Saya mengenal Shah Alam ketika hendak berangkat mengikuti Eat Travel Write (ETW) 3.0 Selangor April lalu. Namanya tercantum di dalam agenda kegiatan sebagai salah satu destinasi yang akan dihampiri. Di hari pertama ETW, kami beranjak dari pelataran Malaysia Tourism Centre (MATIC), Kuala Lumpur ke Bangunan Sultan Salahuddin Abdul Azis Shah di Shah Alam sebagai tempat peluncuran program ETW 3.0. Lalu, di penghujung acara, pada hari keempat, kami kembali lagi ke kota itu untuk makan malam.

Selamat Datang di De Art Seksyen 19 (dok. Hotel De Art)
Jujur, saya buta dengan kota ini. Cuma tahu sebatas dirinya adalah ibukota Selangor berdasarkan maklumat Sultan Selangor pada 7 Desember 1978. Itu pun hasil bertanya ke Eyang Gugel menjelang keberangkatan. Tak berpikir untuk mencari informasi tempat-tempat seru di sini karena sedari awal yakin banget tak akan tinggal di Shah Alam. Jadi, meski di hari pertama ETW, Shamsoul sudah mengenalkan saya dengan Alia Nazlia, Public Relation Manager De Art, hotel yang nantinya akan saya inapi, namun otak saya sepertinya belum on. Lucunya, selama berkegiatan, saya pun nggak kepikiran untuk bertanya lebih detail kepada Alia tentang tempat kerjanya selain makan, jalan dan tidur eh maksudnya hmm … makan, jalan dan menulis (di dalam mimpi zzz … zz ..) #uppsss. Yaa, saya baru ‘ngeh De Art, tempat untuk beristirahat semalam selepas ETW itu adanya di Shah Alam pada saat turun dari Fraser’s Hill.
Malam itu, saya ‘nginap bersama Anazkia yang katanya masih mau jumpa dengan Ibunya (nggak tahunya dia mendrama dengan jadwal perjalanannya haha … ) dan akan dijemput esok hari sama saudaranya. Selepas makan malam di Eat and Repeat, sebagian peserta sudah pamit dan tak melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur (KL) termasuk saya dan Anazkia. Kami memindahkan barang ke kendaraan Alia, dan ‘nebeng ke De Art Seksyen 19. Di perjalanan, karena di beberapa simpangan melihat tulisan Seksyen 5, 6 dan seterusnya; saya baru tahu kalau pembagian wilayah di Shah Alam berdasarkan section atau bahasa setempat disebut seksyen, semacam kelurahan mungkin ya kalau di Indonesia. Ketahuan banget kan dudulnya?
De Art Seksyen 19 baru dibuka November 2015 lalu. Hotel kedua yang dikelola oleh De Art setelah cabang sebelumnya beroperasi di Seksyen 7. Hotelnya kecil saja. Hanya tersedia 33 (tiga puluh tiga) pilihan kamar artistik dengan tema berbeda di setiap tipe kamar Art Single, Art Queen, Art Twin, Art Queen Deluxe, Art Twin Deluxe, Art King Deluxe dan Art Family. Ketika awal memesan kamar, kita bisa memilih mau kamar dengan tema apa. Mau tidur di The Horse & The Barn, Swimming With Dolphin, Hedwig’s Letter, Harry’s Car, Star Dust, Leaning Tower of Pisa, The Snails Trail, atau menikmati A Night in Safari? Kami menempati Art Queen Deluxe yang dindingnya dihiasi lukisan kuda dengan istalnya sehingga serasa tidur di ranch. Untungnya nggak kaget saat terbangun dan mendapati ada kuda ‘nyengir di sisi pembaringan hahaha.

