dari kuliner beranjak ke pertemuan menyenangkan dengan anak-anak Oei Tiong Ham yang pernah datang ke Semarang dan ditemaninya menyusuri jejak ayahnya. Obrolan berpindah ke tempat-tempat seru yang sudah jarang mendapat perhatian hingga dikomporin untuk berkunjung ke monumen peringatan pertempuran 5 (lima) hari Semarang, Monumen Ketenangan Jiwa. Sudah terbayang serunya perjalanan ke sana di Minggu pagi, ketika mendapat kepastian tiket pulang ke Jakarta bukan malam tapi pagi – pagi. Hikmahnya, menumbuhkan harap akan ada kesempatan lain untuk mengunjungi tempat-tempat menyenangkan lainnya di Semarang, amiiin.

Restaurant Semarang
Jl Gajah Mada 125 – 127, Semarang 50134
Telp 024-8310140

Es Rujak Puspa, Restoran Semarang, Jongkie Tio, Kuliner Semarang, Semarang Hebat

Oleh-oleh wajib:)

Es Rujak Puspa, dikeluarkan sebagai menu penutup hari itu. Ini salah satu the bestnya Restaurant Semarang juga yang tak boleh disia-siakan. Rasanya ya seperti rujak, asam manis seger. Bila masih kurang, boleh koq dipesan sebagai buah tangan untuk dibawa pulang. Alhasil, siang itu saya pamit dengan senang karena berhasil mendapatkan tanda tangan Om Jongkie di buku Kota Semarang dalam Kenangan, saleum [oli3ve].


Pecinan Semarang

$
0
0

Aku dan senja berjalan berlambat-lambat dari Tay Kak Sie ketika malam datang tergesa-gesa. Tiga langkah dari Kali Koping, sebelum senja bergegas menaiki jungkung yang ditambatkannya di sana sejak matahari perlahan-lahan turun di barat. Malam memintanya segera pulang, tanpa peduli aku masih ingin berlama-lama dengan senja. Aku tahu giliran malam untuk berjaga. Tapi, kenapa dia datang terlalu cepat? Senja melambaikan salam perpisahan. Tubuhnya beringsut ke dalam jungkung yang melaju perlahan-lahan mengikuti arah angin menuju ke barat hingga hanya pendar bayangnya yang tampak memerah di ujung-ujung bubungan rumah yang menjulang rapat-rapat di sepanjang bibir Kali Koping.

Kiang Cu Gee, Jiang Ziya, Klenteng Tay Kak Sie Semarang

Kiang Cu Gee

Gang Lombok pelan-pelan rebah dalam pelukan malam. Tak terdengar lagi suara cumbu wajan dengan sodet dari Kedai Lumpia di jalan itu. Aku tadi terlalu asik mendengar tuturan Kiang Cu Gee yang kutemui di beranda belakang Tay Kak Sie. Lupa bila senja datang, wajan dan sodet di kedai itu pamit beristirahat.

Lumpia Gang Lombok memang sangatlah termasyur di Pecinan Semarang ini. Kedai sederhana yang diwariskan Tjoa Thay Joe dan Wasih, istrinya yang Jawa tulen kepada keturunannya. Cintalah yang menautkan hati mereka, hati yang memadu melahirkan cita rasa yang nikmat pada segulung makanan yang berisi potongan kecil-kecil daging ayam, telur dan rebung. Mengingatnya, air liurku nyaris menetes bila tak buru-buru kuseka dengan ujung lidah. Meski siang tadi lidahku sudah mengecap lumpia, namun rasa lumpia yang berbeda di sini yang membuatku merindu.

laksamana cheng ho, diorama cheng ho, klenteng sam po kong

Diorama perjalanan Cheng Ho di Sam Po Kong

Tak ada tahun pasti kapan orang-orang Tionghoa mulai tinggal di Semarang. Ada yang mengira-ngira jauh sebelum 1000M, kaum petualang dari daratan Cina sudah menginjakkan kaki di sini. Yang pasti, catatan tentangnya mulai ramai disebut-sebut setelah jungkut-jungkut yang diturunkan dari armada Laksamana Cheng Ho berlabuh di Kali Semarang pada abad 15. Pada masa itu, juru tulis dari kerajaan Tiongkok yang menyertai perjalanan Cheng Ho memanglah rajin mencatat setiap jengkal tempat dan waktu yang mereka lintasi. Pada 1740 Semarang juga menjadi ramai didatangi para pengungsi Tionghoa ketika terjadi kekisruhan di Batavia. Mereka berduyun-duyun menyelamatkan diri dari Batavia yang bersimbah darah oleh amukan Adriaan Valckenier.

Ketika di satu daerah telah berkumpul beberapa orang sekampung, untuk mengeratkan tali persaudaraan, dibentuklah perkumpulan dan pertemuan demi pertemuan pun dijadwalkan untuk menjalin silaturahmi. Demikian halnya dengan warga Tionghoa yang mulai betah dan tinggal di sekitar bantaran Kali Semarang. Rasa Dharma adalah perkumpulan tertua Tionghoa Semarang yang masih berdiri hingga hari ini. Dibentuk di Gang Pinggir pada 1876 dengan nama Boen Hian Tong.

guzheng, alat musik tradisional cina, rasa dharma, perkumpulan tionghoa semarang

Guzheng

Dari Gang Lombok, malam mengantarkanku mampir sebentar ke Rasa Dharma menikmati secangkir wedang yang rasanya lucu sembari mendengarkan petikan guzheng, alat musik klasik dari Tiongkok. Saat denting dawai guzheng mulai meninggi, mendadak lampu mati. Gulita tak selalu menakutkan, ia mengajak imaji menari-nari mengingat masa-masa bersabar Kiang Cu Gee duduk bersendiri, mengail di tepi kali Weishu, menanti saat berjumpa Raja Wengwang. Damai itu dirasa, ketika hati lapang dan kita tahu bersyukur untuk setiap berkat yang dinikmati meski terang dan manis tak selalu menyertai.

Aku pun bersyukur ketika masih bisa mengudap dua potong Gandjelrel dan sebutir Bakpao yang kudapati tersaji di eCoffee, kedai kopi yang kumampiri usai dari Rasa Dharma. Tenang saja, ganjal rel ini tak akan merontokkan gigi. Ia terlalu lembut untuk itu. Ia terbuat dari tepung dan kawan-kawannya, bukan besi baja yang jadi bantalan rel kereta api. Nikmat ditemani secangkir kopi pahit.

gandjelrel, ganjal rel, kue khas semarang, kuliner semarang, pasar semawis

Gandjelrel

Malam semakin erat memeluk Semarang. Perutku mulai merengek-rengek manja. Ke Gang Warung langkah diayun, mencari sesuatu untuk menghiburnya. Di tempat ini pada akhir pekan dipadati warga sebagai tempat untuk bersua, mencuci mata, memanjakan lidah dan mencuci dompet. Sembari duduk-duduk mengitari meja-meja dan kursi-kursi yang ditata di depan bangunan-bangunan tua dengan aneka jajanan yang mencuri perhatian dan mengundang selera; berbincang dan mengunyah memanglah pilihan menyenangkan di Pasar Semawis.

Ketika satu perkumpulan mengagendakan kegiatan yang bermanfaat, tentulah akan membuat banyak hati senang. Pasar Semawis adalah keriaan pasar malam yang digelar di pecinan Semarang setiap Jumat – Minggu sebagai salah satu destinasi wisata yang digagas oleh Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) sejak 2004. Meski berada di pecinan tak berarti yang hadir di sana hanya kuliner khas Semarang yang lahir dari akulturasi budaya Tionghoa dengan Jawa. Di salah satu warung tenda, aku berbincang singkat dengan seorang anak muda yang asik mengipas-ngipas sate babi. Di belakangnya sebuah banner besar membuatku penasaran; Kedai Toraja Batak. Rupanya bapaknya orang Batak dan ibunya Toraja satu kampung pula dari Sangalla 😉. Bernostalgialah kami, meski dia tak banyak tahu tentang Toraja, kunikmati setusuk satenya yang enak.

kuliner semarang, pasar semawis, warung semawis, pecinan semarang

Nasi Ayam

Pasar Semawis, sebelum berpisah dengan malam, kuriangkan penyesap rasa dengan Bakcang Daging, Tahu Gimbal, Nasi Ayam, Pisang Plenet, Es Cong Lik dan Liang Teh yang dihidangkan dalam tradisi tuk panjang. Di Pecinan Semarang, hati senang melihat pluralisme dengan indahnya mewujud lewat akulturasi seni dan budaya. Tak sekadar terhidang di atas meja, tak pula hanya tampak di depan mata karena ia pun dirasa lewat toleransi dalam keseharian yang terjalin antar warga yang tinggal dan yang mampir untuk merasa, saleum [oli3ve].



Dreamville Hostel, Tempat Beristirahat Murah dan Nyaman di KL

$
0
0

Jelang pk 01.00 saat taksi yang kami tumpangi dari KLIA berhenti di pelataran parkir Jelatek Business Park. Kuala Lumpur bersiap menyambut pagi saat kami menyapanya hari itu. Namun, mata yang sudah lelah dan setengah tertidur, kembali menyala memandang tempat yang disediakan untuk beristirahat selama kurang lebih 6 (enam) jam transit. Niat awal untuk segera beristirahat sirna. Biru pupus pada dinding di ruang-ruang hostel telah menggodanya untuk berkeliaran di jelang pergantian hari. Biru yang selalu menenangkan hati.

dreamville hostel, dreamville hostel kuala lumpur, hostel murah di kuala lumpur

Dreamville Hostel, berada di lantai satu salah satu ruko. Menggapainya lewat anak tangga yang menyempil di antara deretan ruko. Pintu kaca yang bisa diakses dengan kunci pengaman khusus membatasinya dengan dunia luar. Keseluruhan ruangnya tak terlalu besar, tak juga sesak. Penataan ruang, pemilihan dan penempatan perabot serta perlengkapan rumah yang serasi, membuat diri nyaman dan lega untuk bergerak di dalamnya.

Di depan pintu masuk, sebuah meja setinggi dada dewasa sedang, menjadi penanda ruang penerimaan tamu. Di kiri dan kanannya, ada selasar tempat berderet 5 (lima) ruang tidur. Dreamville Hostel menyediakan 3 (tiga) dormitory masing-masing satu untuk laki-laki, satu untuk perempuan dan satu lagi bisa diisi perempuan dan laki-laki. Setiap ruang tidur bersama ini, diisi dengan 3 (tiga) ranjang susun dua serta loker. Jadi sekamar bisa diisi berenam. Karena ruang khusus untuk perempuan sudah penuh, saya tak keberatan untuk tidur di mix dormitory bersama Anazkia, Danan dan satu pejalan Rusia yang hingga kami hendak beranjak tidur, belum terlihat di hostel. Dua ruang tidur lagi berupa kamar private dengan 1 (satu) buah ranjang besar.

dreamville hostel, dreamville hostel kuala lumpur, hostel murah di kuala lumpur

dreamville hostel, dreamville hostel kuala lumpur, hostel murah di kuala lumpur

Di ujung kiri ada meja makan kecil, bila bukan waktu makan bisa dimanfaatkan sebagai meja kerja. Di kanan depan meja makan itu, ada ruang bersantai yang dilengkapi dengan sebuah sofa dengan meja kaca kecil untuk menikmati bacaan, mendengarkan musik atau menonton acara kesukaan. Di samping kirinya, ruang pantry untuk menyeduh teh/kopi dan membuat kudapan kecil (pengelola menyediakan teh/kopi, roti dan temannya serta sereal) untuk sarapan. Semua ruangan itu tak bersekat satu dengan yang lain. Di tengah selasar yang menghubungkan ruang-ruang itu dengan ruang tamu, diletakkan sebuah sofa kecil, dan sebuah meja kayu dengan sepasang kursinya untuk duduk-duduk sembari membaca atau berbincang berdua saja. Pada dindingnya, menggantung papan – papan kecil yang diisi dengan beragam informasi dari pesan-pesan pengelola hostel, salam-salam dari yang pernah mampir, info seputar perjalanan hingga destinasi wisata yang menarik. Selasar kanan menghubungkan ruang-ruang tidur dengan kamar mandi/toilet yang dipakai bersama serta ruang kecil untuk mencuci perkakas makan/minum.

Setelah meluruskan kaki sebentar, bukannya langsung masuk kamar; kami keluar hostel berjalan – jalan mencari kedai yang buka 24 jam. Niatnya mengantarkan Anazkia yang kelaparan karena belum makan, tapi Danan dan saya serta merta tergoda juga untuk makan malam (lagi). Jadilah kami memesan Char Kwetiau Basah dan Teh Tarik panas di salah satu kedai yang letaknya hanya beberapa langkah di samping hostel. Meski hari sudah berganti, masih ada beberapa pengunjung yang datang, duduk manis dan memesan minum sembari menikmati tayangan film lewat layar proyektor yang di pasang di luar kedai. Benar kata Uan, pemilik Dreamville Hostel, makanan yang tersaji di kedai ini memang recommended baik dari rasa maupun harganya. Char Kwetiau Basahnya enak sekali turun ke perut. Sempat terpikir membungkus seporsi untuk dinikmati saat sarapan di Dreamville tapi niat sekejap itu diurungkan, khawatir kwetiaunya mekar setelah beberapa jam hahaha.

dreamville hostel, dreamville hostel kuala lumpur, hostel murah di kuala lumpur, hostel dekat klcc

dreamville hostel, dreamville hostel kuala lumpur, hostel murah di kuala lumpur, hostel dekat klcc

Usai makan, dengan perut penuh (lagi) kami kembali ke Dreamville untuk beristirahat. Sampai di hostel, nggak langsung beristirahat juga. Karena kantuk sudah hilang, malah lanjut foto-foto. Pk 03.00 ketika mata akhirnya lelap di ranjang atas setelah membungkus diri dengan jaket dan selimut untuk menghindari paparan angin dari AC yang menampar-nampar langsung ke badan. Mau tukar ranjang sudah malas turun, pula setelah memerhatikan posisi AC di mix dormnya kurang bersahabat dengan penghuni ranjang bagian atas. Dua jam lelap, sebelum alarm yang diatur untuk bernyanyi pk 05.30; saya sudah bangun 30 menit lebih awal.

Dreamville Hostel
Jelatek Business Park
Jalan Jelatek 2, 54200 Kuala Lumpur, Selangor, Malaysia
Telp: +60 17-657 0699
Email: dreamvillehostel@gmail.com

dreamville hostel, dreamville hostel kuala lumpur, hostel murah di kuala lumpur, hostel dekat klcc

Tak susah untuk menggapai Dreamville Hostel dari KLIA. Jika mau berhemat, naiklah KLIA Express atau bus hingga KL Sentral lalu berganti dengan LRT Kelana Jaya dan turun di stasiun Setiawangsa.  Dari stasiun LRT, berjalanlah sedikit saja ke Jelatek 2. Jika malam itu kami menggunakan taksi, karena sudah larut pula bertiga jadi ongkos taksinya nggak ditanggung sendiri.

Dreamville Hostel tak pula jauh dari destinasi wisata andalan Kuala Lumpur seperti KLCC, Bukit Bintang, maupun destinasi lainnya di pusat kota. Jadi, usah khawatir untuk menjangkau tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Manfaatkan saja sarana transportasi publik yang menyenangkan selama berada di Kuala Lumpur, saleum [oli3ve].


Murah Meriah di Central Market, Kuala Lumpur

$
0
0

Pada 1888, semasa Yap Ah Loy menjadi Kapiten Cina di Kuala Lumpur; dirinya berinisiatif mendirikan sebuah pasar yang menyediakan dan menjual kebutuhan sehari-hari untuk warga lokal serta penambang timah yang berdatangan di kota yang baru dibuka masa itu. Waktu terus berjalan, Kuala Lumpur pun kian bertumbuh. Pemerintah Inggris yang masa itu mengatur tata kota, mulai membangun berbagai fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi warga dan pendatang di Kuala Lumpur dalam berkegiatan. Salah satunya, sarana transportasi publik; kereta api. Pasar di jantung kota itu terancam dibongkar untuk dijadikan stasiun, namun ia masih terselamatkan.

Central Market KL, Kasturi Walk Central Market, Tempat Belanja Oleh-oleh di KL, Belanja di Central Market

Ketika bangunan-bangunan menjulang mulai bermunculan pada 1980 di kota yang berdiri di pertemuan Gombak dan Klang, kembali bangunan pasar yang dirancang oleh RH Steed itu diombang-ambing isu pembongkaran. Warga yang mencintai keberadaannya pun gelisah. Kegelisahan yang menggerakkan The Malaysian Heritage Society melancarkan petisi untuk mempertahankan gedung pasar mengingat jejak sejarah dan keunikan arsitektur bangunannya. Tak sekadar mengajukan tuntutan, mereka pun bersedia untuk membuatkan program yang menarik pengunjung dan menghidupkan keriaan kota.

Lebih tiga puluh tahun setelah dipugar, di satu siang yang terik, saya mampir ke Central Market. Ini kali kedua saya singgah mencari ruang sejuk di dalam gedung berwarna putih + biru muda dengan angka 1888 terpampang jelas pada fasadnya. Pasar satu ini memanglah berbeda, ruangannya dilengkapi dengan pendingin sehingga tak membuat keringat berjatuhan saat berjam-jam dihabiskan berkeliling di dalamnya. Tak perlu pula takut berbecek-becek karena lantainya dialasi dengan ubin bercorak yang cantik.

Central Market KL, Kasturi Walk Central Market, Tempat Belanja Oleh-oleh di KL, Belanja di Central Market

Bila tak salah mengingat, ada 4 (empat) lorong berbeda dilihat dari ragam barang yang dipajang di Pasar Seni (sebutan dalam bahasa setempat untuk Central Market), diberi nama sesuai dengan nama 3 (tiga) rumpun besar yang ada di Malaysia: Lorong Cina, Lorong India, Lorong Melayu, dan Lorong Kelapa. Jadi bila ingin mencari pernak-pernik dari Cina jangan pergi ke Lorong India, tapi melangkahlah ke lorong Cina. Demikian juga bila ingin membeli kain sari, jangan bergegas ke Lorong Melayu karena barang itu adanya di Little India, di gerai-gerai yang ada di lorong sisi depan.

Lima kegiatan menarik dan menyenangkan yang bisa kamu lakukan selama di Central Market:

Hunting Oleh-oleh
Kalau kamu tipe pejalan yang senang membawakan buah tangan untuk mereka yang tak turut berjalan bersamamu, Central Market adalah tempat yang tepat untuk mencari oleh-oleh yang tak mengoyak dompet. Beragam pernak-pernik dari gantungan kunci, magnet kulkas, hingga benda seni dalam ukuran besar seperti lukisan, ukiran, patung dan sebagainya bisa kamu dapatkan dengan harga yang bersahabat.

Central Market KL, Kasturi Walk Central Market, Tempat Belanja Oleh-oleh di KL, Belanja di Central Market

Cuci Mata dan Mencari Inspirasi
Central Market adalah tempat yang menyenangkan untuk cuci mata. Meski tak ada keinginan untuk berbelanja, susuri saja setiap lorong yang ada. Keunikan dan keindahan barang-barang yang dipajang di sana tentulah menyegarkan untuk dipandang. Syukur-syukur bisa menyegarkan otak yang mumet dan menginspirasi untuk melahirkan karya seni. Bila kaki pegal, kamu bisa duduk-duduk di kedai yang ada sembari nyemal-nyemil dan menikmati secangkir teh tarik atau kopi.

Memuaskan Lidah dan Perut
Kalau perut keroncongan, di lantai mezzanine ada food court untuk me-recharge energi sebelum kembali berkeliling. Mau makan berat atau sekadar membasahi kerongkongan, tinggal pilih mau duduk di mana. Pula ada Old Town White Coffee dan Precious Old China Resto & Bar bila ingin mendapatkan suasana yang berbeda.

Central Market KL, Kasturi Walk Central Market, Tempat Belanja Oleh-oleh di KL, Belanja di Central Market

Jalan-jalan di Kasturi Walk
Di samping Central Market ada sebuah jalan kecil sepanjang 100 meter yang ramai dengan penjaja makanan/minuman dari gorengan hingga dimsum, penjual souvenir termasuk yang berjualan aksesoris HP, kaos, kaca mata cengdem pun resto cepat saji bisa dijumpai di ruko-ruko di kanan jalan. Kasturi Walk mulai dibuka pada 2011 sebagai pelangkap wisata Central Market, tempat jajan yang murah meriah. Selintas bila memasuki gerbangnya yang ditandai dengan wau (= layang-layang) raksasa, mengingatkan pada Pasar Baru Jakarta. Yang membedakan, di sini lebih rapi dan jalannya nggak becek dan hanya lalu lalang manusia yang boleh lewat. Kalau keringat mulai mengucur, carilah adem di dalam Central Market.

Membuat Karikatur dan Belajar Membatik di Annex Gallery
Jika berjalan lurus-lurus ke bagian belakang pasar, di pintu keluar, akan kamu jumpai Annex Gallery. Di situ ada gerai-gerai yang juga berfungsi sebagai galeri untuk memajang karya para pekerja seni Malaysia. Di galeri-galeri itu, pengunjung dapat memesan karikatur diri ataupun belajar membatik. Lha, apa bedanya dengan membuat karikatur di Kota Tua, Blok M atau di Pasar Baru? Jelas beda donk, karikaturmu buatan luar negeri! Trus, jauh-jauh ke Malaysia koq belajar membatik? Yaa, siapa tahu, kamu nggak sempat belajar di Indonesia dan mau belajar di luar, beda rasanya kan, kaaaan?

Central Market KL, Kasturi Walk Central Market, Tempat Belanja Oleh-oleh di KL, Belanja di Central Market

Menikmati Pentas Seni dan Budaya
Kala kaki sudah lelah berkeliling namun masih belum ingin bergegas dari Central Market, di luar gedung ada panggung terbuka yang biasanya ramai pada petang hari menyajikan pentas seni dan budaya. Kemarin saat ke sana, saya menyempatkan menikmati sajian musik etnik Dayak di acara Borneo Festival.

Pasar becek yang dulu pernah ada, kini tinggal kenangan. Ia telah berdandan menjadi tempat untuk mencari ragam karya seni untuk buah tangan atau untuk dijadikan koleksi sendiri. Hari ini, Central Market adalah salah satu ikon wisata Malaysia yang tak boleh dilewatkan bila bertandang ke Kuala Lumpur. Saya pun menemukan kesenangan tersendiri kala mengunjungi Central Market. Saya senang memerhatikan lalu lalang para pengunjung dan lakunya dalam berbelanja sembari menikmati sebotol dua botol Pop The Soda yang diraup di salah satu kedai di Annex  Gallery. Oh, dan tentu saja, tak lupa jajan kue kesenangan, kue putu di Kasturi Walk, saleum [oli3ve].


Cupping Aroma Kopi Temanggung

$
0
0

Senja mulai turun di kota tua Jakarta ketika lelaki itu memutuskan untuk mengendus-endus serbuk hitam di dalam gelas yang ditata melingkar di atas meja. Dari gelas pertama, ia beralih ke gelas kedua, ketiga hingga 7 (tujuh) gelas yang diberi label A-G itu usai diendusnya. Dia menggerak-gerakkan pucuk hidungnya, sebelum kembali pada gelas yang membuatnya penasaran untuk diendus lebih dalam. Melihatnya asik menghirup aroma dari dalam gelas, saya yang tadinya enggan bergerak dari bangku, tergoda untuk mengendus juga. Ya kali aja, bisa buat pengganti ngelem #eeh.

cupping coffee, coffee cupping, cupping, uji kualitas kopi, tester kopi

Siapa yang sudah pernah cupping?