Art Queen Deluxe (dok. Hotel De Art)

Art King Deluxe (dok. Hotel De Art)
Setiap kamar dilengkapi dengan AC, TV layar datar dengan saluran satelit, sambungan nirkabel yang memudahkan tamu untuk selalu terkoneksi dalam jaringan (daring), peralatan untuk menyeduh kopi dan teh. Air pancuran panas dingin serta perkakas untuk mandi seperti handuk, sabun dan shampo pun tinggal pakai. Jika ingin melicinkan baju yang kusut, meja seterika tersedia di lantai 1 (satu). Beruntung banget, ditempatkannya di dekat kamar jadi nggak perlu jauh-jauh bawa kemeja kusut.
Di De Art, dinding antar ruang dari lantai dasar hingga lantai 2 (dua) dihiasi mural. Saat melangkah ke dalam lobi di lantai dasar hingga hendak beranjak ke lantai 1 (satu), tamu akan disuguhi suasana kota kecil di Perancis yang dilengkapi dengan ornamen menara Eifel di dalam lift.

Kamar mandi (dok. Hotel De Art)
Menurut Alia, bagi tamu yang ingin melancong, ada beberapa destinasi wisata yang tak jauh dari hotel seperti Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz, I-City, Panasonic Sport Center Shah Alam, Extreme Park, Sunway Lagoon Theme Park, Bukit Cahaya Taman Pertanian dan Wet World Shah Alam. Sedang untuk yang senang berbelanja mampirlah ke Kompleks Ole-ole di Sekyen 18, SACC Mall, Plaza Alam Sentral, Plaza Shah Alam, Pusat Konvensyen IDCC, AEON Bukit Raja dan Setia City Mall. Untuk kuliner, ada banyak tempat makan di Seksyen 7 yang bisa didatangi. Tapi bila sekadar mencari kebutuhan harian, di sebelah hotel ada swalayan 99 Speedmart yang buka hingga pk 22.00. Karena malam itu cuma ingin bermalas-malasan saja di dalam kamar, kami hanya keluar hotel sebentar untuk mencari pemuas lidah saat perut mendadak merintih tengah malam di Restoran De Maju, sebuah rumah makan India yang buka 24 jam kurang lebih sepuluh langkah di belakang hotel.

Sarapan saya pagi itu
Hotel De Art
No. 2, Jalan Nelayan 19/D, Seksyen 19, 40300 Shah Alam
Selangor, Malaysia
Telepon:+60 3-5888 7090
Website: http://hoteldeart.com.my/
Saat menginap di hotel, kita kan terbiasa sarapan dengan sajian prasmanan dan beragam pilihan makanan. Nah, De Art sedikit berbeda. Di ruang makan yang tak terlalu lega, hanya ada 5 (lima) meja kayu bulat yang masing-masing ditemani 4 (empat) bangku. Pagi itu menu utamanya berupa kue tradisional dan bihun goreng yang ditempatkan di dalam wadah sterefoam yang di luarnya diberi nomor kamar dengan pesan,”Place your number in the BOX.” Artinya, tamu yang sudah mengambil jatah sarapan akan ketahuan dari nomor makanan yang sudah diletakkan di dalam kotak nomor di samping tumpukan wadah makanan tadi. Untuk pelengkap sarapan, tersedia roti dan sereal serta minuman panas berupa Susu Coklat, Kopi dan Teh.

Camilan di malam hari😉
Usai sarapan, Anazkia bergegas meninggalkan De Art lebih awal karena dijemput saudaranya sedang saya masih setia bermalas-malasan di kamar hingga dijemput Alia ke De Art Seksyen 7 untuk makan siang di Hailam Kopitiam. Setelah kenyang ngobrol dan makan, Alia mengantarkan saya ke Stasiun Shah Alam. Siang itu saya bersendiri pulang ke KL dengan menumpang KTM. Selama 1 (satu) jam duduk manis sepanjang perjalanan Shah Alam ke KL Sentral, saya menikmatinya dengan menabung mimpi, Agustus nanti bila berkesempatan kembali ke Selangor, tak akan melewatkan untuk berdiam di Raja Tun Uda Library, saleum [oli3ve].