Matanya berkeliling memperhatikan satu per satu manusia yang berdiri mengelilingi meja tempat gelas-gelas berisi serbuk hitam yang diendusnya tadi diletakkan. Melihat ada beberapa yang hadir masih asing dengan istilah yang dilontarkan, dirinya lanjut menjelaskan istilah yang baru saja diucapkannya.

Cupping (ada yang menyebutnya cup testing) adalah salah satu cara untuk menguji kualitas kopi sebelum dibeli dan disajikan kepada penikmat kopi. Sebagai penggembira ngopi, lidah saya terlanjur setia pada arabica sehingga bila ingin menikmati kopi, pilihannya tak pernah jauh dari si arab .. eh arabica Aceh dan Toraja. Dan meski bukan penikmat kopi sejati, saya pikir, menarik juga mengetahui teknik dasar mengakrabkan diri dengan si hitam lewat penciuman. Bukankah ciuman bisa membuat hubungan semakin mesra?:)

Lelaki yang bertanya tadi, Heri Setiadi, pemilik Coffee La Tazza dan Kopi Aroma Nusantara. Sebelum mempersilakan hidung-hidung kami mengendus-endus gelas yang bertebaran di atas meja, dia memberikan sedikit arahan. Katanya, kopi itu dapat diakrabi dari aromanya yang berbeda-beda. Bagi yang awam, semua bubuk kopi aromanya hampir serupa. Tapi lewat cupping, akan terasa perbedaan sifatnya. Wanginya seperti apa, seberapa kadar asamnya, maniskah dia, serta bagaimana sensasi rasa yang ditimbulkannya? Semua sifat itu akan dipengaruhi oleh asal (tempat tumbuh) hingga proses penyangraian si kopi. Perlu diketahui dan dicatat baik-baik, kopi yang hendak di-cupping adalah kopi yang masih berwujud biji bukan bubuk kopi.

cupping coffee, coffee cupping, cupping, uji kualitas kopi, tester kopi

Apa saja yang dilakukan saat cupping?

01 Mengenali Aroma Bubuk Kopi
Biji kopi yang sudah disangrai, digiling dan dituang secukupnya ke dalam wadah berupa cangkir atau gelas. Lalu, gunakan hidung untuk menghirup wangi yang menguar dari dalam gelas.

02 Mengenali Aroma Uap Kopi
Setelah langkah pertama di atas selesai, bubuk kopi diseduh dengan air panas. Heri mengingatkan untuk tidak latah menyesap kopinya, karena ia diseduh untuk dihirup uapnya saja. Caranya, sibak ampas kopi yang melayang di atas gelas ke pinggir lalu hirup perlahan aroma yang dihembuskannya. Hmmm … perbedaan aroma semakin terasa antara gelas yang satu dengan yang lain. Ada wangi buah, bunga, bahkan rempah dan bau tanah.

03 Merasakan Keasaman dan Cita Rasa Kopi
Masing-masing cupper memegang satu cup kosong serta sendok. Heri memberikan contoh, untuk menyesap sesendok kopi dan menyesapnya dengan mengeluarkan bunyi. Sebelum menyendok kopi, singkirkan dahulu ampas yang masih melayang di gelas. Karena terbiasa minum tanpa suara, saat menyesap dari sendok saya selalu lupa untuk menyeruputnya dengan suara sluurrpppp. Sebelum sendok dicelup ke gelas berikutnya, Heri mengingatkan untuk mencelupkan dahulu sendoknya ke dalam air putih untuk membersihkan rasa kopi dari gelas sebelumnya yang menempel pada sendok.

cupping coffee, coffee cupping, cupping, uji kualitas kopi, tester kopi

Jika masih penasaran dengan paduan rasa yang dihasilkan, nggak apa-apa koq diulang lagi sesendok demi sesendok. Saat diseruput, kopi boleh ditelan boleh juga dilepeh ke dalam cup kosong. Dan kalau mulut mulai terasa pahit asam nano-nano, minumlah air putih untuk menetralisir mulut sebelum melanjutkan icip-icip kopinya.

04 Menyesap Kopi
Langkah terakhir, menyesap kopi yang sudah diseduh untuk merasakan sensasi rasa kopi yang turun ke kerongkongan.

Dari hasil cupping, ternyata hidung dan lidah saya memanglah lidah yang setia pada arabica. Ia lebih senang dengan aroma serta rasa yang tertuang dalam gelas Luwak Arabica Prau. Sedang pada enam kopi lainnya yang dicupping Arabica Sumbing, Arabica Sindoro, Arabica Prau, Robusta Pringsurat, Robusta Candiroto dan Excelsa Pringsurat, ia tak terlalu antusias.

Tak terasa dua jam di kedai Aroma Nusantara, Kota Tua Jakarta, bisa menambah pengetahuan tentang kopi meski tetap saja sampai di rumah, si lidah mintanya sanger lagi, sanger lagi! hahaha .. saleum [oli3ve].


Rini, Gadis Melayu dan Kembang

$
0
0

Kartu pers!”

Lelaki berseragam yang duduk di depan pintu menahan langkah yang siap diayun melewati pintu kaca di samping kanannya. Ah, lelaki kurus dengan bedil dibiarkan menggantung di pundak itu buang muka saat kutunjukkan selembar undangan elektronik lewat gawai.

 “Pokoknya nggak bisa mbak, harus ada ID pers atau telpon aja yang kasih undangan suruh jemput di pintu,” katanya memberi penjelasan dengan penekanan pada kata ID dan PERS, mukanya menoleh ke temannya yang berbatik. Ketika ditawarkan kartu nama, lelaki itu tak mau tahu. Harus mengenakan kartu yang dikeluarkan tempat mengabdi dengan tulisan pers yang mencolok, dan dikalungkan di leher. Kekeukeuhan si bapak membuatku berpikir untuk membuat gantungan pengenal bertuliskan pers kuburan:)

Dua jurnalis berkaos polo dengan logo sebuah kantor berita terpampang di dada yang datang menenteng tripod disapanya dengan ramah,”Lhoo … tadi bukannya sudah ke sini sama bapak (maksudnya pak presiden)“?”
Iya pak, balik liputan ke istana bentar belum sempat mengambil gambar di sini.

Beruntung tak perlu menunggu hingga belasan purnama tersengat matahari yang jatuh di depan pintu. Eyang Dipa yang bergegas dengan Kyai Gentayu menjemputku di beranda. Kulihat matanya berkobar, meski sedang tergesa, tak lupa ditunjukkannya arah ke mana kaki harus melangkah. Kubalikkan badan ke depan pintu dan mendapati potret dirinya tergantung di dinding kanan pintu masuk. Di dinding kiri berjejer Ibu Tini, Pak Dirman dan Pak Tjokro.

goresan juang kemerdekaan, pameran koleksi benda seni istana, lukisan istana kepresidenan, pameran lukisan istana kepresidenan

Lima lukisan tokoh pelopor perjuangan kemerdekaan Indonesia karya para maestro seni lukis itu menyambut langkah setiap pengunjung yang datang ke pameran 17|71: Goresan Juang Kemerdekaan. Tentu, penyambut utamanya adalah Eyang Dipa eeh … Pangeran Diponegoro Memimpin Perang, lukisan yang dikerjakan oleh Basoeki Abdullah saat berlangsungnya Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada 1949. Empat lukisan lain di beranda itu, ada Potret Pangeran Diponegoro hasil sapuan kuas Sudjono Abdullah, kakak Basoeki Abdullah dan Potret RA Kartini yang dilukis oleh Trubus Sudarsono di Gedung Agung Yogyakarta pada 1946/1947. Di samping Kartini, berdiri Jenderal Sudirman yang dilukis di atas triplek oleh Gambiranom Suhardi dan H.O.S. Tjokroaminoto hasil karya Affandi.

Kelima lukisan di atas adalah bagian dari 28 lukisan koleksi istana kepresidenan RI karya 21 pelukis yang dipamerkan untuk publik sepanjang Agustus ini di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Lukisan-lukisan tersebut dipajang dalam 3 kelompok besar: perjuangan bangsa di mata para maestro seni Indonesia, saksi senyap proklamasi berupa sebuah lukisan reproduksi karya Henk Ngantung, dan hasil-hasil kemerdekaan.

Dulu, semasa Soekarno menjadi presiden, dirinya yang pecinta seni dan pelukis (termasuk seni mencintai dan melukis[kan] wanita) tak pernah lelah mengumpulkan ragam benda seni untuk dipajang di 5 (lima) istana kepresidenan; entah itu di Bogor, Cipanas, Merdeka, Yogyakarta dan Tampak Siring, Bali. Pernah nggak membayangkan dan mengira-ngira berapa besar nilai benda–benda seni koleksi istana kepresidenan RI yang jumlahnya ribuan itu?

Di ruang tengah kembali kujumpai lukisan Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro. Setiap pameran di sini, lukisan itu selalu digantung di ruang yang sama. Yang membedakan, kali ini dia dipajang menghadap ke dalam bukan ke arah pintu masuk. Hmm .. tahu berapa harga lukisan yang dibuat pada 1857 di Belanda ini? Lukisan yang sebelumnya diberikan kepada Ratu Victoria dan diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada 1978 ini, menurut Mas Mikke Susanto, kurator pameran 17|71; pada 2010 aja ditaksir oleh Departemen Keuangan sebesar 48 milyaaaaar saja.

goresan juang kemerdekaan, pameran koleksi benda seni istana, lukisan istana kepresidenan, pameran lukisan istana kepresidenan

Melangkah ke dalam ruang kenusantaraan yang memajang karya lukis yang menunjukkan masa kemerdekaan, terpajang beberapa karya pelukis dari luar. Salah satunya, Empat Gadis Bali dengan Sajen karya antropolog Meksiko, Miguel Covarrubias; membuat Bali mulai dikenal sebagai destinasi wisata pada 1930an. Selain lukisan ada pula foto-foto serta buku koleksi benda-benda seni era 1956 – 1965 yang dibubuhi tanda tangan Soekarno. Foto-foto tersebut dipajang di dua ruang yang berbeda, sedang buku-buku ditempatkan dalam etalase kaca.

Ada 3 (tiga) lukisan perempuan yang menarik di pameran ini. Gadis Melayu dengan Bunga karya maestro lukis dunia dari Meksiko, Diego Rivera. Lukisan langka dan sangat dirindukan untuk dibawa pulang ke Meksiko ini sebagai bukti kelihaian Soekarno merayu. Entah kata apa yang disenandungkanya hingga Lopez, presiden Meksiko kala itu merelakannya dibawa ke Indonesia. Yang kedua adalah karya S. Sudjono, Di Depan Kelambu Terbuka. Ia melukiskan Adhesi, seorang perempuan dari kelas bawah, teman hidup sang pelukis; terduduk di atas dipan dengan kelambu yang terbuka. Yang terakhir adalah perempuan misterius bernama Rini yang dilukis oleh Soekarno semasa berlibur di Bali pada akhir Nopember1958. Sampai hari ini, tak ada yang tahu siapakah gerangan Rini yang telah menggerakkan hati dan tangan Soekarno untuk melukiskkannya di atas canvas yang ditinggalkan Dullah, pelukis istana masa itu.

Nah, bila ingin berkunjung ke pameran 17|71, kubagi sedikit tip agar kamu nyaman berkunjung:

  • Pameran ini GRATIS, jadi tak perlu pusing dengan HTM
  • Registrasi pakai Bek-ID. Penyelenggara membatasi maksimal 130 pengunjung per 2 (dua) jam yang dibagi dalam 2 (dua) kloter masing-masing jam. Menghindari berdesakan di tempat registrasi saat datang, sebaiknya daftarkan kedatanganmu lewat Bek-ID. Aplikasinya diunduh dulu lewat GooglePlay Store ke gawai kamu. Dengan Bek-ID, kamu bebas menentukan tanggal dan jam berapa hendak berkunjung serta berberapa orang, dengan melihat kuota yang tersedia per jam kunjungan.

goresan juang kemerdekaan, pameran koleksi benda seni istana, lukisan istana kepresidenan, pameran lukisan istana kepresidenan, bekraf, bek-id

goresan juang kemerdekaan, pameran koleksi benda seni istana, lukisan istana kepresidenan, pameran lukisan istana kepresidenan, bekraf, bek-id

  • Nggak usah bawa tongsis, ntar pasti nggak dibolehin juga sama petugas untuk foto ala-ala.

Keluar dari ruang pameran, kulupakan lelaki berseragam di depan pintu yang telah membuka daun pintu lebar-lebar kepada pengunjung lain tanpa mengajukan tanya seperti kepadaku. Memanglah setelah di dalam pengunjung akan merasa nyaman dan santai untuk melihat-lihat, tak ada kesan penjagaan super ketat. Tapi sesuai pesan mas Mikke saat ngariung di ruang tengah,”hati-hati saja, di sini banyak mata-matanya!” Ya terang saja, nilai benda yang ada di ruang pamer itu kan tak terhingga. Saleum [oli3ve].


GRATIS Keliling Jakarta Bareng Mpok Siti

$
0
0

Akhir pekan kemarin saya bersua seorang kawan pejalan yang sedang berada di Jakarta. Dia bercerita senang sekali mengunjungi Mini Indonesia (Taman Mini Indonesia/TMII) meski hanya berlama-lama di Museum Indonesia dan anjungan Toraja. Dua tempat itu dipilihnya karena bingung mau mendatangi museum mana saja dari puluhan museum di TMII. Agar berasa keliling Indonesia, dia pun masuk ke Museum Indonesia. Tentang anjungan Toraja, dia punya alasan khusus. Mengobati rasa penasaran karena beberapa hari sebelumnya dirinya diundang ngetrip di Indonesia dengan Makassar sebagai salah satu destinasi yang didatangi. Dirinya heran kenapa di perjalanan itu, Toraja tak dimasukkan dalam destinasi wisata yang dituju.

Mpok Siti, Jakarta City Tour, Free bus Jakarta city tour, keliling jakarta gratis, tourist double decker bus, jakarta double decketer tour bus

Mpok Siti

Selama di Jakarta, kawan ini mengandalkan commuter line sebagai moda transportasi murah meriah untuk berjalan-jalan. Tapi ketika dia bercerita berapa biaya yang dikeluarkannya setiap kali bepergian; saya bilang, itu tidak murah! Satu contoh, untuk pergi ke Kota Tua Jakarta, dari tempatnya menginap di Jalan Jaksa, dirinya menumpang ojek ke stasiun Gondangdia. Sekali naik ojek, dia digetok harga oleh tukang ojek min. Rp 25,000. Bahkan katanya, pernah dari Gondangdia ke penginapan dia harus membayar Rp 50,000. Wowww!! 10 kali lipat saja dari tarif ojek online!!

Jadilah, sebagai pejalan yang senang menggunakan transportasi publik, di hari kami bersua, saya mengajaknya berjalan-jalan murah bahkan GRATIS di Jakarta.

Waktu saya tak banyak, hanya bisa menemani berjalan setengah hari saja. Agak repot juga untuk menentukan destinasi menyenangkan yang bisa dinikmati dalam waktu yang singkat itu. Karena dia sangat ingin ke Gereja Katedral Jakarta, maka tujuan pertama kami mengunjungi salah satu ikon bersejarah Jakarta itu. Sayang, di Sabtu, museumnya tutup. Museum hanya buka pada Senin, Rabu, Jumat pada pk 10.00 – 12.00, dan di Minggu tertentu. Tak apa, dia puas akhirnya bisa menikmati bangunan neo gothic rancangan MJ. Hulswit yang dibangun pada awal 1900 itu. Kebetulan sekali, hari itu ada sakramen pernikahan jadi dapat bonus suasana sakral ibadahnya.

Mpok Siti, Jakarta City Tour, Free bus Jakarta city tour, keliling jakarta gratis, tourist double decker bus

Halte Mpok Siti

Dari katedral, saya mengajaknya menyeberang ke halte Masjid Istiqlal agar bisa ikut Mpok Siti ke Kota Tua. Sehari sebelumnya dia sudah berputar-putar di Kota Tua, sempat mengajukan protes ketika diajak lagi ke sana. Setelah cek ricek tempat yang ditawarkan tak ada di dalam daftar kunjungannya kemarin, dia pun pasrah.

Mpok Siti, nama bus wisata tingkat untuk keliling kota menikmati Jakarta. Perjalanan kami menjadi serba kebetulan. Satu tambahan kebetulan lagi, bus yang berada di antrian pertama di halte Istiqlal adalah bus kuning yang sangat ingin saya naiki. Kenapa harus yang kuning? Karena kalau mudik ke kampung saya, naik bus jenis ini bayarnya min Rp 200,000 saja hahaha.

Melihat bus agak sepi, kami memilih duduk di dek atas. Sasarannya sih bangku paling depan agar dapat pemandangan yang luas. Eh, dasar jodoh, jalan ke satu perhentian, empat penumpang yang tadinya duduk di situ turun. Kami pun bergesar ke depan. Begitu duduk, sang kawan terheran-heran ketika dia ingin mengganti uang tiket bus dan saya bilang,”GRATIS koq.”

Bila kamu keliling kota bareng Mpok Siti harus memiliki banyak sabar. Sabar untuk mengantri di halte terutama akhir pekan (apalagi Minggu), dan di jam-jam pekerja kantoran di sekitar Monas pulang kantor. Saya pernah antri di halte Museum Nasional selama 2 (dua) jam saja karena yang ikut antri menunggu dijemput Mpok Siti di sana sebagian besar adalah orang kantoran. Mpok Siti tidak akan mengangkut penumpang sampai berjubel dan berdiri di dalam bus. Bila bangku yang tersedia sudah penuh, silakan tunggu bus berikutnya. Nah, orang-orang kantoran ini rupanya memanfaatkan fasilitas GRATIS Mpok Siti untuk pulang ke rumah mereka di kawasan kota. Padahal, kalau naik TransJakarta (TJ) kan juga cuma bayar Rp 3,500, bukan?!

Kalau kamu ikut jalan-jalan dengan Mpok Siti, harus siap-siap mengeluarkan tabungan kesabaran. Pertama, bila tetap ingin keliling kota GRATIS harus sabar mengantri di halte. Kedua, karena jalur yang dilalui oleh Mpok Siti adalah jalur biasa bukan jalur TJ, bersiaplah untuk menikmati kemacetan pada jam-jam tertentu di titik-titik tertentu. Tapi usah khawatir, di dalam bus adem dan bersih jadi nggak membuat ingin terburu-buru turun. Pula, Mpok Siti nggak mau berhenti di sebarang tempat. Dia hanya akan berhenti, menurunkan dan menaikkan penumpang di tempat perhentian bus tertentu yang memiliki penanda bergambar bus tingkat dengan tulisan CITY TOUR. Di Kota Tua, kami turun di halte Museum Bank Indonesia.

Rute perjalanan Mpok Siti dibagi 2 (dua) Bundaran HI – Kota Tua – Pasar Baru dan Bundaran Senayan – Pasar Baru. Jadi sebelum naik, pastikan tak salah bus. Mpok Siti juga punya jam kerja, Senin – Sabtu, Mpok Siti akan turun ke jalan pk 09.00 – 20.00. Sedang di Minggu, karena ada kegiatan Car Free Day, Mpok Siti keluar rumah lebih siang pk 12.00 – 20.00.

Satu kekurangan Mpok Siti dibanding dengan Surabaya Heritage Track (SHT) bus wisata gratis keliling kota Surabaya yang dikelola oleh House of Sampoerna adalah tak ada pemandu di dalam bus yang dapat memberikan informasi tempat-tempat ikonik Jakarta yang dilalui. Konon, tak ada biaya untuk itu sehingga dihilangkan setelah beberapa bulan sempat ada pada awal Mpok Siti diperkenalkan ke publik. Kalau mau kreatif sih, direkam saja informasi singkat tempatnya, nanti tinggal diputar menjelang Mpok Siti sampai di tempat itu. Tentang SHT, akan saya bahas di lain kesempatan 😉

Usai berwisata di Kota Tua Jakarta, saya mengajak sang kawan pulang dengan menumpang TJ. Saya katakan padanya, dengan hanya membayar Rp 3,500, kamu bisa puas-puasin keliling Jakarta bahkan sampai Bekasi! Kuat-kuatan aja di jalan, berganti bus di halte pertukaran bila memang rutenya berbeda-beda.

Mpok Siti, Jakarta City Tour, Free bus Jakarta city tour, keliling jakarta gratis, tourist double decker bus

Saingan di jam pulang kerja

Sepanjang perjalanan singkat kemarin dirinya tak henti bertanya, kenapa tak ada yang menyinggung dan memberitahu padanya tentang wisata murah dan GRATIS ini? Menurutnya, beberapa informasi yang dibacanya tentang wisata Jakarta, tak ada yang mengulas bisa naik bus wisata gratis di Jakarta. Benarkah demikian? Ah, saya masih berpikir positif mungkin dirinya mencari informasi dengan kata kunci yang berbeda sehingga informasi tentang Mpok Siti tak muncul. Lagi pula, sebagian besar informasi yang didapat diulas dalam bahasa Indonesia sehingga susah dimengerti bagi pejalan yang tak paham bahasa Indonesia. Sebelum berpisah, dia bertekad menulis panduan wisata Jakarta dengan transportasi publik dan menyarankan kepada pejalan agar tak segan untuk bertanya pada penduduk lokal. Tambahan nih buat nyak babe, abang mpok, ncang ncing; kudu tahu juga yeeee informasi wisata kampung sendiri. Jangan sampe kagak bisa bantu jawab atau malah salah ngasih informasi. Jadilah duta wisata yang baek.

Di halte Sarinah kami berhenti. Untuk kembali ke penginapan sang kawan memilih naik ojek. Saya pesankan ojek lewat aplikasi online. Matanya melotot mendengar ongkos yang harus dibayarnya. Bukan karena tarifnya mencekik leher, tapi tarifnya jauuuh dari tarif ojek yang selama ini dibayarnya. Hanya Rp 5,000 saja. Yaaa, kalau ada yang lebih murah dengan tarif bersahabat, tak usah khawatir kena harga getok serta tak perlu repot tarik urat leher bukan? saleum [oli3ve].


HoHo … Ketinggalan di Istana Negara

$
0
0

Tengah hari yang menyengat ketika bus Hop on Hop off aka HoHo yang kami tumpangi berhenti di pelataran parkir Istana Negara Kuala Lumpur. Ia berdiri di samping toilet umum, tepat di sebelah pintu bilik tandas untuk lelaki. Penumpang diberi masa selama 10 menit untuk turun melihat-lihat sebelum bus beranjak ke destinasi berikutnya. Yang sudah menahan pipis sedari tadi, bergegas ke toilet. Sedang yang enggan berpanas-panas, hanya memindahkan pantat dari ruang dek terbuka di lantai atas ke dalam ruang yang tertutup. Sisanya, turun dari bus hanya untuk meluruskan kaki.

Hop on hop off Kuala Lumpur, Hoho Kuala Lumpur, bus wisata di Malaysia, double decker tour bus Kuala Lumpur, Istana Negara Kuala Lumpur

Gambarnya Emak Gaoel Winda Krisnadefa

Saya, satu dari beberapa ekor penumpang yang memanfaatkan 10 menit turun dari bus, berlari meniti tangga ke pelataran istana, dan melangkah panjang-panjang mendekati gerbang yang kiri kanannya dijaga oleh dua pasang penjaga. Mereka masing-masing menempati pos di samping pintu gerbang. Dua orang berseragam merah, duduk di atas kuda. Sedang dua lagi berseragam putih berdiri saja di dalam posnya. Istana, sebagaimana di negara lain adalah tempat tinggal resmi pemimpin negara.

Awalnya, Istana Negara Malaysia adalah rumah pengusaha Tiongkok, Chan Wing. Semasa pendudukan Jepang, dijadikan sebagai mess petinggi-petinggi Jepang. Setelah Jepang angkat kaki dari Malaysia, tempat ini diambil alih pemerintah Negeri Selangor sebagai tempat tinggal Sultan Selangor. Pada 1957 setelah kemerdekaan Malaysia, ia menjadi kediaman resmi pemimpin Malaysia, Yang di Pertuan Agong.

Hop on hop off Kuala Lumpur, Hoho Kuala Lumpur, bus wisata di Malaysia, double decker tour bus Kuala Lumpur, Istana Negara Kuala Lumpur

Perhentian 1 : tempat turun naik HoHo di depan MaTIC

Chan Wing dan kakaknya, Loong, menjejak di Selangor semasa Yap Ah Loy menjadi Kapiten Cina di Kuala Lumpur. Usianya 14 tahun kala itu. Seperti sebagian besar pendatang dari Tiongkok, Chan Wing datang ke Malaysia untuk mengubah nasibnya. Tak tahan dengan kerasnya keseharian di pelombongan, setahun setelah bekerja di tambang timah di Sungai Besi; Loong memilih untuk pulang kampung.  Sedang Chan Wing tetap tinggal dengan berganti-ganti pekerjaan. Sepuluh tahun setelah kedatangannya ke Malaysia, pada 1897, Chan Wing berkongsi dengan empat kawannya San Ah Weng, Liew Weng Chee, Chew Kam Chuan, dan Cheong Yoke Choy membuka tambang sendiri dengan bendera Chan Wing and Co. Kawasan tambangnya yang diberi nama Hong Fatt Tin Mine, berkembang dengan pesat, dia pun menjadi seorang yang sangat kaya.

Pada 1928 Chan Wing membangun The Big House dibantu konsultan bangunan dari Singapura, Swan & McLaren. Setelah selesai dalam kurun waktu hampir 2 tahun, rumah besar itu kemudian ditempatinya beramai-ramai dengan 8 istri dan 26 anak mereka.

Hop on hop off Kuala Lumpur, Hoho Kuala Lumpur, bus wisata di Malaysia, double decker tour bus Kuala Lumpur, Istana Negara Kuala Lumpur

Ada yang hilang dari bus ini😉

Sebenarnya, waktu 10 menit terlalu singkat untuk menikmati keindahan istana meski hanya memandangnya dari balik gerbang yang tinggi. Belum lagi mesti sabar menunggu rombongan turis India yang riuh mengatur posisi berfoto. Yang satu ingin berfoto dengan penjaga gerbang, satunya ingin memegang gerbang. Mereka berlomba menyorongkan handphone kepada teman satu rombongan.

Saya tak tahu, apakah karena cerita sejarahya, tak lama setelah turis India itu beranjak, pelataran istana dipenuhi oleh turis Tiongkok yang sebagian besar perempuan. Mereka mendengung seperti pasukan lebah yang mendadak sudah berjejer di depan gerbang. Alamaaaaak, kapan saya bisa punya kesempatan untuk memotret sekali saja tanpa mereka berseliweran di depan mata? 8 menit dari waktu turun dari HoHo, saya memutuskan untuk kembali ke tempat bus berdiri.

Permisiii …. souwiiii … numpang lewat …exkius miiiii …!”

Ternyata rombongan India itu sebagian masih umpel-umpelan di dekat tangga turun. Menutup jalan, menghalangi untuk melangkah. Satu menit sebelum tenggat waktu habis, saya mengerem mendadak  di belakang seorang lelaki India tepat di ujung tangga. Aca .. acaaa, ketumbar jahe … tangan terangkat, melambai-lambai pada HoHo yang berjalan santai meninggalkan pelataran parkir. Lambaian tangan yang tak bersambut, hanya menepis udara saja. Mungkin orang-orang di bus itu berpikir, saya hanya dadah-dadah melepas mereka plesiran,”Selamat jalan-jalan, jumpa lagiiii ;)”

Keringat menderas, tak lagi berbentuk butiran. Banjir bandang dari wajah, meleleh di badan. Di pelataran Istana Negara yang tak seramah pelataran Istana Merdeka apalagi Istana Bogor, saya bertanya dalam hati,”sooo, nak buat apa ni sekarang?” Tak tampak tempat untuk berteduh selain ‘ngadem di toilet. Itu pun tak terlalu adem, ada aroma-aroma khusus yang bertebaran di sana. Tapi saya tetap melangkah ke toilet, siapa tahu setelah pipis HoHonya mundur lagi. Kamu tahu apa yang saya temui sekeluar dari ruang buang hajat itu? Pelataran parkir sepiiiiiiii. Saya tengok pelataran istana pun sepiiiiiiii. Aaaah, kemana semua orang-orang yang tadi masih berpanasan di sana? Kemana dua bus pariwisata yang tadi berdiri di samping toilet?

Hop on hop off Kuala Lumpur, Hoho Kuala Lumpur, bus wisata di Malaysia, double decker tour bus Kuala Lumpur, Istana Negara Kuala Lumpur

Saya kembali melangkah ke pelataran istana, menjumpai penjaga berseragam merah yang tak tersenyum sedikit pun meski kudanya sebentar-sebentar meringis mempertontonkan giginya. Maju mundur kakinya, pegal berdiri seharian di sana. Karena terbiasa tersambung ke jaringan nirkabel, saya tak bisa berkirim pesan dan memberitahu saya masih di depan istana. Kalau mengakfifkan nomor internasional, bisa-bisa tagihan pembicaraan meledak. Setelah beberapa menit ada juga yang menelpon, rupanya saat perhitungan penumpang di atas bus baru ketahuan ada seekor yang tertinggal di istana.

Kamu tunggu di situ saja ya, sebentar ada bus yang lain ikut saja. Kalau ditanya tiket, sebut saja dari MaTIC (Malaysia Tourism Center), rombongan Tourism Malaysia.”

Ternyata, di bus gosip beredar. Ada yang bilang saya pura-pura tertinggal biar bisa jalan-jalan sendiri. Ada yang merasa bersalah karena tak mencari, tapi ada pula yang cuek saja karena sudah gerah kena terik matahari. Ditinggal di kuburan masih lebih bagus, setidaknya meski sepi masih ada yang dilihat-lihat. Tak seperti di sini, meski ada penjaga mereka tak berbicara sepotong kata pun. Tiba-tiba kangen ngadem di mal meski hanya ingin ke food court beli teh botol dingin. Ini kali kedua bikin heboh di Malaysia. Pertama sewaktu di Tasik Kenyir, Terengganu, saya sudah pulas di bus dan semua orang panik mencari ke sana kemari. Lucu aja sih, karena saya pulas di samping kak Danan, mungkin badan saya jadi tak tampak.

Hop on hop off Kuala Lumpur, Hoho Kuala Lumpur, bus wisata di Malaysia, double decker tour bus Kuala Lumpur, Istana Negara Kuala Lumpur

15 menit berlalu. Belum ada tanda-tanda HoHo lain datang. Saya duduk-duduk di dekat tangga turun ketika sebuah bus pariwisata berjalan pelan-pelan. Belum juga berhenti tenang, penumpangnya sudah berlarian turun. Lagi-lagi rombongan turis dari Tiongkok. Tak lama di belakangnya muncul HoHo. Saya pikir, akan masuk ke pelataran parkir dan berhenti untuk menunggu penumpang yang turun melihat-lihat. Eh, kepalanya diputar seperti mengambil ancang-ancang untuk berlalu. Tak pakai ancang-ancang, saya berlari sekencangnya menuruni tangga hingga hampir bertabrakan dengan penumpang bus pariwisata yang bergegas naik ke pelataran istana. HoHo berjalan perlahan, pintunya masih dibuka. Saya melompat sekuat tenaga, belum lagi mencari tempat untuk pegangan, pintu di belakang saya tertutup, dia melaju.

Harga Tiket (bisa dibeli di dalam bus atau pesan online)
Valid 24 jam
RM 40 Dewasa
RM19 Anak-anak (5-12 tahun)/Pelajar/Disabled

Valid 48 jam
RM74 Dewasa
RM38 RM19 Anak-anak (5-12 tahun)/Pelajar/Disabled

Online tiket pesan di http://www.myhoponhopoff.com/kl/

Saya pikir-pikir, bila ingin mengenal lebih dekat tempat baru yang kamu datangi, cobalah melepaskan diri dari kelompok berjalanmu. Nikmati sarana tranportasi publik dan keseharian yang biasa dinikmati oleh warga lokal. Jangan panik meski kamu tertinggal di satu tempat yang asing, yakin saja pasti akan ada cerita perjalanan menarik yang akan kamu jumpai. Dengan HoHo, kamu bisa turun naik di 23 titik perhentian yang dilalui hanya dengan sekali membeli tiket. Tunjukkan saja tiket bila diperiksa oleh petugas.

Hop on Hop Off Kuala Lumpur, bus wisata Kuala Lumpur, double decker tour, city tour Kuala Lumpur, istana negara malaysia, the royal palace

Selalu ada cara untuk bersyukur

Di bus, saya duduk di dek bawah, di pojok, di bangku paling belakang. Hanya itu bangku yang masih kosong. Di samping dan di depan saya, serombongan keluarga besar. Mereka mengisi penuh HoHo ini, dek atas dan bawah. Saat pemeriksaan tiket, saya beruntung disangka anggota rombongan sehingga tak ditanyai tiket sampai mereka turun di KLCC hahaha. Dalam perjalanan kembali ke MaTIC, saya iseng melihat peta perjalanan HoHo. Meski tak percaya pada romantika 13, di peta perjalanan Istana Negara adalah perhentian ke-13 dari 23 titik perhentian, saleum [oli3ve].


Selamat Jalan Usi

$
0
0

Gimana rasanya menerima kabar kepergian orang yang kamu sayangi, dikirimkan sendiri olehnya melalui WhatsApp?
Pernahkah kamu menerima gambar diri terakhir orang yang kamu sayangi terbaring kaku di dalam kotak putih yang dihiasi kain putih berenda-renda, dikirimkan sendiri olehnya?

Lalu, bagaimana bila yang mengirimkan pesan itu adalah dirimu?

SHOCK

Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMU, ke mana aku dapat lari dari hadapanMU? – [Mazmur 139:6-7]

Hujan meninggalkan jejaknya pada pucuk-pucuk rumput di sisi perhentian halte TransJakarta (TJ) Monas, berkilau ditimpa cahaya lampu kendaraan yang melintas satu-satu di sepanjang Thamrin. Sudah hampir 30 menit aku berdiri, duduk, berdiri (lagi), duduk (lagi), berdiri (lagi) dan berjalan-jalan di dalam halte tapi bus yang kunanti tak jua tampak batang hidungnya. Perhentian Monas masih terang benderang. Di depanku, beberapa calon penumpang pun masih bersetia menanti bus. Sebagian besar laki-laki, hanya aku dan seorang yang duduk-duduk di ruang sebelah dengan arah berlawanan yang perempuan.

Ragunan 24 jam, mbak,” kata seorang petugas yang mondar-mandir menenteng handy talkie di tangan kanannya sembari mengawasi pekerja yang sedang mengecat dinding-dinding halte. Sepertinya didandani untuk menyambut hari kemerdekaan.

Hari sudah sangat larut, kutengok tanda waktu yang melingkar di pergelangan tangan kanan. Jarum panjangnya menunjukkan 30 menit lagi menuju pagi ketika sebuah ambulans lewat. Suara sirenenya memecah senyap, membangkitkan sepenggal rasa yang selalu saja berusaha memanjat dari tumpukan kenangan paling bawah acap kali sirene menggegap. Ada ragu yang meriyap dari dalam hati. Rasanya enggan untuk pulang, ingin berlari ke satu tempat yang aku sendiri tak tahu ke mana? Selintas teringat padamu, pada pandangan matamu dari ruang kaca tempatmu terbaring siang tadi. Apa kabarmu malam ini? Setelah berunding dengan hati dan pikiranku sendiri, kuputuskan untuk keluar dari halte, menyeberang jalan dan menghentikan sebuah taksi yang berjalan mendekat.

Mampang, pak.”

sahabat baik, kepergian sahabat, olive bendon, decyca saune

Krakatau Mid 2010, perjalanan perdana, sebuah awal yang menautkan

Thamrin – Sudirman – Gatot Subroto – Mampang Pratapan masih ramai meski kendaraan tak rapat-rapat seperti biasanya. Dua puluh menit saja berkendara dari Monas, aku sudah sampai di depan gerbang yang telah digembok. Usai mandi kilat, minum susu hangat dan membalur tubuh dengan minyak kayu putih; aku bersiap untuk tidur. Oh, tentu, tak lupa doa singkat kurapalkan khusus untukmu. Masih sama seperti doaku waktu bangun pagi tadi, dan doa yang kami serukan sembari bergandengan tangan di ruang tunggu Dharmais siang tadi.

Sebelum beranjak mematikan lampu kamar, aku mengirimkan pesan terakhir ke Nyit mengabari diriku sudah sampai. Handphone (HP) siap-siap kusingkirkan dari pembaringan ketika sebuah pesan terlihat sedang ditulis di sebuah grup. Aku menanti dengan cemas hingga si pengirim pesan selesai menuliskan pesannya, lalu membukanya cepat-cepat dengan jantung yang berdegup kencang-kencang.

Ade sudah nggak ada yach pk 12:10 rencana dibawa ke rumah Ade.

Oh maaaaaaaak!!! Secepat inikah dirimu harus pergi? Pesan yang dikirimkan dari namamu ke grup pada Minggu 14 Agustus 2016 pk 00:20, membuat bendungan air yang kutahan-tahan di rumah sakit tadi, jebol juga. Air deras menerjang, membasahi bantal yang sengaja kupakai untuk menutup muka agar isakku tak membangunkan tetangga. Aku tahu pesan itu dikirimkan oleh kak Olla, kakakmu, yang semenjak Kamis malam memegang HP yang tak pernah kau percayakan kepada orang lain.

Di Dharmais Sabtu siang itu, aku masih menumbuhkan harap dirimu akan baik-baik saja. Paling tidak, bisa bertahan untuk mewujudkan mimpimu berkumpul dan piknik bersama. Ya, kumpul – kumpul yang sudah lama tak pernah lengkap karena masing-masing sibuk berkegiatan. Harusnya 7 Agustus kemarin kita berkumpul di rumahmu, di rumah mungil. Rencana yang kamu minta untuk ditunda karena dirimu kemping di rumah sakit (lagi). Sehabis kemping cukup lama di Carolus pada November hingga Desember lalu, beberapa kali dirimu harus beristirahat di rumah dan rumah sakit. Kegiatan jalanmu pun harus direm dulu, tak boleh terlalu capek. Jadilah beberapa kali acara kumpul-kumpul kita lakukan di rumah sakit.

Waktu berlalu sangat cepat, seperti sengaja diputar agar berlari kencang. Pikirku baru kemarin kita bersua, berjalan bersama, bercanda, tertawa, berbagi cerita, susah dan senang. Kini semua hanya tinggal kenangan yang satu-satu berlomba untuk unjuk rasa, mengingatkan pada jejak-jejak perjalanan yang pernah kita lalui bersama.

Kematian selalu meninggalkan rasa sesak. Ternyata kita makhluk yang rentan pada kenangan – [Sha Ine Febriyanti]

Sore ini kepalaku masih pening. Pening yang mulai terasa dari kemarin sore sekembali mengantarkanmu ke tempat peristirahatan terakhir. Mungkin karena kepanasan, mungkin pula karena rasaku masih terbang-terbang tak karuan. Aku teringat pesan pendeta di ibadah pelepasanmu, setiap yang bernapas satu saat pasti akan mati. Tapi kematian orang yang percaya di dalam Tuhan YESUS, tak akan pernah sia-sia. Dirimu telah tenang, tinggallah kami yang hidup yang masih harus berjuang dan mencoba untuk hidup dan berlaku baik-baik mengikuti kehendakNYA (hal yang tak mudah, kamu tahu itu).

Meski telah terbiasa menyusuri jejak sunyi, mengantarkanmu ke tempat peristirahatan dan meninggalkanmu di sana dalam sepi, berat rasanya. Namun, setiap hati harus kembali ditata untuk menerima semua yang telah digariskan untuk dijalani. Hidup ini milikNYA, napas ini dariNYA, dititipkan sesaat hingga waktuNYA kita harus kembali menghadapNYA.

sahabat baik, kepergian sahabat, olive bendon, decyca saune

Membaca namamu tertulis pada papan putih berbentuk salib, mengingatkanku pada salib berwarna sama yang sering kutengok bila mampir ke Surabaya.

Kuul, titip doa buat Opa ya,” pesanmu selalu bila aku berkabar akan ke taman peristirahatan tempat Opamu dan kawan-kawannya beristirahat. Sering sekali aku tersenyum sendiri bila mengingat itu. Mencari nomor pembaringannya, lalu duduk diam di depannya beberapa saat. Serasa berkunjung ke tempat opa sendiri, hal yang sebenarnya jarang kulakukan hahaa.

Terlalu banyak kenangan yang terangkai dalam 6 (enam) tahun ini, di setiap perjalanan seru dan penuh drama yang kita ciptakan, piknik-piknik dadakan hanya karena dirimu ingin menyiapkan masakan spesial untuk sahabat-sahabat yang engkau sayangi. Kenangan yang akan selalu tersimpan di hati, mengingatkan pada sebuah hati yang tak lelah berbagi kasih tanpa pernah mengeluh karena sakit hati.

Aku tahu, dirimu sudah tenang. Dirimu sudah bebas merdeka. Dirimu sudah tak akan pernah merasakan sakit lagi. Satu hari kita akan bertemu kembali di keabadian, bersama menjadi pemuji di Surga. Bukankah para pemuji yang dipersiapkan terlebih dahulu untuk memenuhi Surga dengan puji-pujian? Selamat beristirahat sahabat terkasih, terima kasih telah menjadi kakak yang baik dan mengisi perjalanan hidup ini, saleum [oli3ve].



Ummph! BOH ..!! Sepotong Cerita dari Secangkir Teh

$
0
0

Setelah sejam perjalanan yang disi dengan tidur-tidur ayam dari Kuala Lumpur, bus yang kami tumpangi mulai mengelindingkan roda-rodanya dari jalan beraspal yang lebar ke jalan perkebunan yang menyempit. Hamparan kebun teh di kanan jalan dengan rumah-rumah perkebunan berdinding putih dengan daun pintu dan jendelanya yang hijau pupus berdiri jarang-jarang di sisi kiri menyapa siang itu. Di depan sebuah bangunan, bus melambatkan lajunya sebelum berhenti.

Tan Chong Wee, BOH Tea Plantation, BOH tea, teh hitam, black tea plantation

Tan Chong Wee, sang manajer

Kami turun satu-satu disambut Tan Chong Wee yang bersegera mengajak kami melangkah ke salah satu bangunan di sana. Di depan pintu, sebelum jauh melangkah ke dalam ruangnya, ia membagi-bagikan penutup kepala berwarna putih pada yang tak mengenakan tudung kepala yang wajib dikenakan selama berada di dalam ruang itu. Saya meraih satu, dan memasangnya dengan menutupi rambut seperti saat hendak mandi. Setelah semua kepala tertutup, kami pun diajaknya melangkah ke ruang pabrik pengepakan BOH Tea Plantations Sdn Bhd yang dikepalainya.

BOH Tea Plantation, Teh BOH, discover selangor, eat travel write

Pabriknya bersih dan rapi ya

Aroma teh meriap dari dalam ruang. Tak banyak yang bekerja di ruang itu. Hanya 60 orang per shift (di luar pekerja di perkebunan) yang menyebar di beberapa ruang pabrik seluas 3.168 meter persegi. Pada ruang yang dibatasi dengan kaca, terlihat para pekerja menjalankan mesin-mesin mengepak teh di ruang-ruang bersekat yang diberi nama sesuai dengan kemasan teh yang dikeluarkan seperti ruang tea bag, pocket tea, atau potbag. Sedang di bagian luar, di ruang yang kami masuki, beberapa pekerja lain duduk di depan lubang mesin yang menggelindingkan paket-paket teh untuk dikemas ke dalam kardus. Jejeran mesin yang mengeluarkan teh dalam kemasan beraneka rupa itu tak terlalu sibuk untuk sebuah pabrik teh hitam nomor 1 (satu) dengan 4 (empat) juta kg teh yang diproduksi per tahun dalam 200 jenis kemasan berbeda di Malaysia.

Cameron Gold Blend, Tan Chong Wee, BOH Tea Plantation, BOH tea, teh hitam, black tea plantation

Cameron GOLD Blend

BOH terkenal dengan teh hitamnya. Satu-satunya teh yang mereka produksi, sedang jenis teh lain yang masuk ke pabrik untuk diolah dan dikemas menjadi campuran teh mereka import dari perkebunan teh lain. Menurut Tan Chong Wee, 10% teh yang mereka produksi diekspor ke Arab, Brunei, Denmark, Jepang, Jerman, Taiwan, Singapura dan Thailand sedang untuk Amerika, teh BOH dipasarkan secara online. Pabrik pengepakan BOH ini merupakan pusat pengepakan teh produksi BOH Tea Plantations Sdn Bhd, dimana semua teh yang dihasilkan dari 4 (empat) perkebunan teh BOH di Cameron Highlands (Sungai Boh, Sungai Palas dan Fairlie) serta Bukit Cheeding akan dikumpulkan ke sini untuk dikemas. Daun teh tersebut tentunya telah menjalani proses pengeringan terlebih dahulu di perkebunan asal sebelum dibawa ke Bukit Cheeding.

BOH Tea Plantation, teh tarik, teh hitam, sejarah BOH Tea, eat travel write, discover selangor

Pekerja bagian pengepakan BOH Tea Plantations

Saat yang lain asik menghirup butiran teh yang tuangkan dari bungkusnya, saya mendekati ibu-ibu yang duduk bergerombol di sebuah meja. Meminta ijin untuk mencoba mengepak bungkusan teh ke dalam plastik. Teh-teh yang telah dikemas ke dalam kardus, kemudian akan disimpan di gudang sementara menunggu jadwal pendistribusian ke pasar. Selepas melihat pengepakan teh, kami kembali ke sebuah ruang terbuka di depan perhentian bus. Di sana telah tersedia ragam teh yang telah dikemas dari BOH, siap untuk dicicipi. Karena haus, saya mencoba yang dingin terlebih dahulu, secangkir BOH Ice Tea Lemon. Ummph..! BOH banget! Rasa tehnya tak hilang oleh aroma lemon, ia sangat ringan menempel di lidah dan segar di hidung, teman yang menyenangkan untuk camilan Bakpao Jamur hangat yang dicomot dari dalam kukusan. Karena penasaran, setelah menambah secangkir lagi Ice Tea Lemon, saya mencoba mencicipi teh tarik rasa kopi yang disajikan panas-panas. Ummphh …!! memang rasa tak berdusta.

BOH Tea Plantation, BOH Tea, teh hitam, perkebunan teh malaysia

Seorang pekerja di ruang pengepakan yang tertutup

BOH didirikan oleh John Archibald (Archie) Russell pada 1929 dengan menggandeng A.B. Milne, seorang pakar teh yang sebelumnya melanglang buana di perkebunan teh Srilanka. Archie melihat peluang besar untuk berladang di Cameron Highlands setelah sebelumnya hanya usaha penambangan timah dan perkebunan karet yang dielu-elukan di Malaysia pada masa itu. Setelah kunjungan ini, saya jadi penasaran untuk mengunjungi 3 (tiga) kebun BOH lainnya di Cameroon Highlands.

Kunjungan ke BOH Tea Plantations Sungai Cheeding, Banting, Selangor adalah salah satu agenda perjalanan saat mengikuti program Eat Travel Write (ETW) Selangor International Culinary Adventure 4.0. ETW merupakan kegiatan promosi wisata Selangor yang dikemas oleh Selangor State Economic Planning Unit (UPEN Selangor) bekerja sama dengan Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia, Tourism Malaysia, dan Gaya Travel Magazine.

BOH Tea Plantation, BOH Tea, teh hitam, perkebunan teh malaysia, mushroom pao

Mushroom Pao yang enak

Dari BOH, perjalanan dilanjutkan ke Jugra mengunjungi destinasi wisata sejarah Selangor seperti Makam Sultan Abdul Samad, Muzium Insitu Jugra, Bukit Jugra, dan menikmati makan siang di pekarangan Istana Alaeddin di Kampung Bandar. Jugra pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Selangor sebelum dipindahkan ke Kuala Lumpur pada 1880, saleum [oli3ve].

Note:
Tentang Opa Archie, sepertinya akan ada kisah penyusuran jejak sunyinya, eng ing eng …  😉


Kala Rasa Diguling Babi Guling Bali

$
0
0

Jam makan siang belumlah terlewat namun lambung sedari tadi menjerit-jerit minta perhatian. Rasanya lapar sekali. Mungkin karena Nasi Pedas yang disentuh pada pagi hari tak memuaskannya sehingga ia sedikit riuh. Malas memikirkan pilihan makanan yang memenuhi hasrat lidah, kuiyakan saja saat Putu menawarkan mengisi lambung dengan Babi Guling di Gianyar yang menurutnya terkenal dan sedap rasanya (menurut kabar dari lidah-lidah yang pernah mampir di sana dan dihembuskan ke sana sini). Meski rekomendasi sarapan yang tak sesuai harapan; saya masih saja memberi kesempatan padanya untuk menunjukkan tempat bersantap yang enak di kampung halamannya. Terlebih merasakan reaksi lambung yang menggeliat kesenangan setelah sekian lama lama tak menikmati makanan satu itu, tunggu apalagi?

babi guling bali, babi guling gianyar, kuliner gianyar, kuliner bali

Bagiku, makan tak melulu harus ke tempat yang banyak didatangi orang sehingga harus menyiapkan waktu mengantre hanya demi satu bangku kosong yang tersedia untukmu bisa duduk dengan nyaman menikmati sajiannya. Rasa itu relatif, terkadang saat lidah si A mengecap enak, lidahku berkata biasa saja. Atau ketika si B memuji tempat kesenangannya yang ramai, aku memilih duduk di kedai sederhana yang tak riuh demi sebuah ketenangan dalam mengolah rasa.

Karenanya, usai menjumpai Dewa Agung Jambe di Klungkung, turunlah kami ke Gianyar. Dan karena tak ingin merusak jalinan kenangan rasa yang pernah dirasa lidah bertahun lalu pada sepiring Babi Guling Bali, kukunci hasrat dan mengenakan kaca mata kuda agar tak tergoda untuk mencicipi menu lain yang mengemuka sepanjang perjalanan menuju Pasar Gianyar. babi guling bali, babi guling gianyar, kuliner gianyar, kuliner bali

Kedai makan itu menempati sebuah ruko di depan Pasar Gianyar. 4 (empat) ruko dari kedai yang menyediakan menu Babi Guling yang katanya enak itu; Putu memarkir kendaraan. Depot Melati namanya. Di pintunya, seorang ibu berkaos merah dengan gambar VW Kodok dan tulisan besar-besar Jakarta Tempo Dulu yang sedang asik mencabik-cabik kulit punggung seekor babi yang yang tinggal setengah, tergolek di atas meja. Sebagian yang dicabik-cabik itu, sebentar lagi akan menjadi santapan siang kami. Siang itu tak ramai. Hanya ada 2 (dua) orang yang terlihat sibuk menyendok lauk dari piring di depannya. Belum sepenuhnya kami duduk, kedua orang itu buru-buru beranjak. Hmmm … cepat sekali mereka makan.

babi guling bali, babi guling gianyar, kuliner gianyar, kuliner bali

Aku memesan seporsi Nasi Campur, nasi yang ditimbun dengan kulit babi guling dan kerupuk babi yang kres .. kress kala tergigit gigi, sate lilit dan sosis babi yang bumbunya nyeresep, jeroan goreng, kuah sop yang sedikit pedas namun makjleeeb bikin mata jreeeng terlepas dari kantuk,  serta lawar yang segar, dan tentu saja sambel matah yang mantap pedesnya. Pedas yang masih bisa ditolerir saat menyentuh lidah dan lambung. Untuk menghalau pedas, pesanlah secangkir teh tawar panas, nikmati perlahan-lahan. Rasanya sungguh ajiibbb … menghempaskan rasa ke masa lampau 🙂. Tentang harga, ia tak membuat isi dompet diraup dalam-dalam. Masih pada batas yang wajar dan sesuai dengan rasa yang dinikmati koq. Untuk kali ini, aku berterima kasih pada Putu yang membawaku ke kedai sederhana dengan sejuta rasa yang berjingkrak-jingkrak usai menikmati sepiring nasi campurnya, saleum [oli3ve].


Senandika dari Bukit Jugra

$
0
0

Pernah pada satu masa aku berangan menggapai puncak menara Sultan Abdul Samad, bangunan besar nan megah yang merentang di Dataran Merdeka. Berharap sekali dapat melongok mesin pengatur waktu yang masih bersemangat berputar mengikuti pergeseran waktu, sesekali memperdengarkan dentangnya agar setiap yang mendengar tersadar meski ia bersendiri selama ratusan tahun; ia masih ada. Pun hasrat menalu tuk menikmati pergeseran detik demi detik kala kaki menjejak selangkah demi selangkah pada anak-anak tangganya. Namun, harus kusabarkan hati menanti saat untuk menapakkan kaki di dalam setiap ruangnya, menjaga agar angan tak pupus seiring berlalunya waktu. Siapa tahu aku berjodoh menjumpainya, satu hari nanti. Esok, lusa, bulan depan, tahun depan, entah kapan tetap kujaga mimpi itu.

bukit jugra, Sultan Abdul Samad, Sultan Selangor keempat, Kesultanan Selangor, History of Selangor

Pemandangan dari puncak Bukit Jugra

Hingga satu pagi ketika hasratku kututurkan padamu, wejanganmu mengalun dari sela-sela bibir yang berkomat-kamit bergantian menyeruput kopi panas yang terhidang di atas meja. Katamu, kesabaran diuji lewat perkara – perkara yang kau jumpai dalam setiap perjalanan, yang kan mengasah pikirmu dan sikapmu menjadi dewasa atau bahkan menjadi kerdil dalam pandangan. Semua itu tergantung bagaimana dirimu menyerap berita yang terhembus, menelaah bacaan yang ditawarkan pada mata dan menyaring kata lewat pendengaran. Belajarlah bersyukur atas setiap perkara yang kau jumpai dan rintangan yang harus dilalui kakimu.

Dan siang ini di Puncak Jugra, kusesap dalam – dalam aroma wejanganmu yang terhidang di hadapanku. Sabar yang kutabung sedikit demi sedikit berbuah kesempatan bersua asanya. Siapa yang akan menduga bila siang ini langkahku menjejak di bebukitan yang mendekap erat – erat kejayaan pada masanya? Di bawah kaki menara pandang yang berdiri kokoh semenjak seabad silam, pandanganku jatuh pada sebuah tongkang yang ditarik oleh perahu melaju perlahan – lahan menyusuri Sugai Langat. Ia seperti menjadi penguasa lintasan perdagangan di situ. Tak ada perahu atau tongkang-tongkang lain yang berseliweran di sana.

muzium insitu jugra, bukit jugra, Sultan Abdul Samad, Sultan Selangor keempat, Kesultanan Selangor, History of Selangor

Lamunanku berlarian ke masa lampau, kala kapal – kapal pedagang asing hilir mudik dari Selat Malaka menghampiri negeri ini. Kala tambang timah menjadi idaman setiap pendatang untuk memperbaiki kesejahteraan, semasa Gombak dan Klang menjadi bintang untuk didekap. Pada masa itu, Sultan Abdul Samad mengambil keputusan untuk memindahkan pusat pemerintahan Selangor dari Jugra ke tempat Gombak dan Klang berpadu menggapai orgasme, sebuah tepian berlumpur di Ampang; Kuala Lumpur.

Aku teringat perjalanan ke sini tadi. Selagi kendaraan yang kutumpangi tersengal-sengal mendaki, kutengok di sebelah kiri jalan, ada ratusan patok-patok sunyi berdesakan di lereng bukit. Di tengah-tengah yang berdesak-desakan itu, ada anak-anak tangga yang berderet ke puncak bukit. Tak lebar, hanya cukup untuk 2 (dua) orang saja berpapasan. Naik dan turun. Mungkin di antara mereka ada yang pernah bekerja di tambang-tambang timah di sekitar Jugra, Lukut, Klang, atau Ampang? Atau mereka yang tersisa dari yang pernah ada dan kini pun pergi. Meski ada banyak kisah yang tersimpan rapat – rapat di bukit ini, tak sempat aku turun untuk bertanya.

Muzium Insitu Jugra, rumah pasung jugra, sejarah kerajaan selangor, bukit jugra

Sel di Rumah Pasung Jugra

Kendaraanku terus saja bergegas ke puncak. Seperti seorang pelarian yang menjauh dari rumah pasung, tempat pesakitan menjalani proses hukum. Kalaulah seseorang ketahuan bersalah tentulah akan dibawa ke sebuah ruang di lantai atas rumah pasung untuk diadili. Dan bila kedapatan kesalahannya cukup berat dan tak terampunkan, tangan algojo selalu siap sedia untuk menyelesaikan perkaranya di sebuah ruang kecil di lantai bawah. Rumah pasung ini didirikan oleh Kapten Harry Charles Syers. Syers adalah kepala polisi yang mendapat mandat pertama kali untuk mengepalai kepolisian federasi Malaysia sejak Sultan Abdul Samad memberikan peluang bagi Inggris untuk menjejakkan kakinya di Selangor pada 1867 hingga melebarkan kepakan sayapnya di Malaysia.

Syers menjejak di Klang pada 1875, tiga tahun kemudian dia membangun sebuah kantor di kaki Bukit Jugra yang lebih dikenal sebagai rumah pasung. Sekarang, tempat itu telah dibenahi menjadi Muzium Insitu Jugra. Bila kamu berkunjung dan merasakan sesuatu yang menggeliik rasamu, diamkan saja.

Makam Sultan Abdul Samad, Makam Raja Selangor, Makam Jugra

Peristirahatan Sultan Abdul Samad

Sadarku kembali pada satu Minggu pagi saat memandangi menara Sultan Abdul Samad, bangunan yang dibangun semasa Inggris berkuasa di Malaysia itu dirancang oleh AC Norman dan dikerjakan selama 4 (empat) tahun sejak 3 September 1894 hingga diresmikan pada 4 April 1897 dengan nama sesuai nama Sultan Selangor yang bertahta pada saat itu. Tiga bulan kemudian, Syers menyerah pada amukan kerbau yang menanduknya secara bertubi – tubi sewaktu berburu di Pahang. Sedang Sultan Abdul Samad yang bertahta selama 41 tahun, mangkat setahun kemudian pada 6 Februari 1898 dan dimakamkan di peristirahatan diraja di Jugra.

makam sultan selangor, makam sultan abdul samad, bukit jugra, Sultan Abdul Samad, Sultan Selangor keempat, Kesultanan Selangor, History of Selangor

Komplek pemakaman Diraja Sultan Selangor

Usai sebelas hari perkabungan, Raja Sulaiman diangkat menjadi Sultan Selangor dengan gelar Sultan  Alauddin Sulaiman Shah. Baginya, ia membangun 2 (dua) istana: satu di Klang sebagai istana resmi kerajaan, tempat segala titah dipancarkan dan satu tempat peristirahatan di Jugra agar senantiasa bisa berdekatan dengan kaumnya. Di pelataran Istana Bandar Jugra itu kunikmati santap siangku sembari membayangkan riuhnya kota ini dahulu.

Sebelum beranjak dari Bukit Jugra, lamat – lamat kususuri lekak – lekuk Sungai Langat hingga ke bibir Selat Malaka. Senandika! bertekunlah pada keyakinan hatimu; pernah pada satu masa IBU melayari perairan itu, saleum [oli3ve].


Singapura yang Kurindukan

$
0
0

Pertemuan tak sengaja dengan Opa Archie di perkebunan teh BOH Sungai Cheeding, Kuala Langat bulan lalu bangkitkan inginku untuk pergi ke Singapura setelah lebih 5 (lima) tahun tak pernah bertandang ke kota itu. Kubuka – buka lagi catatan yang pinggiran kertasnya mulai menguning karena dibiarkan tertelungkup cukup lama dalam map yang berdebu, lama tak disentuh. Catatan – catatan yang selalu menarik untuk dibaca berulang.

fort siloso, singapore, tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura

Fort Siloso

Bila dipikir – pikir, sudah terlalu lama kuurungkan niat untuk kembali ke Battle Box. Meredam keinginan tuk hening sesaat di Fort Siloso yang gerbangnya telah tertutup rapat petang itu saat langkah tergesaku berhenti di depannya. Sedikit kecewa tentu saja. Tapi aku harus banyak belajar mengendalikan inginku agar tak mendahului inginMU. Menakar hasratku agar tak lekat pada egoku semata.

Aku percaya DIA telah mengatur rejeki setiap pejalan untuk mengikuti panggilan jiwanya, menikmati perjalanannya dan dengan caranya sendiri – sendiri berbagi cerita perjalanannya. Meski tetap saja, harus bisa menenangkan hati agar tak menyimpan iri kala melihat gambar dan cerita perjalanan mereka lalu lalang setiap hari di linimasa. Aku bertekun pada rinduku akan Singapura. Jika kemudian ia merebak ke permukaan bukan karena ingin bermain – main di taman bermainnya yang membuat banyak hasrat ingin pergi ke sana. Bukan pula untuk berbelanja di gerai – gerai yang menawarkan banyak potongan harga. Sekadar cuci mata tak mengapa, tapi untuk membuka dompet aku enggan terkecuali di gerai buku; aku sering jatuh.

fort siloso, singapore, tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura

Seberapa berat bebanmu?

Lama sebelum bersua Opa Archie; Oma Maria Dyer sudah mengingatkanku saat kami berjumpa di George Town agar segera merencanakan perjalanan ke Singapura. Oma Maria ingin sekolahnya ditengok. Tapi aku masih saja menundanya hingga siang itu Opa Archie menyindirku sebagai pejalan yang terlalu banyak pertimbangan. Sekarang, tidak lagi. Kuputuskan destinasi perjalanan kontemplasi ketigaku kali ini sedikit menjauh dari rumah, Singapura.

Tiga tahun ini, setiap usiaku bertambah pendek setahun, aku menghadiahi diri sendiri sebuah perjalan kontemplasi dengan menepi di satu tempat agar lebih lekat padaNYA. Tak harus pergi jauh – jauh karena yang utama adalah menyiapkan hati untuk dibersihkan olehNYA. Aku pun harus bijak mengambil tawaran perjalanan yang dilakukan di jelang Desember saat jadwal bermain dengan nada di rumahNYA memadat. Mesti pintar – pintar berbagi waktu. Sudah beberapa kali aku dibuatNYA jatuh bangun ketika mencoba mangkir. Tapi dengan sabar diajarNYA aku tuk selalu mendahulukan kehendakNYA dan mengesampingkan kesenangan hatiku. Aku tak ingin kena jewer terus – terusan. Pilihanku belajar bersetia meski tak mudah untuk menahan goda, akhir pekanku kudedikasikan untukNYA. Sesekali DIA memberi lampu hijau untukku bisa berjalan – jalan di akhir pekan, tentu saja dengan konsekuensi yang harus kupertanggungjawabkan. Karenanya, bagiku lebih baik melakukan perjalan di tengah minggu saat sebagian besar pejalan disibukkan pekerjaan di kantor.

Sebelum timbang – menimbang membuatku bimbang, kuputuskan untuk segera mencari tiket pesawat murah pergi pulang Jakarta – Singapura lewat Tiket2.com. Aku cukup sering membuka laman itu untuk mencari tiket murah. Jika keberuntungan sedang berpihak padamu, tak mustahil akan mendapatkan tiket dengan harga yang sesuai bujet dan jadwal perjalananmu. Harus pintar – pintar pula untuk mencari waktu di mana tak banyak orang bepergian, sehingga kesempatan untuk mendapatkan bangku promo lebih besar.

tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura, tiket pesawat promo, tiket pesawat murah

tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura, tiket pesawat promo, tiket pesawat murah

Dari hasil mencari dan mencocokkan tanggal perjalanan, aku memilih mengambil tiket penerbangan sesuai dengan jadwal di atas. Untuk sekali jalan harganya 309 ribu. Selain harganya masuk akal, aku masih memiliki voucher tiket pesawat sejumlah 750 ribu yang bisa digunakan untuk membayar tiket pesawat promo tersebut. Murah bukan? malah masih bersisa vouchernya.

battle box singapore, battle box, tujuan wisata singapura, tiket murah ke singapura, tiket pesawat promo, tiket pesawat murah

Morning Briefing di Battle Box

Karena tiket sudah di tangan, mau tak mau agenda perjalanan pun wajib disiapkan dari sekarang walau kadang saat berjalan agendanya tak dilirik karena langkah kaki mengikuti keinginan hati saja. Battle Box dan Fort Siloso tentu saja akan menjadi tujuan untuk digapai, pun rasa penasaran akan Chieko Tanaka, dan keinginan ke Kranji War Cemetery, serta beberapa destinasi lain yang jejaknya ingin kususuri. Namun, karena ini perjalanan kontemplasi, aku hanya ingin menikmati perjalananku sendiri tanpa kamu perlu tahu di mana dan ke mana aku berjalan serta dengan siapa aku akan bertemu. Yang pasti akan kucoba mengatur waktu pertemuan dengan Dr Lim Su Min, mana tahu aku beroleh kesempatan berbagi cerita dengan beliau di Bukit Brown. Mungkin dirimu akan bertanya, siapa pula lelaki ini? Kamu harus belajar sedikit bersabar. Ijinkan aku melepas rinduku pada Singapura, nanti akan kuceritakan tentangnya sepulang berkontemplasi, saleum [oli3ve].


Kangen Ko Acia

$
0
0

Kangen?
Ko Acia?
Mantan, pacar atau calon, Lip?

Keseringan main – main di tempat sepi, membuat banyak orang selalu penasaran siapa saja yang bersua, bergaul terlebih yang dekat – dekat dengan Tukang Kuburan. Termasuk kamu kan? Setiap kali ada nama lawan jenis yang sengaja atau tak senagaja tercetus; pasti deh pada kasak – kusuk. Saya berkenalan dengan Ko Acia ditemani dua kawan sepulang ibadah di Minggu lalu. Perkenalan yang disebabkan termakan rayuan promosi dari media sosial. Buang jauh – jauh imajinasimu akan biro jodoh meski Ko Acia punya usaha biro jasa; yang diurusnya STNK dan SIM.

Es Campur Ko Acia, Es Campur Mangga Besar, Es Campur Enak, Es Campur di Jakarta

Es Campur Ko Acia, sejak 1980

Ko Acia membuka usaha di daerah Mangga Besar, Jakarta Pusat. Sangat mudah untuk dijangkau dengan kendaraan umum TransJakarta maupun pribadi meski kemarin sempat bertanya pada mas – mas yang lagi bersih – bersih jalan di depan Rumah Sakit Husada agar yakin tak salah jalan. Tapi rupanya mas – mas itu belum pernah bersua Ko Acia, dengar namanya saja ia asing. Padahal mereka hanya terpisah jarak tak lebih dari 10 langkah panjang – panjang orang dewasa. Beruntunglah kami saat masuk ke jalan kecil di seberang rumah sakit, plat seng dengan tulisan berwarna merah menyala yang disampirkan di batang pohon sebagai penanda kedai langsung terlihat dari jauh.

Makin dekat ke kedainya, semakin deg – degan, semoga saja tak ada yang mengenali muka saya di tempat ini. Kedai itu tak luas. Hanya ada sebuah meja kecil yang sedikit rapat ke dinding dengan tiga bangku kayu yang tak terlalu panjang diletakkan di dekatnya. Bila diduduki berdempetan, hanya bisa muat untuk 9 (sembilan) orang dengan panggul berukuran sedang saja. Di depannya disisakan ruang kecil untuk berlalu – lalang pelanggan yang usai menikmati jasanya serta buat asistennya mondar – mandir mengangkat piring dan gelas kotor untuk dibersihkan di belakang kedai.

Es Campur Ko Acia, Es Campur Mangga Besar, Es Campur Enak, Es Campur di Jakarta

Es Campur Ko Acia yang ngangenin

Petang itu, kedai Ko Acia lengang. Hanya ada seorang lelaki muda yang duduk – duduk sendiri asik dengan handphone di tangan. Tak lama, sebuah mobil sedan berhenti dan parkir di depan kedai. Sepasang muda – mudi turun dan melangkah ke dalam kedai dengan muka plangak – plongok. Dari lagak lakunya, mereka juga pelanggan yang baru muncul di kedai itu. Semua yang masuk ke dalam kedai berparas oriental, jadilah kami bertiga yang berwajah dan kulit eksotik menjadi pusat perhatian.

Campur tiga, Ko.”
Eee … gw kacang merah aja deh.”
Encik yang berdiri di belakang Ko Acia nyamber,”Campur juga ada kacang merahnya koq.”
Ko Acia diam saja, tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Tangan kirinya bergegas mengambil mangkuk, sedang tangan kanan mengepit sendok melamin besar.
Yaudah, gw campur juga.”

Kami duduk berbagi bangku panjang di luar kedai, di depan gerobak Ko Acia sehingga leluasa melihatnya menyiapkan permintaan kami. Bila  tak salah menghitung, ada 7 (tujuh) wadah plastik ukuran besar dan kecil yang berisi bermacam makanan serupa agar berwarna – warni. Setelah diperhatikan dari dekat ternyata isinya ada cincau, agar – agar, cendol, selasih, puding, potongan kelapa muda dan leci. Ada pula panci sedang berisi bubur kacang hijau, bubur kacang merah, air gula merah serta santan. Lalu di pinggir – pinggirnya ada botol – botol plastik kecil berisi susu kental manis, air gula, dan sirup.

Es Campur Ko Acia, Es Campur Mangga Besar, Es Campur Enak, Es Campur di Jakarta

Mas – mas dari Qatar aja nyari Ko Acia

Selama menyiapkan pesanan tak sekali pun Ko Acia buka mulut. Mukanya sangat serius, tarikan senyumnya saja sangat langka. Tapi sajian yang diramu dari tangannya telah membuat saya jatuh hati dan kangen Es Campur Ko Acia. Meski petang itu perut masih padat usai diisi dengan Ayam Gulung, Kangkung Hot Plate dan Gurame Asam Manis yang seporsinya banyak beneeeeer walau dimakan berempat; masih ada ruang untuk menuangkan semangkuk Es Campur Ko Acia yang nikmatnya keterlaluan ini.

Es Campur Ko Acia
Jl Dwiwarna Raya (seberang Rumah Sakit Husada)
sebelum Sekolah Santo Yoseph
Mangga Besar, Jakarta Pusat
HP 0822-13557-9961 atau 0856-1128-296

Selain Es Campur, ada 31 menu lainnya yang bisa kamu pilih untuk dinikmati. Bila kamu penasaran ingin berkenalan dengan Ko Acia, dengan menggunakan TransJakarta koridor satu jurusan Blok M – Kota; berhentilah di halte Olimo dan berjalan ke kanan, ke arah hotel Mercure sampai bertemu mulut Jl Mangga Besar Raya. Berjalanlah sedikit saja ke jalan itu hingga bersua Indomaret, nanti kamu akan menjumpai angkot – angkot yang putar haluan. Naiklah angkot itu dan minta diturunkan di depan Rumah Sakit Husada. Jangan lupa, sampaikan salam saya pada Ko Acia bila kamu mampir di kedainya. Setelah bersua dan kamu pun kangen Ko Acia, ajaklah saya bersamamu, saleum [oli3ve].


Viewing all 398 articles
Browse latest View live